NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Matabatin
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Puluh Dua

Suasana malam di desa tampak hening, hewan malam seperti burung hantu ataupun serangga malam tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Bahkan angin pun enggan berhembus, memberi kesan mencekam yang tak biasa di malam ini.

Di sebuah rumah besar berlantai dua, terlihat Ki Sardin tergeletak tak berdaya. Matanya menatap nanar sesajen yang telah dia kumpulkan dengan susah payah kini tumpah di hadapannya.

'Uhuk!' 'Uhuk!'

Pria paruh baya itu memuntahkan darah hitam hingga membasahi lantai. Dia tak menyangka, setan peliharaannya musnah begitu saja.

"Sial! Siapa yang telah membunuh peliharaan ku?" Tanyanya entah pada siapa. Dia memegang dadanya yang terasa sakit akibat hantaman energi yang amat kuat menerjangnya.

Pria paruh baya itu memilih duduk bersila, memulihkan luka dalam akibat serangan balik yang cukup kuat itu.

Tetapi sekumpulan kupu-kupu merah darah tiba-tiba datang mengganggu konsentrasinya, menyebarkan bau wangi menggoda yang membuat pria itu tak dapat mengontrol diri.

Dia melihat seorang wanita cantik tersenyum menggoda dengan pakaian seksi di depannya, membuat Ki Sardin tergoda dan menghampiri wanita itu.

'Wuuussshhhh'

'Brakh!'

Tiba-tiba saja sesosok bayangan hitam menabrak dirinya hingga terpental beberapa langkah dan berakhir menabrak dinding. Lagi-lagi pria itu memuntahkan seteguk darah yang kini berwarna merah.

Ki Sardin melihat sosok wanita cantik itu, tetapi dia tidak menemukannya dimana pun.

"Selamat malam, Ki Sardin."

Suara pria bernada dingin tiba-tiba menyapa pendengarannya.

Ki Sardin menoleh ke asal suara itu. Terlihat seorang pria berwajah sangat tampan meski terlihat luka bakar di wajahnya, sepasang sayap hitam bertengger kokoh di punggung kekarnya, mata merah dengan sorot tajam seakan menguliti siapapun yang menatapnya. Aura tertekan dan intimidasi yang luar biasa memenuhi area itu membuat Sardin tidak bisa berkutik.

"Si-siapa kau?" Sardin bertanya dengan terbata, mengingat aura yang terpancar begitu luar biasa.

"Kau melupakanku? Padahal malam ini kau berniat menjadikanku tumbal, loh~ Sayang sekali." Pria itu berjalan pelan mendekati Ki Sardin sambil menyeringai.

Ki Sardin refleks mundur saat merasakan aura intimidasi yang sangat mengerikan memenuhi ruangannya. Beberapa hitam menjalar sangat cepat menuju Ki Sardin dan menahan bayangan pria paruh baya itu.

"Le-lepaskan aku!" Dia berseru sambil mencoba menggerakkan tubuhnya yang mendadak tidak bisa digerakkan.

"Hmmm?? Lepaskan?" Leon menyeringai. Bayangan hitam itu naik kepermukaan membentuk tombak dan menyerang Ki Sardin membabi buta.

'Jleeb'

'Jleeb'

"Aaarrrgggghhh!"

'Tap'

Leon berdiri di sebelah seorang gadis muda yang sedang menatap puing-puing sebuah rumah. Seekor kupu-kupu merah menghampiri gadis bersurai hitam berombre ash blue itu sebelum menghilang dari pandangannya.

'Bocah yang menarik. Jadi selama ini dia sering mengintai menggunakan kupu-kupu itu?' Leon membatin sambil menatap Ragna dalam diam.

Ragna menoleh dan menatap Leon yang kini menatapnya lekat. Tetapi gadis kecil itu merasa ada yang berbeda dengan sang ayah.

"Hehe... Hai, Ayah," Ragna hanya bisa tertawa kaku karena ketahuan pergi diam-diam.

"Aku pikir kau berada di dalam mobil. Kenapa kau bisa berada di tempat ini, Kucing Kecil?" Leon bertanya sambil mengangkat jarinya, membentuk pose seakan memegang puntung rokok.

Tak lama asap hitam menggumpal dan berubah padat, membentuk sebatang rokok besar berwarna hitam yang menyala. Leon menghisap rokok itu perlahan.

"Aku ingin bermain, Ayah. Lagipula selama ini kita sudah cukup banyak diam dan mengalah," Ragna menjawab sambil tersenyum miring. Mata ungu kemerahan dengan pupil berbentuk kupu-kupu merah darah tampak bersinar di malam yang gelap.

Leon terpaku sejenak melihat ekspresi Ragna yang baru pertama kali dilihatnya. Lalu dia menyeringai dengan kekehan kecil keluar dari bibir pria itu, "Lakukanlah."

"Sesuai perintah Ayah." Ragna mengeluarkan kupu-kupu merah darah yang diiringi kabut hitam dan menyebar seantero desa. Gadis kecil itu mengambil dua buah boneka santet dan memasukkan rambut yang dia dapatkan.

Ragna mencari tambak ikan dan membuang salah satu boneka itu, dan boneka yang satunya dia tusuk tepat di kakinya sambil tertawa senang.

Leon yang beberapa bulan terakhir merasakan sebuah energi yang meledak-ledak setiap malam mencoba menahannya, khawatir jika putrinya melihat dan berakhir membencinya. Tetapi, melihat Ragna yang selalu keluar setiap malam dengan mengendap-endap seperti seekor kucing membuat Leon yakin jika selama ini Ragna telah mengetahuinya.

Meski takut jika putrinya menjauh, sebisa mungkin Leon mencoba mengendalikan kekuatan itu. Dan kini dirinya sudah berhasil menyatu dengan kekuatan gelap tersebut. Urusan Ragna yang membencinya menjadi urusan belakangan. Fokusnya malam ini adalah membalas perbuatan orang-orang yang menjebaknya.

Leon mengeluarkan sepasang sayap hitam di punggungnya bertepatan dengan kemunculan Ragna dari arah tambak miliknya. Gadis itu tersenyum lebar saat melihat perubahan pada diri Leon.

"Ayah, mau balas dendam? Sebaiknya jangan bunuh mereka, kasihan. Lebih baik Ayah menyiksanya agar lebih seru." Ragna berjalan mendekati Leon yang kini memasang wajah kaget karena mengetahui sosok yang sebenarnya.

Tetapi mendengar perkataan yang terlontar dari mulut gadis itu membuat Leon tak habis pikir.

"Bayangkan, mereka menyiksa kita selama dua tahun dengan mulut kotornya. Membicarakan kita dengan selipan omong kosong yang dilebihkan diiringi fitnahan. Bukankah penderitaan itu sebanding? Kalau dibunuh, itu terlalu sayang, loh!" Cetus Ragna menyeringai.

Leon tertawa. Putrinya benar-benar memiliki pemikiran seperti seorang psikopat.

"Baiklah, baik. Kau benar, Sayang. Mereka harus mendapatkan bayaran karena tidak bisa menjaga lidahnya dengan benar."

Keduanya segera menghilang di malam yang gelap, meninggalkan jejak kabut hitam yang memberikan kesan gelap dan mencekam.

"Hanya memerlukan waktu tiga hari, mereka akan mulai menjalani penderitaan. Dan dalam waktu seminggu, mereka akan mendapatkan bayarannya." Ragna menyeringai sambil menatap sebuah botol yang berisi cairan berwarna biru kehitaman.

Leon menatap Ragna yang duduk di sebelahnya dalam diam. Gadis yang baru menginjak usia remaja itu tampak sudah terbiasa melakukan pembunuhan.

"Bagaimana jika mereka mengetahui seseorang telah meracuni sumber mata airnya?" Tanya Leon sembari menatap Ragna dengan dahi berkerut.

"Apakah begitu?" Ragna menyeringai, "Ini bukan racun, Ayah. Hanya racun sihir yang tidak mudah terdeteksi. Jika sakitnya sudah parah, para medis cukup mendiagnosa sebagai penyakit dalam dan itu sudah stadium akhir."

Leon tertawa. "Aku tidak sabar menunggu hasilnya, Kitty."

"Sebaiknya kita segera pergi sebelum ketahuan, Ayah."

Keduanya segera pergi meninggalkan tempat itu.

Disisi lain, Alandro tengah menatap sekelompok orang dengan senyum manis terpatri di wajahnya. Entah kenapa akhir-akhir ini orang-orang suka sekali memanfaatkan dirinya.

"Profesor Alandro, karena penemuanmu yang bisa membahayakan manusia dan lingkungan, terpaksa ijin praktek dihentikan!" Seru seorang wanita cantik sambil menatap Alan dengan angkuh.

Alan menatap mereka sambil tersenyum, "Sungguh? Padahal semua bahan-bahan menggunakan herbal dan bahan alami, loh."

Mereka saling tatap dan sejenak, "Tetap saja bisa membahayakan!"

"Membahayakan posisi kalian?" Tebak Alan tepat sasaran yang sukses membuat mereka bungkam dengan wajah memerah menahan marah, "Tenang saja. Posisi kalian aman." Tukas Alan sambil melanjutkan penelitiannya.

Seorang pria berjas hitam segera mencengkram kerah lehernya, membuat Alan tak sengaja menjatuhkan hasil penelitiannya hingga tumpah berserakan.

'Prankk!'

"Kau bekerja pada perusahaan, bedebah! Kau tidak ingat?! Kau bisa dikeluarkan dari sini kapanpun perusahaan inginkan! Seharusnya kau tunduk pada aturan!" Makinya kesal.

"Oh, ya?" Alan memasang senyum manis, lalu wajahnya berubah dingin, "Aku dengan senang hati keluar dari perusahaan ini."

"Kalau begitu segera buat surat pengunduran diri, Profesor Alan. Kau tidak akan bisa mendapatkan tempat kerja seperti perusahaan ini," Ucap wanita itu menantang.

"Tentu saja. Dan aku dengan senang hati membuat surat pengunduran diri. Bekerja di tempat sampah selama tiga tahun membuatku muak."

Setelah berkata demikian, Alan segera melepas jas putih miliknya dan keluar dari lab, meninggalkan orang-orang yang menatap kepergian pria tampan itu dengan sejuta emosi yang siap tumpah.

Sedangkan Alan tidak peduli. Pria itu segera menuju ruang HRD dan menyerahkan surat pengunduran diri yang sudah lama dia buat.

Sang HRD enggan melepaskan pria jenius di depannya. Berbagai cara dan upaya dia lakukan agar Alandro tidak mengundurkan diri. Tetapi pria itu keras kepala dan tetap ingin mengundurkan diri dari perusahaan yang sudah menaungi dirinya.

Setelah berdebat cukup lama, Alandro akhirnya merasa bebas. Pria itu akhirnya bisa fokus di kliniknya yang dikelola oleh asisten kepercayaannya.

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!