Sinopsis : Kisah seorang wanita juara taekwondo ,silat dan kungfu dalam mencari cinta sesungguh nya dari pria yg jadi idaman nya .
gagah dalam berjalan hingga di sebut wanita gagah dan berani .
ia di kelilingi oleh banyak lelaki tetapi tak satu pun ia pilih sebab menurut nya belum cocok dan pas tuk menjadikan sosok seorang suami bagi nya.
terutama teman semasa kuliah nya yg begitu mengejar ngejar selalu sampai membuat nya risih sebal dan kesal
mampukah ia menemukan sosok idaman nya??"
simak di novel satu ini .karya asli bukan plagiat karna akan berbeda dari yg lain .
jika suka beri dukungan nya dan komen .
selamat membaca , ikuti terus sampai end .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 22 " Evita menikmati suasana malam Di RS.
Langit malam ini bagaikan kanvas raksasa yg di saput penuh dengan warna biru dongker , dengan banyak nya titik bintang keemasan di sekeliling nya .Beberapa titik yg ada lebih terang benderang di banding yg lain.itu adalah bintang kejora ,bintang ini penuh dengan pengharapan menghampiri nya.
sebuah bulan sabit berwarna kuning tampak indah menggantung di kanvas langit bagaikan senyuman .
Malam ini begitu cerah sekali tak ada sedikit pun mendung menampakan diri di sana.' Evita berdiri di balkon rumah sakit.
Di temani suara jangkrik bersahutan di susul hembusan angin menyelusup ke tubuh nya.
" hemmmm , kapan pulang?!" Reid berjalan semakin mendekati evita.
" iyah kak! aku mau pamit dulu pada Ervino" Evita merangkul reid sambil berjalan mendekati brankar evran .
Ervino rupanya kelelahan hingga terlelap di samping evran sambil bertumpu pada tangan nya.
" Pa maaf kami mau pulang!" Evita mendekati amir .
" Oke makasih ya telah menjenguk putra bapak dan menunggu sampai malam." Amir menepuk pundak evita sambil memancarkan senyum manis .
" iyah pa sama sama , besok kami kemari lagi!" Evita mencium punggung tangan Amir.
Sementara Reid mengangkat tubuh mungil Reza dan di gendong lah sampai ke pintu luar .
Amir pun mengantar nya ke luar dengan penuh senyuman .
" Hati hati nak!" suara Amir yg penuh kasih .
" iyah pak" jawab Evita sambil melambaikan tangan .
Tak lama kemudian mereka sampai lah di rumah dengan selamat .
" TokTok Tok " suara ketukan pintu terdengar jelas sampai ke ruang tamu , tak lama kemudian vani membuka nya dengan tak membuka sepatah pun kata.karna melihat reza yg sedang terlelap di gendongan reid.
Mereka masuk dengan wajah lelah , reza pun di baringkan ke kasur di kamar nya.
Evita merebahkan tubuh nya dengan helaan nafas panjang .
Hufff" helaan nafas itu keluar dari mulut nya sambil memejamkan mata .
" Nak gimana kondisi evran?!" fajar mendekati sang putri sambil merapihkan rambut nya yg acak acakan karna terkena angin malam saat menyendiri di balkon rumah sakit tadi.
" Belum sadar yah, mungkin karna kondisinya seperti itu jadi lama dari kemarin belum juga ada tanda tanda akan kesadaran nya." jawab evita membuka jaket nya.
" kasihan , tapi udah tidak ada yg di khawatirkan lagi kan?" vani membuka suara nya sambil melirik ke arah sang putri.
" gak ada sih bun , cuma kasihan aja ervin begitu sedih melihat kondisi kakak nya." evita mengambil bantal kursi itu yg berbentuk love dengan.langsung menaruh nya di paha.
" ya udah syukurlah ,sangat sedih sekali." vani merangkul sang putri .
Reid pun keluar lagi dengan wajah lelah nya.
" ada apa nak?" fajar melihat sang putra .
" aku lapar yah ,karna tak sempat makan." reid mengelus perut nya dengan pelan .
" oh makan lah!" tadi udah masak bunda!" vani menjawab dengan senyuman .
" iya aku mau makan" reid mendekati meja makan .
Jam dinding sudah menunjukan pukul 8 malam .
Suara jangkrik di luar pun terdengar ramai sekali
Evita menuju kamar nya dengan mata tak bisa di paksakan untuk di buka .karna sudah lelah.
Di kamar nya dia menghela nafas sejenak
" Hufff" suara helaan nafas itu terdengar sangat jelas .
.Tubuh nya pun di rebahkan ke kasur lembut , sambil pikiran nya terbayang terus wajah ervino .
Tak lama kemudian mata itu terpejam rapat di susul suara mendengkur nya keluar.
"