Kembali, Untuk Mencintai-Mu

Mark masih berpikir keras hingga tiba-tiba Mark malah pingsan dan Erika memegang punggung Mark yang terjatuh bahkan Ia melindungi kepala Mark yang bisa saja terluka terbentur lantai.

"Mark??" panggil Murni terkejut.

"Mas?? bangun Mas?" Erika menepuk-nepuk pundak Mark serta pipi Mark.

"kenapa Tuan Mark?" bisik tamu undangan kenalan Murni.

"kok tiba-tiba pingsan?!" sahut yang lainnya.

Yani dan Rizal seketika menghampiri Erika juga Murni.

"kenapa Nak Mark, Mur?" tanya Yani.

"nggak tahu Yan, tiba-tiba aja aneh terus pingsan." jawab Murni.

"kayaknya nggak sarapan ini, wajahnya kayak nggak ada darah gitu." kata Rizal dengan khawatir.

"kita bawa ke Rumah Sakit bagaimana Bu? Yah? Ma?" tanya Erika cemas dan khawatir.

Adik kandung Erika datang ketiganya, mereka membawa bantal, minyak kayu putih lalu serentak melakukan pertolongan pertama.

"pernikahan nggak bisa di tunda kak, kasihan tamu undangannya nunggu." kata Ayu adalah adik kandung Erika yang nomor 2 perempuan.

mereka 2 pasang, anak 1 dan 2 perempuan serta anak ke-3 juga ke-4 laki-laki.

"Terus gimana dong? mas Mark nya pingsan, wajahnya juga kelihatan pucat kali." ucap Erika panik.

para Tamu Undangan merasa penasaran dengan Mark yang pingsan, dengan berani mereka mengelilingi Mark.

"saat pingsan dan pucat pun begitu tampan." ucap salah satu tamu undangan.

segala cara telah mereka lakukan untuk menyadarkan Mark hingga Mark perlahan membuka matanya dan saat membuka mata semua Orang melihatnya namun matanya tertuju pada Erika.

"Mas?" sapa Erika yang terlihat cemas.

"Mark? kamu kenapa sih? padahal tadi pagi kamu sarapan." tanya Murni.

"kita pindahkan dulu nak Marknya." potong Rizal.

Rizal dan kedua adik laki-laki Erika memapah Mark ke tempat duduk pengantin, mata Mark sesekali melihat ke arah Erika yang berbincang dengan Ayu entah apa pembahasannya lalu beralih ke Murni yang juga berbicara dengan Yani.

"aku benar-benar kembali, tapi bagaimana bisa aku kembali? ini bukan dunia film atau Novel kan? apa aku hidup di dalam Novel sampai ada reinkarnasi? apa yang terjadi?" Mark melamun dengan pikiran yang berkecamuk.

Mark tidak bisa konsentrasi selama 1 jam sampai Murni datang membawakan minuman, Pernikahan Mark dan Erika harus tertunda karna Mark yang tiba-tiba aneh dan pingsan begitu saja.

"Ma?" lirih Mark.

"iya? kamu kenapa?" tanya Murni dengan serius.

Mata Mark mulai penuh dengan tumpukan air mata membuat Murni kaget, tak pernah sejarahnya Ia melihat anaknya menangis.

"kamu kenapa nak?" tanya Murni duduk disamping Mark.

Mark memeluk Murni dan meneteskan air matanya di bahu Murni, "aku nggak mau bangun dari mimpi ini Ma."

"kamu bilang mimpi apa sih? apa kamu tadi tertidur saat memejamkan mata terus mimpi buruk!" cecar Murni mengelus punggung Mark.

Mark mengedarkan pandangannya hingga matanya tertuju pada tanggal dan waktu yang ada di atas Ruangan Acara Pernikahan nya.

"tanggal berapa sekarang ma?" tanya Mark.

Murni menjawab juga walau masih tak mengerti namun Murni kembali garuk-garuk kepala melihat Mark termenung lagi.

"jangan bilang kamu menyesal nak." ucap Murni serius.

Mark mengangkat pandangannya, "menyesal apa ma?"

"mama memaksamu menikah dengan Erika, udah berapa kali mama bilang kalau Lana itu seorang jal*ng dan dia nggak baik nak." jawab Murni serius.

DEG??!

kata-kata Murni masih sama seperti tahun itu, berarti yang terjadi padanya tidaklah mimpi melainkan benar namun pikirannya masih kacau karna semua masih belum di terima logika nya.

"mama nggak mau tahu, pernikahan kalian harus segera di mulai." tegas Murni.

Murni melihat Mark yang diam mengedarkan pandangannya, Ia bahkan lebih kaget lagi kalau Mark tak menjawab pertanyaannya ketika mengatai kekasih nya itu jalang, biasanya mereka akan bertengkar mulut sebab Mark paling tak suka kekasih hatinya di sebut jalang.

Erika datang membawa sepiring nasi dan Murni memegang tangan Mark.

"lihatlah menantu pilihan Mama, dia bahkan membawakan-mu makanan karna berpikir kamu belum sarapan yang cukup." bisik Murni membuat bola mata Mark teralihkan ke sosok Erika yang begitu cantik.

"iya..? itu gaun yang sama dengan pernikahan kami dulu." batin Mark.

Murni bangkit dari duduknya meninggalkan Mark bersama Erika, Erika duduk disamping Mark yang menatapnya lekat.

"kenapa mas Mark lihatin aku begitu sih? apa aku kelihatan aneh?" batin Erika merasa gugup.

"Ekhemm?! Mas? kamu belum sarapan yang cukup kan? aku bawakan makanan tapi aku nggak tahu kamu suka apa, jadi aku letakkan daging ayam semur disini." kata Erika seperti malu-malu bersitatap dengan Pria yang begitu tampan seperti Mark.

Mark masih diam menatap Erika bahkan matanya tak berkedip sama sekali ketika Erika menyuapinya, terlihat sekali Erika begitu gugup sampai tangannya memegang sendok gemetar.

"akhh?? maaf mas, ak--aku gerogi." ucap Erika malu menurunkan sendok yang Ia pegang karna mata Mark menangkap tangannya yang gemetar.

"kamu udah makan, Ika?" tanya Mark dengan suara lirih.

Erika terpaku mendengar panggilan Mark dan juga pertanyaannya, Erika sungguh berbunga.

"hmm? ak--aku udah makan mas." jawab Erika tersenyum malu.

Mark melihat tangan Erika, "tapi tadi tanganmu gemetar, biar aku yang pegang." kata Mark mengambil piring makanan yang dipegang Erika.

Erika gelagapan ketika Mark menyuapinya dengan sendok makan yang Mark makan tadi.

"makanlah..!" pinta Mark dan dengan malu-malu Erika membuka mulutnya.

Mark terkejut melihat Erika mau di suapin olehnya, dulu perjuangannya ketika ingin merebut cinta Erika sampai nekat mengurung Erika di sebuah Vila tapi saat itu Erika tak mau makan hingga Mark begitu frustasi, kini Erika makan dari tangannya membuat nya termangu beberapa saat.

"kalau itu mimpi kenapa begitu nyata, bahkan rasa sakitnya masih terasa." batin Mark melihat ke dadanya yang terasa sakit mengingat masa itu.

terlalu banyak kenangan menyakitkan berhamburan dalam pikirannya bahkan Ia belum beradaptasi dengan situasi ini.

"Mas?" Erika kaget melihat Mark tertunduk melihat dadanya sendiri entah apa yang Mark pikirkan.

Mark mengangkat pandangannya dan bersitatap begitu dekat dengan Erika, Erika kaget saat Ia mendekat Mark malah mengangkat kepalanya hingga jarak wajah mereka begitu dekat dengan cepat Erika memundurkan tubuhnya.

Mark masih memperhatikan Erika yang terlihat gugup bercampur malu, "tatapan itu? aku diberi kesempatan dan aku nggak akan sia-siakan kamu Ika." batin Mark.

"ma--maaf mas, aku cuma penasaran aja kamu melihat tubuhmu sendiri. kenapa mas? apa ada yang sakit?" tanya Erika seperti perhatian pada Mark.

"Ika?" panggil Mark dan Erika mengangguk pelan.

"iya mas." sahut Erika.

"aku nggak akan membuatmu menyesal karna memilihku dalam kehidupanku yang kedua ini." ucap Mark membuat Erika yang awalnya merasa malu berubah bingung dengan perkataan akhir Mark.

"kehidupan kedua?" beo Erika.

"terimakasih." ucap Mark entah pada siapa.

.

.

hai.. hai.. maaf ya kalau Novel Nae enggak sesuai sama permintaan para Readers, ada rahasia besar sebenarnya kenapa Mark di kembalikan ke masa lalu. Martin..? hmm?? ada sesuatu hal yang Nae tutupi dari Readers semua... hehe..! ikuti kisahnya..!