Only You

Sesuai janji Kevin, ia mengajak Flora makan malam di restoran. Dia memesan ruang VIP agar bisa menikmati makan malam romantis dengan istrinya.

"Ada apa? Kenapa kau tidak makan? Apa kau tidak menyukai makanannya?" tanya Kevin. Sudah beberapa saat setelah makanan di hidangkan. Namun Flora tidak menyentuh sedikitpun makanan tersebut.

"Bukan begitu. Makanan di restoran ini terlihat sangat lezat. Tapi bagaimana cara memakannya?" Flora mengangkat peralatan makan yang ada di depannya. "Lihat!! Ada tiga sendok, dua garpu dan dua pisau. Mana yang harus aku gunakan?" gerutu Flora

Kevin tersenyum tipis melihat istrinya yang terlihat lucu. "Itulah sebabnya aku mengajakmu makan di ruang VIP. Agar tamu yang lain tidak melihat betapa bodohnya istriku ini," ledek Kevin. Tapi Flora tidak marah, karena yang pria itu katakan memang benar. Dia tidak tahu cara makan di restoran mewah. Kenapa begitu banyak peralatan makanan? Padahal fungsinya juga sama saja.

"Tidak ada yang melihat, kau bisa makan sesuka hatimu," ujar Kevin.

Mendengar hal itu, sudut bibir Flora terangkat. Dia mulai menyantap makanannya menggunakan peralatan makan yang bisa ia gunakan tanpa perlu merasa malu dilihat orang lain karena di ruangan tersebut hanya ada dirinya dan Kevin.

"Setelah makan, kita jalan-jalan sebentar ya!! Aku ingin ke London eye," seru Flora

"London Eye?" tanya Kevin memastikan

"Iya, aku ingin kesana. Aku lihat di internet bentuknya seperti bianglala raksasa. Aku ingin naik itu," seru Flora

"Apa kau tahu berapa harga tiketnya?" tanya Kevin

"Tidak perlu mengkhawatirkan soal harga. Suami ku itu orang kaya. Jangankan tiket London Eye, pulau pun dia bisa membelinya," ucap Flora dengan bangga

Kevin hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala. Dia meminta istrinya untuk segera menghabiskan makanannya. Baru setelahnya mereka pergi ke London Eye yang berada di tepi Selatan sungai Thames, tepatnya di Riverside Building, County Hall, London SE1 7PB, Britania Raya.

"Wah ... Indah sekali!! Dari sini saja sudah terlihat sangat mengagumkan." Flora tidak hentinya berdecak kagum. Dia menarik Kevin untuk mendekat karena ia sudah tidak sabar ingin naik bianglala raksasa itu. Pasti kota London akan terlihat sangat indah jika di lihat dari atas sana.

"Aku tidak sabar naik itu," ujar Flora yang terus menarik Kevin. Namun langkah keduanya terhenti saat mendengar suara wanita memanggil Kevin.

"Kev!!"

Flora menoleh dengan kening yang mengerut. "Kau siapa?" tanyanya. Tapi wanita itu seolah enggan menjawab. Dia mendekati Kevin dengan tersenyum manis.

"Aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini."

Kevin tidak merespon. Dia menarik Flora dan mengajaknya pergi dari sana. Tapi ucapan wanita itu kembali membuat keduanya berhenti.

"Ada yang ingin aku katakan padamu, Kev."

Kevin menatap wanita itu dengan malas. "Ada apa nona Riana? Jika itu masalah pekerjaan, lebih baik kau bahas saja dengan Michael. Tugasku sudah selesai dan sekarang aku mau bersenang-senang dengan istriku," ujar Kevin

Flora menatap bingung Kevin dan wanita itu. Dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan karena mereka berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris.

"Oh, jadi dia istrimu," ujar Riana. Dia menatap remeh Flora dari ujung kaki sampai ujung kepala. "Lama tidak berjumpa, ternyata seleramu sudah berubah drastis ya," ucapnya lagi.

Ya, wanita itu adalah Riana, mantan kekasih Kevin. Setelah mendengar jika Kevin sudah menikah, dia seolah tidak percaya. Mungkin saja Kevin mengatakan hal itu agar dia berhenti mengusiknya. Untuk itu, dia diam-diam mengikuti Kevin sampai di apartemennya. Namun, dia tidak mendapatkan apapun. Jadi, dia memilih untuk pulang dan akan kembali lagi malam nanti.

Tapi di luar dugaan, saat ia sampai di apartemen tersebut, dia justru melihat Kevin berjalan dengan seorang wanita. Karena penasaran, ia mengikuti kemana mereka pergi. Hingga mereka kini bertemu di sana.

"Jangan membuatku kehilangan kendali, nona Riana," seru Kevin geram. Tapi bukannya takut, Riana justru mendekati Flora. Ia mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri.

"Hello, my name is Riana. I'm Kevin's ex-girlfriend. You're Kevin's wife, right?"

Flora tersenyum canggung karena tidak tahu apa yang Riana katakan. Dia hanya tahu jika Riana tengah memperkenalkan diri. Untuk itu, ia menerima jabatan tangan Riana dan menjawab dengan bahasa Indonesia. "Ha-halo, namaku Flora."

Riana tersenyum sinis. Dia bisa menebak jika istri Kevin tidak bisa berbahasa inggris. Untuk itu ia kembali mengatakan sesuatu dengan menggunakan bahasa inggris. Dan hal itu sukses membuat Flora kebingungan. Dia menarik pelan baju Kevin agar sedikit menunduk dan berbisik pelan, "apa yang wanita ini bicarakan? Aku sama sekali tidak mengerti."

Kevin tersenyum dan memeluk bahu istrinya, " tidak usah di hiraukan. Dia sedang mempromosikan produknya. Sepertinya dia menjual produk kecantikan," bisik Kevin

"Oh .. begitu." Flora tersenyum menatap Riana dan berkata, "maaf nona, aku tidak tertarik dengan produk yang kau tawarkan. Malam ini aku hanya ingin bersenang-senang dengan suamiku." Flora memeluk lengan Kevin dengan wajah berbinar. Berbeda dengan Riana yang menggeram kesal karena Flora mengira ia sedang menawarkan produk. Dan dia yakin semua itu karena Kevin. Terlihat saat ini pria itu tengah menahan tawanya.

"Maaf ya, kami harus pergi," seru Flora. Dia sudah sangat tidak sabar, itu sebabnya dia langsung menarik Kevin. Namun raut wajahnya berubah saat Riana mengatakan siapa dirinya menggunakan bahasa Indonesia.

"Aku mantan kekasih Kevin. Ada yg ingin aku bicarakan dengannya sebentar. Kau tidak keberatan bukan?"

Kevin menatap tajam Riana dan beralih menatap Flora yang terdiam dengan raut wajah yang sulit di artikan. "Tidak usah perduli kan dia. Ayo kita pergi," ajak Kevin. Tapi Flora tak bergeming. Dia menoleh menatap Riana dan berkata, "Jadi kau mantan kekasih Kevin ya," ucapnya

"Ya." Riana menjawab dengan angkuh dan tersenyum sinis.

Flora terdiam menatap penampilan Riana yang terlihat sangat fashionable. Benar-benar cantik. Sangat berbanding terbalik dengan dirinya.

"Ayo sayang, kita pergi!!" ajak Kevin

"Tidak." Flora menatap Kevin sambil tersenyum dan berkata, "Kau saja yang pergi ya. Belikan tiket untuk naik London Eye. Aku akan menunggu di sini."

"Tapi ... "

"Tidak usah khawatir, aku bisa menghadapinya." sela Flora.

Kevin ragu untuk meninggalkan Flora, apalagi bersama Riana. Dia takut Riana akan menindas Flora. Untuk itu, ia mengirim pesan pada Alan untuk mengawasi mereka selama ia pergi membeli tiket.

"Ingat!! Kevin adalah suamimu. Dia milikmu. Dan kau adalah nyonya muda Dirgantara."

Flora teringat ucapan Celine. Dia berdehem pelan dan berkata, "maaf karena aku sempat mengira kau adalah sales yang sedang menawarkan produk padaku."

"Cih ... Apa matamu buta? Kau tidak lihat penampilan ku ini, apa ada wanita secantik diriku menjadi orang yang kau sebut tadi, hah?" hardik Riana

Flora terdiam sesaat sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Aku tidak buta. Maaf karena sempat percaya ucapan Kevin. Aku juga merasa curiga, tidak mungkin ada sales berpenampilan seperti wanita penghibur. Lihat!! Di cuaca yang dingin seperti malam ini, kau justru menggunakan baju kurang bahan. Aku pikir kau sedang mencari mangsa."

"A-apa kau bilang? Kau yang jalan9, sialan!! Aku ini model terkenal dan baju yang aku pakai ini adalah fashion. Wajar saja kau tidak tahu, kau pasti di pungut Kevin dari jalanan," ejek Riana

Flora tidak marah sama sekali. Dia justru tertawa keras. "Ya, kau benar. Aku memang di pungut Kevin dari jalanan. Dan Lihat sekarang!! Aku menjadi nyonya muda Dirgantara. Sedangkan kau ... " Flora mendekat dan berbisik, "sekarang kau hanya sampah karena sudah di buang oleh Kevin."

"APA KAU BILANG? DASAR WANITA SIALAN!!" Riana mendorong Flora hingga mundur beberapa langkah. Dia mengangkat tangannya dan siap untuk memukul Flora.

Melihat hal itu, Alan sigap mendekat. Namun langkahnya terhenti saat melihat Kevin sudah datang, sehingga Riana tidak sempat memukul Flora.

"Aku sudah dapat tiketnya. Ayo kita pergi!!" ajak Kevin

Flora tersenyum dan memeluk lengan Kevin. "Ayo sayang. Aku sudah tidak sabar naik kesana. Pasti akan sangat menyenangkan. Apalagi hanya ada kita berdua di sana." Flora sengaja mengatakan hal itu untuk melihat reaksi Riana. Dan sesuai tebakannya, wanita itu terlihat kesal. Flora sangat puas melihatnya. Dia langsung menarik Kevin dan mereka naik ke bianglala raksasa tersebut.

"Wah ... Indah sekali." Flora tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat melihat pemandangan malam di kota London yang terlihat sangat indah.

"Kau suka?" tanya Kevin sambil memeluk Flora dari belakang.

"Sangat, aku sangat menyukainya. Terimakasih Vin," ucap Flora.

Kevin tersenyum senang. Dia memeluk erat Flora dan mencium leher wanita itu berulang kali.

"Vi-vin, geli," ucap Flora

"Aku tadi sangat takut meninggalkan mu dengan Riana. Aku khawatir kau akan salah paham. Kau tenang saja, aku dan dia tidak ada hubungan apapun," ucap Kevin

Flora tersenyum dan melepas pelan pelukan Kevin. Dia berbalik menatap pria itu dan berkata, "Iya, aku percaya. Lagipula kau tidak perlu khawatir karena aku bisa menghadapinya. Aku nyonya muda Dirgantara, mana mungkin aku membiarkan orang lain menindas ku."

Kevin tersenyum dan mengusap pelan pipi Flora yang membuat pandangan mereka bertemu. Dan secara perlahan, Kevin mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Flora dengan sangat lembut.

Mereka terhanyut dalam ciuman yang mereka lakukan seolah mereka tengah menyalurkan perasaan masing-masing melalui ciuman tersebut.