NovelToon NovelToon
Istri Rasa Selingkuhan

Istri Rasa Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Andra dan Trista terpaksa menikah karena dijodohkan. Padahal mereka sudah sama-sama memiliki kekasih. Pernikahan kontrak terjadi. Dimana Andra dan Trista sepakat kalau pernikahan mereka hanyalah status.

Suatu hari, Andra dan Trista mabuk bersama. Mereka melakukan cinta satu malam. Sejak saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka. Trista dan Andra terpaksa menyembunyikan kedekatan mereka dari kekasih masing-masing. Terutama Trista yang kekasihnya ternyata adalah seorang bos mafia berbahaya dan penuh obsesi.

"Punya istri kok rasanya kayak selingkuhan." - Andra.

"Pssst! Diam! Nanti ada yang dengar." - Trista.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chaprer 22 - Posesif

Trista menarik napas panjang, dadanya naik-turun cepat. Kata-kata yang ia pilih harus hati-hati, karena setiap kalimat salah bisa membuat Regan mencium sesuatu yang tidak boleh ia tahu.

“Regan…” ucapnya pelan, suaranya bergetar. “Aku hanya berpikir… kalau suatu hari hubungan kita… ya, misalnya saja… kalau hubungan ini berakhir, atau—”

Belum selesai, Regan langsung menegang seperti baru saja ditikam dari belakang. Tatapannya berubah tajam. Sangat tajam. “Apa yang kamu bilang barusan?” Suara Regan merendah, tetapi justru jauh lebih mengerikan daripada saat dia berteriak.

Trista memaksa tersenyum meskipun jantungnya berdebar histeris. “Aku hanya bilang misalnya… andai kita—”

“Andai apa?” potong Regan. “Andai kita putus?”

Trista menelan ludah. “Itu hanya contoh. Aku cuma… berpikir tentang masa depan.”

Regan tertawa kecil, tawa kosong, tawa dingin yang tidak menunjukkan sedikit pun humor. Tangannya terangkat, menyentuh pipi Trista, namun sentuhan itu bukan lagi lembut, melainkan seperti belenggu.

“Sayang,” ucapnya dengan nada manis yang terdengar salah di telinga Trista. “Kenapa kamu bicara hal seperti itu? Hmm?”

Trista kaku, mencoba tidak mundur. “Karena…” ia mencari alasan cepat. “Aku hanya merasa… akhir-akhir ini kita jarang komunikasi. Aku takut kamu bosan.”

Regan menatapnya lama, menelisik, seolah membaca sampai ke dalam tulang. “Aku tidak pernah bosan denganmu,” katanya pelan.

Namun ada ancaman samar yang membuat Trista merinding.

Regan meraih dagunya, memaksanya menatap tepat ke arah mata gelapnya. “Kamu tidak mengerti, ya?" Nada itu lembut, tetapi tekanannya membuat Trista serasa dicekik. “Kita tidak akan berpisah. Tidak akan!"

“Regan—”

“Apa pun yang terjadi,” lanjut Regan, tatapannya tidak berkedip, “kamu tetap milikku!”

Trista membeku. Setiap kata Regan terdengar seperti kunci yang mengunci sel penjara pelan-pelan.

“Aku tidak peduli kalau kamu lagi capek, lagi sibuk, lagi marah.” Regan menyandarkan dahinya ke dahi Trista, namun caranya begitu intens sampai membuat napas Trista tercekat.

“Aku tidak peduli kalau kamu bilang ingin sendiri.”

Tangan Regan kini berada di pinggang Trista, menahan dengan kuat. “Kamu tidak akan ke mana-mana.”

Trista memejamkan mata sepersekian detik.

Ia tidak boleh menunjukkan ketakutan terlalu jelas. Jika Regan mencurigai sesuatu, terutama tentang Andra, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.

“Regan…” suaranya pelan tapi mencoba stabil. “Aku tidak bilang mau pergi. Aku cuma takut… kalau kamu suatu hari berubah pikiran.”

Regan mengerutkan kening, seolah tersinggung bahwa Trista bahkan memikirkan hal sesederhana itu.

“Berubah pikiran?” Ia menatap Trista dari atas ke bawah dengan cara yang membuat gadis itu merasa telanjang. “Kenapa aku harus berubah pikiran? Untuk apa?”

Trista menahan napas.

“Aku mencintaimu,” ujar Regan tegas. “Dan aku tidak suka kehilangan.”

Trista menggigit bibir, tidak tahu harus menjawab apa. Regan kemudian duduk kembali di sebelahnya, lebih dekat daripada sebelumnya. Bahunya menyentuh bahu Trista. Tangannya kembali menggenggam tangan Trista, tetapi genggaman itu terlalu erat, seperti borgol.

“Aku heran,” ucap Regan pelan namun berbahaya. “Kenapa kamu tiba-tiba bicara seperti ini? Dari mana kamu dapat ide bodoh tentang ‘putus’ itu?”

Trista tersentak. “I—itu cuma pikiran yang lewat, Regan. Aku tidak serius. Maaf kalau menyinggung.”

Regan menatapnya lama, seolah menimbang apakah ia harus percaya atau tidak. Ia mengusap pipi Trista dengan punggung jarinya. “Kalau kamu merasa tidak aman, tinggal bilang. Kalau kamu butuh sesuatu, aku berikan.”

“Bukan itu maksudku—”

Regan mencondongkan tubuhnya lagi. “Tapi jangan pernah, pernah, bicara soal putus lagi. Mengerti?”

Trista hanya bisa mengangguk kaku. Dia tambah ketakutan saat menyadari ada pistol tersemat di ikat pinggang Regan.

“Bagus.” Regan tersenyum. Ia lalu berdiri, berjalan ke arah pintu, berbicara kepada para penjaga di luar.

“Tidak ada yang boleh mengganggu Trista hari ini,” perintah Regan. “Dan pastikan tidak ada seorang pun yang ia temui tanpa sepengetahuanku!"

Trista menatap pintu dengan mata melebar.

Penjagaan ekstra? Hatinya mencelos. 'Dia benar-benar tidak akan membiarkan aku pergi…' batinnya.

Regan menutup pintu kembali dan menuju Trista. Ia duduk di sampingnya lagi, kali ini memeluk bahu Trista seakan ia milik yang harus dimiliki erat.

“Aku hanya ingin memastikan kamu aman,” bisiknya.

Tapi bagi Trista, itu bukan tentang keamanan.

Itu pengurungan. Regan benar-benar tidak akan melepaskannya.

Trista menunduk. Napasnya memburu.

Pikirannya kembali pada Andra.

Jika Regan mengetahui apa yang terjadi malam itu, maka lelaki itu pasti murka sekali. Yang berada dalam bahaya tidak hanya Andra, tapi juga dirinya.

Untuk saat ini, Trista harus memainkan perannya.

Tersenyum. Bersikap lembut. Menyembunyikan semuanya sampai ia menemukan jalan keluar.

“Baik,” ucap Trista akhirnya, suaranya hampir hilang. “Aku mengerti, Regan.”

Regan tersenyum puas, menarik Trista ke dalam dekapannya. Trista hanya bisa menahan diri agar tubuhnya tidak gemetar. Di matanya, Regan kini berubah jadi sosok yang mengerikan.

1
Tiara Bella
ternyata andra sm trista bersandiwara didpn Regan....tp Regan gk percaya
Rommy Wasini Khumaidi
Andra kan merasa dia pemenangnya...oh jelas dong,dia sah dimata hukum & agama,trs Andra juga sudah mendapatkan hatinya Trista
Cindy
lanjut
kalea rizuky
regan tulus bgt lo
Cindy
lanjut
Rommy Wasini Khumaidi
terserah kamu lah thor,aku hanya berharap takdir yang baik untuk mereka.
Tiara Bella
tuh kan langsung ketemu....mafia apa sh gk bisa ditemukan ..Andra sm trista gimana itu nasibnya
Ass Yfa
bener bngt mereka suami istri tapi kayak selingkuh...huh...🤣🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mafianya beda,mungkin ini mafia tipe kadal yang bisa dibuayaain🤣
Cindy
lanjut
Tiara Bella
nikmatin dl aja bulan madu kalian....masalah mah tunggu nanti
Cindy
lanjut
Tiara Bella
skrng senang² dl gk tw entar
Cindy
lanjut
Tiara Bella
aduh Andra santai bngt gk tw apa yg dihadapi itu mafia.....
Vike Kusumaningrum 💜
Nginap aja, biar Regan kalang kabut 🤭
Rommy Wasini Khumaidi
nggak nginep aja nih dirumah orang tua biar gk kucing²an lagi
Rommy Wasini Khumaidi
lebih pintar malingnya dong,malingnya halal untuk menyentuh dan disentuh😁
Cindy
lanjut
Tiara Bella
makan malam yg hangat dan kekeluargaan ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!