Seorang pemuda titisan dewa dari dunia tiny, merangkak maju demi meminta ke adilan untuk keluarga nya hingga membawa pemuda itu ke pertarungan hidup dan mati bersama dewa penguasa tertinggi yang mengusai alam itu.
Qin yan, seorang pemuda tegar, jenius dan berbudi pekerti harus menerima kenyataan kalau diri nya adalah seorang cacat. Namun takdir berkata lain, dewa merencanakan kehidupan nya agar mampu mengalahkan Kaisar dewa sage yang menguasai ruang dan waktu. Hingga ia di bawa pulang oleh di mensi dan mengalami kebangkitan kedua.
Di sini ia akan membangun kembali semua nya dan merubah takdir semua orang termasuk diri nya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erwin Stayly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Master Pola Prasasti
Qin yan terbangun, saat ia membuka mata, ia tersadar kalau ia berada di kamar nya sendiri.
Belum lama ia tersadar, seorang wanita cantik masuk ke dalam membawa semangkok sup.
Wajah wanita cantik itu sangat familiar di ingatan nya.
'Ibu, ibuku sudah mengungkapkan kecantikan nya. Kenapa.?'
Ibu nya meletakan mangkok sup nya ke meja, lalu memeriksa dahi Qin yan.
"Kamu sudah baikan nak. Nih, ibu udah buatkan sup kari ayam. Makanan kesukaanmu." Ibu nya tersenyum. Senyum nya sangat menawan.
"I-ibu.."
Qin yan menangis, kenapa ibu nya bisa menampilkan wajah asli nya. Apakah karna ia berusaha menyembuhkan tangan nya tadi.
Ibu nya malah tersenyum.
"Jangan salahkan dirimu sendiri nak, ibu senang jika kau baik baik saja." Ibu langsung memeluk nya.
"Hiks.. hiks.. Hiks..."
Qin yan hanya bisa menangis, merasa bersalah karena telah telah merepotkan ibu nya.
Ibu melepaskan pelukan nya, lalu mengambil mangkok sup.
"Buka mulutmu, ibu yang akan menyuapimu."
Qin yan dengan senang hati melakukan nya.
Saat ini Qin yue juga masuk.
"Ibu, apakah kakak sudah sadar.?"
Belum juga di jawab, Qin yue sudah melihat kakak nya tersenyum pada nya.
"Kak... Syukurlah kakak baik baik saja. Yue er khawatir sekali kak. Hiks hiks...." Qin yue menangis di pelukan Qin yan.
"Sudah sudah, bukankah kakakmu ini baik baik saja. Lihatlah, kakakmu ini kuat loh." Qin yan berusaha menghibur nya.
"Hmmph..." Qin yue hanya menolehkan wajah nya.
"Eh, kakak, Patriak menunggumu di luar." Ucap Qin yue lagi.
Qin yan dan ibunya saling menatap, kemudian mengangguk. Ibu nya pun menyuruh nya keluar.
"Pergilah nak."
"Um." Qin yan hanya bisa mengangguk.
Lalu, dengan di temani Qin yue. Ia keluar ke ruang tamu, di mana Patriak menunggu nya di sana.
"Eh, Qin yan kau sudah baikan.?" Tanya patriak.
"Iyah tuan, ayo duduk."
Kemudian mereka berdua duduk, Qin yue pergi mengambil air minum.
"Tuan, ada apa kedatangan tuan kesini.?" Tanya Qin yan dengan santun.
"Hehehe... Qin yan, tidak perlu memanggilku tuan. Panggil saja aku kakek." Ujar patriak dengan senyum malu malu.
'Huh, apa yang di pikirkan pak tua ini.'
"Oh, patriak, maksudku t-tuan. Eh tidak tidak. kakek, ada apa.?" Tanya nya lagi.
Patriak mendekat ke arah Qin yan.
"Qin yan, aku tadi melihatmu menggunakan simbol prasasti. Pola parasasti itu kau beli di mana.?" Tanya nya lagi.
'Oh, gara gara itu.' Pikir Qin yan.
"Beli.? Maksud kakek aku membeli nya. Darimana aku dapat mempunyai uang sebanyak itu." Qin yan berkata dengan polos.
"Jadi sudah kuduga. Qin yan jangan jangan kau......"
Qin yan mengangguk ngangguk, mengerti perkataan patriak selanjut nya.
"Hahaha.... itu benar benar hebat. Saudara Qin yan, aku benar benar tidak percaya kau bisa melakukan nya. Sebenar nya aku melihat nya sendiri tadi kau menuliskan pola di panggung arena. Tapi setelah mendengar nya darimu aku jadi sangat bergembira."
'Sekarang orang tua ini memanggilku saudara.?'
Patriak berkata dengan suara rendah.
"Aku benar benar menyaksikan seorang jenius. Qin yan, sejak kapan kau mempelajari pola.?"
"Oh, aku hanya membaca dan meniru. Tidak keistimewaan lain."
Patriak menggeleng gelengkan kepala nya.
"Oh tidak tidak, meniru itu bukanlah hal yang mudah. Banyak master pola yang ingin meniru namun apa yang mereka bilang...."
"Buat ajah sendiri, kau kira itu mudah." Qin yan melanjutkan nya.
"Tepat." Patriak langsung menujuk nya.
"Hahaha...."
"Hahaha...."
Mereka berdua tertawa bersama, layak nya seorang saudara. Namun yang satu sudah tua dan satu masih anak kecil. Mau bilang apa nanti kalau ada yang lihat.
Qin yue keluar membawa kopi dan teh, kopi untuk patriak dan teh untuk Qin yan. Ibu nya juga keluar membawa kue.
"Silahkan dinikmati."
Kedua nya menyantap makanan dengan lahap.
Ibu duduk di samping Qin yan.
"Patriak, ada masalah apa.?" Ibu Qin yan bertanya sambil tersenyum.
Saat ini wajah nya sudah di ubah menjadi jelek lagi. Untuk menghindari salah paham. Namun itu tak membuat patriak jadi jijik, ia juga tersenyum kepada ibu Qin yan.
"Tidak ada masalah, aku hanya menjenguk Qin yan. Aku sangat terharu dengan pertarungan nya tadi, di tambah lagi aku tidak menyangka kalau putramu seorang master pola prasasti."
"Apa.?" Ibu menatap Qin yan tidak percaya.
Sebenar nya, ia juga melihat aksi Qin yan menulis pola tadi pagi. Namun ia belum pernah mendengar ada seorang master pola di umur 14 tahun. Jadi ia memastikan dulu apakah itu benar atau tidak.
Qin yan mengangguk kepada ibu nya, mata nya langsung membesar.
"B-benarkah itu Qin yan.?" Ibu nya tak percaya melihat Qin yan.
"Um, Itu benar. Apa ibu tak percaya, sini biar aku tunjukan."
Qin yan mengambil sebuah kertas, lalu menuliskan beberapa pola di dalam nya.
Mata ibu dan patriak benar benar bersinar menyaksikan nya.
Pola pola itu tersusun rapi, kemudian bersinar. Tanda kalau pola nya sukses di buat.
"Ibu, ini pola penyimpanan. Walaupun cuman menampung beberapa benda namun ini sangat berguna untuk ibu nanti nya. Tinggal teteskan darah ibu, dan itu akan menjadi penyimpanan pribadi. Biarpun nanti di curi, itu akan kembali lagi."
Ibu dengan senang hati mengambil nya, lalu memeluk putra nya dengan penuh kasih sayang.
"Putraku, ibu benar benar bangga padamu nak."
Prok prok prok...
Patriak bertepuk tangan.
"Nyonya Qin yin, sumpah aku benar benar bangga jika punya anak seperti Qin yan. Anda adalah ibu yang sangat beruntung."
Ibu Qin yan mencium dahi putranya.
"Iyah, aku bangga untuk menjadi ibu nya."
"Hei hei ibu, kenapa ibu bilang seperti itu. Jika bukan karena ibu, bagaimana aku bisa seperti ini." Ucap Qin yan tidak terima.
"Iyah nak, ibu tahu. Makasih."
"Iyah bu."
Patriak kemudian berkata lagi.
"Jadi Qin yan, apakah kau mampu membuat susunan formasi untuk menjaga keluarga cabang ini.?"
Qin yan dan ibu nya menatap patriak. Dan Qin yan hanya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Kakek, lihat saja kondisiku. Aku belum membangkitkan kultivasiku. Dan membuat susunan formasi itu tidak memungkinkan untukku."
Patriak tersenyum kecut, ia sudah menduga hal ini.
"Tenang saja, kami akan berusaha untuk membangkitkanmu Qin yan. Semua sumber daya akan aku tanggung, dan jika kau butuh bantuan maka cari saja aku. Aku siap membantumu 24 jam."
Hati Qin yan jadi menghangat, ia percaya pada kakek ini. Karena dialah yang telah menolong mereka di masa lalu.
"Terimah kasih atas bantuanmu kakek, aku akan berusaha. Tapi, bisakah untuk saat ini kau merahasiakan nya dulu."
Patriak mengangguk.
"Siip... tenang saja aku mengerti. Kalau begitu aku pamit dulu."
"Ya tuan silahkan."
Patriak keluar dari rumah Qin yan, untuk sesaat ia berbalik.
'Qin yan, kultivasimu saja belum di bangkitkan, kau sudah memberiku kejutan setengah mati. Apa jadi nya jika nanti kau membangkitkan nya, mungkin aku sudah mati karena terkejut.'
*******
Not: jenis jenis profesi di benua element.
Master pola prasasti.
Master kondolisasi.
Master alkemis.
Tabib (dokter)
Master pandai besi.
Tentara berdaulat.
tapi di komik menjadi alkemis dan bisa bertarung
14 sudah bercucuk tanam. rumput saja masih jarang kok 😂 jangan kata umur 5000 tapi sifat mc tak ada langsung org berumur tua hanya sedapkan jalann cerita rikenasi tapi cerita permula