NovelToon NovelToon
Lanjut Atau Usai Disini

Lanjut Atau Usai Disini

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Wanita Karir / Percintaan Konglomerat / Selingkuh / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: dyawrite99

"Jika aku bisa memiliki keduanya kenapa aku harus memilih salah satu saja." Alkama Basri Widjaya.

"Cinta bukanlah yang kamu butuhkan, pilih saja ambisimu yang kamu perjuangkan mati-matian." Nirmala Janeeta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dyawrite99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Nirmala kembali sibuk setelah kepulangannya ke tanah air. Namun ia tidak lupa dengan pesan Kama yang menginginkan dirinya selalu memberi kabar pada Kama.

Tadi Nirmala sudah mengirim pesan jika ia akan pergi bersama kliennya untuk bertemu para vendor yang terlibat dalam acara pernikahan kliennya.

Namun Nirmala tidak berbicara detail siapa saja para vendor itu. Kalau sampai Kama tahu salah satu agendanya akan bertemu Rian, pasti Kama akan banyak bertanya hal hal yang menurut Nirmala tidak penting. Toh alasan Nirmala bertemu Rian bukanlah alasan pribadi namun demi kepentingan klien saja.

"Hai Nirmala senang bertemu denganmu kembali." Sambut Rian ketika mereka bertemu.

"Senang bertemu kamu juga." Balas Nirmala.

Setelah kehadiran Nirmala di restoran pria itu merekan disambut dan diarahkan ke ruangan khusus bagi mereka.

Kedatangan Nirmala dan kliennya disambut hangat oleh Rian. Kliennya segera diajak oleh pelayan di restoran Rian untuk melihat menu sekaligus mencicipi menu apa saja yang akan kliennya pilih. Dan Nirmala sendiri diajak Rian untuk berbincang berdua.

"Apa kabar kamu Mala. Sayang dengar kamu baru pulang dari Amerika."

"Iya benar. Maaf waktu itu tidak bisa memenuhi undangan kamu."

"Sebenarnya undangan itu belum terlaksana karena acaranya itu akan diadakan besok. Jadi boleh sayang mengajak kamu lagi?"

"Oh begitu ya. Kalau gitu saya tidak mungkin menolak undangan teman." Jawab Nirmala.

"Senang mendengar kamu mau meluangkan waktu di acara pembukaan cabang restoran saya."

"Saya yang senang bisa menjadi bagian kesuksesan restoran kamu. Semoga kita bisa terus bekerja sama dengan baik."

"Tentu. Senang bisa menjadi bagian pekerjaan kamu juga." Rian senang bisa berdekatan dengan Nirmala. Ia sengaja mengundang Nirmala diacara pembukaan restoran miliknya bahkan ia sengaja mengundur acara pembukaan itu agar bisa dihadiri oleh Nirmala.

Sedari dulu Rian sudah cukup tertarik dengan Nirmala. Namun yang jadi penghalang adalah bahwa Rian baru mengetahui jika Nirmala sudah memiliki kekasih dari kejadian tempo lalu. Tapi Rian tetap tidak menjauh walau kenyataannya Nirmala sudah memiliki kekasih.

Rian akan selalu dekat dengan Nirmala berharap suatu saat perempuan itu akan segera putus dengan kekasihnya. Apalagi yang Rian tahu Nirmala dan kekasihnya itu terlibat hubungan jarak jauh. Rian yakin hubungan jarak jauh tidaklah mudah dijalankan.

Disisi lain juga Kama tetap menjaga kewarasannya yang terus menerus ditempeli oleh Juwita.

Semalam setelah aksi Juwita yang terus menempel padanya membuat Kama harus ekstra menahan diri. Juwita benar benar berusaha keras untuk lebih dekat dengan dirinya.

Hari ini juga mereka kembali bertemu. Kama dan Juwita memiliki agenda bermain golf bersama.

"Kama kamu bisa ajari aku memukul seperti yang kamu lakukan tadi. Pukulan tadi sangat keren sekali." Juwita sudah bersiap memukul.

"Tentu." Kama mendekat berniat membantu sesuai permintaan Juwita. Kama mulai memposisikan dirinya berdiri di belakang Juwita hendak memberikan arahan langsung pada Juwita.

"Coba pegang seperti ini. Dan posisikan kamu kaki kuat menopang tubuhmu saat memukul bola nanti." Terang Kama pada Juwita yang begitu anteng dipelukan Kama yang mengarahkan tangannya untuk memegang stick golf dengan benar.

"Seperti ini?"

"Ya begitu. Coba ayunkan sticknya sekuat tenaga kamu. Kemudian pukul."

Juwita melakukan sesuai arahan Kama. Dan kemudian Juwita berhasil memukul dengan kuat seperti yang ia ingin.

"Waw. Aku bisa." Juwita begitu senang sudah berhasil mempraktekkan apa yang diajarkan Kama.

"Iya. Bagus sekali." Kama membalas senyum Juwita yang terlihat senang setelah berhasil memukul dengan benar.

Semakin hari kedekatan Kama dan Juwita memang semakin dekat. Hampir setiap hari mereka berdua bertemu.

Kama juga tidak bisa menolak setiap ajakan Juwita. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama.

Dan tak terasa beberapa hari lagi waktu kepulangan Kama ke tanah air.

Kama begitu merindukan Nirmalanya. Komunikasi dirinya dan Nirmala cukup buruk akhir akhir ini. Mereka memang sering bertukar pesan namun karena perbedaan waktu membuat komunikasi mereka tidak berjalan dengan baik.

Kama dan Nirmala sudah jarang melakukan panggilan suara maupun video karena kesibukkan masing masing.

"Bos, siang ini kita akan kedatangan ayahnya bos." Lapor Dirga.

"Apa. Ayah saya akan ke sini. Kenapa mendadak sekali."

"Saya kurang tahu. Sepertinya ia akan meninjau sejauh mana perkembangan perusahaan bos berjalan. Apalagi setelah kita mendapat kerjasama dengan keluarga Mr. Zahid ayahnya bos begitu senang."

"Tentu dia harus senang. Semha ini adalah hal yang baik bagi perusahaannya juga."

"Iya bos."

"Kamu siapkan saja keperluan yang harus dipersiapkan menyambut ayah saya. Pasti laki laki itu punya rencana datang kesini."

"Baik bos." Jawab Dirga patuh.

Kama tahu sifat dan karakter ayahnya. Jarang sekali ayahnya ingin bertemu dirinya jika tidak ada kepentingan. Pasti ada hal yang membuat ayahnya repot repot untuk mendatangi dirinya.

Dan benar saja. Setelah kedatangan ayahnya di kantor miliknya laki laki itu menyampaikan tujuannya datang menemui Kama.

"Kerjasama dengan perusahaan Mr. Zahid terjalin dengan bagus sekali. Saya lihat kamu juga dekat dengan putri bungsunya."

Kama dan ayahnya berbincang bincang diruangan Kama. Mereka duduk berhadapan diruang itu.

"Iya benar. Kami dekat sebagai teman yang bekerja sama dengan baik." Jawab Kama. Ia tidak mau menggiring pemikiran ayahnya untuk ke hal hal yang lebih dari itu. Walau sepertinya penjelasan Kama tadi tidak dapat meyakinkan ayahnya begitu saja.

"Tapi menurutku kalian bisa lebih dari teman."

"Untuk saat ini kami dapat bekerjasama dengan baik."

"Untuk saat ini bukan. Kamu harus memastikan bahwa bukan hanya saat ini namun harus menjamin kedepannya." Jawab tuan Widjaya ayah Kama. "Buatlah hubungan kalian tidak sekedar teman. Kalau perlu buatlah ikatan kekasih bahkan jadikan Juwita sebagai istrimu." Terang ayah Kama mengintimidasi.

Kama diam. Ayahnya benar benar tidak tahu diri ingin menjadikan Kama bonekanya sesuka hatinya.

"Aku tidak bisa." Tolak Kama.

"Kenapa. Apa karena perempuan itu. Kamu masih menjalin dengan perempuan tidak berguna itu."

"Jangan berkata yang tidak tidak tentangnya."

"Cih. Kamu masih saja mempertahankan perempuan itu. Apa yang kamu harapkan darinya. Dia hanya akan menjadi beban untuk kamu."

"Itu bukan urusan Daddy. Aku akan melakukan semua atas kehendak dan kemauanku sendiri. Urusan dia adalah urusanku. Daddy tidak perlu ikut andil." Bantah Kama.

"Harusnya kamu tahu aku masih pemegang saham terbesar di perusahaan. Jika kamu tidak menurut maka kepemimpinan tidak akan berpindah kepadamu." Ancam ayah Kama. "Sebaiknya lakukan sesuai perintahku atau semua yang kamu raih saat ini hanya akan menjadi sia sia. Dan saya ingin kamu tetap melanjutkan perintah saya tadi. Terus dekati keluarga Mr. Zahid dan jadikan anaknya milik kamu. Saya harap kamu paham mana yang lebih penting. Jika kamu tidak menurut akan perintah saya, kamu tahu pada siapa saya akan membalasnya." Mr. Widjaya menegaskan pada Kama. Laki laki itu pergi meninggalkan Kama yang diam tidak dapat membantah.

"Sialan!" Kama mengumpat kesal setelah kepergian ayahnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!