Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lelah
"Maaf tuan, di depan ada nona Afriel" nafsu makan Tom seakan surut, di letakkan kembali garpu dan pisau nya di piring. Dia mengambil air dan meminumnya. Asiyah sempat melirik pada Tom wajah nya berubah seakan dia begitu kesal. Asiyah bingung apakah dia harus pergi atau melanjutkan makan nya.
"Jangan beranjak sebelum menghabiskan makanan mu!" titah Tom, lalu dia beranjak menemui Afriel di depan. Asiyah kembali menyantap makanan nya, lagian perutnya juga sudah perih.
"Bu, nona Afriel itu siapa?" tanya Asiyah pada Bu Lena saat mereka ada di dapur. Asiyah membereskan piring bekas makanan miliknya juga Tom. Bu Lena hanya menatap nya datar.
"Pacarnya?" tebak Asiyah. Bu Lena menggeleng.
"Teman tuan Tom, mereka berteman sejak tuan Tom pindah dari sini" jawab Bu Lena. Bu Lena membuatkan minum untuk Afriel dan Tom.
"Dulu, tuan Tom itu sempat suka pada nona Afriel, tapi nona Afriel tidak pernah perduli pada tuan Tom, karena dia suka pada tuan Aslan, keponakan dari tuan Tom" lanjut bibi.
"Oh, jadi kasih tak sampai?" timpal Asiyah.
"Gak tahu juga sih, karena tuan Aslan malah sudah menikah dengan gadis lain" ujar Bu Lena.
"Tapi,," Bu Lena melirik Asiyah yang nampak penasaran.
"Sepertinya tuan Tom sudah lelah dengan nona Afriel"
"Aku ke luar dulu, kamu kalau sudah selesai kembalilah ke kamar!" kata Bu Lena setelah selesai membuatkan lemon teh untuk Afriel dan Tom
"Baik Bu" Bu Lena segera beranjak meninggalkan Asiyah di dapur sendiri.
"Ternyata orang seperti dia bisa jatuh cinta juga" monolog Asiyah. Selesai dengan pekerjaan nya Asiyah memilih kembali ke kamar guna melaksanakan kewajibannya yaitu sholat magrib.
"Silahkan tuan, nona!" Bu Lena menaruh minuman di meja.
"Terima kasih" jawab Afriel. Bu Lena hanya mengangguk lalu pamit pada Tom, yang duduk di teras rumah bersama dengan Afriel. Afriel dengan cepat menyambar minuman itu.
"Apa mau mu?" sarkas Tom tajam. Afriel melirik pada Tom.
"Kak Yasmin menyuruh ku hadir dalam acara tujuh bulan kehamilannya" jawab Afriel, dia mengambil lemon teh dan langsung meneguk nya.
"Katanya kita berdua sudah di siapkan jet untuk menjemput kita" lanjut Afriel. Tom hanya diam.
"Tom, apa kamu masih marah?" lirih Afriel bertanya dengan sendu. Afriel tahu jika Tom tidak bisa melihat nya sedih, maka dari itu Afriel mencoba terlihat sedih di depan Tom untuk kembali mencuri hati Tom.
"Maafkan aku Tom!" cicit Afriel dengan terisak. Tom menarik nafas dalam, dan benar saja dia tidak kuasa melihat wanita menangis.
"Kamu tenang lah" Tom mulai merasa bersalah pada Afriel. Afriel hendak memeluk Tom, tapi Tom menjauh.
"Sudah malam, pulang lah!"seru Tom. Afriel menarik nafas dalam, Afriel memilih mengangguk dan menuruti kata Tom saja.
"Baiklah, selamat malam.."
"Hem,"
Kini Afriel beranjak meninggalkan Tom. Tom hanya menatap datar kepergian Afriel. Entah kenapa dia tidak lagi terlalu khawatir pada Afriel sehingga membiarkan Afriel pulang sendiri naik taksi tidak diantar ataupun menyuruh sopir untuk mengantar seperti biasanya.
Tom kembali masuk ke dalam, pandangan Tom terarah ke ruang makan, ternyata tidak ada siapa pun di ruang makan, bahkan meja nya sudah bersih. Tom memilih naik ke atas ke kamar nya.
***
"Tuan, mobilnya sudah siap" ujar Gio pada Tom yang sedang menunggu di kamar.
"Baiklah,," Tom melangkah keluar kamar. Tom memilih naik lift untuk turun menuju lantai satu, ternyata saat pintu lift terbuka dia melihat Asiyah yang nampak mengelap debu yang ada di jendela kaca yang cukup besar.
"Gio bagaimana dengan perintah ku tadi malam?"
"Sudah tuan, mereka akan di jumput nanti sore" jawab Gio.
"Em,, baiklah, pantau terus dia dan kirim ke nomor ku"
"Baik tuan.."