Suamiku Ternyata Kaya

Nando mulai menjalani kehidupan barunya di lapas.

Tidur berdesakan didalam sel yang sempit bersama enam orang lain, beralaskan tikar tua lusuh, bau keringat, serta berbintik bintik hitam.

Mandi bersama.sama dalam sebuah kamar mandi dengan ukuran besar

Bila makan pun mereka mesti mengantri dengan nasi dan lauk seadanya

,Tentu saja soal rasa dan jenis makanan tak akan pernah sesuai dengan lidah seorang Renando Maher Ali pratama. selama ini dia hanya memakan masakan chef handal yang menjadi juru masak dirumah keluarga Maher Ali.

bila makan diluar pun dua hanya memilih menu restoran mewah.

Mau tak mau ia harus membiasakan diri dengan hal-hal baru yang tak pernah terlintas dalam pikiran. mengikuti aturan yang diterapkan Disana.

Meski sangat sulit Nando berusaha sabar.

suatu saat pasti akan terbiasa.Belajar menerima keadaan, belajar tentang ke hidupkan, belajar bersyukur.

Andai saja semua itu dilakukan sejak dulu dirinya pasti tak akan berakhir dipenjara.

Dia berjanji saat keluar dari prnjara akan menjalani hidup dengan lebih bertanggung jawab.

Terlintas dalam ingatannya bagaimana dahulu selalu mengkotak kotakan orang berdasar status dan kekayaan, menganggap diri lebih hebat dari yang lain.

Tapi kini posisinya lebih hina, dia dipenjara sebagai seorang penjahat.

Mungkin Tuhan sedang menegur seorang Renando.

Lonceng tanda makan pagi berbunyi

Nando ikut mengantri bersama tahanan lain.

sebuah baki dari bahan alumunium di angsurkan padanya.

Dia menerimanya dengan senyum tipis

Ada sekitar sepuluh orang yang melayani bertugas sebagai penjaga prasmanan.

Mereka adalah juru masak penjara yang bekerja menyediakan makanan pada para tahanan.

" Terima kasih!" ucap Nando meninggalkan dua orang perempuan pertengahan 30 tahunan

yang kesemsem dengan wajah Nando yang memikat.

Tubuh tinggi nan atletis, wajah putih mulus, dengan Alis tebal rapi tertata, ditambah tatapan mata yang tegas serta tajam, dengan mata sayu dibalut bulu mata panjang dan lentik hidung mancung, bibir tipis namun penuh terlihat menggoda , belum lagi bentuknya rahang yang tercetak sempurna membingkai wajah .

siapa pun pasti akan betah berlama lama menatapnya.

" Sejak ada dia gue jadi betah banget kerja disini" .menunjuk Nando dengan ekor mata, dia bicara pada perempuan disebelahnya yang sedang mengisi lauk pada tahanan lain.

" loe benar , biasanya gue takut banget bila harus kemari, bawaannya was was Mulu, siapa.yang tidak takut bila terus menerus berinteraksi dengan penjahat, karena dia rasa takut gue sedikit berkurang, lihat deh bening banget.."

" Ingat Surti laki, anak loe, dirumah!" Minah menowel lengan Surti yang masih belum mengalihkan tatapan dari Nando.

" Lagian biar ganteng tetap aja penjahat, siapa tahu dia psycho, pembunuh berdarah dingin, kebanyakan mereka berwajah tampan menarik dan pintar.." Minah mengingatkan

" Nhgak mungkin..emang sih dia kelihatan sedikit angkuh tapi gue yakin dia bukan penjahat macam itu..

" Terserah loe lah! ingat si jono dirumah.."

" Ngapain gue inget, paling lagi enak, enak.dengan janda muda di ujung gang.." sungut Surti kesal.

Minah tertawa.

Surti mengangsurkan sepotong ikan pada tahanan di depannya.

"Mbak! jangan terpesona pada tampilan luarnya saja, 446 memang ganteng, dia itu dalang pelaku pelecehan seksual, mending sama saya mbak, saya cuma maling ayam, paling beberapa bulan lagi juga bebas, saya mau kok jadi suaminya mbak, gantiin suami mbak yang selingkuh" ucap seorang penjahat tiba tiba ikut nimbrung obrolan Surti

seketika Surti shock.

446 adalah nomor tahanan Nando.

didalam penjara mereka saling memanggil dengan nomor tahanan bukan nama.

hampir saja kepalanya dipentung pakai centong kayu oleh Surti.

saking mualnya dia.

Keduanya menoleh pada si brewok berkepala botak, ada tato ular melingkar dilehernya yang hitam,.Surti bergidik melihatnya.

" Bang jangan fitnah ya, saya nggak terima si ganteng dituduh sehina itu, pelecehan??? mana mungkin..Yaang ada dia yang dilecehkan, baru gue percaya" kilah Surti.

" yeee si embak kagak percaya, ya sudah...!" ucap brewok acuh

" Kalau pun benar, Gue dengan senang hati, rmalah rela dilecehkan dia..rasanya pasti Hmmmmmm...gimana gitu.." sahut Surti Asal dengan mata menerawang mesum.

Minah langsung menyikut Surti,

" Sadar Surti, eling, nyebut Sur.."

Surti malah mesem mesem.

" Sarap..!!" kata si brewok sambil mengangsurkan baki untuk di isi sayur oleh Minah.

Nando memilih menghabiskan makanan seorang diri dimeja.

mengabaikan ke adaan sekitar, perutnya terasa sangat lapar.

Sampai tak.menyadari dia sudah menjadi pusat perhatian seorang laki laki yang duduk tak jauh dari posisinya.

Seorang tahanan yang duduk disudut menatap begitu tajam padanya.

Dia adalah Bondan sukamto, setelah Nando resmi masuk lapas beberapa hari kemudian Bondan menyusul.

Dia ingat pesan Ibram untuk membuat hari hari Nando menjadi sulit selama dalam tahanan.

Bondan mencari kesempatan, mengatur sebuah Rencana agar bisa mengerjai Nando, sedangkan Nando tak tahu keberadaan Bondan dilapas.

Selesai sarapan para tahanan diminta untuk membersihkan halaman.

Dengan telaten Nando mencabuti rumput rumput liar yang mulai tumbuh. dia begitu menikmati pekerjaannya.

sampai tak sadar jika matahari mulai beranjak naik.

Suhu mulai meningkat, panas dan terik.

Tubuh Nando mulai dibanjiri keringat, rasa lelah dan haus membuatnya ingin beristirahat sejenak.

Lima orang tahanan berbadan kekar mendekati Nando.

" Nampaknya Tuan muda sangat lelah, apakah kau butuh minum?" Suara Bondan mengalihkan Nando.

Dia mendongakan kepala sambil menutupi mata dengan telapak tangan karena silau oleh cahaya matahari.

terlihat Bondan dan ke empat orang yang datang bersamanya menyeringai jahat.

Dengan waspada Nando berdiri.

" rupanya kau sudah bergabung bersamaku Bondan," Nando tertawa mengejek

"Tentu saja, Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi, Saat-saat yang amat aku Nantikan " balas Dendam.." Bondan berkata dingin.

" Balas dendam katamu? harusnya aku yang berkata begitu, kau ingat siapa yang menjebak aku bukan!?"

Balas Nando

Bondan melihat ke arah empat pria lain, mereka tersenyum sinis.

" Salahmu mengapa kau membuatku ditangkap polisi, seandainya kau tak datang ke gudang dan ikut campur mungkin kita masih sama-sama bebas"

" lebih baik aku dipenjara, dari pada melihat seorang pria kotor sepertimu melakukan hal yang buruk pada seorang gadis tak berdaya"

Bondan memberi isyarat pada teman temanya

" Seret Dia..." titahnya

Mereka langsung memepet dan merangkul Nando, pura pura bersikap akrab dengannya, untuk menipu petugas yang berjaga.

" Bersikaplah wajar, atau kita semua akan mendapat masalah," mereka membawa Nando ke suatu tempat yang tak terpantau dari menara pengawas dan penjaga Lapas.

" Mau apa kalian!!, " Bentak Nando, sedikit panik.

Melihat wajah wajah beringas mereka

" Hajar..!!" perintah Bondan.

Nando langsung dipegangi dan dipukuli secara bertubi - tubi, dia menjadi bulan-bulanan mereka. Dia mendapat pukulan

Di perut, didada, serta wajah. sasaran utama para penjahat itu.

Nando jatuh terkampar, Dia sudah babak belur dihajar oleh mereka.Bibir Nonda mengerang menahan sakit.

Mereka tertawa puas, tanpa perasaan meninggalkan Nando yang tergelatak tak berdaya terbaring di tanah.

Beberapa saat kemudian Nando berusaha bangun, dia mengatur nafas berusaha bangun secara pelan pelan, rasa sakit menyerang ketika dia berhasil menyeimbangkan diri lalu berdiri dengan berpegangan pada tembok.

Setelah mengumpulkan tenaga yang tersisa dengan tertatih-tatih dia masuk kedalam sel sambil memegangi bagian perut.

ketika malam menjelang rasa sakit itu semakin kuat mendera, Bahkan tak mampu lagi ditahan olehnya.

Nando mengalami demam hebat.

Tanpa sadar dia terus mengerang. merintih sepanjang malam.

Hingga mengganggu salah satu tahanan.

Si botak brewok dengan tato ular melingkar di dileher terus mengumpati Nando yang tak berhenti meracau.

"Hei! pemuda kaya diam Napa!! suara , loe bikin gue kagak bisa tidur, bikin kesal aja..apa.perlu tu mulut gue bungkam.pake tangan gue" ketusnya.

Namun erangan Nando semakin keras.

Brewok mendekati Nando benar benar ingin menghajarnya.

Alangkah terkejutnya begitu melihat wajah yang pucat, memar membengkak di seluruh wajah Nando

Belum lagi keringat sebesar biji jagung mengalir di permukaan wajah

brewok menjadi khawatir

Dia meraba kening Nando pelan

tanganya tersentak begitu aliran panas menjalar di telapak tangan

" 446! loe kenapa!?, Loe sakit ? ****** gue mesti gimana nih!, hei. ! kalian bangun!! buruan bangun!!" hardiknya pada tahanan lain yang masih Lena dalam tidurnya. Sama sekali tak terganggu dengan rintihan Nando."

Karena suara brewok yang sangat berisik

Mereka bangun dengan wajah tak sedap dipandang.

" Ngapain sih elo, berisik banget." protes mereka

" Panggilin petugas lapas, Sepetinya 446 sakit.." dengan suara panik

" B- ba-baik bang.."

mereka bergegas bangun dan berteriak sekeras mungkin

" penjaga!!!, penjaga!!!, tolong ada tahanan sakit!"

Setelah beberapa kali panggilan akhirnya petugas datang.

" Ada apa? mengapa kalian ribut ribut tengah malam begini?" Tanya mereka

melihat kondisi sel.

mereka.mengganggap sedang terjadi perkelahiian antar sesama tahanan.

' 446 sakit, panasnya sangat tinggi, dan terus.menginggau, tolonglah dia.." Sahut brewok cemas.

Ke empat penjaga lapas segera membawa Nando keklinik penjara.

Dokter Klinik langsung memeriksa denyut jantung dengan melepas beberapa kancing baju yang dipakai.Nando.

namun baru dua kancing terbuka Dokter berhenti matanya tertegun melihat dada Nando yang terbuka.

" Astagfirullah dia sepertinya habis dipukuli pak.." kata dokter pada penjaga

yang masih mendampingi Nando diklinik.

Penjaga mendekat untuk melihat lebih jauh.

Dokter segera menggunting pakaian Nando.hingga hanya menyisakan pakaian dalam saja di tubuh pria itu.

Mereka sama-sama terkejut ketika badan Nando dipenuhi lebam membiru hingga menghitam

" kurang ajar!!, siapa yang sudah memiliki tahanan ini!?"

Penjaga lapas berkata dengan emosi.

wajahnya terlihat sangat geram.

Apalagi dia tahu siapa Nando sebenarnya.

"Kita harus segera membawanya kerumah sakit.Nyawanya dalam bahaya.." ucap dokter berharap disetujui penjaga itu

"kita butuh ijin kepala lapas dok, senyata kami tak punya wewenang"

" kalau begitu segera hubungi kepala lapas, sekarang juga!!! ini menyangkut nyawa seseorang!" Hardik dokter tak sabar.