Merebut Cintamu

Karena merasa malu Arleta langsung menyembunyikan wajahnya pada dada Restandi.

"Mama nih ganggu ya. Mau cepat punya cucu ga?". Restandi protes pada Sofi. Dia merasa tingkah Arleta sangat lucu.

"Ok, ok mama keluar deh". Sofi lalu cepat keluar dari kamar Restandi. Mendengar pintu kamar di tutup Arleta merebahkan kepalanya lagi. Aneh pikirnya lihat anaknya macam-macam malah di biarkan.

"Kita lanjut yuk, mama pingin cepat punya cucu". Restandi mencium Arleta lagi. Lah anaknya merasa mendapat angin dari mamanya. Tidak lama Restandi melepaskan ciumannya dan bangkit berdiri.

"Ayo kita keluar, aku ga mau pengantinku hamil duluan sebelum pernikahan". Restandi mengulurkan tangannya untuk membantu Arleta berdiri.

"Jadi kamu ga mau aku hamil duluan". Arleta menyambut tangan Restandi untuk membantunya berdiri.

"Bisa saja sih kalau kamunya maksa". Restandi berbisik di telinga Arleta. Karena kesal Arleta mencubit lengan Restandi lalu segera keluar kamar. Di ruang keluarga tidak ada seorang pun, Arleta mengira ada Sofi di sana. Di meja ada cake Red Velvet tersedia.

"Rest". Arleta menatap Restandi yang langsung mengangguk. Dia tau Arleta minta kue kesukaannya. Arleta pun memotong kue tersebut menaruhnya pada piring kecil lalu duduk menikmati kuenya. Restandi duduk di sebelah Arleta memperhatikan gadis itu menikmati kuenya.

"Mau?". tanya Arleta. Restandi menggeleng. Dia tidak suka makanan manis.

"Jangan banyak-banyak nanti gendut". kata Restandi.

"Tapi aku masih pingin". kata Arleta protes.

"Bawa saja, di makan besok". usul Restandi, Arleta pun setuju. Restandi meminta mbok Jumi pelayan di rumahnya menyiapkannya untuk Arleta bawa.

"Rest kamu jangan ribut sama Kevin ya atau pukul dia". Arleta meminta dengan manis.

"Aku tidak sekampungan itu Arleta". Perkataan Restandi membuat Arleta lega. Restandi memang memiliki rencana sendiri agar Kevin tidak lagi mengejar Arleta. Restandi mengantar Arleta pulang. Karena sudah malam dia memutuskan tidak turun. Arleta sudah bersiap untuk turun.

"Belum cium aku nih". Restandi mengingatkan. Belakangan ini Restandi manja. Arleta bersiap untuk mencium pipi Restandi.

"Aku ga mau di cium di pipi loh". Restandi menunjuk bibirnya. Arleta terpana. Dia langsung berdebar. Bagaimana ini pikirnya. Tapi Restandi orang yang tidak suka di bantah. Mau tidak mau Arleta menurutinya. Dia mencium bibir Restandi sekilas lalu bergegas akan keluar dari mobil.

"Arleta". Restandi memanggilnya. Arleta pun menoleh.

"Aku sayang kamu". pipi Arleta langsung merona.

Melani sedang melakukan pengambilan gambar. Tapi sudah seharian ini dia di buat kesal oleh Armando. Pria itu selalu tidak puas dengan apa yang dia lakukan. Selalu saja ada yang salah. Armando memang sedang mempermainkan Melani. Itu tujuannya mengontrak gadis itu.

"Pak apa tidak keterlaluan?". tanya Arsen asisten Armando pada bosnya itu.

"Biar saja. Siapa suruh dia kenal denganku". jawab Armando merasa tidak bersalah. Arsen tidak tau sejarah apa yang tercipta antara Armando dan Melani. Dia kasihan pada gadis itu. Melani tampil cantik karena make up artis yang di bayar Armando. Wajahnya sudah terlihat lelah. Awalnya dia protes dengan apa yang Armando lakukan. Namun dia sudah tidak punya tenaga saat ini. Melani juga sudah mengumpati pria itu tanpa sepengetahuan Armando. Bahaya jika Armando tau nanti kontraknya di batalkan. Dia bukan siapa-siapa saat ini. Melani hanya bisa menerima apa yang Armando lakukan.

"Cukup untuk hari ini". kata Armando lantang. Hah, hari ini pikir Melani. Artinya besok Armando akan menyiksanya lagi. Monster itu ga punya kerjaan ya. Melani langsung bersiap untuk kembali pulang. Dia sudah sangat lelah.

"Melani ikut saya makan dulu". kata Armando pada Melani. Gadis itu membesar bola matanya. Shit masih harus makan bersama Armando. Tadinya dia senang bisa segera istirahat. Mereka makan di sebuah hotel mewah. Hanya berdua saja. Armando suka dengan penampilan Melani saat ini. Tidak percuma dia mengontrak make up artis yang akan menangani Melani. Tidak hanya untuk pemotretan, namun dalam keseharian Melani harus tampil cantik demi kesan pada dirinya.

"Kamu mau makan apa?". tanya Armando dingin. Kali ini dia akan membiarkan Melani menikmati sedikit kesenangan. Melani pun memilih menu yang dia mau.

"Aku ingin wine". kata Melani meminta pada Armando.

"Tidak boleh. Tidak bagus untuk kesehatanmu". jawab Armando. Melani mengagumi Armando tapi sikap sombong dan dinginnya membuat Melani jadi ingin jayh-jauh dari pria itu. Kaku dan tidak pernah senyum. Sialnya Armando selalu mengawasinya langsung. Bukan hanya pada saat bekerja tapi dalam keseharian Armando yang mengatur. Melani merasa Armando lebih dari agensi atau menejer dalam hidupnya. Pria itu menempatkan Dita sebagai asisten Melani. Dari Dita lah Melani tau segala aturan Armando.

"Nikmati makananmu. Itukan yang kamu mau". Suara Armando memutus lamunan Melani. Dengan lesu dia menuruti perkataan pria itu. Nafsu makannya hilang, harus berdua saja dengan monster itu. Kalau boleh memilih Melani lebih suka makan seorang diri walau hanya dengan mi instan. Armando mengamati Melani. Dia tau gadis itu kesal padanya. Armando tidak perduli. Gadis itu tidak berani protes atau berulah, entah karena takut pada dirinya atau takut pekerjaannya hilang. Selama dia mengawasi gadis itu tidak tampak seperti gadis murahan. Melani hanya tidur dengan kekasihnya. Restandi sudah punya catatan tentang Melani dan itu di tangan Armando sekarang. Armando bisa menilai Melani tidak mencintai Kevin.

"Melani, kau punya kekasih?". tanya Armando menyelidik.

"Tidak, dia sudah meninggalkan aku". jawab Melani apa adanya.

"Kau mencintainya?". tanya Armando lagi.

"Aku suka padanya. Tapi tidak mencintainya". tepat seperti dugaan Armando. Melani hanya merasa nyaman dengan Kevin mungkin karena Kevin memperlakukannya dengan baik.

"Kau tidak ingin kembali bersamanya?". Armando semakin ingin tau.

"Dia tidak ingin bersamaku lagi. Untuk apa aku memaksanya". jawab Melani kesal. Melani merasa Armando terlalu ingin tau tentang urusan pribadinya. Armando tidak bertanya lagi. Cukup baginya untuk tau Melani tidak serius dengan Kevin. Setelah makan Armando mengantar Melani pulang. Armando menempatkan Melani di apartemen miliknya. Biasanya Arsen lah yang mengantar jemput Melani.

"Terima kasih untuk makan malamnya". kata Melani bersikap sopan pada Armando. Tanpa menunggu jawaban Armando Melani segera turun dan berlalu. Armando masih menatap kepergian Melani. Sepertinya Melani takut padanya. Gadis itu berbeda kesannya selama ini dari dugaannya. Armando semakin penasaran.

Restandi berpikir jika pertunangan tidak membatasi Kevin untuk mendekati Arleta mungkin pernikahan akan membuat batasan yang jelas bagi Kevin. Maka Restandi segera mempercepat pernikahannya. Pihak keluarga menerima dengan senang hati. Arleta sendiri paham akan keputusan Restandi. Toh dia memang akan menjadi istri dari Restandi.