NovelToon NovelToon
Kesempatan Kedua

Kesempatan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:56.4k
Nilai: 5
Nama Author: Triyani

Gendis merasa jika hidupnya sudah hancur setelah mengetahui jika suaminya berselingkuh dengan teman semasa sekolah suaminya, dulu.

Gendis yang tidak terima dengan pengkhianatan itu pun akhirnya menggugat cerai Arya. Namun, disaat proses perceraian itu sedang berjalan. Arya baru menyadari jika dia sangatlah mencintai Gendis dan takut kehilangan istrinya itu.

Sehingga, Arya pun berusaha berbagai cara agar Gendis mau memaafkan nya dan kembali rujuk dengan nya.

Sayang, Gendis yang terlanjur kecewa dan sakit hati karena telah dikhianati pun tetap melanjutkan perceraian itu.

Hingga suatu hari, Gendis pun mendapatkan kabar yang mengejutkan. Dimana, dirinya dinyatakan hamil anak ketiga.

Lalu, apa yang akan Gendis lakukan? Akankah dia tetap melanjutkan perceraian itu? Atau memberikan Arya kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.22

“Sudah sudah, jangan berdebat lagi. Dis, ayo katanya mau ke panti. Biar pulangnya tidak kemalaman,” ujar Angga, menengahi perdebatan yang terjadi antara Gendis dan juga Nadia.

Mendengar suara bariton Angga, baik Gendis maupun Nadia akhirnya sama sama terdiam. Menghentikan perdebatan mereka tentang kisah masa lalu yang menurut Gendis hal itu tidak perlu dibahas karena terlalu memalukan untuknya.

Gendis, yang merasa topik itu terlalu sensitif dan enggan untuk membahasnya lebih jauh, menghela nafas lega dalam hati. Ia bersyukur karena Angga menghentikan perdebatan itu.

Angga kembali mengingatkan jika tujuan utama keduanya hari ini adalah mengunjungi panti asuhan, dan Angga tidak ingin terlambat datang kesana. Apalagi sampai pulang kemalaman karena perdebatan yang tidak penting antara Gendis dan Nadia.

“Kalian mau ke panti juga?” tanya Nadia.

“Iya, kenapa emangnya? Kamu mau ikut?” tanya balik Gendis.

“Mau banget. Tapi, pekerjaan aku masih menumpuk. Oh, iya. Tadi Gisya juga dari sini,?”

“Loh, Gisya kesini? Untuk apa?”

“Dia beli beberapa Abaya dan juga hijab. Anakmu bilang, dia mau ke panti. Makanya mampir untuk beli baju sekalian ikut ganti di sini,”

“Gisya juga ke panti?”

“Iya. Memangnya, dia tidak ngabarin kamu kalau dia mau kesana?”

“Tidak. Tadi, dia cuma izin mau ketemu sama Papa nya dan belum dapat kabar apa apa lagi. Aku tidak tahu kalau dia pergi ke panti. Apa, dia kesini bersama dengan Papanya?”

“Tidak. Dia kesini hanya sendiri. Mungkin bersama dengan supir, hanya saja. Supirmu tidak ikut masuk,”

“Begitu, ya. Baiklah. Aku izin pakai ruang ganti kamu, ya,”

“Pakailah. Kamu bebas menggunakannya kapanpun kamu mau,”

“Ok. Terima kasih”

“Tunggu sebentar, ya Ga. Aku ganti baju dulu,” lanjut Gendis yang kini beralih kepada Angga yang masih setia menunggu dirinya.

“Eemm. Pergilah. Aku akan menunggumu disini.”

Gendis langsung bergegas pergi salah satu bilik ganti yang tersedia di sana untuk mengganti pakaian nya dengan yang jauh lebih sopan digunakan saat akan berkunjung ke panti Al-Hasan.

Sementara Angga. Menunggu di luar dengan ditemani oleh Nadia.

“Seandainya aku tidak sibuk. Aku ingin sekali dengar ceritamu selama dua puluh tahun ini,” ujar Nadia, mengalihkan perhatian Angga, dari Gendis kini beralih kepadanya.

“Semua nya berjalan normal normal saja. Aku hidup dengan cukup baik. Melanjutkan sekolah sampai S2. Lalu, sekarang terjun ke dunia bisnis yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya,” jawab Angga.

“Lalu, kenapa menghilang? Apa, kami melakukan kesalahan padamu? Sampai kamu harus pergi dan menghilang. Bahkan, tanpa jejak sedikitpun,”

“Bukan seperti itu. Next time, aku pasti jelaskan kenapa aku pergi,”

“kenapa tidak sekarang saja?”

“Ceritanya terlalu panjang dan rumit. Bukankah, tadi kamu bilang kalau kamu sibuk. Waktunya tidak akan cukup, aku juga harus mengantar Gendis sampai ke panti,”

“Oh, iya. Aku lupa. Ya, sudah lain kali kita agendakan lagi untuk ketemu dan kamu harus ceritakan semuanya pada kami, ok?”

“Ok. Tidak masalah. Semua bisa diatur.” jawab Angga, yang masih sama seperti dulu. Pria itu akan selalu meluangkan waktu untuk ketiga sahabatnya.

*

*

Di panti.

“Assalamualaikum.”

Suara bariton dari seseorang berhasil membangunkan lamunan Gisya yang tengah duduk di halaman belakang pondok. Menatap kosong kolam ikan yang ada di hadapan nya.

Kolam yang berisi puluhan ikan hias yang menjadi penghuni kolam tersebut seolah menghipnotis Gisya hingga gadis tersebut asik melamun disana.

“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Maaf, siapa, ya?” tanya Gisya, setelah menjawab salam dan menatap penuh tanya ke arah seorang pemuda yang datang menghampirinya.

“Maaf, kalau saya tidak sopan. Perkenalkan, saya Imran. Saya, salah satu pengajar di sini. Apa, saudari pengajar baru yang kemarin dibahas oleh Nyai Ainun?” tanya nya ragu ragu.

“Bukan. Saya ini masih siswi SMP, Kak. Mana mungkin saya jadi pengajar, sedangkan saya sendiri masih butuh di ajari.” jawab Gisya, membuat Imran menatap penuh tanya.

Pasalnya, dari segi fisik. Rasanya sulit dipercaya jika gadis yang sedang duduk di gazebo yang ada di hadapan nya masih berstatus siswi Sekolah Menengah Pertama. Tubuh gadis itu terlalu tinggi untuk ukuran siswi SMP.

“Kenapa? Kakak tidak percaya kalau aku ini masih siswi SMP? Mau ku perlihatkan kartu pelajarku?” lanjut Gisya, saat melihat keraguan dari sorot mata Imran.

“Tidak usah. Maaf kalau saya sudah membuat saudari tidak nyaman,”

“Tidak apa apa. Saya Gisya, atau panggil saja Syasa. Jangan panggil saudari, rasanya terlalu aneh jika dipanggil seperti itu,”

“Memangnya boleh kalau saya memanggil saudari dengan sebutan nama?”

“Memangnya siapa yang melarang? Kakak mau panggil kamu, juga boleh kok. Kan, aku usianya lebih muda dari Kakak. Jadi, tidak masalah,”

“Baiklah kalau begitu. Tapi, kalau Dek Syasa buka pengajar disini. Lalu, ada kepentingan apa Dek Syasa datang kesini?”

“Kakak pasti orang baru, ya. Jadi, nggak kenal sama aku?”

“Tidak juga. Saya sudah satu tahun tinggal dan menjadi pengajar disini dan selama saya tinggal. Saya sama sekali belum pernah melihat Dek Syasa disini”

“Aku ini muridnya Nyai Ainun, Kak. Hanya saja, sudah satu tahun ini aku berhenti mengaji. Selain karena sudah khatam, aku juga lagi sibuk persiapan untuk masuk SMA. Makanya, aku jarang kesini karena benar benar belum ada waktu luang,”

“Imran, ayo. Sudah waktunya mengajar.”

Seketika, obrolan antar kedua muda mudi itu terjeda oleh panggilan seseorang yang memanggil Imran.

“Saya sudah harus pergi. Kalau begitu saya izin pamit, ya. Assalamualaikum,”

“Iya, Kak. Silahkan. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”

Gisya pun kembali sendirian. Kembali sibuk dengan lamunan nya. Hari sudah semakin sore. Namun, rasanya enggan sekali meninggalkan tempat itu.

Suasana yang damai dan tenang, membuat Gisya betah berada di sana. Apalagi disaat hatinya sedang kacau seperti saat ini. Tempat itu adalah tempat yang tepat untuk melarikan diri sejenak dari kemelut kehidupan yang sedang dia hadapi.

*

*

“Alhamdulillah. Akhirnya sampai juga,” ujar Gendis, saat mobil yang dibawa oleh Angga di halaman panti asuhan Al-Hasan.

“Wah, tempat ini sudah mengalami banyak perubahan, ya. Dulu, panti ini hanya sebuah rumah sederhana. Kini, sudah menjelma menjadi bangunan yang besar,” sambung Angga, menatap kagum gedung panti asuhan yang dulunya hanya sebuah rumah biasa dan kini, sudah menjelma menjadi bangunan yang besar.

“Semua berkat para donatur yang bergotong royong merenovasi bangunan ini karena semakin kesini. Semakin banyak anak anak terlantar yang di titipkan di sini. Bukan hanya dari donatur, para anak anak yang dulu diasuh disini, yang sudah sukses dengan pekerjaannya juga rutin membantu. Makanya sekarang panti ini jadi semakin besar. Bahkan, bukan hanya panti asuhan saja. Nyai Ainun juga kini sudah berhasil mendirikan sebuah pondok pesantren,” jelas Gendis.

“Jadi, gedung gedung ini bukan hanya untuk anak anak terlantar tapi untuk anak anak yang menimba ilmu juga?”

“Iya. Jadi, sekarang anak anak yang dititip di panti tidak harus sekolah keluar. Karena dulu, banyak sekali anak anak di sini jadi korban perundungan. Makanya, dari situ, Nyai Ainun pun berusaha mendirikan sebuah pondok pesantren agar anak anak panti juga bisa sekolah dengan layak tanpa rasa malu hanya karena mereka anak anak yang kurang beruntung.”

1
Yandri Tefi
ceritanya terlalu bertele" muter sana muter sini tapi yang diceritain itu" aja dan belum ketemu jalan keluarnya.....terlalu lama
Teh Yen
pr kamu arya dapetin maaf dari gisya dan kynya engg mudah soalnya dia liat sendiri ayahnya nyakitin ibunya d depan mata kepalanya
Sugiharti Rusli
mungkin sekarang perjuangan kamu baru akan dimulai Arya, semoga kamu sabar dan mengikuti prosesnya sambil berdoa agar keluarga kalian bisa utuh kembali,,,
Sugiharti Rusli
tapi salut justru sama kedua ortu Gendis, khususnya mama Dewi yang masih mau menerima Arya dengan tangan terbuka dan ikut membujuk cucunya
Sugiharti Rusli
mungkin kalo adiknya masih bisa dikasih alasan yang masuk akal kenapa mereka terpisah selama ini
Sugiharti Rusli
memang membujuk anak yang sudah beranjak besar seperti Gisya akan sangat susah dan butuh nyali dan kesabaran, karena dia sudah mengerti dan melihat dengan mata kepala sendiri perbuatan ayahnya,,,
Sugiharti Rusli
ujian datang bisa dari mana saja yah, di keluarga mereka datang dari sang kepala keluarga yang tergoda mantannya
Sugiharti Rusli
itu ada kesalahan waktu yah, kan si Arya pergi jam 6 pagi bukan, kenapa pas di rumah mertuanya dibilang malam yah🙄
ollyooliver🍌🥒🍆
sayang sekali, pdhl bagus kalau semua orng gak welcome sama dia, biar dia semakin sadar dan menyesal atas perbuatannya. sehingga dia mati"an untuk mengambil kepercayaan mereka lagi.
ollyooliver🍌🥒🍆
lah q kira udah diperjalanan menuju rumah barunya karna sdh berhasil membawa gisya🙃
ollyooliver🍌🥒🍆
apapun yg lu lakukan , gak pernah gw anggap tulus. lu melakukan bukan karna niatmu untuk memperbaiki. kalau tulus , bahkan jika kau masih bersama sharon..ada saja sedikit rasa bersalah atau tindakan yg lu ambil buat memutuskan hubungan lu, tapi gak ada..lu menikmati dengan berdalih itu semua kekhilafan setelah ketahuan baru lu mau memperbaiki, kalau kagak? gak akan ada namanya penyesalan dan rasa bersalah. makanya gw gak merasa sedih atau tersanjung dengan apa yg dilakuka arya.
ollyooliver🍌🥒🍆
wajar, secra live liat ayahnya sendiri ciuman siapa yg gak kecewa..bahkan sampai tua pun akan selalu diingat, itulah yg akan membuat orng kembali sakit hati meski mulut sdh mengatakan memaafkan. lu mah enak njirrr ..mudah mengatakan maaaf, dan mengatakan berusaha mengembalikan semuanya..gak ada yg kayak gitu. meski lu menevus dengan cara memberikan perhatian pd keluarga lu..ttp gak keadaan gak akan sama seperti sebelumnya.
Daulat Pasaribu
baca novelnya bikin sedih.nyesek sampai mau nangis
Daulat Pasaribu
bagus novelnya
Nar Sih
semagatt arya ,terus lah berusaha untuk tetap bersama keluarga kecil mu meminta maaf pda putri mu juga memperbaiki keslhan .
Ais
bnr seh hny wkt yg akan menjawab smuanya mungkin aja direntang wkt 9 bln ini kebersamaan gendis dan arya bs menyatukan mereka lagi berkat si baby dlm kandungan tp aku juga berharap dlm rentang wkt 9 bln ini arya bs membereskan masalah hubungannya sm sharon ngak hny menghindar menghindar terus karena sdh jelas sharon merasa diatas angin atas perlakuan dam penerimaan arya beberapa bln yg lalu sblm hubungan terlarang mereka ketahuan sm gendis dan anak gadis mereka ya smua ada hikmahnya mungkin klo gendis dan anak gadis mereka ngak ke kantor hubungan terlarang arya akan terus berlanjut smp wkt yg tidak ditentunkan tp itulah cara tuhan untuk membuat arya supaya ngak terlanjur smakin jauh melangkah dgn jalangnya ya dgn menuntun gendis dan anak gadisnya ke kantor jd arya penyesalam sebesar apapun ngak akan ada gunanya selama kamu ngak menyelesaikan urusan hubungan terlarang kamu sm sharon
Sugiharti Rusli
keputusan apa yang nanti akhirnya akan Gendis ambil terkait pernikahannya dengan Arya, apa dia setuju dengan usulan Arya mereka pisah baik" setelah bayi mereka lahir🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
mungkin menghukum Arya seperti yang dia katakan bisa mengobati sedikit yah, tapi entah nanti ke depannya,,,
Sugiharti Rusli
memang apa yang sudah Arya perbuat masih menyisakan luka yang dalan bagi Gendis sih yah, apalagi dia melihat dengan mata kepalanya sendiri,,,
ollyooliver🍌🥒🍆
terlalu lama...yg ada lu cari kesempatan..karna tamengmu adalah anak dlm kandungan istrimu😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!