NovelToon NovelToon
GURU CANTIK UNTUK TUAN MUDA

GURU CANTIK UNTUK TUAN MUDA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest / Perjodohan / Cintamanis / Patahhati
Popularitas:4M
Nilai: 4.8
Nama Author: poppy susan

Akila Citra Kirana seorang Guru cantik Sekolah Dasar terpaksa harus menikah dengan seorang Pengusaha muda yang tampan namun sangat angkuh dan kejam.

Raffael Abraham seorang Pengusaha muda yang mempunyai prinsip tidak ingin menikah setelah calon istrinya meninggal akibat kecelakaan.

Akankah kehidupan Akila bahagia ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengambil Keputusan

📚

📚

📚

📚

📚

Satu minggu sudah, Ibu Ami meninggalkan Aqila dan selama itu pula Aqila tidak henti-hentinya meneteskan airmatanya, apalagi sekarang Aqila hanya tinggal sendiri dirumahnya.

Setelah sekian lama berpikir, akhirnya Aqila sudah mengambil keputusan dan ini memang yang terbaik untuk Aqila.

Keesokkan harinya....

Aqila pergi ke sekolah menggunakan taxi online, sesampainya di sekolah Aqila langsung menuju ruangan kepala sekolah.

Tok..tok..tok..

"Selamat pagi Pak!!"

"Selamat pagi Bu Aqila, mari masuk dan silakan duduk."

"Terima kasih Pak."

"Ada apa ini, pagi-pagi Ibu Aqila sudah datang ke ruangan saya?" tanya Pak Gustav.

"Begini Pak, sepertinya saya akan menyetujui penawaran Bapak tentang program GGD yang digagas oleh Pemerintah," seru Aqila.

"Apa? anda serius Bu Aqila?" sahut Pria paruh baya itu sembari membenarkan posisi duduknya.

"Iya Pak, setelah saya pikir-pikir lebih baik saya ikut program GGD itu itung-itung untuk menenangkan diri juga Pak."

"Tapi, apa Tuan Raffa mengizinkan anda untuk pergi?" tanya Pak Gustav.

"Saya dan Mas Raffa akan bercerai Pak, jadi saya tidak ada alasan lagi untuk tidak ikut program itu."

Pak Gustav tampak berpikir sejenak dan merasa kasihan juga kepada Guru muda itu, sudah tidak memiliki orang tua sekarang dia juga akan bercerai dengan suaminya.

"Tapi Pak, saya punya satu permintaan kepada Bapak."

"Permintaan apa Bu Aqila? bicaralah, saya sudah menganggap kamu seperti anak saya sendiri jadi kamu jangan sungkan-sungkan."

"Jika nanti saya sudah ditempatkan di suatu daerah, saya mohon kepada Bapak jangan sampai ada orang lain yang tahu kemana saya pergi, apalagi kepada Eyang dan Mas Raffa."

"Tapi Bu Aqila, bagaimana kalau Eyang Puteri memaksa ingin tahu?" tanya Pak Gustav.

"Bapak tinggal bilang saja tidak tahu, saya mohon Pak saya hanya ingin menenangkan diri saya sendiri," sahut Aqila dengan tatapan memohon.

"Baiklah Bu Aqila, kalau itu memang keinginan anda, saya akan hormati keputusan anda."

"Terima kasih Pak, kalau begitu saya kembali mengajar dulu Pak."

"Iya, sama-sama Bu Aqila."

Fathir yang dari tadi mendengarkan pembicaraan antara Aqila dan Pak Gustav dengan cepat pergi karena takut ketahuan oleh Aqila.

Sementara itu di sebuah caffe, Raffa terlihat sedang menunggu seseorang.

"Sorry telat," seru Jino dan langsung duduk dihadapan Raffa.

"Tidak apa-apa."

"Lo mau bicara apalagi sama gue?" tanya Jino ketus.

"Tolongin gue Jino, hanya lo satu-satunya orang yang bisa bantuin gue."

"Lo mau gue bantuin apa? masalah Aqila?" tebak Jino.

"Gue nyesel Jin, sekarang gue baru menyadari kalau gue mencintai Aqila tapi gue juga bingung Clarissa sama Mama Mirna terus saja mendesak gue buat cepat-cepat nikahi Clarissa."

Jino menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi, Jino bingung harus bicara apa.

"Jujur, dari awal gue memang penasaran sama yang namanya Clarissa sepertinya ada yang tidak beres dengan wanita itu, begini saja kalau memang lo merasa bersalah, menurut saran gue lo nikah secara siri dulu dengan Clarissa tapi lo harus ingat, gue minta sama lo setelah lo nikah dengan Clarissa, lo jangan sentuh dia apalagi berhubungan dengan dia, soalnya gue sama Rey sedang menyelidiki latar belakang dia dan setelah anak itu lahir kita langsung tes DNA," jelas Jino panjang lebar.

"Tapi saat ini Aqila sangat membenci gue Jin, bahkan bertemu dengan gue pun dia tidak mau," sahut Raffa frustasi.

"Itu salah lo sendiri, dari awal Aqila itu wanita yang tulus dan baik bahkan gue juga sangat iri sama lo, andai saja gue orang yang lebih dulu bertemu dengan Aqila, tidak akan gue sia-siakan dia," goda Jino.

"Sialan lo, awas saja kalau lo berani rebut Aqila dari gue," seru Raffa.

"Santai Raff, lo tidak usah ngegas gue bukan seorang pengkhianat justru gue bakalan bantuin lo supaya lo bisa mendapatkan kebahagiaan lo sendiri, tapi menurut gue sebelum lo memperjuangkan Aqila, lo harus buang jauh-jauh rasa dendam lo. Masa lalu biarlah menjadi kenangan, sekarang lo harus melangkah maju demi menggapai kebahagiaan lo."

"Benar juga yang lo bilang Jin, gue selama ini terlalu mengurung diri dengan masa lalu tanpa gue sadari ternyata ada Bidadari dihadapan gue yang sudah gue abaikan."

"Gue cuma mau bilang sama lo, selama ini Aqila sudah berjuang buat lo jadi hargailah perjuangannya karena jika dia lelah, dia akan menyerah dan lo bakalan merindukan perjuangannya itu, hargailah selagi Aqila masih ada di kehidupan lo jangan sampai kepergian Aqila yang akan menyadarkan lo. Sekarang keputusan ada di tangan lo, gue akan selalu mendukung semua keputusan lo apapun itu."

"Terima kasih Jin, lo memang sahabat terbaik gue."

Setelah ngobrol, kedua pria tampan itu memutuskan untuk kembali ke Kantor masing-masing.

Selama dalam perjalanan, Raffa terus saja memikirkan ucapan Jino. Sahabatnya itu memang paling bisa memberikan saran, Raffa memutuskan untuk melewati sekolah dulu, tidak tahu kenapa Raffa serasa rindu dengan wajah Aqila.

Raffa menghentikan mobilnya di seberang sekolah, kebetulan saat ini Aqila sedang mengajar olahraga di lapangan. Tanpa Raffa sadari, Raffa tampak menyunggingkan senyumannya.

"Cantik, kenapa aku baru menyadari kalau aku mempunyai istri secantik kamu, maaf aku sudah membuatmu menderita," gumam Raffa.

Raffa pun kembali menuju Kantornya, sementara Aqila baru saja selesai mengajar olahraga dan saat ini terlihat duduk selonjoran di bawah pohon samping lapangan dengan menyeka keringatnya.

Tiba-tiba Fathir datang dan mengasongkan air mineral kepada Aqila.

"Terima kasih Fathir."

Fathir duduk di samping Aqila....

"Aqila, apa kamu mau ikut dalam program GGD itu?" tanya Fathir.

"Iya Thir, aku sudah memikirkannya matang-matang dan mungkin ini jalan terakhirku untuk bisa melupakan sejenak permasalahan hidupku selama ini, aku ingin menyendiri dulu Thir," sahut Aqila.

"Aku sudah mengajukan diri untuk mengikuti program GGD itu dan aku juga akan ikut bersamamu."

"Apa? serius kamu Thir?" tanya Aqila tidak percaya.

"Iya, tadi aku sudah mengajukan surat pengajuan kepada Pak Gustav dan Alhamdulillah pengajuanku di acc, soalnya kata Pak Gustav memang dari setiap sekolah mengirimkan dua Guru terbaiknya."

Aqila hanya tersenyum...

"Sebenarnya alasan utamaku untuk ikut adalah supaya bisa menjaga dan melindungi kamu, aku tidak tega membiarkan kamu pergi sendirian apalagi ke daerah pelosok," ucap Fathir.

Sejenak Aqila dan Fathir saling pandang, hingga akhirnya Aqila lebih memilih membuang pandangannya ke sembarang arah.

***

Waktu berjalan dengan cepat, hari ini Raffa terpaksa harus menikahi Clarissa. Raffa mengikuti saran Jino kalau dia menikah secara siri, dan untung saja Clarissa mau menyetujuinya karena Raffa mengatakan kalau Raffa belum bercerai dengan Aqila.

Aqila yang mendengar berita pernikahan Raffa merasa sakit, lagi-lagi Aqila harus menangis oleh Raffa. Begitu pula dengan Eyang, dia hanya diam di kamarnya dan menangis.

Setelah ijab kabul diucapkan, Raffa membawa Clarissa ke kamar tamu.

"Sayang, apa ini kamar kamu? kenapa kamarnya biasa saja?" tanya Clarissa dengan memperhatikan setiap sudut kamar itu.

"Ini kamar tamu, kamu tidur disini saja," sahut Raffa dengan dinginnya.

"Lho kok aku tidur di kamar tamu sih bukannya tidur di kamar kamu Mas?" seru Clarissa.

"Clarissa, kamu juga kan tahu kalau aku belum bercerai dengan Aqila jadi kamar aku masih ditempati aku dan Aqila, jangan minta macam-macam kamu sudah untung aku tidak menempatkan kamu di kamar pembantu," bentak Raffa.

Clarissa hanya bisa diam dan menundukan kepalanya, dia tidak menyangka kalau Raffa bisa berubah seperti ini. Clarissa pikir dia akan bahagia setelah menikah degan Raffa dan bergelimang harta tapi nyatanya Raffa malah berubah.

Raffa meninggalkan Clarissa sendirian dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya sendiri. Raffa duduk di sofa tempat Aqila biasa tidur, diambilnya selimut minion kesukaan Aqila dan diciumnya selimut itu masih menempel wangi tubuh Aqila disana.

"Maafkan aku Aqila, maaf."

Akhirnya Raffa tidur di sofa itu dengan memakai selimut Aqila.

Keesokan harinya....

Eyang, Raffa, dan Clarissa sedang sarapan bersama...

"Mas, mau sarapan apa? biar aku ambilin," seru Clarissa.

"Tidak usah, aku bisa ambil sendiri," ketus Raffa.

Eyang tidak bicara sama sekali, sementara Raffa tampak melamun mengingat saat-saat masih ada Aqila di rumah. Tanpa diminta pun Aqila dengan sigap mengambilkan makanan untuk Raffa, dia tidak peduli makanan itu mau dimakan atau tidak oleh Raffa.

"Eyang, Raffa berangkat dulu ke Kantor."

"Lho Mas, Mas kan belum sarapan," seru Clarissa.

"Aku sarapan di Kantor saja."

"Mas, mulai sekarang aku ga mau kerja lagi ya soalnya diawal-awal hamil seperti ini aku suka pusing dan mual," rengek Clarissa dengan manjanya.

"Terserah."

Raffa mencium punggung tangan Eyang dan pergi menuju Kantor tanpa memperdulikan Clarissa. Begitu pun dengan Eyang, langsung meninggalkan meja makan karena merasa tidak selera makan kalau ada wanita seperti Clarissa.

"Dasar Nenek tua tidak berguna, kenapa dia tidak mati saja ya pas waktu penyakit jatungnya kumat, kan aku bisa bahagia tinggal di istana seperti ini dengan fasilitas lengkap dan mewah, kalau begini caranya aku bisa betah tinggal di rumah," gumam Clarissa dengan senyumannya.

Sedangkan Raffa, selama dalam perjalanan Raffa melihat tangannya sendiri dia ingat dengan Aqila, setiap dia mau berangkat ke sekolah dia selalu mencium punggung tangannya tidak peduli Raffa mengacuhkannya.

Bayangan-bayangan Aqila terus saja berputar diotaknya, bahkan setiap pagi tanpa diminta pun Aqila selalu menyiapkan segala keperluan Raffa.

"Rey, kita ke rumah Aqila dulu," seru Raffa.

"Baik Tuan."

Raffa hari ini rindu sekali kepada Aqila, walaupun saat ini Aqila sangat membencinya tapi Raffa tidak patah semangat dia akan terus memperjuangkan Aqila, sudah cukup dulu Aqila bertaha dengan keangkuhan dan kekejamannya sekarang giliran Raffa yang melakukan semua itu.

Raffa menyuruh Rey untuk memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumah Aqila tapi masih tetap bisa melihat Aqila. Baru saja sepuluh menit Raffa menunggu, terlihat Aqila keluar dari rumahnya dengan menggunakan pakaian biasa.

"Lho, kok Aqila tidak memakai baju Gurunya, mau kemana dia?" gumam Raffa.

Tidak lama kemudian, taxi online tiba dan Aqila segera masuk ke dalam taxi online itu.

"Rey, ikuti Aqila."

"Siap Tuan."

Raffa sangat penasaran, mau kemana dia pagi-pagi seperti ini. Aqila hari ini izin tidak masuk ke sekolah karena Aqila ingin berpamitan dulu kepada Ibunya.

Tidak lama kemudian, Aqila sampai di sebuah pemakaman umum, dengan cepat Aqila keluar dari dalam mobil dan tidak lupa Aqila membeli dulu bunga yang di jual didepan pemakaman.

Raffa hanya melihat dari dalam mobilnya, Aqila sampai di depan makam Ibunya.

"Assalamualaikum Ibu, Ibu Aqila hari ini datang untuk berpamitan sama Ibu karena Aqila sebentar lagi akan pergi ke suatu daerah terpencil mengikuti program pemerintah, mungkin Aqila akan pergi dengan waktu yang sangat lama entah kapan Aqila bisa pulang lagi kesini, Aqila cuma mau minta izin dan minta maaf kalau Aqila tidak akan kesini lagi, tapi Aqila janji suatu saat nanti kalau Aqila kembali, Aqila akan langsung menemui Ibu, apa Ibu bersedia menunggu Aqila," seru Aqila dengan airmata yang sudah membasahi pipinya.

"Aqila ingin sedikit menenangkan pikiran dulu Bu, beban hidup Aqila terlalu berat kalau Aqila disini terus bisa-bisa Aqila gila karena harus melihat Mas Raffa dengan istri barunya. Maaf Aqila yang tidak bisa mengikuti jejak Ibu dan Ayah, Aqila hanya bisa bertahan beberapa minggu saja mungkin Mas Raffa bukan jodoh Aqila dan mungkin ini merupakan takdir Aqila harus mencintai orang yang salah."

Aqila menaburkan bunga ke atas makam Ibu Ami, setelah itu Aqila beranjak pergi dari pakaman. Aqila tampak berjalan kaki sehinhha membuat Raffa bingung.

"Mau kemana dia? kenapa jalan kaki," gumam Raffa.

"Ikuti Aqila pelan-pelan Rey," seru Raffa.

Rey pun mengikuti perintah Raffa dan melajukan mobilnua dengan sangat pelan mengikuti langkah Aqila. Rambut Aqila yang panjang tampak melambai-lambai tersapu oleh angin dan bekas airmata masih sangat terlihat jelas dimatanya.

Raffa begitu lekat memandang wajah Aqila, ada perasaan sakit dan sesak didadanya, dulu Raffa dengan teganya bersikap kasar dan tidak menganggap keberadaan wanita cantik yang baik hati dan malang itu.

Aqila berjalan sembari melamun sampai tidak sadar dibelakangnya ada motor yang melaju dengan kencangnya.

"Aqila..." seru Raffa hendak keluar dari mobil untuk menolong Aqila.

Tapi tiba-tiba seorang pria menarik Aqila sehingga Aqila bisa selamat dari motor yang melaju dengan kencang itu.

"Mas Jino," seru Aqila.

"Aqila, kamu ngapain sih jalan sambil melamun kalau tadi aku tidak melihat kamu, mungkin sekarang kamu sudah celaka," sahut Jino.

"Ah iya, terima kasih Mas Jino."

"Kamu habis darimana?"

"Aku dari makam Ibu, Mas."

"Sekarang kamu mau kemana?"

"Aku mau pulang Mas."

"Ya sudah, ayo aku antar kamu pulang."

"Tapi kan Mas pasti mau ke Kantor, nanti telat lagi."

"Kamu lupa kalau Kantor itu milik aku, tidak usah mengkhawatirkan aku, ayo aku antar kamu pulang."

Akhirnya Aqila pun ikut masuk kedalam mobil Jino, sementara itu Raffa hanya diam mematung ditempatnya melihat Jino yang lebih dulu menolong Aqila. Ada perasaan kesal dan cemburu kepada sahabatnya itu.

📚

📚

📚

📚

📚

Jangan lupa

like

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU😘😘😘

1
kalea rizuky
anak jalang di sayang jangan ampe sifatnya kayak emaknya
kalea rizuky
males bgt nanti anak jalang berlagak
kalea rizuky
maless klo. balikan ma cwok bodoh
kalea rizuky
jangan balikan mending cerai males bgt dapet bekas si jalang clarisa
rere
Luar biasa
Rosikh Nurhayati
kunaon cenah jang raffa teh ??cageur
Rosikh Nurhayati
santai aja aqilla cuekin laki2 ky gitu
Ratmi Asly
nyessssss..banget sih. Blm jg ada bahagia2 nya...sdh hancur.
sabar Aqila...ada saatnya nannti ketika semua terbongkar maka Rafa yg akan berbalim mengejarmu ....😭😭😭
Ratmi Asly
ternyata eh...ternyata mereka bermuka dua....😔😔😔
Ratmi Asly
perjuangan Aqila baru di mulai....sabar Aqila...klau sdh tdk sbar lg .. lepas, pergi dan tinggalkan....😭😭😭
Tisya Varisha
cerita nya lumayan bagus
Sairah Romi
rasain tu. klw kya sya ma ogah mau lagi sm cwo kya gitu. cinta ny kya ap jg. tpi sakit ny bukain main
Lilik Purwantini
jangan menyesal kamu raffa kalau ditingggal aqila
Lilik Purwantini
sabar dulu ya qila menghadapi orang yang tidak punya hati
Lilik Purwantini
dasar raffa bucin baru tahu rasa kamu
Ria dardiri
menarikk
Ria dardiri
klao sdh tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga🎶🎶🎼
meilanyokey
bagus
Hanum Mustika Biantari
aku lebih suka visual..Muhammad Fathir Thor...adem ayemmm..😁
Yani Agustina
visual raffa kurang greget...katanya sifatnya dingin dan kejam,tp wajahnya imut begitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!