Langit dirgantara angkasa, sang ketua geng Andreios sekaligus ketua OSIS SMA Nusantara, terpaksa harus menerima perjodohan dengan gadis barbar di sekolahnya yang suka terlambat, Queen zefanya arabella, gadis yang menyukainya meskipun di hukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon crowell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
putus
Langit terkejut dan merasa seperti di sambar oleh petir. Ia tidak percaya bahwa gadis yang sedang berdiri di depannya, gadis yang menjadi pacarnya, kini menjadi bahan taruhan Fauzi. Langit merasa marah dan sakit hati.
Sayang—" Aluna mencoba berbicara, tapi Langit langsung memotongnya.
"DIAM, !!" teriak Langit dengan keras, membuat Aluna terdiam dan menangis semakin deras.
"Sayang, aku mohon dengarin dulu," pinta Aluna.
"Dengarin apa? Dengarin penjelasan Lo bilang Lo gak selingkuh gitu? Kalo Lo gak selingkuh, terus gadis taruhan, pacar, dan Lo bisa di sini... Stop! Gue udah muak, muak! Gue muak!!" Langit memotong dengan nada yang semakin meninggi.
menunjukkan betapa jijik dan kecewanya dia terhadap Aluna. Air mata Aluna terus mengalir, sementara Langit semakin menjauhkan diri, menandakan akhir dari hubungan mereka.
"MULAI HARI INI KITA PUTUS!!"
Langit berbalik dan pergi meninggalkan Aluna, meninggalkan kekacauan emosi di antara mereka.
"Yee, kasihan di putusin," ledek Kairo dengan nada mengejek.
"Jangan bunuh diri yah, kasihan," kini Erza juga ikut-ikutan meledek.
"Butuh tisu gak?" tanya Samuel dengan senyum sinis."Tapi sayang Lo gak pantas di kasih tisu," ujar Samuel, menambah pedasnya ejekan.
"Kasihan ratu drama di putusin, makanya jangan sok cantik," Haider ikut-ikutan juga, membuat suasana semakin tidak menyenangkan bagi Aluna.
"DIAM, KALIAN PASTI SENANG KAN KITA PUTUS?!!" teriak Aluna bagai orang gila.
"Jelas, dong. Habis ini kita party," jawab Haider dengan senyum lebar.
"Noh, ada jembatan noh. Bunuh diri sono," ujar Samuel dengan nada sinis.
Menunjuk ke arah jembatan kayu yang tak jauh dari mereka berdiri
"Kalian tega," Aluna menangis sejadi-jadinya, merasa kesakitan dan kecewa.
"Drama terus, lihat no Fauzi sama cewek cantik di sana. Terus bos kita udah putusin Lo. Kasihan banget sih nasib Lo," ujar Erza dengan nada mengejek.
"Daftar jadi pemain dracin aja sono. Kasihan bakat terpendam gak di publik," ujar Kairo, menambah pedasnya ejekan.
"PERGI, KELIAN! PERGI!!" teriak Aluna, melempari mereka dengan sepatu heels-nya.
"Kabur, Aluna jadi sumala," teriak keempat remaja SMA itu, merasa terhibur dan bersenang-senang melihat Aluna kesal. Mereka tertawa dan berlari menjauh, meninggalkan Aluna yang semakin hancur.
****************
Sedangkan Langit, pemuda itu, telah sampai di markas mereka. Banyak botol minuman keras berceceran di sana, menunjukkan bahwa mereka baru saja mengadakan pesta. Langit berjalan menuju ke arah meja bar, mencari sesuatu untuk menghilangkan rasa sakit dan kekecewaannya. Ia mengambil botol minuman keras dan menuangkannya ke dalam gelas, lalu meminumnya dengan sekali teguk.
"Lo tega," gerutu Langit, menatap gelas minuman keras di tangannya dengan penuh kekecewaan.
"Gue juga bodoh," tambahnya, menggelengkan kepala, menyadari bahwa dirinya juga memiliki andil dalam keputusannya dengan Aluna. Langit menuangkan lagi minuman keras ke dalam gelasnya, mencoba untuk melupakan rasa sakit dan kecewa
Keempat temannya, Kairo, Erza, Samuel, dan Haider, sampai di markas yang kelihatan berantakan. Mereka tertawa dan bercanda, masih terhibur oleh kejadian sebelumnya dengan Aluna.
"gak adil bos,Lo gak nunggu kita," kata Kairo, melihat Langit yang sedang minum keras.
"Yeah, dia lagi sedih karena putusin ceweknya," jawab Haider dengan senyum mengejek.
"Diam, gue uda punya istri, gue tega sama dia," ujar Langit yang setengah mabuk, dengan nada yang sedikit agresif.
"Istri?!!" kaget keempatnya bersamaan, merasa syok dan tidak percaya.
"Hmm, Zefanya dia istri gue, tapi gue malah bikin dia sakit hati," ujar Langit yang berbicara semakin ngelantur, dengan nada yang sedih dan mabuk.
"Lo, serius kan?" tanya Samuel, menatap Langit dengan tatapan yang tidak percaya. "lo dari awal kenapa gak mau bilang sama kita ?" tambahnya, merasa heran dan sedikit kesal.
Langit hanya mengangguk, dengan senyum yang sedikit miris. "Gue di jodohkan, Bokap gue gak sengaja tabrak Bokap dia, permintaan terakhir Bokap nya gue harus nikahin Zefanya, tapi gue gak bisa jaga Zefanya sesuai permintaan terakhir ayahnya," ujar Langit, dengan nada yang penuh penyesalan.
"Ha? Jadi fiks si bos Lo orang paling tega di dunia ini," ujar Haider, menggelengkan kepala. "Gak heran sih,Pantasan tu cewek gak lagi ngejar ngejar lo" tambahnya, menatap Langit dengan tatapan yang sedikit simpati.
Langit hanya menunduk, merasa bersalah dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. "gue gak bakalan sia siain dia lagi" ujar Langit, dengan nada yang penuh keputusasaan.
"yah,bos Lo harus ambil kembali hati zefanya"kata Kairo, memberikan semangat.
"Iya, Zevanya lebih cantik menurut gue," ujar Erza.
"Jujur nih, Lo lebih cocok sama Zevanya," ujar Samuel, membuat Langit sedikit tersenyum.
"Udah jangan terlalu minum, kita antar Lo pulang," ujar Haider, khawatir dengan kondisi Langit.
"Gak, gue gak mau pulang dengan keadaan yang begini," tolak Langit, apalagi ia ingat ada anak kecil di apartemen sekarang, takutnya keponakan istrinya takut kepadanya. Langit tidak ingin membuat anak itu takut dengan keadaannya yang saat ini sedang mabuk.
Langit terus minum sampai akhirnya ia mabuk parah. Anehnya, ia memanggil nama Zevanya berulang kali, membuat keempat temannya saling menatap dengan bingung.
"Kayaknya kita antar pulang aja nih orang " kata Haider, khawatir dengan kondisi Langit.
"Iya, biar gak kejadian yang gak diinginkan," tambah Kairo.
Keempat pemuda itu akhirnya memutuskan untuk mengantar Langit pulang, berusaha untuk menjaga temannya agar tetap aman. Mereka membawa Langit yang sudah tidak sadar diri ke mobil dan mulai perjalanan pulang.
wkwkwk