Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte Lembah Merah 5
Ruang isolasi di jantung Gunung Kabut Merah seharusnya menjadi tempat paling aman di dunia ini. Dindingnya dilapisi formasi Cangkang Kura-kura Surgawi yang emas berkilauan, sementara di luarnya, lapisan batuan magma setebal tiga kilometer menjadi benteng alami.
Namun, bagi Lu Changzu yang baru terlahir kembali, konsep "dinding" hanyalah saran, bukan aturan mutlak.
Dia melayang naik dari kedalaman bumi, menembus lapisan batuan dengan teknik Penetrasi Tanah. Namun, saat dia mencapai dasar lantai ruangan Ketua Sekte, dia berhenti.
"Hmm," gumam Lu Changzu, mata Crystal Universe-nya berputar, memindai struktur energi di atasnya. "Orang tua itu paranoid. Dia menambahkan tiga lapis Formasi Pemutus Ruang dan Jaring Jiwa di lantai setelah insiden racun sebulan lalu. Dia belajar dari kesalahannya."
Jika Lu Changzu mencoba menembus secara fisik atau menggunakan teknik tanah biasa, alarm akan berbunyi dan formasi itu akan meledakkan seluruh gunung.
"Tapi sayangnya, dia mencoba menahan air dengan jaring ikan."
Lu Changzu menutup mata kirinya (Dark Universe Eye) dan memfokuskan seluruh energinya ke mata kanannya.
Pupil mata kanannya yang berbentuk kristal putih berputar cepat, mengeluarkan suara berderit yang menyakitkan telinga—suara gesekan antar dimensi.
"Crystal Universe Eye: Pembukaan Jalur Cacing."
Dia tidak menghancurkan formasi itu. Dia melipat ruang di titik buta formasi tersebut.
SREEET.
Udara di depannya terbelah seperti kain sutra yang dirobek pisau silet. Sebuah celah dimensi selebar tubuh manusia terbuka. Celah itu tidak memicu sensor formasi karena secara teknis, Lu Changzu tidak "melewati" formasi itu; dia melompat dari Titik A ke Titik B dengan menghapus jarak di antaranya.
Dia melangkah masuk.
Di Dalam Ruangan Meditasi.
Suasananya mencekam. Udara berbau tembaga terbakar dan daging busuk.
Quan Huaxi, Ketua Sekte Lembah Merah yang agung, duduk bersila di tengah ruangan. Kondisinya mengerikan. Wajahnya yang dulu merah segar kini abu-abu layu. Kulitnya keriput, menempel pada tulang.
Di dalam tubuhnya, perang nuklir sedang terjadi.
Api Logam Kristal—api 4-Dimensi yang dia coba serap—mengamuk liar. Namun, yang membunuhnya bukanlah api itu, melainkan Racun Korosif Jiwa Ular Sembilan Kepala yang disuntikkan Lu Changzu. Racun itu menunggangi api, menyusup ke Dantian, dan mulai memakan fondasi kultivasinya.
Emperor Tahap 4 Akhir...
Turun ke Tahap 3...
Tahap 2...
Dan sekarang, dia berjuang mati-matian hanya untuk mempertahankan Emperor Tahap 1 Awal.
"Siapa... Siapa yang meracuniku..." desis Quan Huaxi, darah hitam menetes dari sudut bibirnya. Matanya buram. "Douma? Para tetua agung? Pengkhianat..."
Dia merasa hidupnya tinggal hitungan jam. Dia sudah mengaktifkan formasi pertahanan mutlak, mengunci dirinya dalam peti mati emas ini, berharap bisa memurnikan racun sebelum mati. Tapi itu sia-sia.
Tiba-tiba, ruang di depannya berdistorsi.
Tanpa suara, tanpa ledakan aura, seorang pemuda berjubah hitam muncul dari ketiadaan.
Pemuda itu tidak langsung menyerang. Dia justru melambaikan tangannya, mengeluarkan sebuah kursi giok putih mewah—kursi milik almarhum Wang Lei—dan meletakkannya tepat di depan Quan Huaxi.
Pemuda itu duduk, menyilangkan kaki, dan menatap sang Emperor yang sekarat dengan tatapan seorang dokter yang melihat pasien kanker stadium akhir.
"Jika kau berhenti sekarang dan bersumpah atas nama Dao Heart-mu, kemungkinan besar aku masih bisa menyelamatkan nyawamu yang menyedihkan itu," ucap Lu Changzu.
Suaranya tidak lewat telinga. Itu adalah transmisi mental langsung dari Dark Universe Eye, bergema di dalam jiwa Quan Huaxi seperti lonceng kematian.
"PUAH!"
Guncangan mental yang tiba-tiba itu membuat pertahanan Quan Huaxi runtuh. Dia memuntahkan seteguk darah hitam lagi.
Quan Huaxi mendongak dengan susah payah. Matanya yang rabun mencoba fokus.
Dia melihat pemuda itu.
Kulit seputih porselen. Rambut hitam pekat yang seolah menyerap cahaya lampu ruangan. Dan aura... Aura itu aneh. Itu bukan aura manusia. Itu terasa seperti menatap langit malam yang tak berujung.
"Kau..." suara Quan Huaxi parau. "Kau bukan murid sekte ini... Kau... makhluk apa?"
Lu Changzu tersenyum tipis.
"Pertanyaan yang salah."
Dia membuka kedua matanya lebar-lebar.
ZING!
Ruang di belakang kursi Lu Changzu tiba-tiba robek. Sebuah celah dimensi gelap gulita terbuka.
Dan dari dalam kegelapan itu, dua bola mata raksasa berdiameter dua meter melayang keluar, menatap Quan Huaxi.
Satu mata emas dengan jutaan rune (Overlord Domain).
Satu mata merah dengan sepuluh pedang melingkar (Overlord Sword).
Tekanan yang dipancarkan kedua mata itu bukanlah tekanan kultivasi biasa. Itu adalah tekanan dimensi yang lebih tinggi.
Mata Quan Huaxi terbelalak hingga pembuluh darahnya pecah.
"Mata... di dalam Void?!" pekiknya histeris. "Hanya Emperor Tahap 9 Puncak atau Entitas Alam Atas yang bisa menempatkan bagian tubuh di dalam Void! Kau... Kau adalah Utusan?!"
Ketakutan purba melanda hati Quan Huaxi. Di dunia tingkat 1 ini, legenda tentang "Pengawas" atau "Utusan" dari dunia atas adalah mimpi buruk bagi para kultivator tua.
Lu Changzu tidak menyangkal. Dia membiarkan kesalahpahaman itu tumbuh subur. Inilah seni penipuan: Biarkan musuh membangun monster mereka sendiri di dalam kepala mereka.
"Kau terlalu berisik," kata Lu Changzu dingin.
Mata Kristal di wajahnya berputar.
KRAK.
Ruang di sekitar kaki kanan Quan Huaxi terpelintir. Tulang kering sang Emperor patah seketika, seolah diremukkan oleh tangan tak terlihat.
"ARGHH!"
Quan Huaxi tidak bisa melawan. Dia sedang di ambang kematian karena racun. Melawan balik berarti mempercepat penyebaran racun ke jantungnya.
"Apa yang Anda inginkan di dunia tingkat 1 yang kotor ini, Wahai Pengawas Agung?" Quan Huaxi memohon, kepalanya menunduk, arogansi Emperor-nya hancur di hadapan "makhluk dimensi tinggi" ini.
Lu Changzu mematikan efek visual mata raksasanya, membiarkan celah dimensi itu menutup perlahan, meninggalkan kesan misterius.
"Aku datang untuk menagih," kata Lu Changzu datar. "Api Logam Kristal itu. Itu bukan milikmu. Benda itu terlalu panas untuk tangan kotor manusia fana sepertimu."
"Tapi..." Lu Changzu mengubah nada bicaranya, menjadi sedikit lebih lunak, memberikan harapan palsu. "Aku tidak suka membuang-buang sumber daya. Kau, meski bodoh, masih berguna sebagai pion."
"Aku sudah membunuh tiga tikus dari Keluarga Wang yang mencoba membunuhmu di bawah tanah tadi. Sekarang, aku memberimu pilihan."
Lu Changzu mencondongkan tubuh ke depan.
"Satu: Serahkan api itu padaku dengan sukarela, dan aku akan memurnikan racun di tubuhmu. Dengan teknikku, kau mungkin bisa pulih dan bahkan menyentuh ambang Emperor Tahap 9 Awal dalam beberapa tahun."
"Dua..." Mata kiri Lu Changzu (Dark Universe Eye) menjadi hitam total. "...Aku membunuhmu sekarang, mengambil apinya dari mayatmu, dan menghapus sekte ini dari peta sejarah."
Hening.
Quan Huaxi gemetar. Tawaran pertama terlalu menggoda. Tawaran kedua terlalu mengerikan.
"Saya... Saya bersumpah!" teriak Quan Huaxi putus asa. "Saya bersumpah demi Dao Heart saya, demi jiwa leluhur saya! Saya akan menyerahkan api itu! Saya tidak akan menyerang Anda! Tolong selamatkan saya!"
Sumpah Dao Heart adalah mutlak bagi kultivator. Jika dilanggar, jiwanya akan hancur saat itu juga.
Lu Changzu tersenyum puas. "Pilihan bijak, Pak Tua."
Dia berdiri, berjalan mendekati Quan Huaxi. Dia meletakkan tangannya di bahu sang Emperor.
"Universe Swallowing Breath: Mode Penyerapan Racun."
Darah logam di tangan Lu Changzu bereaksi. Racun Ular Sembilan Kepala yang dia tanam sendiri, kini dia tarik kembali.
Zat hijau pekat itu ditarik keluar dari pori-pori Quan Huaxi, masuk ke dalam tubuh Lu Changzu, dan langsung dimakan oleh Dark Universe Dimension sebagai nutrisi.
"Uhuk... hah..." Napas Quan Huaxi menjadi lega. Rasa sakit yang membakar itu hilang.
"Fondasimu retak," kata Lu Changzu, melemparkan sebuah botol pil. "Itu Pil Pemulih Pondasi Sembilan Bunga yang kutemukan di mayat tikus Wang Lei tadi. Telan. Itu akan menyembuhkan dantianmu dalam tiga hari."
Quan Huaxi menangkap pil itu seperti menangkap nyawa. "Terima kasih... Terima kasih, Tuan Pengawas!"
"Sekarang, minggir."
Lu Changzu mengibaskan tangan. Quan Huaxi terdorong mundur ke sudut ruangan.
Di tengah ruangan, melayang kristal api yang indah namun mematikan. Api Logam Kristal.
Warnanya bening seperti kaca cair, tapi panasnya mendistorsi realitas.
"Akhirnya kita bertemu," bisik Lu Changzu.
Dia mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh api itu.
SZZZTTT!
Tangan Lu Changzu mencair seketika begitu menyentuh api.
Daging, kulit, bahkan tulang neutron-nya meleleh seperti lilin yang dilempar ke lava. Tangan kanannya lenyap hingga pergelangan.
Namun, Lu Changzu tidak berteriak. Wajahnya tersenyum puas.
Cairan hitam pekat dari dalam lengan bajunya menyembur keluar menuju bagian yang putus itu. Cairan itu tidak tumbuh perlahan seperti regenerasi biologis.
Cairan itu memadat instan.
SWOSH.
Dalam sekejap mata, tangan kanan Lu Changzu kembali utuh.
Dan tangan baru itu... Identik.
Tidak ada perbedaan sedikit pun. Garis tangannya, panjang jarinya, warna kulitnya, bahkan letak pori-porinya—semuanya adalah salinan sempurna dari tangan sebelumnya.
Seperti file komputer yang dihapus lalu di-restore dari backup data.
"Panasnya... menyenangkan," desis Lu Changzu, menahan rasa sakit yang luar biasa. Dia memasukkan kembali tangan barunya ke dalam api. Hancur lagi.
SWOSH.
Salinan sempurna muncul lagi.
Ini adalah kekuatan mengerikan dari Dark Universe Body. Selama data intinya ada, dia bisa mereplikasi tubuh fisiknya tanpa batas dan tanpa cacat.
Dia melirik ke sudut ruangan. Quan Huaxi sedang bermeditasi memulihkan diri, namun matanya mencuri pandang dengan ngeri melihat proses regenerasi "copy-paste" itu.
"Dia patuh karena takut," batin Lu Changzu. "Tapi aku butuh penjaga."
"Teknik Pembelahan Sel: Kloning."
Dari punggung Lu Changzu, tiga gumpalan materi hitam memisahkan diri dan jatuh ke lantai.
Gumpalan itu menggeliat sebentar, lalu berdiri tegak.
Warna hitamnya memudar, digantikan oleh warna kulit. Fitur wajah terbentuk. Rambut tumbuh.
Dalam tiga detik, Tiga Lu Changzu berdiri di sana.
Mereka bukan klon buram atau bayangan. Mereka adalah Duplikat Absolut.
Wajah yang sama persis. Tinggi yang sama persis. Ekspresi senyum miring yang sama persis. Bahkan aura yang mereka pancarkan identik dengan tubuh aslinya. Tidak ada cara membedakan mana yang asli dan mana yang klon secara fisik.
Ketiga Lu Changzu itu berjalan mengelilingi Lu Changzu yang sedang menyerap api, lalu duduk dalam posisi segitiga.
"Formasi: Void Desolated Guard."
Ketiga klon itu menoleh serentak ke arah Quan Huaxi.
"Jangan bergerak," ucap ketiga klon itu bersamaan. Suara mereka sinkron sempurna, menciptakan efek stereo yang mengerikan. "Atau kami akan menjadikanmu pupuk."
Quan Huaxi menelan ludah, gemetar hebat. Dia tidak bisa membedakan mana tubuh asli. Ketakutannya pada "Utusan Alam Atas" semakin menjadi-jadi.
Proses Penyerapan.
Minggu Pertama.
Rasa sakit itu konstan. Api Logam Kristal menolak untuk dijinakkan. Ia membakar setiap sel di tubuh Lu Changzu, mencoba memusnahkan "kotoran" yang mencoba mewadahinya.
Tapi tubuh Dark Universe Lu Changzu adalah predator yang lebih rakus. Ia mati dan hidup kembali ribuan kali per detik di tingkat sel.
"Kau membakarku? Aku akan memakanmu!"
Sel-sel hitam Lu Changzu mulai membungkus api itu, memaksanya masuk ke dalam aliran darah dan menyalin sifatnya.
DOOM.
Suara dentuman berat terdengar dari dalam tubuh Lu Changzu. Seperti lonceng raksasa di bawah air.
Aura Lu Changzu meledak.
Grandmaster Tahap 1 Awal.
Dinding pembatas yang selama ini menahannya akhirnya jebol oleh energi api 4-Dimensi.
Minggu Kedua.
Separuh dari api itu telah masuk ke dalam tubuhnya. Kulit Lu Changzu yang tadinya putih pucat, kini mulai memiliki kilau kristal transparan di bawah permukaannya.
DOOM.
Grandmaster Tahap 2 Akhir.
DOOOR.
Ledakan energi itu mengguncang ruangan. Quan Huaxi, yang sudah pulih sebagian (kembali ke Emperor Tahap 5 karena racun hilang), menatap dengan ngeri.
"Tunggu..." batin Quan Huaxi bingung. "Auranya... kenapa baru Grandmaster? Bukankah dia Utusan Alam Atas?"
Keraguan mulai muncul. "Apakah dia sebenarnya lemah? Apakah dia menipuku?"
Quan Huaxi mencoba menggerakkan jarinya, menguji air.
Seketika, Tiga Klon Lu Changzu yang duduk menjaga, menoleh serentak dengan presisi mesin.
Mata mereka berputar. Celah dimensi terbuka sedikit di belakang masing-masing klon.
"Jangan bodoh, Pak Tua," suara Lu Changzu yang asli bergema dari tengah api, meskipun matanya terpejam. "Aku sedang menekan kultivasiku agar dunia ini tidak hancur karena keberadaanku. Jika kau mengganggu konsentrasiku... aku akan melepaskan segelku dan meledakkan benua ini."
Kebohongan yang sempurna. Ditambah dengan tatapan mati ketiga klon yang identik, Quan Huaxi kembali menciut. "Ma-maafkan saya!"
Minggu Ketiga.
Api Logam Kristal itu mulai menyatu dengan Dark Universe Dimension. Sifat "Mengkristalkan" dan "Membakar Ruang" mulai terukir di setiap atom tubuh Lu Changzu.
Tubuhnya menjadi lebih padat. Lebih absolut.
DOOM!
Grandmaster Tahap 4 Akhir.
...
Grandmaster Tahap 7 Akhir.
Kecepatan kenaikannya tidak masuk akal. Ini bukan kultivasi. Ini adalah pengisian ulang baterai kosong dengan reaktor nuklir.
Minggu Keempat.
Sisa api terakhir tersedot masuk.
Di dalam tubuh Lu Changzu, terjadi fusi total.
Akar spiritual + akar mental + tubuh dark universe + Api Logam Kristal.
Darahnya berubah warna. Menjadi Hitam Transparan yang memancarkan hawa dingin yang membakar.
[New Attribute Acquired: Black Crystal Flame of Void]
(Api yang membekukan ruang dan waktu, namun membakar jiwa hingga menjadi kristal).
Langit di atas Gunung Kabut Merah menjadi gelap gulita. Awan tribulasi berkumpul. Bukan awan biasa. Awan itu berwarna emas dan hitam—tanda kelahiran sesuatu yang dilarang surga.
Di dalam ruangan, Lu Changzu membuka matanya.
Mata kanannya (Crystal) bersinar menyilaukan. Mata kirinya (Dark) menyerap cahaya.
"Waktunya."
BOOOOM!
Aura Grandmaster Tahap 8 Akhir... Hancur.
Tahap 9 Awal...
Tahap 9 Menengah...
Grandmaster Tahap 9 Puncak.
Dinding menuju Ranah King berdiri kokoh.
"Hancurkan!"
Lu Changzu berdiri. Ketiga klonnya mencair menjadi cairan hitam dan menyatu kembali ke dalam tubuhnya dengan mulus.
Dia meninju langit-langit ruangan.
KA-BOOOOM!
Atap ruangan, formasi emas, dan ratusan meter batuan gunung di atasnya meledak ke angkasa.
Tribulasi turun.
Bukan petir. Tapi Meteor Api Emas.
Di Permukaan - Di Luar Formasi Tiga Gunung.
Di luar sana, di bawah langit yang berubah menjadi tribulasi, Tetua Douma dan puluhan Tetua Agung lainnya berdiri tegang. Keringat sebesar biji jagung mengucur deras di dahi mereka, bukan karena panasnya magma, tapi karena tekanan spiritual yang turun dari langit.
Awan tribulasi yang berkumpul di atas Gunung Kabut Merah bukanlah awan biasa. Warnanya bukan abu-abu, melainkan Emas Bercampur Hitam. Kilatan petir di dalamnya tidak bersuara, tapi setiap kilatannya membuat ruang di sekitarnya retak seperti kaca pecah.
Di mata para tetua, fenomena alam yang mengerikan ini hanya memiliki satu arti.
"Lihat!" teriak Tetua Douma, suaranya bergetar antara ketakutan dan ekstasi murni. Dia menunjuk ke puncak gunung yang hancur di mana energi emas mulai memadat menjadi meteor raksasa. "Tekanan ini... Aura ini... Ini bukan Emperor Tahap 5!"
"Langit menangis Emas!" sahut Tetua Agung lainnya, seorang pria tua bungkuk yang memegang tongkat tulang naga. Matanya berkaca-kaca. "Dalam catatan kuno sekte, hanya ada satu fenomena yang memanggil Meteor Emas... Itu adalah tanda kelahiran Emperor Tahap 9 Puncak! Atau bahkan... setengah langkah menuju Alam Atas!"
Para murid dan tetua di sekitar mereka mulai berlutut, tubuh mereka gemetar tak terkendali. Mereka merasakan gelombang panas yang membekukan tulang—sifat paradoks dari Api Logam Kristal yang bocor keluar.
"Ketua Sekte..." bisik Douma, air mata haru mengalir di pipinya yang penuh luka bakar. "Beliau berhasil! Beliau benar-benar berhasil menaklukkan Api Dewa itu!"
"All Hail Quan Huaxi! All Hail Red Valley!"
Sorak-sorai mulai membahana, sebuah ironi yang menyedihkan. Mereka mengira tuan mereka sedang bangkit, padahal di dalam sana, tuan mereka sedang berlutut menyembah seorang pemuda asing.
"Pertahankan formasi!" perintah Douma histeris. "Jangan biarkan energi suci ini bocor keluar! Kita harus melindungi momen kenaikan Ketua Sekte! Ini adalah kebangkitan Lembah Merah!"
"Kalian lihat itu?!" teriak seorang tetua baru, menunjuk ke arah puncak gunung yang mulai retak dan mengkristal menjadi hitam. "Gunung itu... berubah menjadi kristal hitam! Itu adalah tanda Transmutasi Ilahi! Ketua Sekte sedang mengubah realitas dengan pikirannya!"
"Hebat! Luar biasa! Kita akan menjadi penguasa benua!"
Mereka memompa sisa tenaga terakhir mereka ke dalam formasi pelindung, tanpa sadar bahwa mereka sedang mengunci diri mereka sendiri di dalam kandang bersama monster yang baru lahir.
Di tengah sorak-sorai itu, BOOOOM!
Atap gunung meledak lagi.
"Itu dia!" teriak Douma. "Sambutlah kelahiran Dewa Baru!"
Meteor Emas jatuh. Sosok hitam (lu changzu) melesat naik menantangnya.
"Beliau melawan surga!" seru para tetua dengan kagum. "Kekuatan fisik murni! Tanpa teknik! Itu adalah tubuh dewa!"
Mereka tidak tahu bahwa sosok hitam itu bukanlah Quan Huaxi tua yang keriput, melainkan Lu Changzu yang muda dan mengerikan.
Lu Changzu membuka matanya.
"Bagus! Makan malam datang!"
Lu Changzu terbang ke atas, menantang tribulasi itu dengan tubuh telanjang.
Quan Huaxi, melihat atap terbuka dan tribulasi mengerikan itu turun, merasakan resonansi energi yang aneh. Energi dari Lu Changzu dan Tribulasi Meteor itu begitu melimpah hingga tumpah ruah memenuhi ruangan yang hancur.
Quan Huaxi, yang berada di dekat pusat energi itu, merasakan stagnasi di tubuhnya pecah.
Emperor Tahap 6... Naik.
Tahap 7... Naik.
Tahap 8...
"Apa ini?!" Quan Huaxi terkejut. "Energiku naik sendiri?!"
Langit mendung lagi. Tribulasi untuk kenaikan Quan Huaxi muncul. Petir Ungu.
"Tidak! Aku belum siap tribulasi!" teriak Quan Huaxi panik.
Namun, sebelum Petir Ungu itu menyambar Quan Huaxi, Lu Changzu yang sedang melayang di atas, menoleh.
"Jangan ganggu mainanku."
Lu Changzu membuka mulutnya.
"Heavenly Demon Swallowing Breath."
Vakum raksasa tercipta. Lu Changzu menelan awan Tribulasi Meteor Emas-nya sendiri... DAN awan Tribulasi Petir Ungu milik Quan Huaxi.
GLEK.
Kedua tribulasi itu dimakan habis.
Di bawah, Quan Huaxi merasakan beban berat di jiwanya terangkat. Tanpa tribulasi yang menghalangi, energinya melonjak bebas tanpa hambatan.
Tahap 9...
Emperor Tahap 9 Menengah.
Quan Huaxi membeku. Dia melihat tangannya. Dia merasakan kekuatan yang biasanya butuh ribuan tahun untuk dicapai, kini dia dapatkan dalam hitungan menit.
"Tribulasiku... dimakan?" bisik Quan Huaxi tak percaya. "Dia memakan hukuman surga untukku?"
Tubuh Quan Huaxi sedikit memuda kerutan wajahnya hilang, otot tubuhnya mulai kembali seperti umur 40 tahunan , tubuhnya kembali tegap , rambut putihnya berganti dengan rambut hitam.
Rasa takut di hatinya berubah seketika. Menjadi rasa syukur yang meluap-luap. Menjadi pemujaan fanatik.
Di dunia kultivasi, Tribulasi adalah tembok kematian. Lu Changzu baru saja menghancurkan tembok itu untuknya.
Quan Huaxi merobek ruang, melompat masuk ke dalam Void untuk menstabilkan diri. Di dalam kehampaan itu, dia berlutut, bersujud ke arah Lu Changzu yang masih melayang di dunia fisik.
"Tuan Pengawas... Anda bukan hanya kuat. Anda adalah Dewa Pemberi Berkah. Saya, Quan Huaxi, bersumpah setia sampai mati!"
Di Luar.
Lu Changzu melayang turun. Auranya telah menembus batas.
King Tahap 1 Awal.
Dia mengenakan jubah yang terbuat dari bayangan dan api hitam.
Matanya menatap ke kejauhan, ke arah perbatasan lembah.
Di sana, Pasukan Aliansi Great Ming telah tiba. Ribuan kapal perang melayang di udara.
Namun, ada yang aneh.
Mereka tidak membentuk formasi tempur. Meriam Qi mereka tidak diaktifkan.
Sebaliknya, kapal-kapal itu dihiasi dengan sutra emas dan lampion merah raksasa. Musik seremonial yang agung namun menekan terdengar menggelegar, menggantikan suara genderang perang.
Di kapal utama yang paling besar, sebuah spanduk raksasa berkibar: "UTUSAN KERAJAAN: HADIR UNTUK MENGANTAR UNDANGAN ULANG TAHUN KE-300 KAISAR MING HAOBO."
Lu Changzu menyipitkan matanya. Senyumnya melebar, lebih mengerikan dari sebelumnya.
"Undangan ulang tahun..." bisiknya, tertawa kecil. "Bukan invasi, tapi pemanggilan paksa. Ming Haobo ingin seluruh benua berlutut memberinya selamat."
"Bagus. Sangat bagus. Aku suka pesta."
Dia merentangkan tangannya, api kristal hitam menari di jari-jarinya.
"Mari kita lihat kado apa yang pantas untuk Kaisar yang telah menyatukan benua."
Bersambung...