Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7_Terungkap
"RAYAAA" Teriakan melengking dan nyaring itu membuat telinga Raya terasa sakit. Gadis dengan rambut kuncir kuda dan gayanya yang khas seperti Cowok itu menghampirinya. Gita si teman sebangku Raya itu langsung mengapit kepalanya dengan lengannya. Dia sempat terbatuk namun itu tak lama, karena Hito langsung menarik Raya dari kungkungan Gita.
Gita mendengus dengan mulut yang berkomat kamit sedang mencibir. Hito tidak memperdulikan nya, justru dia langsung menatap Raya yang ada dihadapannya " Gue tau lo nggak pandai buat nyari temen tapi masa iya lo temenan sama cewek jadi jadian kaya dia?"
Mendengar perkataan Hiti yang mengatainya, Gita yang tepat berada di samping Raya pun langsung melipat lengan bajunya khas seperti anak brandalan. Dia tidak terima dengan perkataan pria itu " Noh, lo nggak liat? Kelakuannya aja udah kaya preman sekolah!"
" Muka gile.... gue dikatain preman sekolah? Nyari mati nih anak. Dia pikir gue takut apa?" Monolog Gita. Dia masih berusaha sabar, ingin melihat respon Raya.
Raya sempat meliriknya sekilas lalu mengangkat bahunya acuh " Nggak apa apa Gita kaya preman sekolahan juga, tapi setidaknya dia masih punya hati sama jantung."
" Gue juga punya oon," Balas Hito cepat.
" Gue nggak nanya." Sahutnya cepat " Yang intinya gue temenan sama manusia bukan sama mahluk astral apa lagi sama yang namanya setan."
" setannya kenapa ke muka gue?" Tanya Hito tidak terima.
" Kan kata mami kalo lagi ngomong tatap mata lawan bicaranya,"
" Banyak alesan lo."
" Udahlah males gue debat sama lo. Iya, lo bukan setan tapi rajanya iblis berwujud manusia." Raya segera berlari menarik tangan Gita meninggalkan Area parkiran. Teriakan dan makian yang keluar dari mulut Hito dia abaikan begitu saja, membuat Gita ikut tertawa dan senang melihat pria itu yang kesal karena perkataan Raya tadi.
Raya dan Gita sudah sampai di kelas mereka, keduanya langsung duduk dan berusaha mengatur napas mereka yang tak beraturan. Gita terkekeh membuat Raya mengerutkan keningnya " kenapa Lo? Jangan ngomong lo kesambet jin korin si Hito lagi."
Gita menggeleng lalu mengibaskan buku yang ada di tangannya kearah wajahnya " Asal aja lo kalo ngomong!"
" Lah terus kenapa lo ketawa?"
" Seneng aja gue liat si biang kerok marah kaya tadi. Tapi lo harus hati hati bentar lagi adek adek gemes bakal musuhin dan julidin lo."
" Bodo amat. Nggak peduli gue. Mau geng cabe mau adek gemes gue jabanin." Ucap Raya sewot mengundang tawa. Gita dan Raya akhirnya tertawa membicarakan hal hal konyol yang berhubungan dengan fansgirl nya Hito. Bukan itu saja bahkan Gita memberitahu siapa saja yang harus dia waspadai saat berhadapan dengan ketua komunitas pengggemar Hito.
Tawa keduanya terhenti saat guru sejarah masuk kedalam kelas XII IPA II. Pelajaran mulai berjalan, sang guru menyuruh mereka membuka buku mereka dan memperhatikan apa yang guru itu jelaskan.
" Git?" Panggil Raya menyenggol lengannya.
" apa?" Jawab Gita berbisik.
" Gue mau nanya,"
" apaan?" Sahutnya pelan.
" Hubungan Dirga sama Hito itu gimana sih?"
" Hito, Dirga?" Raya menggangguk. Matanya teralihkan dari buku yang ada di depannya. Dia mulai menatap Gita yang siap menjawab pertanyaannya.
" Dirga sama Hito itu sama sama Ketua baskes kelas. Cowok yang di incer para cewek. Pinter, bertalenta, berprestasi juga."
" Cuma itu?" Tanya Raya memastikan " Maksud gue hubungan mereka. Mereka itu akur apa nggak?"
Gita menggelengkan kepala " Mereka itu Rival."
" Serius?" Refleks Raya menggebrak meja dan bangkit dari kursinya. Karena kegaduhannya semua mata tertuju padanya tak terkecuali pak Kumis yang juga tengah mengajar saat itu melihat kearah Raya.
Raya baru menyadarinya jika saat ini dia menjadi pusat perhatian. Dia tersenyum kikuk lalu membungkukkan sedikit tubuhnya meminta maaf pada teman sekalasnya juga pada pak Kumis yang berkepala plontos " Maaf Pak, saya tidak akan mengulanginya lagi."
Pak Kumis memakluminya lalu kembali menyuruh Raya untuk duduk. Untuk sesaat Raya dan Gita ikut mendengarkan materi yang di jelaskan, namun lagi Mata mereka tak mau teralihkan dari bahan gibahan atau gosip yang membuat Hati Raya meronta untuk menanggapi pertanyaan Gita.
" Emang ada apa sih? Kok kaya nya lo kepo banget tentang mereka?"
" Nanti gue jawab. Lo harus jawab pertanyaan gue dulu. Kenapa mereka bisa jadi Rival?"
" Gue juga kurang tau. Setau gue waktu kelas XI Hito juga nyalon jadi ketua osis, tapi pas tau Dirga nyalon juga Hito malah mundur. Terus lo tau kan kalo Dirga itu pinter matematika?" Raya mengangguk.
" Hito juga pinter tau. Harusnya waktu itu Hito sama Dirga yang menjadi perwakilan sekolah kita buat ikut Lomba tingkat nasional tapi Hito nolak."
" kenapa?"
" Mana gue tau, mangkannya sekarang kalau ada kompetisi atau Lomba Dirga sama si Jihan yang jadi perwakilan sekolah kita."
" Jihan mantan wakil ketua osis?"
" Iya. Itu Jihan yang sekelas sama si biang kerok. Dia juga nggak kalah pinter dari mereka." Raya mengangguk mengerti.
" Bukan Rival dalam pelajaran aja. Dari olahragapun mereka sama sama jago. Udahlah pokoknya mereka tuh Rival abadi. Mereka selalu bersaing menunjukkan kemampuan mereka masing masing." Jelas Gita panjang lebar " sekarang Lo jawab pertanyaan gue. Kenapa Lo kepo sama mereka?"
" ohh itu... Hito nyuruh gue jauhin Dirga."
" Loh kenapa? Lo bukan pacarnya si biang kerok kan?"
Dengan cepat Raya menggelengkan kepalanya " Bukan lah."
" Terus kenapa dia ngelarang Lo buat deket sama si Dirga?" Tanya Gita penasaran.
" Ya mungkin karena gue tinggal bareng dia jadi dia nggak suka liat gue deket sama Dirga."
" Oh git.... APA TINGGAL BARENG?!" Lagi semua mata tertuju pada kursi belakang paling pojok. Raya meringis menutup telinga ikut terkejut dengan teriakan Gita.
" Gita, Raya lari keliling lapangan 10 kali putaran." Titah pak Kumis karena tidak suka dengan kebisingan dan siswa siswi yang tak disiplin. Dari tadi pak Kumis memperhatikan mereka yang tak mendengarkan materi yang di jelaskan olehnya.
" Yah pak masih pagi, tar keringetan baju kita." Ucap Gita meminta keringanan.
" Duh mana gue nggak bawa baju ganti lagi," Bisik Raya pada Gita.
" Raya juga nggak bawa baju ganti katanya pak. Jangan lari ya pak ya?" Ucap Gita memohon " Tar kalo baju kita keringetan terus pas nanti masuk pelajaran yang lain bisa bisa kelas bau karena keringet kita. Jangan ya pak?"
Pak kumis terdiam sejenak memikirkan perkataan dari muridnya itu " Yaudah bersihin kamar mandi."
" Ehhh serius pak? Tadi saya liat Bu Nimah habis bersihin kamar mandi. Nggak apa apa kalo kita bersihin lagi?" Raya menyenggol lengan Gita, memelototkan matanya seperti sedang berkata ya itu bagus dodol jadi kita nggak usah repot repot bersihin lagi. Tapi Gita tak mengubrisnya dia malah mengedipkan matanya seakan akan semua pasti beres di tangannya.
" Kamu nih Gita kebiasaan dikasih hukuman selalu nawar, Kamu pikir ini pasar apa?"
" Yaudah kalo itu mau bapak. Saya sama Raya bersihin kamar mandi lagi aja ayo Ray," Ajak Gita menuntun tangan Raya.
" Ehhh.. tunggu dulu,"Gita bersorak gembira dalam hatinya saat Pak Kumis menahan mereka.
" Apa lagi pak?"
" Yaudah kalo gitu siram tanaman yang ada di taman saja." Final pak Kumis yang membuat Gita dan Raya langsung bergegas pergi meninggalkan kelas. Keduanya sudah sampai, kini kedua selang berada di tangan mereka. Area taman sangat sepi karena para siswa tengah belajar di kelas masing masing.
" Lo gila kenapa pa malah milih nyiram tanaman? Kenapa nggak milih kamar mandi?"
" Serius lo mau bersihin kamar Mandi?"
" Kan kata Lo tadi udah di bersihin. Jadi paling tinggal nyiram doang."
" yaelah lo mah percaya aja sama omongan gue. Gue tadi kibulin pak Kumis Tau."
" Gila!" Raya menyiram Gita dengan air yang keluar dari selangnya " Guru lo bohongin, Kurang asem lo."
" Ck. Baju gue basah Raya, Lagian emang Lo mau bersihin kamar mandi huh? Gue sih ogah!"
" Ya gue juga nggak mau, tapi kan ini salah kita." Sesalnya.
" Udah lo tenang aja. Pak Kumis itu pinter tapi sedikit oon. Galaknya ngelebihin ema ema disiplinnya udah kaya pasukan tentara. Dia itu guru BK tau."
" Gita. Sialan lo!" Raya mengejar Gita menyiram temannya itu " Ray, Ray... baju gue basah Raya!" Teriak Gita berusaha menghindar.
" Lo nyari mati. Gimana nasib gue kalo pak Kumis ngadu ke Nyokap?!"
" Ya tinggal jawab aja Ray apa susahnya sih. Lo kan punya mulut."
Abis gue dikecengin Hito setelah ini, ada benarnya juga tuh anak tadi pagi ngomong. Dasar Gita somplak. Dia motekin hati gue. Hiks. Batinya
" Rasain nih. Rasain!" Raya dan Gita terus bermain air. Bukannya menyiram tanaman justru mereka menyiram rumput liar. Keduanya saling kejar saling serang dan saling siram satu sama lain.
" Jangan Lari lo!" Raya terus menghindar dari kejaran Gita. Tangannya terus terarah membalas serangan Gita. karena terlalu fokus menoleh kebelakang, Raya tak sadar jika tubuhnya menubruk tubuh seseorang.
Dukkk
" Mampus Lo!" Ucap Gita mensyukuri, Teman tak punya ahlak dasar.
" Udah main airnya huem?" Raya mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk. Dan giginya berjejer rapi menunjukkan giginya yang putih dengan bibir yang sudah berubah menjadi keunguan karena terlalu lama main air.
" Hai Cung," Sapanya pada Hito yang sudah ada di depan matanya.
" Ke kamar mandi. Ganti baju lo!"Raya menepuk jidatnya lalu menengok kebelakang mencari sosok mahluk yang tiba tiba tak kasat mata. Gita menghilang entah kemana.
" Gue nggak bawa baju ganti," Ucapnya pelan.
" Awwss," gadis itu meringis saat Hito tak berperasaan menyentil keningnya. Bibirnya mengerucut dengan pipi yang mengembung.
" Nyusahin aja lo hidupnya, cepet ikut gue." Raya menurut mengekori Hito yang berjalan di depannya. Lalu berhenti di depan loker yang beratasnamakan Hito.
" Nih pake baju gue," Raya membuka baju olahraga milik Hito yang baru saja dia terima.
" Yah cung, Ini mah kegedean di badan gue mah." Ucapnya setelah melihat ukuran baju milik Hito.
" Jangan banyak omong. Noh daleman lo keliatan!" Setelah mendengar penuturan Hito, Raya segera menyilangkan tangannya di depan dadanya. Pria itu terkekeh lalu menoyor kepala gadis itu.
" Dada Rata aja pake di tutupin. Nggak nafsu gue. Udah cepet ganti baju sebelum yang lain juga liat."
" CUNGKRING MESUM. DASAR BASTRAD AWAS LO!" Hito terkekeh kembali saat Raya berteriak marah padanya. Dia berbalik memeletkan lidahnya mencibir Raya yang masih menatap bengis padanya.