NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hasriani

Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 26

"Papa..Pa, bangun Pa." Dinda terus membangunkan Ayahnya agar membuka matanya.

Secercah harapan muncul dibenak Dinda saat mata Ayahnya mengerjap pelan.

"Din..da..Kamu..ti..dak..apa.." Ucap Ayahnya dengan nafas tersengal masih mengkhawatirkan keselamatan Dinda.

"Jangan sampai kehilangan kesadaran Pa, Dinda mohon." Pinta Dinda dengan tatapan penuh harap.

Mata Ayahnya mengerjap mengerti, tidak ingin putrinya khawatir. Dinda memperhatikan sekitar yang ternyata sudah begitu ramai.

"Tolong Telepon Ambulance, tolong Papa saya." Pinta Dinda pada siapa pun yang ia lihat disana.

Orang yang dimintai tolong oleh Dinda mengangguk dengan cepat, ia kemudian membuka handphonenya dan menelpon Ambulance.

***

Dinda berlari menyusuri lorong rumah sakit mengikuti tandu dorong dari ambulance tadi, air matanya tidak berhenti membasahi wajahnya yang memerah, matanya sudah sangat sembab.

Dinda terus mengikuti perawat yang berlari keruang IGD dan membawa Ayahnya untuk segera mendapatkan penanganan.

Walau tubuhnya gemetar, Dinda tetap berusaha kuat agar bisa terus memdampingi Ayahnya.

"Tunggu diluar sebentar, wali pasien tidak bisa ikut masuk ke dalam." Ucap perawat yang langsung menghentikan langkah Dinda saat mereka tiba di depan ruang IGD sementara tandu dorongnya terus melaju masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Tolong Papa saya Suster." Pinta Dinda dengan suara bergetar.

Perawat tadi langsung masuk ke dalam, sementara Dinda hanya bisa melihat Ayahnya terbaring lemah lewat kaca transparan yang menghalanginya.

"Papa harus kuat Pa." Pinta Dinda menatap Ayahnya dengan perasaan begitu takut.

***

Di ruangan lain dirumah sakit yang berbeda, mata Yuda mengerjap pelan diruang UGD. Ingatannya langsung tertuju pada kejadian beberapa jam yang lalu saat ia hampir menabrak Dinda.

Yuda perlahan bangun dari tidurnya, ia duduk di sana dan memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit dan pusing.

"Kau benar-benar orang yang bodoh Yuda, kau hampir saja mencelakai Dinda." Ucapnya merutuki dirinya sendiri.

"YUDA!!." Suara berat yang terdengar memenuhi ruangan UGD membuat semua perhatian yang ada disana tertuju padanya.

Lelaki paruh baya berjalan ke arahnya dengan tatapan marah, sedangkan wanita yang usianya tidak jauh darinya berjalan disampingnya memegangi tangannya dan mengusap lengannya berharap emosi suaminya mereda. Dibelakang mereka juga terdapat dua orang lainnya, seperti pengawal pribadi yang mengikuti mereka kemana-mana.

"Pa..Papa." Ucap Yuda terbata melihat kehadiran Ayahnya disana.

"Kekacauan apa lagi yang kamu perbuat ha?." Tanya Ayahnya dengan suara yang masih meninggi, perhatian orang-orang diruangan itupun masih tertuju padanya.

"Papa tenang dulu, kasihan Yuda dia baru saja sadar." Pinta istrinya tidak tega melihat putra satu-satunya itu dengan kondisinya saat ini.

"Ini!, Ini yang buat dia seperti ini, kamu terlalu memanjakan dia!." Tegas sang suami pada istrinya dengan penuh penekanan.

"Mama, apa Yuda berbuat kesalahan besar kali ini?." Tanya Yuda pada Ibunya, mata Ibunya berkaca-kaca menatap putranya membayangkan seberapa besar kekacauan yang dibuat putranya kali ini.

"Kamu membahayakan nyawa orang Yuda, siapa yang mengajari kamu membawa mobil dalam keadaan mabuk seperti itu Yuda!." Bukan Ibunya, justru Ayahnya yang menjelaskan hal apa yang ia perbuat tadi.

Wajah Yuda langsung pucat mengingat kembali ia hampir menabrak Dinda, tapi seingatnya ia membanting stir mobilnya kekanan agar bisa menghindari Dinda tadi.

"Aku tidak membuat Dinda celaka kan Pa?, Ma?." Tanya Yuda kepada kedua orangtuanya, rasa pusing dikepalanya kian bertambah menyadari ia malah mencelakakan orang yang ia cintai.

"Dinda baik-baik saja, tapi Papanya saat ini kritis." Jawab Ibunya dengan suara bergetar menahan tangisnya.

"Kenapa Papanya?." Yuda begitu terkejut, ia tidak mengingat sama sekali kapan Ayah Dinda muncul disana.

"Kamu menabrak Papanya Dinda, Yuda." Tegas Ayahnya menyadarkan Yuda akan perbuatannya.

"Tidak mungkin Ma, tidak mungkin Yuda melakukan itu." Elak Yuda tidak ingin mempercayai apa yang ia dengar dari Ayahnya barusan.

Tidak mungkin ia menabrak Ayahnya Dinda, tidak mungkin ia membuat satu-satunya orang yang Dinda sayangi didunia ini celaka, pikirnya.

"Masih mau mengelak kamu!." Seru Ayahnya sama sekali tidak menyangka anaknya akan berbuat kekacauan sejauh ini.

"Yuda mau ketemu Dinda sekarang Ma." Ucapnya seraya berdiri dan ingin buru-buru pergi dari sana, ia bahkan melepas paksa jarum infus yang ada di tangannya membuat darahnya langsung mengalir keluar.

"Mau kemana kamu!." Ayahnya pun tidak tinggal diam dan langsung menghalangi Yuda agar tidak meninggalkan tempatnya.

"Aku harus ketemu Dinda Pa, aku harus minta maaf dan menjelaskan situasinya." Jawab Yuda berusaha sekuat tenaga untuk melewati Ayahnya.

"Bawa dia pulang ke rumah, biar dia dirawat dirumah saja!." Perintah Ayahnya kepada dua orang pengawal yang mengikutinya.

"Baik Tuan." Jawab keduanya secara bersamaan dan langsung berjalan ke arah Yuda, masing-masing memegangi tangan Yuda.

"Papa jangan terlalu kasar sama Yuda Pa." Ucap Ibunya memohon, tidak tega melihat putranya seperti itu.

"Papa Yuda mohon, Ma tolong bantu Yuda, Yuda mau ketemu sama Dinda, dia sendirian, Dinda tidak punya siapapun selain Papanya." Pinta Yuda berusaha meminta tolong pada Ibunya, namun yang ia lakukan hanyalah sia-sia, perintah Ayahnya jelas tidak bisa ditolak oleh siapapun.

"Ikut kami Tuan Muda." Ucap salah satu dari pengawal Ayahnya memaksa Yuda beranjak dari sana.

"MAMAAA..." Teriak Yuda saat ia dipaksa berjalan keluar dari rumah sakit tersebut.

Kedua orangtuanya pun mengikutinya keluar dari rumah sakit, semua mata masih tertuju pada mereka yang telah membuat keributan disana sampai mereka keluar dari ruangan tersebut.

***

Dinda masih menunggu Dokter memeriksa Ayahnya didalam ruang IGD, doa yang ia panjatkan tidak pernah terputus, air matanya pun sudah lelah keluar dari matanya dan menyisakan mata yang sembab dan bengkak membuat matanya terlihat mengecil.

Hanya ia sendiri disana, tidak ada sanak saudara maupun keluarga yang menemaninya.

"Dinda.." Rindu yang baru saja datang setelah mendapatkan kabar darinya langsung menghampirinya disana.

Air mata Dinda yang sudah kering kembali membasahi wajahnya saat melihat Rindu datang menghampirinya.

Dengan cepat Rindu berlari kecil kearahnya yang berdiri terpaku ditempatnya menatapnya, Rindu pun memeluknya dengan erat membuat tangis Dinda pecah seketika.

"Papa Rin, Papa.." Ucapnya disela tanginya, suaranya pun makin parau.

"Kamu tenang dulu, aku yakin Om Tama baik-baik saja dan bisa melewati masa kritisnya." Kata Rindu berusaha menenangkan Dinda, ia memeluk erat Dinda dan mengusap punggung Dinda menguatkannya.

Dinda menangis dipelukan Rindu mengelurkan semua rasa takut dan sedihnya, merasa lega ada yang menemaninya saat ini.

Rindu melepaskan pelukannya setelah Dinda merasa lebih baik, ia lalu memegang kedua bahu Dinda dengan kuat dan menatapnya.

"Kamu kuat Dinda, kamu juga harus kuat untuk Om Tama, bisa kan?." Ucap Rindu tersenyum, ia harus terlihat seperti itu agar Dinda pun bisa tegar menghadapi situasinya saat ini.

Dinda menggangguk mengiyakan, ia sadar hanya dialah yang dimiliki oleh Ayahnya, begitu pun Ayahnya yang hanya memilikinya saja.

Dinda melangkah kembali menatap Ayahnya lewat kaca transparan yang masih dalam penanganan diruangan tersebut.

"Yang kuat Papa, Dinda menunggu Papa disini." Ucap Dinda penuh harap.

1
kalea rizuky
lanjut donk
Evi Lusiana
emng d rmh dinda gk ada ART dn satpam ny y kak?
Hasriani: Gak ada kak, Dinda sama Papanya cuma tinggal berdua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!