Kota X adalah kota tanpa tuhan, tanpa hukum, tanpa belas kasihan. Di jalanan yang penuh mayat, narkoba, prostitusi, dan pengkhianatan, hanya satu hal yang menentukan hidup dan mati: kekuasaan.
Di antara puluhan geng yang saling memangsa, berdirilah satu nama yang ditakuti semua orang—
Reno, pemimpin The Red Serpent, geng paling brutal dan paling berpengaruh di seluruh Kota X. Dengan kecerdasan, kekejaman, dan masa lalu kelam yang terus menghantuinya, Reno menguasai kota melalui darah dan api.
Namun kekuasaan sebesar itu mengundang musuh baru.
Muncul Rafael, pemimpin muda Silver Fang yang ambisius, licik, dan haus kekuasaan. Ia menantang Reno secara terbuka, memulai perang besar yang menyeret seluruh kota ke jurang kehancuran.
Di tengah perang geng, Reno harus menghadapi:
Pengkhianat dari dalam kelompoknya sendiri
Politisi korup yang ingin memanfaatkan kekacauan
Hubungan terlarang dengan Vira, wanita dari masa lalunya yang tersembunyi
Konspirasi besar yang lebih gelap dari dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boy Permana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertarungan
sesampainya Reno di sisih selatan kota.
Reno langsung memasuki gedung dengan langkah pelan namun mantap.
Di dampingi dua orang kepercayaan nya, Tomo di depan, Damar di sebelah kanan.
Begitu mereka melewati pintu depan.
BRAAATTTTT!!!
sekitar dua puluh orang Black Hound berteriak dan keluar dari balik tumpukan kontainer.
Senjata tajam, pentungan besi, dan beberapa pistol langsung diarahkan ke arah mereka.
Tomo langsung mengangkat senjatanya.
“Kita di sergap!!”
Damar dengan sigap langsung berdiri di depan Reno untuk menjaga nya.
Black Hound langsung menyerbu.
Tomo menerjang mereka," seperti banteng liar.
DUAARG!!
Dia meninju satu orang sampai terpental ke dinding.
Damar langsung meraih pistol di pinggang nya dan menembaki mereka ," DOR! DOR!
Dua anggota musuh tumbang.
Reno menghadapi tiga orang sekaligus.
Yang pertama menusuk dengan pisau.
Reno memutar tubuh, menangkap pergelangan tangan, lalu menghantamkan kepala musuh ke arah pilar baja.
Suara benturan terdengar cukup keras.
Yang kedua datang dengan pentungan.
Reno menepis, lalu mematah kan siku musuh dalam satu gerakan cepat.
Yang ketiga mencoba menembak Reno.
Tapi Tomo dengan cepat menendang senjatanya dan menghajar musuh dengan uppercut tepat ke arah rahang.
Namun musuh terus berdatangan… seperti gelombang liar.
Damar berseru, “BOS! Mereka terlalu banyak.
Reno menajamkan tatapan. “Alpha memang merekrut banyak orang."
Tomo sedang menangkis serangan dengan pisau, tapi satu anggota Black Hound menodongkan pistol dari samping.
Reno datang dengan gerakan cepat, dan langsung menendang tangan nya, hingga pistol terjatuh.
Tiba-tiba datang tiga orang menyerang Reno.
Reno memutar tubuh, menendang satu orang tepat di dada nya hingga terpelanting, lalu meninju pria ke dua tepat di uluh hati nya dan menendang kepalanya dan dengan gerakan cepat mengunci leher yang ketiga,
Mereka bertiga bertarung dengan sangat brutal.
tetapi musuh semakin banyak muncul dari lantai dua.
Tomo memaki. “sialan mereka terus berdatangan seperti tidak habis-habis.
Reno menatap tajam ke arah lantai dua, dan terlihat ada seseorang yang cukup familiar, dia sedang memantau pertarungan mereka," lalu seseorang itu menatap tajam ke arah Reno dan berteriak." Reno naiklah ke atas jika kau punya nyali.
“Sepertinya alpha juga merekrut orang-orang yang pernah ku usir dari Kota.
Damar menatap Reno. “Bos, apa kita akan ke lantai dua atau pergi dari gudang ini.
Reno hanya tersenyum. “Tomo! Damar! ayo bergerak kita akan naik ke atas.”
Tomo terkejut.
“Bos kau yakin?!”
Reno menatapnya dingin.
“aku yakin, apa kau lupa apa yang bisa kulakukan sehingga aku bisa menjadi pemimpin The Red Serpent, dan orang itu seharusnya ku bunuh bukan hanya ku usir dari kota ini.
Damar mengangguk cepat.
“Kami akan membuka jalan"
Reno mulai naik ke atas di dampingi Tomo dan damar untuk menghabisi semua Anggota black hound.
SEMENTARA ITU DI PUSAT KOTA X – DIVISI 1 DAN 10 BERTEMPUR
Di jalanan distrik timur kota, Divisi 1 dan Divisi 10 sudah terlibat bentrokan dahsyat dengan pasukan Black Hound.
Lampu jalan pecah. Motor-motor berserakan. Api kecil menyala dari mobil yang terbakar.
Iwan berada di tengah pertempuran dengan
baju hitam, tangan nya penuh dengan darah musuh, dan dengan tatapan liar seperti raja di medan perang.
“DIVISI 1!! TERUS SERANG!!”
teriaknya.
Anak buahnya sekitar tiga puluh orang bergerak cepat.
Mereka menghantam barisan Black Hound dari dua sisi.
Sementara Divisi 10 di bawah komando Kala menyerang dari belakang dengan sangat brutal
Kala berteriak sambil memukul wajah musuh dengan gagang belati.
“HAJAR MEREKA SEMUA!!”
Iwan menendang satu musuh hingga menembus kaca toko.
Dua lagi mencoba mengeroyoknya.
Iwan tersenyum sinis.
“Kalian kurang banyak…”
Ia memutar tongkat besi dan..
DUAAARR!!
Memukul kepala musuh nya hingga pingsan di tempat.
CRAAAK!!
lalu memukuli yang lain tanpa ampun.
Dalam 10 detik, lima musuh tumbang, di tangan iwan
Divisi 1 bergerak untuk menyerang dan Divisi 10 mengunci pergerakan musuh.
Dan hasilnya jelas:
Black Hound hancur di distrik timur.
Kala berteriak penuh kemenangan.
“IWAN!! semua musuh telah kita kalahkan!”
terlihat jelas Red Serpent lebih unggul walaupun anggota black hound lebih banyak tapi yang mereka hadapi adalah divisi 1 yang di dalam nya banyak anggotanya yang ahli beladiri dan di dukung divisi 10 yang terkenal sadis.
Iwan menghela napas, mengusap darah di pipi.
“Divisi 1 dari dulu memang tidak pernah kalah.”
Namun wajahnya tiba-tiba berubah serius.
“Bagaimana kabar divisi lain?”
Kala mengernyit. “Divisi 3 laporan terakhir… mereka berada di arah utara dan divisi 2 baru saja pulang ke markas setelah bertarung dengan black hound di dekat danau kota.”
Iwan mengambil ponsel dari jaket nya dan menghubungi Renata juga beberapa anggota divisi 3.
“…divisi 3 tidak ada yang menjawab panggilan ku.”
Kala menegang.
“Jangan bilang..”
Iwan langsung mengambil motor.
“Kita ke sana SEKARANG!”
UTARA KOTA X – KEKALAHAN DIVISI 3
Jalanan utara terlihat gelap hanya beberapa lampu jalan yang menyala.
Terlihat banyak mobil,motor terbalik dan Beberapa tubuh anggota divisi 3 yang tergeletak…
tidak bergerak.
Iwan dan Kala di ikuti anak buahnya baru tiba disana.
Kala langsung berlutut dan memeriksa beberapa anggota dari divisi 3,"
“Sudah mati… banyak yang mati…”
Iwan turun dari motor, rahangnya mengeras.
Di ujung jalan terlihat Renata—kapten divisi 3—terbaring di tanah, napas nya terengah, tubuhnya penuh luka.
Iwan berlari.
“RENATA!!”
Renata membuka mata sedikit.
Dengan suara nyaris pecah ia berkata:
“…maaf kami kalah, aku tidak bisa mengalahkan mereka.
Iwan mengepalkan tangan nya.
Kala bangkit, wajahnya terlihat sangat marah. “Divisi 3 DIKALAHKAN? Ini… mustahil siapa yang memimpin black hound di penyerangan ini…”
Renata menatap Iwan dengan tatapan lemah namun penuh rasa takut.
“…Iwan… mereka dipimpin seseorang…”
Iwan menunduk. “Siapa?”
Renata menelan ludah.
“Mereka punya kapten baru… mantan kapten Red Serpent…”
Iwan." siapa katakan Renata."?
Renata berbisik:
“…Sigma…”
Kala langsung mundur satu langkah.
“kurang ajar, setelah menghilang tanpa kabar beberapa tahun ini dia malah bergabung dengan black hound!!”
Iwan memandang langit gelap kota X, tatapannya penuh amarah.
“Sigma… Alpha… kalian benar-benar ingin perang…”
Ia berdiri tegak, menatap seluruh pasukannya.
“Divisi 1!! Divisi 10!!”
Mereka semua menatap kapten mereka.
Iwan berteriak:
“Kumpulkan semua yang masih hidup obati yang terluka!!
divisi 3 yang masih bisa bergerak bawa Renata serta yang terluka kembali ke markas untuk di obati lebih lanjut oleh team medis kita.
kalian", Iwan menunjuk beberapa anggota nya,"
kawal mereka sampai ke markas,"
baik kapten", teriak beberapa anggota divisi 1 yang Iwan tunjuk.
DAN KALIAN SEMUA IKUT DENGAN KU, KITA AKAN BALAS MALAM INI JUGAI!!”
Anggota Red Serpent mengangkat senjata.
Kala menambahkan dengan suara garang:
“UNTUK RED SERPENT!!”
Suara mereka menggema.
Sementara di sisih lain kota x itu, Reno…
Berjalan memasuki pusat gudang selatan, sementara Tomo dan damar sedang bertarung di luar pintu dengan para anggota black hound…
Dan di sana, di tengah kegelapan…
Terlihat Ada seseorang yang menunggu.
Bayangan tinggi.
jaket hitam.
Tatapan dingin.
Dan suara itu.
“Sudah lama… Bos Reno.”
Reno berhenti.
“cobra mantan kapten divisi 5 red serpent ”