Dinda Larasati adalah gadis yang ceria dan pintar, Dinda adalah panggilanya ,Dinda di besarkan oleh ayahnya karena orang tua Dinda sudah berpisah semenjak Dinda umur 10 tahun,
Ayah Dinda adalah seorang pns guru SD sedangkan ibunya adalah seorang wanita karir dan sosialita,
Ayah Dinda tidak menikah lagi karena ingin fokus mengurus Dinda,sedang ibunya menikah lagi dengan priya yang lebih muda 5 tahun dari ibu nya,
Saat lulus SMA Dinda akan melanjutkan kuliah di unifersitas yang ada dikota ibunya, sehingga Dinda akan tinggal bersama ibu dan ayah tirinya
Bermula dari seringnya Dinda dan ayah tirinya berdua di rumah, timbul lah rasa yang beda di antara Dinda dan ayah tirinya, karena ibu Dinda seorang yang sangat sibuk menjadikan ibu Dinda jarang di rumah,
Ikuti ceritanya yukkk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menceritakan
Sudah Dua hari ini papah ngga mengajar dan juga ngga kerja, papah semalam bilang hari ini mau mulai masuk mengajar lagi, tangan yang luka sudah mengering, cuman masih keliatan lukanya,,
Dua hari ini ibu belum pulang juga dan saat aku tlfon ibu hanya bilang akan pulang tapi nunggu kerjaan selesai,
Papah sepertinya baik2 saja,tapi aku yakin kalou papah masih marah dan kecewa dengan ibu, tapi papah selalu tersenyum terhadapku, aku juga melihat senyuman papah penuh paksaan,
Sudah satu minggu ini malah ibu belum juga pulang, aku sungguh kecewa pada ibu, kenapa ngga cepat pulang dan cepat berbaikan dengan papah, aku sungguh kasihan dengan papah, aku ingin mendekat dan menghiburnya tapi aku tau batasanku, karena aku hanya anak sambungnya, takutnya justru menjadi bomerang dalam hatiku,
Aku dan papah sekarang hanya bertemu saat pagi, sedang di kampus dalam seminggu ini bertemu 2 kali, papah selalu pulang larut malam dan aku pun sudah tidur,, pagi pun papah bicara hanya seperlunya saja, aku justru sekarang menjadi sungkan dengan papah,,
Saat aku pulang kuliah, aku melihat ibu yang sedang duduk di ruang tengah, ibu rupanya sedang menelfon, tapi aku ngga tau siapa yang di telfonya, aku hanya dengar bahwa ibu menyuruh untuk pulang, mungkin itu papah..
"Ibu,, kapan pulang, "aku mencium tanganya dan ibu menyuruhku duduk
"Tadi pagi, tapi pas ibu pulang kamu baru berangkat kata mbaIis, "jawab ibu
"Gimana kuliahnya, ngga ada masalah kan, "aku hanya menggeleng
"Trus kenapa kaya ngga semangat gini, apa uang jajanya kurang, kalou iya ibu entar tambahin, "
"Ngga ko kurang ko bu, udah cukup malah lebih, "jawabku
"Bu,, "kataku agak ragu
"Ada apa hemm.. "
"Papah kasian bu, "kataku dan ibu langsung berubah mimik mukanya,
"Dinda mau dengarkan ibu cerita ngga, "aku hanya menganggukan kepala..
"Dulu ibu berpisah dengan ayahmu karena ada satu rahasia yang hanya ibu yang tau, saat kamu 5 tahun ibu hamil adek kamu, tapi ayah kamu ngga tau ,ibu juga ngga tau kalou saat itu ibu sedang hamil dan ibu saat itu terpleset di kamar mandi dan mengakibatkan benturan yang sangat keras dan mengenai perut ibu, waktu itu ayahmu sedang ke luar kota sedang bekerja, dan akibat benturan itu ibu mengalami sakit perut yang teramat sakit, ibu ke rumah sakit sendiri sedang kamu ibu titipkan dengan tetangga, "ku lihat ibu membuang nafas sangat berat..
"Dulu hidup ibu dan ayah sangat sederhana, asalkan kita bisa makan dan berkumpul bersama,ibu sangat bahagia, sesampainya di rumah sakit dokter memeriksa ibu, dan saat di USG ibu hamil 4 minggu, dan saat itu juga dokter mengatakan kalou ibu harus di oprasi, karena benturan yang sangat keras membuat rahim ibu rusak, dan harus di angkat rahim ibu, ibu sekarang udah ngga bisa hamil lagi karena rahim ibu sudah di angkat"aku langsung kaget mendengar ibu berbicara dan aku lihat ibu menangis
"Ibu menelfon ayah kamu, tapi telfonya ngga aktif2,dan sampai dengan oprasi selesai ayah kamu pun tetap susah di hubungi, ahornya ibu ngga memberi tahu tentang ke adaan ibu saat itu, baru dua harinya ibu mendapat telfon dari no baru, dan ternyata ayah yang menelfon, katanya henfonya hilang dan dia hari ini baru bisa beli henfon lagi, ahirnya ibu pun ngga memberi tau tentang kondisi ibu, ibu takut ayah jadi pikiran, "
"Seminggu kemudian ayah pulang dan untungnya ibu sudah membaik, hanya masih lemas, kamu pun makin besar dan saat kamu umur 7 tahun, tiba2 ayah mengatakan ingin menambah anak, ibu pun langsung sedih dan bingung harus menjawab apa, ibu pun ngga memikirkan tahun pun berlalu tapi ayah kamu selalu membicarakan menambah anak, ibu menjadi serba salah dan tertekan, ahirnya waktu kamu umur 10 thun ibu menyerah, dan menggugat cerai ayah kamu, ibu sangat sakit sebenarnya saat itu, ibu masih sangat mencintai papahmu dan sampai detik ini, tapi ibu ngerasa jadi perempuan yang cacat, yang tidak bisa memberi keturunan,, ibu selalu bikin ayah kamu marah dan makin binci pada ibu, biar ibu di ceraikan tapi ayah kamu tetap tidak mau menceraikan ibu, lalu ibu pergi dan setelah dua ibu mengirimkan surat gugatan cerai pada ayah kamu, "aku memeluk ibu dan menangis
"Ibu menikah dengan mas Agung karena ibu di haruskan setatus menikah dan bersuami, oleh tempat ibu bekerja,, ahirnya ibu bertemu dengan mas Agung tapi ibu tidak memberi tau tentang kondisi ibu yang tak bisa memberi keturunan,, "
"KENAPA KAMU NGGA BICARA DARI AWAL SAAT KITA MENIKAH, "
1. kuliyah
2. kaliyan
3. biayaya
4. meningalkan
5. kalao
dst.
lieur euy. saya yg salah memang, agak susah beradaptasi.