Zira mengetahui kekasih nya selingkuh dengan sahabatnya sendiri dua hari sebelum ijab kabul diucapkan.
Namun Zira tetap bertahan dan melanjutkan pernikahan karena tak mau orangtu malu.
Sayangnya sang tunangan memilih pergi dengan kekasihnya dan meninggalkan nya, di tengah orang banyak. Zira malu dan putus asa. Begitu juga dengan orangtuanya.
Tiba tiba muncullah seorang pria yang bersedia menikahi Zira, menggantikan posisi sang kekasih.
Dia adalah Juan, pria muda yang sudah beberapa kali bertemu dengan Zira secara tidak sengaja. Entah apa yang membuatnya mengajukan diri dan mau menikah dengan zira.
Bagaimana kisahnya???
Akankah rumah tangga mereka berjalan baik? atau berujung di meja perceraian??
Akan kah kedua nya saling cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jabatan baru
Daren dan Juan melangkah bersama menuju ruangannya. "Silahkan masuk."…
Terima kasih." jawab Juan
Juan memperhatikan sekelilingnya. Ruang kantor baru yang disediakan oleh Radit. Jujur dalam hatinya Juan merasa belum pantas menduduki posisi ini.
"Pagi, tuan" ucap Darren menyambut Radit yang tiba tiba masuk ke dalam ruangan.
"Pagi," jawab Radit.
Juan menoleh kearah Radit dan menghampirinya.
Radit ingin mengucapkan sesuatu tapi Radit langsung memeluknya.
"Jangan menolak, aku tahu apa yang ingin kau ucapkan." ucap Radit.
"Tapi dit, aku merasa belum pantas menerimanya. Aku merasa belum memiliki kemampuan untuk sampai di posisi ini. Kemampuan ku masih jauh dibawah. Sebaiknya kau pikirkan lagi." ucap Juan.
"Aku tidak pernah salah menilai seseorang, dan aku tahu kau mampu untuk mengemban tugas ini. Aku percayakan perusahaan ku di bawah pengawasan mu." ucap Radit menepuk pundak sahabatnya.
"Dit.." Juan tak sanggup melanjutkan ucapannya. Dadanya sesak dengan rasa haru.
Radit kembali menepuk punggungnya dan mengangguk.
" bersiaplah sepuluh menit lagi, aku akan mengumumkan kepada para pegawai atas kenaikan pangkat mu. Kamu pasti bisa, hilangkan rasa minder mu." tambah Radit.
Radit dan Juan memasuki aula bersama. Semua pegawai dan staff telah berkumpul disana.
Mereka bertanya tanya mengapa mereka di kumpulkan disana. Suasana riuh mendadak menjadi hening dengan kedatangan Radit.
"Selamat pagi, mohon perhatian semua. Pagi ini kita berkumpul disini atas perintah dari boss kita dalam rangka pelantikan bapak Juan Alfiansyah atas kenaikan pangkat beliau." Berikan tepuk tangan yang meriah." ucap MC.
Radit naik keatas panggung dan menyerahkan jabatan tersebut secata simbolik.
semua orang yang hadir bertepuk tangan menyambut pengumuman tersebut.
"Kepada bapak Juan, kami persilahkan memberikan kata sambutan." kembali MC berbicara .
Juan maju dan memberikan sambutannya . Setelah nya mereka bersalam salaman dan kembali ke ruangan masing masing.
"Oh ya, buat undangan untuk acara perayaan akan diadakan sabtu pekan di kafe X." ucap Radit pada Darren.
"Aku rasa itu tidak penting." ucap Juan.
" Itu penting, agar mereka tahu bahwa kau benar benar seorang wakil direktur bukan hanya formalitas, seperti dugaaan mereka." jawab Radit.
"Thanks dit, gue nggak bisa balas semua kebaikan loe." ucap Juan.
"Loe mau balas kebaikan gue?" tanya Radit.
Juan cepat mengangguk.
"Cukup mudah, bantu aku mengembangkan perusahaan ini, dan jangan mengkhianati ku, itu sudah lebih dari cukup." ucap Radit
"Gue balik dulu ya. Selamat bertugas." tambah Radit.
Juan mulai bekerja dan Darren di tempatkan oleh Radit sebagai asisten nya yang bertugas membantu Juan. Radit kembali ke kantornya .
...****************...
Diperjalanan ponsel Radit berdering, terlihat nama Alya disana. Radit mengangkatnya.
"Assalamualaikum.." ucap Radit.
"Waalaikum salam, sayang kamu dimana, mengapa belum kembali juga? kamu lupa ya!" cecar Alya.
Radit baru tersadar, hari ini adalah jadwal kunjungan Alya ke dokter. "Maafkan aku sayang, aku lupa. Ok aku kembali Sekarang." jawab Radit.
"Pak, kembali ke rumah." ucap Radit pada pak Dono supir pribadinya.
Alya merasa semakin kesal karena Radit lupa mengantarkannya ke dokter.
Kehamilan Alya kali ini membuatnya menjadi cerewet dan sensitif. Mudah marah dan merajuk, untung Radit bisa memakluminya.
dua puluh menit kemudian, Radit sampai di depan rumah nya. Radit segera turun dan masuk kedalam rumah.
"Maafkan aku sayang, bukannya aku_"
Belum selesai Radit bicara Alya sudah mengangkat tangannya menyuruhnya diam."Ayo berangkat, aku tidak mau mendengar penjelasan mu, karena akan memperlambat waktu, " ucapnya berjalan mendahului Radit.
saat menuruni tangga Radit memegang tangannya."Sayang...hati hati. Nanti kau bisa jatuh." ucap Radit.
"Aku tahu" jawab Alya jutek.
Radit menghembuskan nafas berat.susah kalau sudah merajuk begini. bathinnya.
Mobil melaju membelah jalanan menuju rumah sakit tempat mereka periksa. Radit turun bersama Alya. Dia menggandeng tangan Alya memasuki rumah sakit. Perawat yang berpapasan dengan mereka tersenyum ramah.
Radit memiliki lebih dari setengah saham rumah sakit ini dan para pegawai nya mengenal nya dan menunduk hormat.
Alya salah mengartikannya, dia pikir para perawat genit dan ingin menggoda suaminya.
"Sayang.." panggil alya sedikit agak keras agar para suster melihat dan mendengarnya.
"Aku lelah" ucap Alya.
"Apa kau mau kita istirahat dulu?" tanya Radit
Alya menggeleng,
"Baiklah sini aku gendong," ucap Radit lagi.
"Tidak," jawab Alya.
Radit memeluk erat pinggangnya dan memapahnya. Alya tersenyum senang. apalagi mata para perawat yang menatap iri padanya.
...****************...
Sementara di kafe miliknya Zira duduk termenung, tanpa dia sadari hari semakin sore dan dia tidak juga pulang kerumah. Bahkan dia belum memasak makan malam.
"Nona, ada yang ingin bertemu dengan anda!" ucap Kiki salah satu pelayannya.
"Siapa?" tanya Zira.
Siapakah yang ingin ketemu dengan Zira????