Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan ganggu kami
"Alhamdulillah sudah sampai... " ujar Adrian saat mobil nya sudah masuk halaman rumah ku.
Maria tampak masih tertidur di pangkuan bi sumi.
"Biar aku gendong aya dulu ke dalam.. " Adrian segera turun dari mobilnya dan mengambil maria dari kursi belakang. dan membopong nya masuk ke dalam rumah.
"Tolong Panggil mamang bi ,untuk bantu bawa barang-barang nya.. " ucapku ke bi sumi yang langsung memanggil mamang penjaga rumah.
Adrian membaringkan maria pelan ke tempat tidur nya.
"Tidur nya sangat pulas, padahal sepanjang jalan tadi dia ngoceh terus.. " ujar Adrian sambil menatap maria dengan tulus
"Terima kasih ya sayang, kamu sudah menyayangi maria seperti anakmu sendiri... " ucapku tulus
Adrian menatap ku dengan tatapan hangat
"Sayang mulai sekarang kamu nggak usah bilang terimakasih lagi, karena sekarang kita adalah keluarga,.. itu sudah kewajiban ku.. " jelasnya membuatku haru ,lalu melangkah memeluk nya..
"Nyonya... nyonya.. "panggil bi sumi tergesa-gesa
"Ada apa bi...? "
"Itu di depan... ada pak Bagas dan bu Siska..." lanjut bi sumi dengan wajah pucat
Aku dan Adrian saling memandang sejenak...kemudian bergegas turun ke ruang tamu
"Untuk apa kalian ke sini..? " tanya ku datar
Bagas dan Siska bangkit dari duduknya bersamaan
"Aku ingin bertemu maria.. " kata bagas angkuh
"Maria sedang tidur, dia kelelahan.. "
"Kiran... kamu harus ingat maria juga anakku,.. aku ingin menghabiskan waktu dengan nya.. " ujarnya tanpa dosa..
Aku tersenyum menahan muak
"Lho bukan nya ibu mu sendiri yang bilang, kalian tidak akan mengurusi maria lagi.. karena kalian akan segera mendapatkan anak dari Siska..! "
"Kiran,.. kamu jangan seperti itu mas bagas juga ayah nya maria.. kamu tidak boleh menghalangi nya menemui maria.. " ujar Siska tiba-tiba ,sambil mata nya melirik ke arah Adrian.
"Sebaik nya kamu tidak usah ikut campur masalah mereka Siska..,jangan suka memprovokasi..." ujar Adrian geram
"Sayang sebaik nya kita duduk bicarakan semua dengan baik-baik.. " ajak Adrian berusaha membujukku agar lebih tenang
Aku pun menuruti langkah Adrian..duduk di sebelah nya bersebrangan dengan Bagas dan Siska.
"Tempo hari aku kemari, ingin mengajak maria liburan.. tapi mamang bilang kalian sedang pergi.. sampai aku bolak balik 3 kali.. kalian belum pulang juga.. aku sudah berusaha menelepon mu tapi, kamu nggak pernah angkat.. " jelas Bagas
Aku hanya menarik napas panjang
"Aku mengajak maria liburan.. " jawabku datar
"Sebaik nya kamu bilang sama aku supaya aku nggak bolak -balik ke sini.. " Bagas menatap ku dengan kesal.
"Sekarang aku mau bawa maria.. aku ingin membawa nya liburan. .. " ucapnya membuat ku kaget.
"Maria baru pulang mas... dia kecapekan... belum ada satu jam kami sampai.. " aku berusaha menahan emosi yang tertahan.
Adrian memegang tanganku
"Begini saja pak Bagas.. mungkin besok lusa pak Bagas bisa ke sini lagi.. biar maria sekarang istirahat dulu.. nanti kami juga akan berusaha membujuk maria untuk ikut liburan bersama pak Bagas.. lagipula libur maria masih tersisa satu minggu lagi... " jelas Adrian bijak.
Bagas menatap Adrian tajam..
"Maaf,.. ini urusan saya dengan kiran anda tak berhak ikut campur.. " ucapnya kasar
"Maaf saya tidak bermaksud jelek,saya hanya berusaha menengahi... . " Adrian menghela napas berbalik menatap bagas
"Kalau saya ingin membawa maria saat ini.. apa hak anda melarang saya.. ! " bagas berdiri tapi tangan nya di tahan Siska..
"Mas,.. mungkin benar kata Adrian sebaik nya kita pulang saja dulu.. besok lusa kita kesini lagi.. toh.. libur maria masih panjang.. " ucap Siska sesekali menatapku dan Adrian yang sudah mengepalkan tangan nya
"Tapi, cuti ku nggak lama sis... "rengek Bagas membuatku tersenyum smirk.
"Iya,.. kan bisa kita liburan yang dekat-dekat aja.. lagipula aku nggak kuat kalau perjalanan jauh.. " lanjut Siska manja sambil mengelus perutnya.
Bagas kembali duduk dan menatapku dan Adrian bergantian..
"Ok... aku akan kembali kesini besok lusa... dan kamu kiran.. jawab segera jika aku menelepon mu.. " pintanya angkuh.
"Apa hakmu menyuruh aku harus mengutamakan panggilan dari kamu.." jawabku kesal
Adrian kembali menggenggam tanganku untuk tenang
"Dan anda... pak dokter.. bukan kah tidak baik jika anda terlihat sering keluar masuk rumah ini.. " Bagas menatap Adrian sinis
Adrian tersenyum
"Kalau saya sering kesini apa masalah nya dengan anda..? " jawab Adrian tak kalah sinis
"Kirana itu seorang janda.. apa kata orang jika mereka melihat kalian begitu dekat.. anda juga harus menjaga reputasi anda bukan..? "
"Terima kasih pak Bagas, anda begitu peduli dengan reputasi saya... tapi tenang saja.. saya sudah resmi kok dengan kiran.. jadi saya tidak takut dengan omongan orang-orang.. " jawab Adrian tenang sambil mengangkat genggaman tangan kami yang sudah memakai cincin pernikahan..
Bagas dan Siska tersentak kaget menatap kami berbarengan
"Apa maksud kamu..? "tanya bagas
"Apa cincin pernikahan ini belum jelas untuk kalian.. " ujar Adrian
Bagas menatap ku tajam..
"Kiran... bagaimana mungkin, kamu tidak memberi tau aku.. tentang ini.. "tanya bagas membuatku memalingkan muka
"untuk apa aku harus bilang sama kamu... toh cepat atau lambat aku memang akan menikah.. " jawab ku sinis
Bagas menatapku seakan tak percaya.. ada rasa kaget tersirat jelas di wajahnya
"Apa maria setuju.. kalian bersama? " tanya nya melemah
Aku berusaha tersenyum
"Aku bukanlah orang egois yang tidak memikirkan perasaan anakku sebelum menikah... aku menikah tentu saja atas ijin anakku... " jelas ku dengan malas
"Ya sudah mas.. kita pulang saja.. Tiba-tiba badan ku nggak enak.. " keluh Siska
Mereka beranjak dari tempat duduk nya.. dan berhenti di hadapan aku dan Adrian
"Meski pun terlambat.. aku ucapkan selamat untuk pernikahan kalian.. " ujar Bagas sementara Siska mengalihkan pandangan nya menghindari tatapanku
"Terima kasih.. " jawab Adrian singkat dan menatapku
"aku akan menjemput maria besok lusa.. kamu persiapkan semua kebutuhan nya.. " tegas Bagas angkuh
Aku menghela napas menahan kesal
"iya.. aku tau.. "
Akhirnya bagas menuntun Siska untuk pergi dari rumahku..
Adrian menatapku dalam
"Kamu tidak apa-apa kan..? " tanya nya lembut
"Aku tidak apa-apa.. aku hanya khawatir maria menolak ajak kan bagas.. " jawabku khawatir
"Kita bujuk maria sama-sama.. karena bagaimanapun Bagas adalah ayah kandung nya..kita tidak boleh mempersulit nya. .. "
Aku mengangguk pelan..
"Sayang, maaf ya... karena aku ,kamu sudah terlibat masalah seperti ini.. " sesal ku
Adrian tersenyum dan memelukku
"Nggak apa-apa,.. anggap saja ini resiko nya aku menikahi janda muda beranak satu.. " jawab Adrian menahan tawa..
"Bagus dong.. beli satu bonus satu.. " gurau ku
Adrian lagi -lagi tertawa
"Iya bagus banget,.. cantik -cantik lagi.. kalian tuh anugerah terindah untuk aku... aku pasti tidak akan membiarkan kalian menderita.. " ucapnya membuat ku lagi-lagi terharu.. dan memeluk nya dengan erat
"Ya sudah.. kita rapih kan dulu barang-barang di koper dan oleh-oleh dari ibu tadi,belum di beresin kan.. "
Aku mengangguk.. baru teringat tadi belum sempat merapihkan barang bawaan ku karena Bagas dan Siska yang keburu datang.
Aku berharap mereka tidak lagi ada alasan untuk mengganggu rumah tanggaku.