Sequel Terpaksa Menikahi Tuan Posesif
IG : @nafasal8
Season 1
Damian harus merasakan kekecewaan yang mendalam, karena sang tunangan diam-diam berselingkuh darinya. Ia terpaksa harus memutuskan pertunangannya secara sepihak.
Jebakan yang direncanakan oleh Arra, ternyata menjadi pertemuan pertama untuk Damian dan Sarah. Lantas bagaimana cara Damian untuk menaklukkan hati Sarah.
Bagaimana perjuangan Damian untuk mendapatkan hati sang pujaan hati, berhasilkah atau Sarah malah berbalik arah dari Damian?
Season 2
Rencana konyol Davian untuk menjadikan Linanda sebagai kekasih settingan ternyata berujung pada keputusan Oma yang ingin menikahkan mereka dalam waktu dekat.
Bagaimana kisah Davian dan Lin dalam menghadapi rencana Oma? Apakah mereka akan bersatu dalam ikatan suci? Atau mengungkap semua dan mengaku pada keluarga besar mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafasal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21. Mengungkap Kebenaran
Kediaman Arga Hutama
Ruang pertemuan yang terletak di rumah utama kini tengah digunakan untuk membahas hari pernikahan Arra dan Damian. Ruangan yang hanya dipakai untuk acara jamuan-jamuan penting seperti acara keluarga dan pertemuan dengan teman dekat Papa Arga dan Mama Erina itu sangat jarang digunakan. Tapi para maid tak pernah absen untuk membersihkan tempat tersebut.
Tuan Tony dan Nyonya Mirna juga sudah tampak bercengkrama dengan Papa Arga dan Mama Erina, terlihat jelas bahwa kebahagiaan sedang terpancar di Tuan dan Nyonya Widjaja yang sebentar lagi akan menjadi Kakek dan Nenek itu. Berbeda dengan Arra, gadis itu terlihat gelisah menunggu kehadiran Damian.
Malam itu, Arra tampak cantik sekali. Gadis yang tengah hamil muda itu mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna abu-abu. Sangat pas di tubuh indahnya.
🍁🍁🍁
Raut wajah Arra seketika tampak berbinar senang, saat sosok yang ditunggunya sedari tadi akhirnya muncul. Damian yang saat itu mengenakan setelan dua potong jas dan kemeja yang membalut tubuhnya, terlihat sangat pas ditubuhnya yang tegap tinggi.
Pria itu berjalan di susul dengan Ben yang tampak mengekor di belakangnya.
Arra tak henti berdecak kagum melihat sosok pria tampan yang saat ini duduk di hadapannya, sosok yang dulu pernah di khianati nya karena sifat serakah nya. Dia yang saat itu seolah haus kasih sayang dari Damian mencari celah untuk berhubungan dengan pria lain, Damian yang lebih mementingkan untuk fokus belajar bisnis di perusahaan keluarganya. Membuatnya sering mengabaikan keberadaan Arra.
Meskipun begitu, rasa cintanya kepada Arra tak pernah berkurang sedikitpun. Walau waktu yang diberikan kepada gadis itu hanya beberapa hari dalam sebulan, tapi tetap saja tak menyurutkan semua perhatiannya yang ia gantikan dari fasilitas yang ia berikan kepada Arra. Bahkan Black Card saat itu juga sudah Arra dapat.
Namun, bukankah memang sudah menjadi sifat dasar manusia yang tak akan pernah puas dengan apa yang ia dapatkan? Seperti itulah Arra saat itu, ia kalap. Pria berkulit eksotis dengan wajah manis dengan garis wajah yang tegas, rupanya bisa menjadi pemuasnya saat itu. Bahkan hubungan perselingkuhan mereka seolah candu untuk keduanya, tak ada tujuan lain selain bercinta.
Arra selalu mampu dipuaskan oleh keperkasaan Chris, pria yang memiliki tubuh atletis dengan otot-otot yang menonjol itu mampu memuaskan hasratnya. Dan kini, setelah mengetahui kehamilannya. Ia dengan entengnya datang ke keluarga Hutama untuk meminta pertanggungjawaban dari perbuatan yang tak pernah di lakukan oleh Damian.
Tentu saja, siapa yang tak akan meradang marah jika sebuah fitnah dilayangkan kepadanya. Kemurkaan akan perselingkuhan kekasihnya masih terasa menyakitkan dan kini harus mengetahui kebenaran tentang hubungan panas yang membuat gadis itu hamil.
🍁🍁🍁
"Selamat malam calon menantu ku," sapa Tuan Tony dengan tak tahu malunya. Damian hanya mengangkat salah satu sudut bibirnya.
Mama Erina sebenarnya sudah merasa tak nyaman dengan sandiwara ini, tapi Papa Arga dan Damian bersikukuh untuk membuat keluarga Widjaja menyadari kesalahannya. Bahwa ambisi anaknya akan menyesatkan keluarga mereka.
"Baiklah, karena kita tak ingin membuang waktu. Kita mulai saja sekarang," ucap Papa Arga yang memang sudah tidak sabar untuk mengungkap kebenaran.
Senyum tampak mengembang di wajah Tuan Tony dan Nyonya Mirna, mereka terlihat sangat bahagia karena keinginan mereka untuk mempunyai menantu Damian akan segera terwujud. Itu artinya masalah krusial perusahaan nya akan segera teratasi.
"Anda benar Tuan Arga, seperti nya kita harus segera memulai untuk menentukan hari baik pernikahan anak kita. Dan lihat mereka berdua juga terlihat tidak sabar bukan!" seru Tuan Tony seraya menatap bergantian ke arah Damian dan Arra.
Arra tersipu, tapi tidak dengan Damian. Ia sudah merasa muak dengan semua bualan Tuan Tony.
"Sebelumnya, apa boleh saya menanyakan suatu hal kepada Arra -- Tuan Tony?" ijin Damian kepada ayah Arra.
"Oh tentu saja, silahkan nak Damian. Kamu bebas menanyakan apa saja kepada calon istrimu itu," jawab Tuan Tony dengan senyum yang mengembang.
Gadis di hadapan Damian itu merasa gugup, ia mencoba menerka pertanyaan apa yang akan terlontar dari calon suaminya itu.
"Arra, seberapa besar rasa cintamu kepadaku saat ini?" tanya Damian dengan tatapan lembut tapi mampu mengintimidasi gadis si hadapannya itu.
Arra tak langsung menjawab, ia melipat bibirnya. Entah kenapa ada rasa tak nyaman dihatinya saat Damian menanyakan sesuatu yang sangat sensitif itu.
"Damian, kenapa kamu tanya seperti itu. Tentu saja Arra masih sangat mencintaimu, bahkan perasaan anak gadis kesayanganku ini tiap hari selalu bertambah kepadamu," terang Tuan Tony.
Ekor mata Damian melirik pada pria paruh baya itu, lalu beralih kembali pada sosok gadis cantik di hadapannya.
"Maaf Tuan Tony, saya bertanya pada Arra," tukasnya.
Tuan Tony terkekeh. "Pertanyaan seperti ini, seharusnya tidak perlu kamu tanyakan lagi nak Damian. Atau jika memang kamu ingin menanyakan bagaimana isi hati Arra, kalian bisa habiskan waktu kalian setelah ini. Iya kan Tuan Arga?"
Papa Arga hanya tersenyum simpul, ia sebenarnya juga sudah malas meladeni Tuan tak tahu diri ini. Bagaimana mungkin seseorang bisa santai ketika mengetahui anaknya tengah hamil di luar nikah, bukankah peran orang tua sangat dipertanyakan ketika kejadian seperti ini sudah tampak dipermukaan. Lantas bagaimana si pria bernama Tony ini masih bisa bersikap santai seperti sekarang ini.
"Baiklah aku tidak akan basa basi lagi, aku bahkan sudah mempersiapkan sesuatu yang istimewa untukmu Arra ku sayang." Ada penekanan saat Damian memanggil nama Arra.
"Ben ....!"
Damian menatap Ben, seperti memberi isyarat kepada Ben untuk sesuatu istimewa itu.
"Siap Tuan!" ucap Ben. Pria itu segera berlalu meninggalkan ruang pertemuan itu.
Kening Arra terlihat berkerut, ia kembali dibuat bertanya-tanya dengan kalimat Damian barusan.
Sesuatu istimewa apa yang dimaksud Damian? batin Arra berkecamuk. Perasaannya di selimuti rasa cemas, entah kenapa ia merasa tak tenang sekali. Terlihat jelas di raut wajahnya yang cantik, ada guratan kekhawatiran yang hampir tak bisa ia sembunyikan.
🍁🍁🍁
Ben berjalan dengan langkah tegas menuju Damian, mereka terlihat berdiskusi sesaat sebelum akhirnya Ben kembali keluar.
"Baiklah, kamu sepertinya sudah sangat tidak sabar Arr," ucap Damian sambil menyunggingkan senyuman.
Kedua orang tua Arra terlihat bingung dengan situasi yang terjadi, mereka saling beradu pandang dengan raut wajah bertanya-tanya.
"Nak Damian, sebenarnya ada apa ini?" pertanyaan itu akhirnya lolos juga dari bibir Tuan Tony.
"Sebentar lagi, anda akan tahu Tuan," jawab Damian dingin.
Tak berapa lama, tubuh Ben terlihat dari balik pintu. Namun, kali ini ia tak seorang diri. Ada dua sosok pria yang berjalan mengekor dibelakangnya.
Tubuh Arra terasa lemas ketika Ben mempersilahkan kedua pria itu untuk duduk di sofa yang tak jauh dari tempat duduk Arra. Pun dengan Tuan Tony, ia begitu terkesiap ketika melihat sosok pria yang berada satu ruangan dengannya saat ini.
"Apa-apa an ini? Apa yang sudah kalian rencanakan?" pekik Tuan Tony seraya bangkit dari tempat duduk nya. Sorot matanya menatap tajam ke arah Damian dan Ben.
Damian tampak tersenyum, senyuman yang membuat Arra semakin menciutkan harapannya. Pria itu lalu bangkit dari kursinya, ia berjalan mendekati Arra.
"Anda ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Damian sambil menatap Tuan Tony, lalu beralih menatap Ben. Memberi kode dengan anggukan kepala. Ben segera berjalan menghampiri Damian dan mengangsurkan map berwarna hitam kepadanya.
Damian membuka lembar pertama yang ada di map tersebut.
"Ferdy, salah satu temanku. Bahkan bisa dikatakan teman dekatku, sudah mengkhianati kepercayaan ku selama ini padanya. Hanya karena rasa pertemanannya kepada Arra, dia rela menjebakku di hotel dan memberikan minuman yang sudah dicampur Arra dengan obat perangsang. Hal itu membuatku kehilangan kendali, beruntung Ben datang di saat yang tepat dan menyelamatkan ku dari pelecehan yang direncanakan oleh Arra," terang Damian. Ia memberi jeda pada kalimat berikutnya dan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Mama Erina dan Papa Arga sangat terkejut mendengar kabar yang baru saja di sampaikan oleh putranya itu, karena sebelumnya Damian hanya memberikan bukti bahwa anak yang dikandung oleh Arra memang bukan darah dagingnya. Dan sama sekali tak menyinggung tentang rencana jebakan Arra tersebut.
Papa Arga terlihat menahan emosinya, ia merasa perbuatan Arra benar-benar sangat rendah dan tak mencerminkan dari keluarga terpandang.
"Lalu yang kedua, bayi yang dikandung Arra bukanlah anakku. Selama kita pacaran, aku tak pernah sedikitpun menyentuhnya. Karena bagiku kehormatan gadis yang aku cintai adalah nomer satu. Aku tak akan menyentuhnya sebelum pernikahan terjadi. Dan sebelumnya, Arra telah berselingkuh dariku. Yang mengejutkannya lagi, ternyata Arra sudah melakukannya dengan pria selingkuhan nya itu. Chris -- ayo cepat katakan, siapa Ayah yang tengah dikandung oleh Arra?" ungkap Damian.
Tuan Tony tampak tak terima dengan semua fakta yang di ungkapkan oleh Damian, pria itu terlihat begitu murka.
"Kamu ... ternyata kamu sudah merencanakan semua ini, kamu sengaja mempermalukan keluarga Widjaja seperti ini kan?" teriaknya, suaranya menggema di seluruh ruangan.
"Tony ... Tony, kenapa kamu berteriak dirumah ku. Seharusnya kami lah pihak yang telah dirugikan oleh anak mu itu, putraku Damian sudah di fitnah putrimu. Ia begitu tak tahu malunya mengatakan bahwa ia sedang hamil anak Damian. Padahal kenyataannya dia sudah hamil dengan pria selingkuhan nya." Suara Papa Arga tak kalah menggema. Tampak jelas bahwa Papa Arga sangat kecewa kepada keluarga Widjaja.
Arra terlihat semakin tertunduk malu, perasaanya kembali berkecamuk. Rasa sesak dan malu mulai menyusup di relung hatinya. Tapi, semuanya sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Saat ini ia hanya bisa meratapi nasibnya, yang entah akan berakhir bagaimana?
Kesabaran Tuan Tony sudah habis, ia merasa tak terima dipermalukan seperti ini. Begitu juga dengan Nyonya Mirna, ia tak tega melihat putrinya.
"Arra, ayo kita pergi dari sini. Aku muak berada di tempat ini," ajak Tuan Tony di ikuti dengan Nyonya Mirna yang mulai terisak.
Mama Erina rasanya tak tega melihat Nyonya Mirna dan Arra, tapi ia tak tahu harus berbuat apa.
Chris yang melihat Arra akan meninggalkan ruangan, pun segera bersimpuh di kaki Tuan Tony.
"Tuan, saya mohon beri saya kesempatan untuk bertanggung jawab. Saya janji -- saya akan bahagiakan Arra, saya sangat mencintainya Tuan," pinta Chris.
Arra yang melihat sikap Chris semakin tersayat hatinya, hatinya sangat pilu. Gadis itu tak bisa memungkiri, ia juga masih sayang pada Chris. Tapi tentu saja ia tak berani menentang Daddy nya.
"Aku tak sudi punya menantu seperti mu, kamu akan hanya jadi benalu buat keluarga Widjaja," pekik Tuan Tony.
"Tapi Tuan, Arra sedang hamil anak saya Tuan. Saya mohon, jangan biarkan bayi dalam kandungannya lahir tanpa seorang ayah." Pria itu terus memohon dan bersimpuh di kaki Tuan Tony.
Pria paruh baya itu segera membungkukkan tubuhnya dan mencengkram kerah baju Chris kuat-kuat, lalu menariknya dengan sekuat tenaganya.
"Arra tak akan kubiarkan menikah dengan pria macam dirimu, Arra tak akan pernah melahirkan anak ini. Jadi jangan pernah berharap, kamu akan dipanggil Ayah oleh bayi ini." Suara Tuan Tony mampu membuat bulu kuduk siapa saja yang mendengar nya meremang.
Pria itu dengan kuat menghempaskan tubuh Chris ke lantai dan segera menarik tangan Arra dengan kasar untuk meninggalkan ruangan. Chris tak menyerah, ia terus berusaha. Namun, tetap saja penolakan yang selalu dia dapat dari Tuan Tony.
Mama Erina tampak membekap mulutnya, ia benar-benar tak menyangka bahwa Tuan Tony begitu kejam. Papa Arga dan Damian juga berpikir demikian. Mereka hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya, karena melihat langsung bagaimana sikap pria paruh baya itu terhadap anak semata wayangnya.
Bersambung ....
.
.
.
.
.
.
Mampir juga ke novel kakak online dan adik online othor ya.. Keren banget novel nya😍
Dipaksa Menikah Karena Skandal ~ Linanda Anggen
Kabut Menjelang Pernikahan ~ Emekama