NovelToon NovelToon
Cinta Arjuna

Cinta Arjuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cintapertama
Popularitas:170
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

I Ketut Arjuna Wiwaha — atau Arjun, begitu orang-orang memanggilnya — pernah jatuh dalam perasaan yang salah. Cinta terlarang yang membuatnya kehilangan arah, membuat jiwanya hancur dalam diam.
Namun, saat ia hampir menyerah pada takdir, hadir seorang gadis bernama Saniscara, yang datang bukan hanya membawa senyum, tapi juga warna yang perlahan memperbaiki luka-lukanya.

Tapi apakah Saniscara benar-benar gadis yang tepat untuknya?
Atau justru Arjun yang harus belajar bahwa tidak semua yang indah bisa dimiliki?


Dia yang sempurna untuk diriku yang biasa.
— I Ketut Arjuna Wiwaha


Kisah cinta pemuda-pemudi Bali yang biasa terjadi di masyarakat.


Yuk mampir dulu kesini kalau mau tau tentang para pemuda-pemudi yang mengalami cinta terlarang, bukan soal perbedaan ekonomi tapi perbedaan kasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22.

"Walaupun gitu, kamu harus terima kalau nggak ya dia gak akan mau sama kamu." Jelas Dinda pada gadis ini yang matanya berkaca-kaca saat ini. Bagaimanapun ia adalah anak yang terbiasa dengan kemewahan, tanpa bisa sedikitpun tersengat matahari, nyamuk pun tak ingin menghisap darahnya itu.

"Kalau kamu gak mau yaudah, biar mbok aja yang urus. Kamu mundur aja." Suruh Dinda, dan gadis itu menggeleng cepat.

"Yaudah kalau gak mau. kamu harus bisa terima Juna, kamu harus buat dia luluh dan kamu tau? Yang kamu ceritain tadi, kayaknya dia mulai menarik kamu. Jadi ya usahain biar dia tetap posisi menarik kamu." Jelas Dinda pada gadis ini, yang menganggukan kepalanya mengerti.

...................

Pulang sekolah Juna seperti biasanya ke kelas taksu club' untuk mengambil alat lukisnya di lokernya.

"Nis gue masuk ambil punya Lo juga." Anggukan Sanis menyetujui permintaan Juna yang masuk ke kelas itu. Janjinya Juna dan Sanis akan melukis lagi di tempat yang sama.

"Kak Arjuna." panggil Pancali pada Juna yang baru saja datang, gadis itu menghampiri cowok itu dengan senyuman manisnya.

"Hey, Dewayu. Ada apa?" tanya Juna membalas senyuman dari Pancali.

"Nanti kakak, sibuk gak?" tanya gadis itu pada Juna yang mengingat ia ada janji dengan Sanis.

"Ouh nanti aku ada janji sama Sanis, mau buat lukisan buat di pajang di galery." jawab Juna pada Pancali. Cowok itu menyadari ada raut kecewa di wajahnya.

"Memang ada apa Dewayu?"

"Enggak sih, maunya ngajak kakak ke restoran buat makan malam bareng temen temen aku, sekalian juga sebagai ucapan maaf aku waktu itu aku ninggalin kak Juna di bengkel." Juna tertegun mendengar ajakan dari Pancali. Dimana ia mendapatkan duit jika, bergaul dengan gadis ini.

"Hmm, terimakasih Dewayu. Wajar aja sih ya kamu kesal sama aku." Jawab Juna seadanya, memang wajar jika Dewayu kepanasan pas sekali waktu itu masih sore dan matahari masih terik.

"Tapi kak, aku yang bayar." Mohon Pancali pada Juna yang tetap menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Gak Pancali, lain kali aja. Ini kakak sudah terlambat." Juna meninggalkan gadis itu di ruang kelas, Pancali menatap punggung Juna yang menjauh.

"Juna, ngelukisnya lain kali aja ya." ucap Sanis tiba-tiba. Pada Juna yang menatapnya heran.

"Tapi Nis, pamerannya Minggu depan kan? Kita harus buat lukisannya dari sekarang Nis."

"Gue bisa buat sendiri nanti atau nyusul sama yang lain. "

"Tapi ....".

"Gue tau, tapi hari ini gue gak enak badan dan gue bawa pulang ini." Sanis mengambil alat lukisnya dari Juna dan pergi menuju keluar sekolah karena melihat kakaknya menjemputnya.

"Kak Juna gimana? Terima aja tawaran aku." mohon Pancali pada cowok itu yang menatap wajah gadis ini yang manis tanpa ada raut memelas.

.................

Juna merebahkan tubuhnya diatas ranjang rasanya sangatlah lelah setelah seharian penuh belajar di sekolah ditambah Sanis yang ingin mengerjakan tugas melukisnya sendiri. Ada apa sebenarnya padahal ia sehat tadi, Juna mengambil handphonenya dan menghubungi Sanis. Namun nihil gadis itu tak menjawab telpon darinya.

🕉️🕉️🕉️

Juna duduk di sofa yang bisa di bilang sangat mahal, rasanya empuk dan ini adalah jam tidurnya juga. Rasanya ngantuk sekali duduk di kursi mahal. Apa Pancali sering rebahan disini?

Kalau Juna punya kursi seempuk ini pasti bakalan jadi kaum rebahan, seperti author yang nulis cerita ini sambil rebahan 🔫😭

Eits, Juna tak akan melakukannya karena ini rumah Pancali. Cowok itu memperhatikan sekitarnya, ruang tamunya sangat besar sekali, jadi Juna kepikiran kalau pagi-pagi bisa joging disini gak usah ke taman kota. Kalian tau tipinya, seperti bioskop menampilkan film terbaru.

Glek

Juna meneguk ludahnya kasar, lalu berbanding terbalik dengan ia sekarang. Beda jauh sama rumahnya, cepat-cepat ia menepis pikirannya itu. Tidak baik begitu kan ya, bahkan Juna lebih bersyukur punya tempat tinggal sendiri dan gak hutang sana sini cumak mau rumahnya gede begini.

Tapi ...... Juna sekarang di rumah pejabat, kalian melupakan hal itu. Setelah beberapa menit kemudian. Pancali turun dari tangga dengan anggunnya, yah bagaikan seorang putri. Pancali sangat cantik dengan gaunnya selutut dan rambut panjangnya  yang di kepang satu, di tambah senyum gadis manis itu dan pesonanya selalu mempunyai energi positif.

Biasanya orang akan terpukau dengan Pancali apalagi dengan penampilan seperti ini, berbeda dengan Juna yang  panik.

Panik? Tidak sempat ia berpikir kalau dia akan memakai gaun. Sekarang ingin menangis, bahkan sekarang ia memakai motor kesayangannya.

"Kak Juna,"

Tak ada jawaban dari Juna yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kak Juna gak apa-apa?" tanya Pancali pada cowok itu yang sekarang sadar dengan gadis itu ada di hadapannya.

Juna menganggukan kepalanya sambil tersenyum kaku. Gadis itu mengeluarkan handphone nya dari dalam tasnya sepertinya itu bermerek luar.

Juna masih panik, bagaimana kalau Pancali ngambek lagi dan dia malah di tinggal sendirian lagi.

"Eh kak Juna, kita pakek mobilku aja ya." Juna menerima kunci mobil itu dan berjalan mengikuti langkah kecil Pancali.

Tangan Juna bergetar melihat koleksi mobil mewah seperti garasi sultan Andara di tipi. Pancali masih menunggu, Juna yang sadar gadis itu tak boleh menunggu lama , segera ia menekan tombol di kunci mobil itu.

Pip pip

Pip pip

Calon mantu

Bukan bukan begitu, Pancali segera menghampiri mobil yang berwarna hitam paling depan. Dah lah, ia beruntung sepertinya hari ini dan menaiki mobil ini sangat berbeda dengan ayahnya karena mobilnya mirip dengan punya sultan Andara.

Oke mampus!

"Kenapa kak?" tanya Pancali pada cowok itu yang menggelengkan kepalanya dan tersenyum kaku lagi.

Eh Juna lupa ingatan cara menjalankan mobilnya, wah parah banget tuh. Ouh ya nyalakan mesinnya dan mobilnya hidup, ia harus injak gas. Bagus! Dia lupa gas yang yang mana kanan apa kiri ya? Author gak tau masalahnya.

................................

Sanis menata cat warna di kanvasnya, dan mendominasi warna-warna itu dengan hasil yang indah tak lupa ia menambahkan sebuah pohon besar, tapi ia tak tau arti dari lukisannya itu.

"Nis, seharusnya Lo sama Juna kan ya?"

"Iya Kris, harusnya Lo sama Ara aja sekarang." jawab Sanis pada cowok itu yang ikut melukis juga di kanvasnya.

"Tenang dia sama Wisnu." ucap Kris yang di jawab dengan anggukan kepala dari Sanis.

"Kan gue sama Lo, nanti juga Gungsan kesini. Mau pulang sama dia aja." Sanis menatap Kris yang tak terima dengan keputusannya.

Nis, Lo gak mau jawab pertanyaan gue dulu?"

"Itu udah beberapa tahun yang lalu Kris, jadi Lo gak usah ungkit lagi."

Kris menghela nafas gusar karena Sanis, masih tidak ingin berurusan dengan masa lalunya. Padahal ia masih ingin jawaban dari Sanis.

"Eh, gue kecepatan datangnya?"

"Enggak Gung, yuk! " Ajak Sanis yang menarik tangannya keluar dari rumah Kris.

"Apa Lo ada masalah sama dia?" Sanis menggelengkan kepalanya, Gungsan hanya mengangguk mengerti.

Gungsan yang mengantarkan Sanis ke rumah sakit untuk menjenguk bundanya.

"Nis, gue ikut ya. Lo pulang sama gue lagi entar."

"Tapi Gung ..."

"Enggak kok, gak apa-apa lagian kak Ras juga percayain Lo sama gue." Senyum merekah dari Gungsan yang disetujui oleh Sanis mereka menuju kamar inap bundanya.

Saat mereka masuk Sanis terkejut melihat seseorang yang ia rindukan selama ini dan dulu sempat meninggalkan mereka datang lagi bersama seorang gadis juga ada disana.

"Ayah ...."

............

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Dewa adalah nama depan untuk kasta kedua yaitu ksatria. Pada jaman dulu kasta ini adalah bagian dari bidang pemerintahan sedangkan 'ayu' untuk menandakan kelamin untuk perempuan.

1
LyaAnila
wah. kalau gitu kalian akur-akur ya jangan ribut 🥰
LyaAnila: aku udah mampir kak. ditunggu di ceritaku juga ya makasih👍
total 1 replies
LyaAnila
lha bisa-bisanya kok gitu. bapaknya nikah lagi kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!