NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Allah

Takdir Cinta Allah

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: ell lestari

Kehidupan Nazela begitu terasa sesak. Iya,dia bisa menajali hidup sesuai keinginan nya namun,tak ada hari tanpa berdebat dengan sang mamah yang ingin anaknya menjadi dokter. Keputusan Nazela menjadi seniman membuat sang mamah murka setiap harinya,hingga membuat Nazela sesak setiap kali melihat mamahnya.


Namun kehidupannya mulai berubah ketika sang sahabat mengenal kan nya pada Islam. Nazela memang seorang muslim namun ia cukup jauh dari kata taat karna background keluarga nya. Pola pandang Nazela mulai berubah ketika Sabrina mengenalkan nya pada tempat bernama pesantren. Ia mulai belajar mengenal Islam lebih dalam hingga ia merasa nyaman dengan hijab dan baju baju panjang yang tak membentuk lekuk tubuh nya. Ia akhirnya ia harus menghadapi berbagi macam ujian hidup termasuk ujian percintaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ell lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ingin menjadi teman

''Allahu Akbar, Allahu Akbar!!!''

Adzan zuhur berkumandang, menyerukan panggilan tuhannya.

''Ok, dah zuhur kita sholat zuhur berjamaah dulu, terus makan siang baru kita lanjut lagi''

Ujar Afkar pada seluruh murid pelatihannya, dengan rasa hormat mereka semua langsung meninggalkan ruang pelatihan dan melakukan instruksi yang Afkar berikan.

''Punten mas Afkar''

Ujar seorang laki laki yang terlihat lebih muda dari Afkar, tiba tiba datang menghampiri dan menghentikan langkah Afkar yang hendak sholat.

''Yo, ono opo Dil?''

''Punten mas, tadi hp e bunyi terus ono sing nelpon, mungkin dah lima kali''

''Terus kamu angkat?''

''Oh ndak mas, saya ndak berani. Tapi tadi saya ndak sengaja lihat, yang nelpon perempuan, namanya Zahira"

''Oh yo wis, suwon yok. Kalo gitu kita sholat dulu aja''

''Iyo mas''

Afkar merangkul pundak laki laki itu, berjalan bersama menuju masjid dekat studio fotonya. Mendapat informasi bahwa ada yang meneleponnya, Afkar terlihat tak menghiraukan, mimik wajahnya yang datar nampak tak memperdulikannya. Afkar memang orang yang ramah dan mudah akrab kepada teman maupun kenalannya yang laki laki, terutama orang yang lebih tua darinya ia sangat menghormatinya. Namun tidak dengan lawan jenis nya, Afkar memang anak kyai, namun ia lebih suka di panggil mas, atau hanya di panggil namanya saja di banding di panggil Gus seperti panggilan anak kyai lainnya.

*****

Nazela dan Faiz terlihat berjalan bersama, mereka baru selesai melaksanakan sholat zuhur berjamaah bersama pegawai yang lain.

"Wihhhh, udah ada makan siang tuh"

Ujar Nazela ketika melihat ada makanan di atas meja kerjanya.

"Iyo tadi aku yang pesenin, kamu suka toh? kalo ndak suka iso di ganti"

"Suka kok mas, makasih ya"

Dengan anggukan kepalanya yang khas dengan dimiringkan ke kanan sambil memejamkan mata dan tersenyum, Faiz merespon ungkapan terimakasih Nazela yang begitu senang. Nazela langsung melahap jatah makan siangnya dengan penuh kepuasan, karena rasa laparnya kini terobati.

"Mas Faiz nanti gue izin mau nge zoom, takut ganggu lo nanti"

Ucap Nazela dengan mulut yang penuh nasi

"Perempuan iku kalo nek ngomong pas lagi makan, yo di telen dulu nasinya!!"

Ujar Faiz menasehati Nazela dengan pipinya yang terlihat membulat karena nasi di dalamnya.

"Nge zoom nek opo tok?"

Sambung Faiz lagi bertanya

"Ada kelas bahasa Inggris"

Jawab Nazela yang kali ini dengan mulut kosongnya, hingga suaranya terdengar jelas

"Kamu belajar bahasa Inggris?"

"Bukan belajar tapi ngajar"

Jawab Nazela sedikit menyombongkan diri namun tetap dalam candaan nya.

"Wihhh hebat toh kamu Zel"

Ungkap Faiz kagum

"Buat biaya wisuda, harus bekerja keras"

Jawab Nazela santai sambil memasukan satu suap nasi ke dalam mulutnya

"Iyo, iyo, aku paham Saiki, kenopo Afkar nek terimo kamu kerja nang kene"

"Jadi gimana boleh atau ngga?, nanti gue ganggu lagi"

Tanya Nazela sedikit kesal sambil memutar bola matanya, karena Faiz justru membahas hal lain

"Yo boleh, monggo!!"

"Ok"

Nazela kembali fokus menikmati makan siang nya.

Lima belas menit setelah menghabiskan makan siangnya, Nazela pergi ke toilet untuk bersih bersih dan bersiap diri karena kelas online nya akan segera di mulai. Faiz yang sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya, tidak memperhatikan apa yang lakukan.

''Tok!!! Assalamualaikum''

Tak lama dari kepergian Nazela ke toilet, terdengan suara ketukan pintu dan salam dari seorang laki laki muda.

''Waalaikumussalam''

Jawab Faiz sambil mengalihkan pandangannya, ia spontan berdiri ketika mendapati seorang laki laki tampan dengan postur tubuhnya yang sempurna, ditambah setelan kemeja putih dan celana abu muda yang membuatnya terlihat berwibawa namun tetap casual dengan sentuhan sepatu cats berwarna putih.

''Iyo mas, nek cari sopo yo?''

Tanya Faiz sambil berjalan mendekati laki laki itu yang sudah berada di dalam ruangan.

''Saya Malik sepupunya Afkar, saya kesini mau ambil buku filsafat''

''Owalah, iki toh sepupune Afkar. Ini mas bukunya''

Ucap Faiz sambil memberi buku yang di ambilnya dari meja kerja Afkar

''Makasih ya, kalo gitu saya langsung pergi aja''

''Loh mas Malik ndak mau makan dulu tok?''

''Gak usah, nanti kapan kapan saya mampir lagi, nanti kita ngobrol bareng''

''Enggih mas, siap''

''Assalamualaikum''

''Waalaikumussalam''

Malik membalikkan badannya dan keluar dari ruangan, namun pandangannya masih fokus pada buku yang di pegangnya. Ia hampir saja menambrak seseorang yang berjalan dari arah sampingnya, namun Faiz behasil berhenti ketika pandangannya mulai teralihkan pada langkahnya.

''Ohhh, maaf!!''

Ujar Malik karena melihat seseorang itu terkejut karenanya.

''Iya gak pa....... pa Malik?''

Tukas seseorang itu yang ternyata Nazela

''Loh Nazela? kamu gak papa?''

''Saya gak papa, pak. Bapak habis makan di sini?''

''Oh enggak, saya habis ngambil buku ini ruangannya Afkar''

Jawab Malik sambil menunjukkan buku yang hampir membuatnya menabrak Nazela

''Kamu sendiri makan juga di sini?''

''Eeeee, saya di sini kerja pak''

''Kerja? di sini?''

''Iya, baru kemarin masuk''

''Kok bisa?''

''Ya karena restoran ini butuh saya, dan saya butuh pekerjaan''

''Ok''

Malik mengangguk angguk paham sambil terus menatap kagum dan tak percaya pada Nazela.

''Oh iya pak, saya boleh nanya di sini?''

''Ya boleh dong, kamu mau nanya apa?''

''kira kira kapan saya bisa mulai bimbingan lagi, dengan serius? kan awal bimbingan saya kemaren ke banyakan ngobrolnya pak''

Tanya Nazela dengan ragu ragu dan penuh kehati hatian

''Kamu boleh langsung ke ruangan saya besok jam 10! saya ada kelas kosong sampe jam 11''

''Ok pak. Sekali lagi makasih''

Senyum Nazela terlontar indah, lagi lagi ia merasa senang dan beruntung karena bisa dapat dosen sebaik dan se tampan Malik. Tanpa Nazela ketahui, yang menjadikan Malik dosen pembimbingnya adalah Malik sendiri.

''Oh iya Zel, saya mau kamu jangan telalu formal dan kaku sama saya. Saya mau kamu bersikap santai dan merasa lebih dekat sama saya, karena waktu itu kita udah banyak ngobrol, saya harap kamu bisa menganggap saya sebagai teman jika di luar kampus''

Ujar Malik dengan lembut, dan dalam menatap Nazela

''Iya pak''

Jawab Nazela sedikit tegang sampai ia tak berani menatap Malik

''Kalo gitu saya permisi, assalamualaikum''

''Waalaikumussalam''

Nazela terus memandangi punggung lebar Malik sampai ia keluar pintu restoran, pikirannya bercampur aduk setelah mendengar apa yang Malik ucapkan barusan

''Apa coba maksudnya, minta di anggep temen di luar kampus?''

Bisik Nazela pada dirinya sendiri, sambil berjalan menuju meja kerjanya.

''Ohhhhh, jadi sepupune Afkar iku dosen pembimbing mu?''

Tanya Faiz tiba tiba karena tak sengaja mendengar obrolan Nazela dan Malik dari dalam runagan, tapi lebih tepatnya Faiz mengintip dari jendela ruangan.

''Iya, emang kenapa?''

''yo ndak popo, aku kan cuman tanya tok Zel. Kamu ndak naksir opo karo mas Malik?''

''Ya gak lah ya mas, pak Malik itu dos pem gua, masa mau gue taksir''

Cetus Nazela dengan nada yang sedikit tinggi

''Yo ndak ono salah tok Zel, pak Malik iku ganteng, pinter wis pas....''

''Wis past gue mau nge zoom, dan lo, balik lagi sama kerjaan lo itu''

Tukas Nazela kesal hingga memotong ucapan Faiz. Faiz sedikit tersentak karena mendengar bentakan Nazela. Ia tak berani bicara lagi dan mulai kembali menatap layar komputernya, setelah Nazela memberinya tatapan tajam yang menakutkan.

1
Alisa AlfaMadda
masa udah ending aja sihhh🥺🥺
Musdalifa Ifa
bagus sekali Thor ceritanya 👏
Alisa AlfaMadda
ikut bahagia 🥰
Alisa AlfaMadda
lanjuuttt kak
Alisa AlfaMadda
suka part ini....💐💐💐💙
Alisa AlfaMadda
lanjuutttt
Alisa AlfaMadda
😭😭😭
Alisa AlfaMadda
💐💐💐
Alisa AlfaMadda
♥️♥️♥️
Alisa AlfaMadda
lanjut.....
Indah Lestari: tunggu update nya ya kak!! mungkin malem ini baru bisa di up😊😊
total 1 replies
Alisa AlfaMadda
semangat kak...
laelathul munawaroh
kerenn 👏
laelathul munawaroh
semangattt author ku 💪👏👏
Alisa AlfaMadda
semangat kak....update yg banyak lagi...☺️🥰❤️❤️
Nick and Judy
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
Rukawasfound
Romantisnya cerita ini bikin saya ingin merasakan kisah seperti ini😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!