NovelToon NovelToon
Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Istriku, Bidadari Yang Ku Ingkari

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Kriminal dan Bidadari / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Playboy
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ricca Rosmalinda26

Alya, gadis sederhana dan salehah yang dijodohkan dengan Arga, lelaki kaya raya, arogan, dan tak mengenal Tuhan.
Pernikahan mereka bukan karena cinta, tapi karena perjanjian bisnis dua keluarga besar.

Bagi Arga, wanita berhijab seperti Alya hanyalah simbol kaku yang menjemukan.
Namun bagi Alya, suaminya adalah ladang ujian, tempatnya belajar sabar, ikhlas, dan tawakal.

Hingga satu hari, ketika kesabaran Alya mulai retak, Arga justru merasakan kehilangan yang tak pernah ia pahami.
Dalam perjalanan panjang penuh luka dan doa, dua hati yang bertolak belakang itu akhirnya belajar satu hal:
bahwa cinta sejati lahir bukan dari kata manis… tapi dari iman yang bertahan di tengah ujian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ricca Rosmalinda26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam yang Mengubah Segalanya

Malam itu rumah sakit sudah mulai sepi. Hanya suara langkah petugas yang sesekali terdengar di lorong panjang yang beraroma antiseptik. Lampu-lampu neon di langit-langit berpendar lembut, menimbulkan bayangan panjang di lantai yang dingin dan licin.

Arga berdiri di depan jendela kamar rawat ayahnya. Dari kaca, ia melihat pantulan wajahnya sendiri, lelaki dengan mata lelah, namun pikirannya justru tak bisa berhenti menatap bayangan lain di ujung lorong: Alya.

Perempuan itu berjalan perlahan sambil menenteng mukena putih dan tas kecil. Langkahnya pelan, tapi setiap gerakannya memancarkan ketenangan yang entah mengapa membuat Arga tidak bisa mengalihkan pandangan.

Seharian ini Alya tidak berhenti mondar-mandir. Ia membantu perawat, menyiapkan makanan ringan untuk mamanya, memastikan selimut papanya tidak tergulung, dan bahkan menenangkan Arga sendiri yang sejak pagi tampak canggung menghadapi keluarganya.

Arga baru benar-benar sadar, sejak pagi sampai malam, Alya belum istirahat dengan layak. Tapi ia tidak pernah mengeluh. Tidak sekalipun.

Saat Alya melangkah ke arah musholla di lantai dua, Arga seperti kehilangan kendali. Ia memutuskan mengikuti dari belakang. Bukan karena curiga, tapi… karena ingin tahu. Ingin tahu siapa sebenarnya perempuan yang kini menjadi istrinya.

Langkahnya dijaga agar tidak menimbulkan suara. Ia berhenti di taman kecil di depan musholla, di tempat yang cukup untuk melihat tanpa diketahui. Dari jarak itu, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Alya melepas sandalnya, menata mukenanya, lalu mengambil air wudhu dengan gerak lembut dan penuh kehati-hatian.

Wajahnya tampak bersih meski tanpa riasan. Ada cahaya damai yang sulit dijelaskan Arga. Ia menatap lama, bahkan sampai Alya mulai sholat.

Setiap gerakan sujud dan rukuknya begitu tenang, seolah dunia di luar musholla itu tidak ada. Untuk pertama kalinya, Arga merasa iri. Iri karena Alya tampak begitu dekat dengan Tuhannya, sementara dirinya selama ini hanya sibuk mengejar ambisi.

Ketika sholatnya usai, Alya duduk sejenak, menatap karpet hijau tua di depannya sebelum akhirnya keluar, Alya duduk di teras sebentar hingga tak lama kemudian, seorang ibu paruh baya menghampiri. Rambut ibu itu sebagian memutih, wajahnya menampakkan lelah yang dalam.

“Dik, kamu tadi yang nemenin orang tua di kamar VIP 04 ya?” tanya si ibu, suaranya serak.

Alya menoleh dan tersenyum sopan. “Iya, Bu. papa mertua saya yang dirawat. Ibu juga nunggu keluarga, ya?”

“Iya…” Ibu itu menarik napas panjang. “Suami saya yang dirawat. Tapi rasanya bukan cuma dia yang sakit. Hati saya juga.”

Alya diam sejenak, memperhatikan raut wajah ibu itu yang mulai bergetar.

“Saya nggak tahu kenapa, setiap lihat dia tidur seperti ini, saya campur aduk. Saya sedih, tapi juga… masih marah. Dia pernah berselingkuh, Dik. Bertahun-tahun lalu. Saya tahu, tapi saya pura-pura nggak tahu. Bertahan karena anak. Tapi malam-malam seperti ini, saya suka bertanya ke diri sendiri, kenapa saya masih di sini?”

Nada suaranya pelan, tapi sarat luka. Alya terdiam. Ia menatap ibu itu dengan mata teduh yang penuh empati.

“Bu…” ucap Alya lembut. “Saya nggak bisa bayangkan seberapa berat yang Ibu rasakan. Tapi satu hal yang saya tahu, Allah tidak pernah menutup mata untuk air mata seorang istri yang sabar.”

Ibu itu menunduk, matanya mulai basah.

Alya melanjutkan, suaranya pelan tapi penuh keyakinan, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, kesusahan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya.’ (HR. Bukhari dan Muslim).”

“Kadang Allah tidak memberi kita pilihan mudah, tapi Dia memberi kekuatan yang bahkan kita tidak tahu kita punya. Kalau Ibu memilih bertahan, bertahanlah karena Allah. Tapi kalau suatu saat Ibu ingin berhenti, jangan salahkan diri sendiri. Karena Allah juga Maha Lembut pada hamba yang lelah.”

Beberapa detik kemudian, suara tangis tertahan terdengar dari ibu itu. Ia menutup wajahnya dengan tangan. Alya hanya diam, membiarkan ibu itu melepaskan sesaknya. Setelah beberapa lama, ibu itu menatap Alya sambil tersenyum kecil, walau matanya masih basah.

“Terima kasih, Nak… kamu seperti diutus Allah malam ini. Kata-kata kamu nyentuh sekali. Saya jadi merasa nggak sendirian.”

Alya tersenyum. “Saya cuma pengingat kecil, Bu. Kita semua sama-sama belajar.”

Sebelum beranjak, ibu itu menggenggam tangan Alya erat-erat.

“Semoga Allah selalu jaga kamu, Nak. Semoga kamu diberi suami yang bisa menghargai ketulusan kamu.”

Alya tersenyum lembut, namun pandangannya sempat menunduk. Entah kenapa kalimat itu menusuk hatinya. “Aamiin, Bu. Doakan juga untuk ayah saya, ya. Semoga lekas pulih.”

“Pasti,” balas ibu itu tulus.

Alya pun pamit, melangkah menjauh dari musholla dengan langkah ringan namun hati yang penuh renungan.

Dari kejauhan, Arga menyaksikan semuanya. Dadanya terasa sesak, ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Ia baru sadar, selama ini ia hanya mengenal Alya di permukaan. Ia tahu bagaimana cara Alya berbicara sopan, bagaimana ia memasak, atau bagaimana ia selalu menunduk saat berbicara dengan orang tua. Tapi malam itu, Arga melihat sesuatu yang jauh lebih dalam: kebeningan hati.

Ia melihat seorang istri yang bukan hanya sabar, tapi juga kuat, lembut, dan penuh kasih terhadap siapa pun. Bahkan pada orang asing yang baru ia temui beberapa menit lalu.

Arga berusaha menelan ludah. Tenggorokannya kering. Ada rasa bersalah yang menumpuk di dada. Ia ingat bagaimana dulu ia menolak perjodohan itu mentah-mentah, bagaimana ia menganggap Alya hanyalah beban yang mengekang kebebasannya.

Kini, ketika menyaksikan sendiri ketulusan itu, hatinya mulai bergetar.

Alya melangkah melewatinya tanpa sadar. Arga sempat ingin menyapa, tapi suaranya tercekat. Ia hanya bisa menatap punggung Alya yang perlahan menjauh, berjalan anggun menembus lorong rumah sakit yang remang.

Dalam diam, Arga berbisik pada dirinya sendiri,

"Aku bahkan tidak tahu siapa kamu sebenarnya, Alya... dan mungkin selama ini aku yang buta."

Ia menatap ke langit malam dari jendela dekat musholla. Cahaya bulan memantul lembut di lantai, sementara pikirannya berputar-putar tak tentu arah.

Malam itu, di tengah sunyi rumah sakit, Arga tahu—perasaannya mulai berubah. Tidak ada lagi keengganan, tidak ada lagi gengsi. Yang tersisa hanya keinginan sederhana: ingin mengenal perempuan itu lebih dalam.

Bukan sebagai istri karena kewajiban, tapi sebagai seseorang yang pantas ia jaga, ia pahami, dan mungkin… ia cintai.

Arga menatap ke arah lorong tempat Alya menghilang, lalu menarik napas panjang.

Untuk pertama kalinya, lelaki itu merasa damai hanya dengan menatap punggung seorang perempuan yang selama ini ia abaikan.

Dan di malam yang sunyi itu, tanpa perlu kata apa pun, hati Arga akhirnya mulai pulang.

1
Rosvita Sari Sari
alya mah ngomong ceramah ngomong ceramah, malah bikin emosi
aku aja klo ngomong diceramahi emosi apalagi modelan arga 🤣🤣
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Ma Em
Dengan kesabaran Alya dan keteguhan hatinya akhirnya Arga sadar dgn segala tingkah perlakuannya yg selalu kasar pada Alya seorang istri yg sangat baik berhati malaikat
Ma Em
Semoga Alya bisa meluluhkan hati Arga yg keras menjadi lembut dan rumah tangganya sakinah mawadah warohmah serta dipenuhi dgn kebahagiaan 🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!