Dia memiliki hidup yang sempurna. Memiliki keluarga yang sangat menyayanginya dan menjadikannya sebagai mata hati mereka. Namun karena dia mengasihani tokoh dalam novel "Kisah Cinta Sang Pangeran" yang berakhir mengenaskan yang secara kebetulan memiliki nama yang sama dengannya. Dia bangun tidur di tempat yang tidak dia kenali.
Dan yang paling penting adalah dia berpindah menjadi tokoh itu. Yang berakhir dengan kematian yang mengenaskan.
Panik?
Tentu saja tidak. Dia adalah Lu Jing Yu. Memiliki segudang kemampuan dengan otak yang encer.
Nasib Tragis yang menanti? Takut apa?
Dia adalah Lu Jing Yu yang menggunakan tidak hanya otot untuk menyelamatkan hidupnya, tetapi dia juga menggunakan Akalnya untuk lepas darinya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen_OK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Apa Ada Koki Baru?
Pei Zhang Xi kembali ke kediamannya dalam keadaan marah. Sepanjang jalan ia mengutuk Lu Jing Yu yang telah menyeretnya jauh ke bawah. Selama pertemuan rutin, hampir semua pangeran memandang rendah dirinya. Jika perdana menteri tidak berada di sana saat itu, ia khawatir keadaannya bahkan akan lebih parah.
Ia bahkan tidak sempat berpikir untuk mampir di restoran untuk malam seperti biasannya dan baru sadar saat ia sudah akan sampai. Jadi saat ia mencium aroma lezat dini kediamannya, rasa lapar yang tadi tidak terasa menjadi terpicu dan perutnya menggeliat meminta isi.
"Minta bagian dapur untuk menyiapkan makan siang untuk Yang Mulia." Mo Han juga merasakan hal sama. Ia memerintahkan Kasim yang menyambut di satu sisi.
"Baik tuan."
Di dapur kesibukan terjadi begitu mereka mendapatkan pesan untuk menyajikan makanan. Selama ini Pei Zhang Xi jarang makan siang di rumah. Ia biasanya makan di Biro Yunguang setiap harinya.
"Apa yang akan kita masak?" Salah satu koki bertanya pada koki kepala.
"Benar tuan. Makanan yang dimasak Permaisuri sudah kita habiskan. Dan hanya bahan-bahan ini yang tersisa."
Kepala koki melihat tumpukan bahan di atas meja. Memang hanya tinggal sedikit karena sebelumnya bahan-bahan tidak banyak disiapkan karena Pei Zhang Xi tidak biasanya makan siang di kediaman.
"Tidak perlu gugup. Kita bisa memasak dengan bahan-bahan ini. Kamu, masak rebus daging. Yang Mulia paling menyukai daging rebusmu." Koki yang ditunjuk segera berbalik mengerjakan tugasnya.
"Kamu buat sup daging kambing seperti yang dimasak Permaisuri tadi. Kamu Masih ingat bagaimana membuatnya kan?" koki kepala mengangkat alisnya bertanya pada koki lainnya. Koki yang paling muda diantar mereka bertiga tetapi paling cepat belajar.
"Saya tidak yakin. Tapi saya akan mencoba yang terbaik."
"Bagus." Koki kepala melambaikan tangannya. Memerintahkan mereka bergerak cepat. Setiap koki memiliki asisten mereka masing-masing yang ruah mereka pilih untuk membantu pekerjaan mereka. Ada dua sampai tiga di samping mereka.
"Kalian buat kue untuk makanan penutup." Pelayan yang ada di dapur juga dipilih karena memiliki keahlian.
"Baik tuan."
Koki kepala menganggukkan kepalanya setelah melihat anak buahnya melakukan pekerjaan mereka dengan cepat. Sedangkan dia sendiri juga memutuskan untuk memasak tumis sayur. Yang seperti dimasak Lu Jing Yu tadi.
Kepala koki memilih memasak tumis sayur daripada membuat sup kambing karena meskipun tumis sayur terlihat sederhana dan mudah dimasak, tetapi saat ia melihat Lu Jing Yu memasak, ia memperhatikan bahwa setispnlangkah dilakukan dengan teliti dan tepat. Jadi dia memutuskan untuk memasaknya sendiri alih-alih dimasak oleh koki yang lain.
"Aku penasaran apa yang dimasak dapur utama tadi. Aromanya sangat harum." Mo Han melirik Mo Ting. "Bukankah kamu sudah kembali lebih dulu. Kamu pasti tahu kan?"
"Aku juga tidak tahu. Aku dari tadi menunggu di depan kediaman." Mo Ting memang mengantarkan Lu Jing Yu kembali ke kediaman. Tetapi ia hanya memastiker Lu Jing Yu masuk ke dalam dan menunggu di luar. Jadi dia tidak mengetahui keributan di dapur.
"Tapi aku sudah mencium aroma itu lebih dari satu jam yang lalu. Bukankah seharusnya makanan itu sudah diantarkan kemari. Kenapa lama sekali?" Keduanya diam.
"Baru kali ini aku merasakan masakan yang sangat enak." Ucap salah satu penjaga yang berjalan tidak jauh dari Mo Han dan Mo Ting.
"Benar. Bahkan sampai sekarang sepertinya aku masih bisa merasakannya di ujung lidahku." Temannya yang berjalan di sampingnya bahkan menjilat bibirnya sendiri. Seakan-akan ia memang dapat merasakan masakan yang enak itu lagi. Kedua penjaga ini kebetulan sedang berpatroli di sekitar dapur saat ada keributan di dapur.
Karena mereka khawatir ada sesuatu yang berbahaya, mereka masuk ke dapur dan menemukan bahwa para koki dan pelayan dan bahkan beberapa penjaga yang sedang berebutan makanan. Jadi mereka juga penasaran dan ikut dalam kesenangan. Bahkan mereka ikut membantu membersihkan ikan dan membuat api untuk membakar ikan.
"Kamu benar. Apalagi ikan bakar itu. Ikan-ikan itu terasa sangat gurih. Jika aku pulang kampung nanti aku akan memasak ikan dengan cara yang sama." Penjaga itu tidak berasal dari ibu kota. Melainkan dari kampung nelayan yang datang ke ibukota untuk mendapatkan pekerjaan.
Di kediaman Raja Rui, semua yang bekerja di sana memiliki giliran masa cuti. Mereka mendapatkan tiga puluh hari liburan dalam satu tahun. Mereka dapat menentukan kapan mereka akan meminta cuti tetapi tidak boleh mendadak dan harus mengkonfirmasi sebelumnya.
Mendengar percakupan dua penjaga, Mo Ting dan Mo Han semakin penasaran karena mereka biasanya juga akan mendapatkan beberapa makanan yang sama dengan Pei Zhang Xi tetapi mereka makan di rempah terpisah.
Setengah jam kemudian para pelayan dari dapur mengirim makanan. Selain dua masakan yang dimasak seperti Lu Jing Yu, ada beberapa masakan tambahan. Tapi karena bahan masakan sebelumnya sudah banyak digunakan oelh Lu Jing Yu, masakan yang dibuat hanya cukup disediakan untuk Pei Zhang Xi.
Keduanya membuka piring sajian di depan mereka dan bingung. Mereka menatap kosong makanan di depan mereka. Hidung mereka yang sudah bersiap mencium aroma tidak mendeteksi apapun. Makanan yang disajikan juga sama seperti yang biasanya mereka makan. Mereka saling melirik sebelum bertanya pada pelayan yang mengirim makanan.
"Apa makanan belum dikirim semua?"
"Sudah tuan. Semua makanan sudah tersaji di atas meja." Pelayan itu mengerutkan kening. Tidak biasanya orang-orang di depannya ini keberatan dengan makanan yang mereka sajikan. Keduanya bukan orang yang gemar makan.
"Tapi kenapa aku tidak melihat makanan yang berbeda? Tadi saat kami kembali, kami mencium ada aroma yang sangat lezat. Aroma apa itu?"
Pelayan itu menggaruk belakang lehernya saat mengetahui apa yang dicari oelh kedua orang penting di kediaman.
"Ini... ini sebenarnya adalah ikan bakar. Yang dibuat oleh Permaisuri. Tapi kami.... kami semau sudah menghabiskan semua ikan dan bumbu yang dibuat Permaisuri. Jadi memang tidak ada yang tersisa." Jawab pelayan itu sambil tersenyum membayangkan rasakan bakar yang baru pertama kali ia rasakan.
Pei Zhang Xi menghentikan sumpitnya di udara setelah ia memasukkan sepotong sayuran ke dalam mulutnya. Tumis sayur yang biasanya ia makan memang enak. Tetapi ia tidak berharap adanya lebih enak. Ia melirik koki kepala yang berdiri di samping meja.
Saat ia Melihat tumis di atas piring, Pei Zhang Xi memang melihat penampilan masakan yang berbeda dari yang biasa. Melirik masakan lain di atas meja, ia melihat ada masakan lain dengan tampilan yang berbeda lagi.
Pei Zhang Xi mengambil sendok dan sedikit ragu saat mencoba sup kambing di dalam mangkuk namun masih mencobanya. Pei Zhang Xi meletakkan sendoknya setelah mencicipinya.
Koki kepala yang menunggu di sampingnya gemetar. Ia takut melakukan kesalahan. Ia meringkuk ke belakang sambil menundukkan kepalanya.
"Apakah ada koki baru di kediaman?" Tanya Pei Zhang Xi.
Koki kepala mengangkat kepalanya dan segera menjawab. "Tidak Yang Mulia."
"Lalu siapa yang memasak makanan ini?" Pei Zhang Xi menunjuk tumis dan sup.
"Menjawab Yang Mulia. Yang memasak kami sendiri."
"Kalian? Kenapa aku merasa ini berbeda?"
"Itu karena... karena kami merasa masakan yang dimasak Permaisuri sangat lezat. Jadi kami pikir akan memasak dengan cara dan bahan yang sama." Jawab koki kepala. Saat ia melihat Pei Zhang Xi mengerutkan keningnya ia buru-buru bertanya. "Apakah Yang Mulia tidak menyukainya? Apakah kami perlu membuat yang baru?"
"Tidak perlu. Katamu tadi Permaisuri memasak?"
"Benar Yang Mulia. Masakan Permaisuri sangat lezat. Kami semua merasakannya sepakat bahwa tidsk ada makanan yang lebih enak dari masakan Permaisuri."
Mendengar jawaban koki kepala, alis tajam Pei Zhang Xi merajut karena tidak suka. Entah kenapa ia merasa tidak terima bahwa koki kepala telah merasakan masakan buatan Lu Jing Yu. Yang padahal dia sendiri belum pernah merasakannya.
...~○○○~...
...♡Permaisuri Tidak Ingin Mati_12♡...
*
*
*
Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit dan share ya reader. ..