NovelToon NovelToon
Kamar Jenazah

Kamar Jenazah

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / spiritual / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:74.6k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Kamar jenazah, bagian dari rumah sakit yang agak dihindari. Misteri dan kisah mistis apa yang dialami oleh Radit Krisna yang bekerja sebagai petugas Kamar Jenazah. Tangisan yang kerap terdengar ketika menjalani shift malam, membuat nyalinya terkadang ciut.

Berhasilkah Radit melewati gangguan yang terjadi dan mengungkap misteri tangisan tersebut?

===

Hanya untuk penggemar kisah horror. Harap tidak membaca dengan menabung bab ya.

Follow IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 ~ Terungkap (2)

Deo mengerang dan tubuhnya melenting seakan ingin terbang, semua yang ada di ruangan menahan tubuh sambil meneriakan nama pria itu yang mulai tidak sadar. Bola matanya seakan bergeser dan hanya menunjukan kedua mata putih dan mulai meracau tidak jelas.

“Kerasukan,” ujar Radit.

Lena menahan kaki Deo, tiba-tiba ia merasa seperti tertarik membuatnya memekik lalu menutup matanya. Suasana tiba-tiba hening, saat dia membuka mata sudah berada di tempat lain … pemakaman.

“Aku  … kenapa di sini?” gumam Lena sambil menatap sekeliling. “Radit,” panggilnya. Tidak lama ada motor mendekat dan dia kenali seperti motor Radit.

Pengendara motor itu sedang bertengkar dengan perempuan yang dia bonceng.

"Hei," panggil Lena dan terkejut karena pria itu mirip dengan Deo dan perempuan yang dibonceng mirip dengan jenazah tanpa identitas.

“Antarkan aku pulang, kamu harus tanggung jawab. Bagaimana mungkin kamu bilang kita akhiri setelah apa yang sudah kita lakukan,” tutur perempuan yang duduk membonceng.

“Kamu tahu sendiri, aku sudah ada kekasih. Aku bilang jangan main hati, tapi ….”

“Deo, kamu kejam. Bagaimana bisa jangan main hati, tapi kamu dekati aku dan renggut kehormatanku.”

“Mirna, kita lakukan itu karena sama-sama mau. Tidak ada pemaksaan disini,” ujar sang pria.

Si perempuan kemudian menangis dan memukuli punggung sang pria.

“Diam. Si4l, ada di mana kita. Karena kamu kita malah tersesat.”  Pria bernama Deo itu memang sekeliling, tidak jauh dari tempatnya ada gapura pemakaman.

“Tanggung jawab, aku mau kamu tanggung jawab. Aku tidak mau pulang kampung dengan kondisi begini, mana ada laki-laki yang mau dengan perempuan yang sudah tidak suci.” Perempuan itu mulai menarik jaket yang dikenakan sang pria sambil terus memukulinya.

Mendadak si pria berontak, berbalik dan mendorong perempuan yang tadi disebut Mirna. Karena duduk dengan posisi menyerong dan menggunakan dress, perempuan itu terjatuh. Bahkan kepalanya terantuk batu.

“Sakit, hiks. Deo, kamu jahat. Kalau tidak antar aku pulang dan temui keluargaku, aku akan lapor polisi. Aku simpan semua chat mesum dan bujuk rayu kamu,” ujar Mirna masih terduduk di tanah bahkan sambil terisak dan memegang dahinya yang berdarah. Goody bag yang dibawanya sudah terjatuh dan isinya berserakan.

“Jangan macam-macam kamu.”

“Aku juga tahu rumahmu. Aku akan datang ke sana,” ancam Mirna lagi.

“Perempuan si4l,” maki Deo yang sudah turun dari motor lalu menarik tas yang dipakai Mirna dan mengalungkan ke lehernya.

“Lepas!” teriak Mirna, tapi kalah telak dengan tenaga Deo yang langsung melilit leher Mirna yang kakinya menggelepar.

Deo berteriak karena tangannya mendapat cakaran dari kuku tangan Mirna, membuat ikatan di leher perempuan itu mengendur dan Mirna  menyeret tubuhnya menjauh sambil menarik nafas untuk mendapatkan oksigen.

Lena yang menyaksikan itu berusaha menolong, tapi tangannya tidak bisa menyentuh Mirna dan Deo.

“Kemari kamu,” teriak Deo lalu menarik kedua kaki Mirna yang langsung menjerit.

“Tolong!”

Kedua tangan Deo mencekik leher Mirna yang masih berbaring di atas tanah, ia menatap sekeliling khawatir ada orang yang mendengar teriakan Mirna. Emosi membuatnya gelap mata, melihat ada potongan kaca tidak jauh dari kakinya.

“Rasakan ini, seharusnya kamu tidak mengancamku,” ujar Deo lalu mengambil potongan kaca dan ….

Sret.

“Aakhh.”

Mirna memegang lehernya yang tersayat dan mengeluarkan banyak darah. Deo panik lalu berdiri dan meremmas rambutnya. “Kenapa  … begini.”

“Aaakhhh.” Tubuh Mirna mengejang lalu berhenti dan diam.

“Mirna,” panggil Deo.

Deo berjalan mondar mandir sesekali dia menatap ke arah jalan memastikan tidak ada yang menyaksikan apa yang sudah dia lakukannya.  Ia menyeret tubuh Mirna semakin dekat dengan pemakaman. Mengambil sapu tangan dan mengusap sekitar leher yang tadi di sentuhnya, berusaha menghilangkan sidik jari.

“Tas,” ucap Deo lalu mencari tas dan perlengkapan Mirna. Menggali tanah dan meletakan tas serta goody bag beserta isinya yang sempat berserakan. “Tidak boleh ada jejak,” ujar Deo lalu mencari potongan kaca tadi dan melemparnya.

Lena terisak melihat kejadian itu, memastikan ke mana arah potongan kaca terlempar.

“AKU INGIN PULANG.”

Tubuhnya seakan tertarik lagi, Lena kemudian berteriak dan tersadar sudah berada di kamar Deo.

“Kamu kenapa?” tanya Radit sudah memegang tangan Lena.

Lena mengusap air mata di pipinya lalu menoleh ke arah Deo yang masih ditenangkan oleh Karta dan Dio.

“Jahat, kamu jahat Deo. Kamu sudah membunuh perempuan itu. Aku lihat bagaimana kamu membunuhnya,” tutur Lena.

“Jangan sembarangan kamu,” ujar Dio menunjuk Lena.

“Hiks… Kamu jahat Deo.” Sosok yang berada di tengah jendela perlahan mengangkat wajahnya.

“Pergi!” teriak Deo.

Sosok itu mengangkat tangannya, tubuh Deo langsung melayang jarum dan selang infus pun terlepas dari pergelangan tangannya.

“Deo.”

“Aaaa.” Deo berteriak karena tubuhnya dikendalikan oleh sosok perempuan yang masih melayang di tengah jendela. Kini tangan sosok itu sudah mencekik leher Deo.

Radit dan Lena mendekat, Karta dan Dio mengekor di belakang. Meskipun ingin menolong, tapi takut dan bingung mereka rasakan.

“Hentikan!” teriak Radit.

“Lepaskan Deo, dia akan mendapatkan balasan dari perbuatannya. Kami tahu Deo membunuhmu,” tutur Lena. “Kami akan mengantarkan jenazah kamu pulang … Mirna.”

Sosok itu menoleh. suara tangisan kembali terdengar.

“Dia jahat, pria ini jahat. Dia pantas mati.”

“Pergilah Mirna,” ujar Radit. “Deo bukan lagi urusanmu, biar Tuhan yang menyelesaikannya.” Radit melantunkan ayat suci, perlahan cengkraman di leher Deo terlepas. Sosok itu menjerit pelan lalu menghilang.

Bruk.

Tubuh Deo terjatuh

“Deo.” Dio berteriak, Karta menekan tombol darurat untuk memanggil dokter.

Radit menghela nafasnya, Lena mengeluarkan ponsel dan menelpon kepolisian. Keduanya meninggalkan kamar Deo ketika dokter dan perawat datang.

“Kayaknya akan jadi malam yang panjang,” ujar Radit.

“Hm,” sahut Lena. “Ayo, polisi akan datang ke kamar jenazah.”

1
novita setya
/Joyful/ngibriit kenceng..neng lenaaa tungguin bang radiit donk
novita setya
deodoran hrs tgg jwb donk yg diteror asin bang radit nih..kasian dia krj demi cuan mlh kek uji nyali tiap hari
novita setya
ikut kemane neng..lo aja kalik.
novita setya
jobdesk petugas kamar mayat
side job detektip tiban
/Smirk/
novita setya
hantu baperan..lg jg dicariin solusi udh ngeyel aja mw ngikut. sabar napaaa
novita setya
hantu saru..wong adus koq ditutke dasaaarrr setan ga tau aturan
novita setya
nahlo pergi sendiri plgnga mnt dianterin..mandja niih hantu😭😭
novita setya
Luar biasa
novita setya
lama2 jd terbiasa lihat yg tembus pandang kan yaa
novita setya
oalaa dinunuti mba kunti atw mb poci
novita setya
eeh ini sekuel dr kisah bangsal kamboja ya..crtanya bagus ga bertele tele. smga yg ini juga satset😁fans kisah pendek padat bohay
Rumini Parto Sentono
luar biasa
Michelle Ardina
yg biasa komen pd kemana ini kbur jg kh😅
trendy muradji
deo deo bikin susah teman loh
trendy muradji
good
trendy muradji
serem
trendy muradji
uji nyali betul
trendy muradji
syukurlah ad org baik
trendy muradji
br bc sj ud merinding
Rahmat Asward
aduh...alur ceritanya bikin deg2an aja..ampe bulu di jempol kaki meronding...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!