Ketika Waktu Telah Berlalu

Waktu sangat cepat berlalu bagi Mei karena kini adalah hari pengumuman kelulusan dari sekolahnya dan sebentar lagi ia juga harus mengajukan pendaftaran kesekolah lainnya.

"Mei...kita lulus!"teriak Rani siang itu sambil membaca kertas yang di bagikan oleh wali kelasnya dimana hanya ia simpan dan melakukan penukaran dengan Mei karena Rani sangat takut akan hasilnya itu.

"Rani...aku belum membaca punya mu lho,tahu dari mana kamu kalau kita berdua sama sama lulus," ucap Mei membuat Rani terdiam terpaku karena benar yang dikatakan oleh Mei ia hanya membaca laporan Mei tanpa melihat punyanya sendiri.

"Hahahaha.."Mei pun tertawa puas melihat wajah pias Rani karena perkataannya itu,dan ia pun berlari menjauh karena melihat wajah Rani yang sudah merah padam karena menahan kekesalannya.

MEIIIII..!!"teriak Rani di halaman sekolah itu membuat semua siswa melihat padanya membuatnya sadar betapa keras teriakannya,sedangkan yang di teriaki sudah tertawa sambil memegang perutnya dan terduduk di bangku tidak jauh dari Rani.

"Kamu ya benar benar membuat aku malu saja,kau pikir itu lucu hah!"ucap Rani sambil menarik cuping telinga temannya itu.

"Eeee..ee..Ran..Rani..!kok kamu jadi begini sih,sakit tahu gak!"ucap Mei dengan menggosok gosok kupingnya yang sudah memerah itu.

"Kamu kok seperti emak emak komplek yang sedang menghajar anaknya sih ran"ucap Mei lagi sambil terus menggosok telinganya.

"Kauu yang emak emak komplek! heran suka sekali membuat orang malu dan menderita" ujar Rani sambil melototkan matanya yang memang sudah besar itu.Mei pun hanya tertawa geli melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Nih..liat sendiri!" ucap Mei sambil memberikan amplop yang sudah tersobek itu.

"Isinya gmana Mei,kamu sudah liatkan,tulisannya apa?"tanya Rani takut

"Tau !" ucap Mei sambil mengangkat bahunya acuh yang membuat Rani menjadi gemes aja sehingga menoyor kepala Mei lagi.

"Heh kau slalu menganiaya aku ya,suka sekali sih"ucap Mei lagi.

"Kau yang suka buat orang jantungan"

"Ye..dasar kau aja yang tidak percaya diri"

Akhirnya rani pun mengambil amplop yang di berikan oleh Mei itu dan membacanya membuat wajahnya menjadi berseri kembali.

"Puas kamu sekarang,Sudah narik telingaku dan menoyor kepalaku dan hasilnya sama ajakan denganku"

"Ya maaf klo gitu"ucap Rani sambil nyengir."

Mereka pun akhirnya terduduk di bangku halaman sekolah itu karena lelah.

"Ran,kamu ke SMA mana nanti?"tanya Mei pada Rani yang masih menatap kertas kelulusannya,membuat Rani mengangkat kepalanya.

"Yang terfa berkembang bagus dan terdekat dari rumahlah,mungkin SMA negeri 48"ucap Rani lagi.

"Sama dong klo gt,aku juga mau kesana ,oh ya bagaimana kalau kita minta bantuan kak Alex saja diakan sekolah disitu"usul Mei dengan wajah sumbringahnya.

"Emang bisa,trus emang dia bisa?"tanya Rani lagi.

"Coba aja kita tanya tanya syaratnya nanti atau kita minta brosurnya kalau ada,siapa tau kak Alex punya"

"Biasanya kan ada standar nilainya kalau mau mendaftar ke sebuah sekolah itu" ujar Mei melanjutkan.

"Em bisa juga kalau begitu,oh ya kamu ada no telponnya gak jadi kamu hubungi dia deh,"

"hehehe mana ada ran,lupa aku nanyanya"senyum mei malu.

"Ye kamu sudah berapa kali ketemu,nomor telpon aja gak di minta,gimana sihh!"ujar Rani karena kesal.

Bersambung