NovelToon NovelToon
Dewa Petir Kehancuran

Dewa Petir Kehancuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:256.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Jago

Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tes Masuk

Lei Nan berjalan mengikuti Yi Feng, dirinya sangat terpukau melihat betapa besarnya tempat ini, karena dirinya tidak bisa melihat ujung dari tempat ini, banyak gunung disana-sini bahkan bangunan kuno tampak sangat indah jika dilihat dari pandanganya.

Lei Nan masih terpesona dengan suasana sekitar ketika Yi Feng mulai berbicara kepadanya. Meskipun dirinya belum sepenuhnya mengerti tempat ini, namun aura dan kekuatan yang memancar dari tempat ini membuatnya merasa sedikit gentar dan kagum.

"Nak, aku akan mengantarmu untuk mendaftar ke Aula Informasi, dan ingat untuk bisa masuk dirimu harus melewati beberapa tes. Jika dirimu gagal, dirimu akan dibuang dari sini dan ingatanmu akan dihapus, dirimu bisa memilih  antara langsung di buang dari tempat ini atau tetap tingal," ucap Yi Feng dengan nada serius.

Lei Nan hanya mengangguk, "Saya akan berusaha yang terbaik tuan."

Lei Nan tidak bisa berhenti di tengah jalan karena dari ucapan ayahnya jika dia mengikuti Yi Feng dirinya bisa mengetahui informasi tentang ibunya. Namun dirinya tidak tahu berapa lama dirinya agar bisa mengetahui informasi ibunya.

"Bagus, aku suka semangatmu anak muda."ucap Yi Feng tersenyum

Cerita singkat Aula Formasi merupakan tempat yang tidak ada yang tahu seberapa kuat organisasi ini, namun yang pasti Aula Informasi adalah salah satu dari empat kekuatan tersembunyi, dan hanya sedikit orang yang benar-benar tahu tentang keberadaannya dan apa yang terjadi di dalamnya.

Mereka berjalan cukup lama sampai akhirnya tiba di sebuah tempat yang ramai oleh orang-orang, kebanyakan dari mereka adalah pemuda dan gadis yang terlihat antusias dan cemas. Mereka semua adalah kandidat yang berharap untuk diterima di Aula Informasi.

"Hei, lihat bukankah itu Tuan Yi Feng dan Nona Yi Hua?" seru salah satu pemuda yang menjadi pengawas.

"Iya, itu senior Yi Feng dan cucunya. Tapi siapa pemuda yang mengikuti mereka berdua?" tanya seorang gadis pengawas penasaran.

Akhirnya, Lei Nan dan Yi Feng tiba di sebuah meja resepsionis. Saat resepsionis melihat kedatangan Yi Feng, dia segera berdiri dengan hormat untuk menyapa.

"Senior Feng, ada keperluan apa Anda sampai datang ke sini?" tanya resepsionis wanita itu dengan sopan.

"Aku ingin mendaftarkan anak ini untuk mengikuti tes masuk," jawab Yi Feng sambil menunjuk Lei Nan.

Resepsionis wanita itu melihat Lei Nan dengan saksama dan kemudian mengangguk mengerti. "Baiklah, Tuan. Ini plakatnya," ucap resepsionis sambil menyerahkan sebuah plakat kepada Yi Feng.

"Baiklah, terima kasih," ucap Yi Feng menerima plakat itu dan akhirnya pergi.

Seluruh orang di sana terkejut mendengar Yi Feng mengantarkan seorang anak untuk mendaftar tes, dari ucapan beberapa pengwas kadidat lainya mengetahui siapa sosok Yi Feng karena sebelum keberangkatan mereka, mereka di beritahu dengan siapa saja orang yang tidak boleh mereka singung.

"Hei, kau tahu dari mana keluarga anak itu sampai-sampai senior Yi Feng mengantar anak itu?" tanya seorang pemuda penasaran.

Seluruh orang di sana terdiam. Mereka semua juga merupakan kandidat yang sama seperti Lei Nan, berasal dari keluarga ternama yang mendapatkan undangan untuk mengikuti tes masuk, namun mereka berpikir seberapa kuat keluarga Lei Nan sampai dirinya di undang secara langsung oleh seorang pendekar hebat dari Aula Informasi.

Harus diketahui, seluruh kandidat di sana akan dijemput oleh perwakilan Aula Informasi untuk menjaga kerahasiaan lokasi tempat ini, yang menjadikan tempat ini sangat rahasia, dan bahkan setiap kadidat di pasang segel di jiwa mereka jika saat mereka di buang dari tempat ini mereka langsung melupakan semua hal yang terjadi di sini.

Setelah proses pendaftaran selesai, Lei Nan dan Yi Feng melanjutkan perjalanan mereka. Mereka melewati taman yang dipenuhi pepohonan rindang dan bunga-bunga indah. Matahari sore menyinari jalan setapak, menciptakan bayangan yang menenangkan.

"Kau pasti merasa gugup," Yi Feng memulai pembicaraan untuk mencairkan suasana.

"Sedikit, Tuan. Tempat ini sangat berbeda dari yang aku bayangkan," jawab Lei Nan jujur.

Yi Feng tersenyum tipis. "Itu wajar. Setiap orang yang datang ke sini pertama kali merasakan hal yang sama. Namun, tempat ini akan menjadi rumah keduamu jika kau berhasil."

Mereka terus berjalan sampai akhirnya tiba di sebuah kediaman sederhana yang merupakan tempat tinggal Yi Hua. Sebuah rumah kecil namun nyaman dengan taman belakang yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni.

"Hua'er, ajaklah Lei Nan untuk melihat-lihat tempat ini karena tes akan dilaksanakan besok pagi. Aku akan pergi dahulu karena ingin melaporkan misiku," ucap Yi Feng.

"Baiklah, Kakek," jawab Yi Hua.

Yi Feng pun pergi, meninggalkan Lei Nan dan Yi Hua di kediaman itu. Yi Hua mengajak Lei Nan berkeliling, memperlihatkan setiap sudut tempat tinggalnya.

"Ini ruang tamu kami. Tidak besar, tapi cukup nyaman untuk berkumpul dan berbincang," Yi Hua memperkenalkan ruang itu dengan senyum ramah.

Lei Nan mengangguk. "Rumah ini terlihat sangat nyaman. Penuh dengan suasana keluarga."

"Terima kasih. Ayo, aku tunjukkan taman belakang. Tempat favoritku," ujar Yi Hua dengan antusias.

Mereka berjalan ke taman belakang yang dipenuhi dengan berbagai jenis bunga. Aroma harum menyelimuti udara, membuat Lei Nan merasa lebih rileks.

"Kau suka berkebun, nona Yi Hua?" tanya Lei Nan, mencoba mencairkan suasana.

"Iya, ini salah satu hobiku. Merawat bunga-bunga ini membuatku merasa tenang," jawab Yi Hua dengan mata sendu.

"Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang. Istirahatlah dulu, besok adalah hari yang penting," kata Yi Hua dengan senyum.

Lei Nan mengangguk, merasa sedikit lega dengan keramahan Yi Hua. Mereka berbincang-bincang sejenak sebelum Lei Nan memutuskan untuk beristirahat. Malam itu, Lei Nan masih merenung dengan semua hal yang terjadi dari semua kejadian dari dirinya sampai di tempat ini.

Dirinya mengetahui sedikit mengenai Aula Informasi itu informasi yang dia dapat dari Yi Feng, Aula Formasi penerimanya sangatlah ketat bahkan jumlah anggotanya tidak bisa dibandingkan dengan sebuah sekte besar yang sampai memiliki ratusan ribu murid, namun karena penerimanya yang sangat ketat hanya ada moster di tempat ini.

Pagi harinya, suara burung berkicau membangunkan Lei Nan dari tidurnya. Ia segera bersiap-siap,Yi Hua menemaninya menuju tempat tes, memberikan beberapa saran kepada Lei Nan.

"Aku yakin kau bisa melewati tes ini, Lei Nan. Percayalah pada dirimu sendiri," kata Yi Hua dengan senyum.

Lei Nan hanya mengangguk dan berjalan menuju kerumunan kandidat lainnya. Terlihat cukup banyak orang di sana, namun mungkin tidak lebih dari tiga ribu  orang. Jika dibandingkan dengan sebuah sekte besar, mungkin jumlah pendaftar ini hanya sebagian kecil.

Di atas sebuah panggung terlihat seorang pria paruh baya yang tampaknya bertanggung jawab untuk mengawasi tes kali ini. Wajahnya menunjukkan ketegasan dan wibawa yang membuat semua orang memperhatikannya dengan seksama, Lei Nan mencoba melihat pria itu dengan mata petirnya namun dirinya melihat aura mencekam dari pria itu.

"Pria ini sangat kuat, aku bahkan tidak tahu berada di ranah apa pria ini."batin Lei Nan meneteskan keringatnya

"Semua dengar, tes akan segera dilaksanakan. Tes hanya akan ada tiga," ucap pria itu dengan suara lantang dan jelas.

Segera suasana riuh. Para kandidat tahu bahwa masuk ke Aula Informasi sangat sulit. Meskipun hanya ada tiga tes, mereka tidak tahu akan seperti apa tes-tes tersebut. Mereka juga menyadari bahwa hanya sekitar 20% dari peserta yang biasanya lolos.

"Baiklah, tes pertama akan aku jelaskan. Tes pertama, kalian harus melewati lorong itu. Siapapun yang tidak sampai di ujung lorong akan langsung dibuang dari tempat ini, dan aku ingatkan kembali kalian juga bisa terbunuh, jika kalian ingin menyerah mulai dari sini," lanjut pria itu sambil menunjuk ke arah sebuah lorong gelap yang tampak menakutkan.

Seluruh orang terdiam. Mereka tidak tahu apa yang menanti mereka di dalam lorong itu. Mungkin hewan buas atau jebakan mematikan. Pikiran mereka penuh dengan ketidakpastian dan ketakutan.

"Baiklah, waktu dimulai dari sekarang," ucap pria itu dengan tegas.

Segera, seluruh orang melesat dengan cepat menuju lorong. Namun, sebagian besar berhenti saat akan memasuki lorong itu, mereka ingin melihat terlebih dahulu apa yang akan terjadi pada orang-orang yang masuk lebih dulu.

Teriakan keras mengema dari dalam lorong itu. "Akh...., tolong...." suara penuh kepanikan dan ketakutan terdengar jelas. Semua orang disana merasa cemas, namun Lei Nan tahu bahwa tidak ada jalan lain selain maju. Ia melihat Yi Hua yang memberikan senyuman penyemangat dari kejauhan.

Lei Nan menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia kemudian melangkah maju, memasuki lorong itu dengan hati-hati. Di dalam lorong, kegelapan seakan menyelimuti segalanya. Pandangannya terbatas, namun ia bisa merasakan ada sesuatu yang mengintai dari kegelapan.

"Semoga dirimu berhasil Lei Nan"batin Yi Hua.

Lorong itu terasa panjang dan menakutkan. Suara-suara aneh terdengar di sekitar, membuat bulu kuduknya merinding. Beberapa orang di depannya tiba-tiba jatuh, terjerembab ke dalam lubang yang tersembunyi atau terkena jebakan yang tak terlihat. Lei Nan berusaha tetap tenang, memperhatikan setiap langkah yang diambilnya.

"Akh..."

"Tolong...."

"Aku menyerah!"

Menyadari betapa berbahayanya situasi ini, Lei Nan memejamkan matanya sejenak. Ketika ia membukanya kembali, matanya bersinar dengan kilatan petir. Mata petirnya aktif, memberi pandangan yang lebih tajam dan jelas. Sekarang, lorong yang gelap itu terlihat lebih terang dan setiap detail, setiap jebakan, dan setiap ancaman tampak jelas di hadapannya.

Ia melihat beberapa batu yang sedikit menonjol dari lantai—jebakan yang akan mengaktifkan jika diinjak. Di sampingnya, dinding-dinding lorong dipenuhi dengan lubang-lubang kecil yang mungkin menyembunyikan panah atau jarum beracun. Dengan hati-hati, Lei Nan melangkah di antara jebakan-jebakan itu, memastikan setiap langkahnya aman.

Dirinya melihat pandangan mengerikan, karena pandanganya sekarang lebih jelas dirinya bisa melihat beberapa orang yang terkena tombak dan panah, namun dirinya tidak yakin apakah mereka masih hidup atau tidak karena dari kondisi mereka sangat memprihatinkan.

Di depannya, ia melihat seorang pemuda yang tampak kebingungan dan panik. "Hati-hati, jangan melangkah ke kiri, ada jebakan," kata Lei Nan dengan tenang, mengingatkan pemuda itu. Pemuda itu terkejut namun mengikuti saran Lei Nan, berhasil menghindari jebakan dan melanjutkan perjalanan.

Meskipun ini sebuah kompetisi karena sifatnya yang naif mungkin Lei Nan belum tahu betapa kejamnya dunia luar, namun itu jalan yang sudah dia pilih dan Lei Nan tak menyadari jika karena menyelamatkan pemuda itu akan mengubah hidupnya.

Suara-suara teriakan masih terdengar dari belakang, menandakan banyak yang tidak seberuntung mereka. Lei Nan tetap fokus, mengikuti instingnya yang dibantu oleh penglihatan mata petirnya. Ia melihat celah sempit di dinding sebelah kanan yang tampaknya merupakan jalan pintas. Dengan cepat, ia melangkah ke arah celah itu, melewati jebakan-jebakan lain yang terletak di jalur utama.

Saat ia mendekati ujung lorong, cahaya semakin terang. Harapan tumbuh di dalam dirinya. Di ujung lorong, beberapa kandidat yang berhasil terlihat menunggu dengan wajah lega namun masih tegang. Lei Nan melangkah keluar dari lorong dengan hati-hati, memastikan tidak ada jebakan terakhir yang menantinya.

"Selamat, kalian yang berada di sini berhasil melewati tes pertama," ucap pria paruh baya yang tadi mengumumkan tes. Wajahnya tetap serius, namun ada sedikit penghargaan di matanya.

1
algore
joz
algore
jos
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Iyeeeees
Derajat
Naga laut
Di AZ
Luar biasa
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Derajat
Alur yang bagus... dan ceritanya cukup Seru 🙏
algore
joz
algore
jos
bogel
gasss
bogel
toppp
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu
Yogi Yogi
semua ilustrasi ini seolah olah semua wajah mirip perempuan. bentuk dagunya lancip.
bogel
josss
bogel
gasss
Ernest T
semangat thorr up up up 👍
algore
joz
algore
jos
AHMAD BAIHAKI
Luar biasa
Uswatun Hasanah
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!