NovelToon NovelToon
Jodoh Wasiat Mami

Jodoh Wasiat Mami

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: Naira_W

Aldena Faradila tak menyangka akhirnya harus kembali ke tempat yang paling dihindarinya selama lima tahun ini. Dena harus kembali karena saudara kembarnya yang jatuh sakit dan juga wasiat dari Vania, almarhum ibunya.
Kembalinya Dena ke rumah almarhum maminya membuat keluarga papinya tak suka dan mencoba mengusirnya kembali.
Sayangnya, Dena lima tahun yang lalu sudah berubah dan kini bersiap membalaskan dendam dan sakit hatinya.
Rupanya semua tak berjalan semulus apa yang direncanakan oleh Dena. Dia harus menikah sebelum usianya dua puluh lima tahun dengan lelaki yang sudah dipilihkan oleh almarhum maminya.
Apakah Dena bersedia menikah dengan Gara, atau lebih memilih kehilangan harta warisannya? Lalu bagaimana jika ternyata Dena masih belum bisa melupakan masa lalunya yang ternyata keponakan dari Gara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kasih Sayang Si Kembar

Dan disinilah akhirnya Dena menghabiskan waktu siang harinya. Di kamar rawat inap VIP nomor 02.

Kamar yang kelasnya masih di bawah VVIP ini memiliki luas yang lumayan. Dengan tempat tidur untuk keluarga yang menjaga pasien, televisi, kulkas mini dan toilet.

Bedanya hanya di ruangan Dana tak ada balkon seperti di ruangan VVIP.

Jadi mau tak mau Dena hanya duduk scroll Tuk Tik dan sesekali berjalan ke arah jendela. Memandang keramaian jalan di siang itu.

"Bosen, Na?" tanya Dana yang terlihat lebih segar.

"Nggak, cuma kesel nungguin si Unggung lama banget datangnya." kata Dena

"Nggak usah ditungguin, Na. Ngurus pengunduran diri itu nggak mudah. Ada prosedurnya." kata Dana.

"Lalu kenapa mas Dan tawarin dia jadi asisten aku?" tanya Dena

"Aku cuma percaya dia, Na. Kondisi aku nggak memungkinkan buat jagain kamu." kata Dana yang terdengar sedih.

Dena menghela nafasnya. Lalu menghampiri saudara kembarnya.

"Makanya, kamu harus setuju terima donor dari aku." Dena membujuk saudaranya agar mau menerima donor sumsum darinya.

"Prosedurnya bakalan nyakitin kamu, Na. Aku nggak mau nyakitin kamu." kata Dana yang tak mau Dena merasa sakit. Dia memang sesayang itu pada saudarinya.

"Tapi kamu begini, aku juga sakit. Kita punya ikatan yang kuat, mas. Kamu harus tetap sehat dan umur panjang buat jaga aku. Itu janji kamu sama mami." Dena mengelus pipi saudara yang semakin tirus.

"Minggu depan aku bakalan mulai prosedurnya. Aku udah konsul tadi, sebelum ke sini. Kamu harus mau kalau kamu sayang sama aku." ucap Dena yang tak mau dibantah

"Na...."

"Mas Dana Faturrahman, jangan sia-siakan usaha aku, ya. Aku tau kamu sayang banget sama aku. Tapi aku juga sayang sama kamu." kata Dena lalu mengecup pipi Dana.

Dana terlihat pasrah dan menerima keputusan Dena. Awalnya dia sudah meminta Om Roland dan Om Albert merahasiakan penyakitnya dari Dena.

Tapi karena Dana membutuhkan Dena untuk kesembuhannya, kedua om nya itu akhirnya jujur pada Dena.

"Besok Om Albert dan Tante Dita bakalan ke sini." kata Dena.

"Memangnya udah liburan sekolah?" tanya Dana yang mengetahui jika Tante Dita tak bisa ijin seenaknya karena harus mengajar di sebuah SMA negeri.

"Belum. Minta ijin katanya, kebetulan minggu depan tanggal merah. Jadi bisalah keluar kota." jawab Dena.

Dana hanya mengangguk, karena sudah merasa cukup lelah. Padahal dia hanya berbicara beberapa kalimat saja.

Dena melihat Dana yang diam saja pun paham jika saudaranya perlu istirahat. Tanpa banyak bicara, gadis itu menarik selimut dan menutupi tubuh Dana.

"Istirahatlah. Aku juga mau tidur siang." Dena memberikan alasan sebelum beranjak menuju ranjang single yang lumayan empuk.

Dena tidak tidur, dia sedang memutar otak. Memikirkan besok, dimana dia harus bertemu dengan calon suaminya.

Besok dia bisa melihat bentukan suaminya apakah seperti yang dia takutkan.

Seketika saja Dena bergidik ngeri, membayangkan seorang lelaki dengan dandanan cantik mengucapkan ijab Kabul atas namanya.

'Ya Allah... Pait...pait.... Amit... Amit..." ucap Dena pelan sambil mengetuk jidat dan kasur berulang kali dengan tangannya.

Dan akhirnya Den pun tertidur karena lelah memikirkan rupa calon suaminya.

***

"Pak Gara?" tanya seorang lelaki muda pada Anggara yang baru saja keluar dari gate bandara.

"Iya, benar." jawab Anggara dengan wajah datar. Sedatar lantai bandara ini.

"Saya Fajar, pak. Asisten pak Roland. Saya diminta menjemput anda." lelaki yang diperkirakan seusia Dena itu memperkenalkan diri.

Anggara pun mengangguk dan mengikuti Fajar. Dia memang tak meminta keluarga atau temannya untuk menjemput.

Tadi malam Roland menghubunginya dan menanyakan kepulangannya ke kota ini. Karena kebetulan dia sudah membeli tiket pesawat. Jadi sekalian dia katakan pada Roland tentang jadwal pesawat yang ditumpanginya.

Anggara baru saja pulang mengisi seminar di luar kota. Dia menjadi salah satu narasumber di acara UMKM kota itu.

Anggara dianggap sosok inspiratif, karena mampu mengembangkan usaha kuliner yang dirintisnya di usia muda.

Dia tidaklah sekaya Rano Brick yang kemana-mana pakai jet pribadi.

Tapi Anggara sudah memiliki tabungan, deposito, simpanan emas batang, beberapa sertifikat rumah, ruko tempat usahanya dan tanah kaplingan, satu mobil dan dua buah motor.

Semuanya dia dapat dari hasil kerja kerasnya. Anggara yang rajin belajar dan menabung itu memulai bisnisnya di tahun terakhir sekolahnya.

Awalnya Anggara berjualan aneka jajanan di sekolah. Setelah lulus dia membuka lapak di dekat area sekolahnya. Tempat itu sangat strategis karena dekat dengan komplek militer dan juga sekolah TK sampai SMA.

Langganannya tak hanya anak sekolah saja, tapi juga bapak-bapak, mas-mas berambut cepak yang mencari sarapan. Bahkan ibu-ibu langganannya sering duduk-duduk manis di lapaknya sembari menghabiskan satu mika nasi kuning plus risol lima biji.

Yah... Begitulah Anggara memulai usahanya hingga dia sukses dan bisa membiayai kuliahnya hingga selesai.

Fajar mengantar Anggara ke sebuah bangunan minimalis tiga lantai. Tidak setinggi gedung-gedung perkantoran di sekitarnya, tapi kantor pengacara ini cukup familiar di kotanya.

Roland adalah seorang pengacara yang cukup terkenal. Banyak orang terkenal yang memakai jasanya, walaupun penampakan kantornya biasa-biasa saja.

"Mari pak Gara. Pak Roland sudah menunggu anda di ruangannya." ucap Fajar sembari menunjukkan Anggara untuk berjalan ke arah lift.

Anggara pung mengikutinya tanpa banyak tanya.

Sekarang ini dia hanya merasa penasaran, kenapa Roland ingin bertemu dengannya lagi.

'Apakah Dena menolak perjodohan?' batin Anggara dengan was-was.

Dan kegelisahannya semakin menjadi ketika pintu ruangan itu terbuka dan memperlihatkan dua orang lelaki yang sudah dia kenali. Roland si pemilik ruangan sedang duduk di hadapan lelaki berwajah sangar dan bertubuh kekar.

"Om Albert..."

1
Susi Akbarini
moga2...
banyuan segera datang...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
moga2 tim Gara segera sampai dan nagjap wvan sblm membunuh susi..

❤❤❤❤
Susi Akbarini
ajankah Asta bertemu dengan rombongan Anggarq..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
selamtakh Mbak Susi...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
moga s3lamat..

waahh.


moga2 dena segera tlp anggara..
kan jaeak mereka lebih dekat..

❤❤❤❤❤❤
Naira_Widya
buat para pembaca, mohon tinggalkan jejak likenya dong. Oto butuh dukungan buat cerita ini di kontes YAAW. Like banyak-banyak ya/Kiss/
Susi Akbarini
up yg banyak..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
mkasi udah up..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
moga kaburnya susi membawa berkah..
bawa bala bantuan.

biar mereka bisa lepas dari evan..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhh..
dena ama maya otw bestian ini..

😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
gimana ya caranya gara dkk ketemu ama asta..
biar mereka barengan ngegrebej evan...
😀😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhhh..
kalo kanur sdri bisa2 cila dan pengasuhmya jadi korban..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhh..

deg2an..

moga2 ada petunjuk buat Gara...
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
minta bantuan om albert...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀
sama aja..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
akhir ya Dena gak jadi nglabrak Maya..
tapi malh sangat berterima kasih..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
mobil blm bener di bengkel..
ehhh..
motor udah dipeyokinnaja ama evan..

❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahhhh..
maya itu...
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
emang gitu ya klao bucin..
apa pun selalu tampak indah..
coba kalo gak pasti akan bilang istri kurang ajar...

😀😀😀😀❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!