NovelToon NovelToon
Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua / Pengawal
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Aletha seorang cucu angkat dari konglomerat dijodohkan dengan pria yang juga merupakan konglomerat. Pernikahan paksa berlangsung demi menjaga perusahaan keluarga Aletha dari ambang kehancuran.

Namun dalam kehidupan cintanya, Aletha tidak memiliki riwayat percintaan yang baik begitu juga dengan pernikahannya. Tetapi nasib berkata lain, dalam kehidupan rumah tangganya terselip pria lain yang menjaganya dengan baik.

Lalu apakah yang akan terjadi dalam rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah Hidup Aletha

Pada saat itu, Rick Brylee menawarkan Aletha untuk menjadi anak dari anaknya yaitu Max Brylee. Namun istri dari anaknya yaitu Carreta tidak menyetujuinya. Menantunya terlihat kesal sekaligus marah tentang kehadiran Aletha yang tidak jelas asal-usulnya.

"Ayah mertua, aku tidak mau anak perempuan apalagi bukan anak kandungku. Kau tidak bisa begini dengan hidup kami," ucap istri Max dengan tegas.

"Sabar istriku," ucap Max menenangkan.

"Persetan dengan semuanya, kalian tidak memikirkan nasib anak laki-lakiku? Aku tidak butuh gadis kumuh itu."

Arthur yang pada saat itu lebih tua setahun dari Aletha merasa tertekan dan takut, kemudian menatap Aletha dengan tatapan jijik. Terjadi keributan yang tidak bisa dikontrol oleh Rick.

Merasa keadaan runyam, istri dari Rick mendekap Aletha kecil. Kemudian istrinya membawa Aletha jauh dari keributan di rumahnya. Mereka berdua menunggu Rick.

Hampir cukup lama Rick datang dengan wajah penuh kecewa. Istrinya sadar akan hal itu dan mengelus pelan punggung suaminya. Ia menatap wajah Aletha kecil yang terdiam dan sendu. Rasanya penuh kesedihan melihat gadis itu balik ke panti asuhan.

Dengan pikiran mantap, istrinya membisikkan sesuatu kepada Rick. Seusai mendengar hal itu, seutas senyum bahagia terbit dari keduanya. Rick lalu berjongkok dan menyamaratakan tingginya dengan Aletha.

"Mau menjadi cucu kakek?" tawar Rick sembari mengelus pucuk kepala Aletha.

Mata gadis itu menjadi bercahaya. Bola matanya melebar. Ada rasa ledakan senang serta kebahagiaan menghampiri dirinya.

"Benarkah?" tanyanya Antusias.

"Benar, menjadi cucu kakek dan nenek," ucap istri Rick dengan senyum tulus.

Hak asuh Aletha diperbolehkan sebagai cucu mereka. Selama diasuh oleh istri Rick yaitu nyonya Anastasia, Aletha tidak pernah kekurangan sedikitpun kasih sayang. Ia mendapatkan apapun yang ia inginkan dan ia bagaikan tuan putri yang terus bersinar.

Nyonya Anastasia menyekolahkan Aletha, ia juga mendaftarkan Aletha ke sekolah khusus melukis. Rick sangat mendukung semuanya. Ia mengantarkan Aletha ke sekolah tersebut dan melambaikan tangan pada gadis kecil itu.

Semuanya berjalan dengan sangat baik hingga akhirnya nyonya Anastasia jatuh sakit. Seminggu dari dirinya sakit, ia meninggal. Senyuman dan kebahagiaan Rick serta Aletha juga memudar. Mata bercahaya yang Aletha miliki saat bahagia telah redup dan menyisakan mata yang penuh kesedihan. Bahkan Rick pun tahu tentang hal itu.

Kakeknya tidak mampu melakukan banyak hal. Ia hanya bisa menjaga Aletha tanpa memberikan kebahagiaan. Terlalu sulit untuk membuat semuanya bahagia tanpa istri di hidupnya. Hampir dari seluruh hidupnya telah pergi di bawa oleh istrinya dan ia telah kehilangan hampir seluruhnya.

Semenjak insiden itu, perlakuan bibinya yang tadinya cukup ramah kini mulai memandang rendah dirinya. "Jangan sentuh milikku!"

Paman yang tadinya bersikap manis dan menolong Aletha dalam beberapa hal mulai bersikap acuh.

"Paman bisakah paman menelpon kakek un---"

"Tidak bisa, aku sibuk," potong Max.

Terlebih lagi Arthur yang sudah ia anggap sebagai saudara kerap kali dengan sengaja mendorongnya dan menuduhnya yang tidak-tidak.

"*Aw* ini menyakitkan," ucap Aletha yang disenggol Arthur dengan sengaja.

"Menyakitkan ya? Kasihan sekali," ledek Arthur.

Tiba-tiba ia mengulurkan tangannya untuk membantu Aletha berdiri. Tanpa pikir panjang gadis itu menerima uluran tangan Arthur. Hal yang tidak disangka, Arthur malah berpura-pura jatuh dan berteriak kesakitan.

"Ibu!" teriak Arthur.

Mendengar ia dipanggil oleh anak kesayangannya, ia datang dan naik pitam melihat semuanya.

"Ada apa Arthur?" tanya Carreta dengan emosi.

"Aletha mendorongku, lalu lihat kakiku lebam karena ia sengaja menginjaknya," fitnah Arthur.

"Berani-beraninya kau melakukan itu kepada anakku!"

Bibinya marah besar dan menghukumnya dengan mengurungnya dalam kamar mandi. Aletha kedinginan malam itu, namun kakeknya tidak ada karena pergi. Ia menangis, terlalu menyedihkan untuk anak yang berusia tujuh tahun diperlakukan seperti itu.

Namun tidak cukup sampai di situ, sikap kasar bibinya makin menjadi-jadi. Waktu itu ketika ia mendapatkan pujian dari kakeknya karena memenangkan lomba melukis sedangkan Arthur hanya terus dibanding-bandingkan, bibinya mulai naik darah.

Emosi bibinya mengalami puncak, ia tidak berani mengungkapkan pada rick melainkan melampiaskannya kepada Aletha. Setelah Rick pergi dari rumah, ia mencoba menghukum Aletha.

Dengan cengkraman kuat, bibinya menarik tangan Aletha.

"Bibi sakit!" kata Aletha sembari berusaha melepaskan cengkraman dari bibinya. Namun sekeras apapun ia berusaha, tenaga bibinya lebih kuat hingga menariknya.

Wanita itu memanggil pelayan untuk mengambil kunci lemari. Ia menyeret Aletha dan memasukkan gadis itu ke dalam lemari kosong. Aletha berusaha memberontak, tetapi bibinya berhasil mendorong Aletha ke dalam lemari dan menguncinya.

"Bibi!" pekik Aletha.

"Diamlah!" perintah Carreta dengan kasar.

"Bibi tolong bukakan pintunya," pinta Aletha sembari menggedor lemari.

"Kalian semua dengar! Jangan ada satu orang pun yang berani membukakannya tanpa seizinku. Jika tidak aku akan memecat kalian dan membuat keluarga kalian menderita," ancam Carreta.

"Siapapun tolong!" Aletha menangis tersedu-sedu.

Tidak ada satupun yang peduli. Tidak ada satupun yang mendengarkan tangisannya. Ia meringkuk di dalam kegelapan. Untungnya masih ada sedikit ventilasi udara untuk dirinya bernapas. Cukup lama Aletha menunggu hingga membuat perutnya keroncong karena pagi ini ia belum makan sedikitpun. Merasa lapar dan kelelahan, ia memilih tidur dengan keadaan perut kosong.

Kurang lebih dari lima jam Aletha terkurung, seorang pelayan bernama Gil membukakan pintu lemari. Ia membawa sepiring makanan dan segelas air. Dengan cepat Aletha menyambar makanan tersebut dan menikmatinya dengan lahap. Pelayannya merasa iba, tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan untuk ini.

Selesai Aletha makan dan minum, pelayan itu mencoba untuk mengunci lemari lagi. Belum sempat ia menutup pintu lemari, Aletha menahan tangannya.

"Bibi Gil, kumohon jangan," pinta Aletha dengan suara serak.

Ada rasa bersalah dalam diri wanita ini, ia sudah bekerja lama di rumah ini dan hanya istri Rick serta Aletha yang memperlakukannya seperti keluarga. Namun ia tidak berdaya dan harus melakukan hal yang sangat jelas salah.

"Maafkan aku Aletha. Bibi tidak bisa. Jika bibi tidak melakukan ini, keluarga bibi akan dihancurkan juga," tolak wanita itu dan tetap mengunci Aletha di dalam lemari.

Sekarang pandangan Aletha gelap karena tidak ada cahaya. Hanya ada satu lubang kecil di bagian bawah sebagai ventilasi. Ia menatap nanar kegelapan. Ia bertanya-tanya apa kesalahan yang ia lakukan. Salahkah karena ia telah hidup di dunia ini. Aletha yang masih berusia sepuluh tahun ini mengecam dirinya bahwa ia telah salah karena hidup.

Waktu mulai memasuki senja, bibinya membukakan pintu lemari dengan tatapan benci. Setelah keluar Aletha mampu menghirup udara dengan segar. Tatapan bibinya kini menusuk.

"Jangan beri tahu kakekmu tentang ini!" perintah Carreta.

"Baik Bibi," ucap Aletha menurut.

"Dan satu lagi, berhenti melukis di rumah ini. Jangan berlatih di sini!" perintah bibi yang membuat Aletha harus mengubur hal-hal yang ia sukai.

Rasa sesak menyeruak di dadanya. Ingin ia berteriak marah. Namun ketika melihat alat-alat lukis dan gambarnya di bakar dengan sadis, yang hanya bisa ia lakukan adalah menangis. Ia tidak tahu bagaimana bersikap untuk hal ini. Dan ia tidak mampu membenci bibinya walaupun semua ini karena Carreta.

1
Claranita
gws
Claranita
WTF
Claranita
gwe juga kok, takut naik
gadis semeru
lanjut
Nadivhazha
Terus thea juga tau perselingkuhan aletha? tapi jatuhnya belum selingkuh
Claranita
istrimu suka lukis toh bàng
Claranita
5555
Claranita
psikopet
Claranita
lahap yng mna tu bang
Claranita
Alexa?
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘
Nadivhazha
You deserve better aletha, jangan pilih dion. Lo kalo milih Dion hidup lo gabisa bahagia karena David gila, please sama david aja
Nadivhazha
Emosi banget
Nadivhazha
Najis banget nih keluarga
Rembulan Pagi
FYI buat yang baca teliti, carreta ini nama bibinya
gadis semeru
semangat terus kak. Ayo kita terus berkarya🥰
Nadivhazha
Please ngaku lo tha, pasti merinding
Rembulan Pagi: wkwk iya dia merinding kok
total 1 replies
Nadivhazha
Tarik ga ucapan loo
Nadivhazha
Hahaha kocak
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
ceritanya rekomen banget buat dibaca
Rembulan Pagi: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!