NovelToon NovelToon
Despair Of Being

Despair Of Being

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Zeils Evanescent

Seorang gadis terikat oleh takdir kelam, ditinggalkan orang-orang terkasih dan hanya dapat menjalani hidup dibalut kesedihan. Gadis itu tetap tegar dihadapan semua orang dan bertahan demi mencari keberadaan orang-orang terkasih. Gadis itu membangun kekuatannya dengan perlahan dan membuktikan bahwa dirinya tidak terikat oleh takdir tersebut.
Namun, ia hanyalah manusia biasa yang tidak dapat melawan hukum dunia. Lantas, bagaimana gadis itu akan melawan takdir kelam tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeils Evanescent, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arc 1: SUFFERING; Chapter 22: Pertikaian Bangsawan

"ini 30 Koin emasnya, Nona!" Wanita itu memberikan setumpuk koin emas kepadaku.

"Kau menemukannya?"

"Ya, saya melihatnya dengan mata kepala sendiri." Jawab wanita itu sambil tersenyum.

Tentu dia akan menemukannya, meski tempat itu gelap dengan persepsi yang tajam siapapun pasti akan menemukannya cepat atau lambat.

"Jadi, apa yang akan serikat lakukan dengan tubuhnya?" Aku bertanya karena penasaran.

"Material dari tubuh Orge Leader sangatlah berharga, Nona. Taringnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan senjata, kulitnya yang sangat tebal dapat dijadikan zirah yang tebal, darahnya yang beracun dapat diekstrak untuk dijadikan racun mematikan. Intinya ada banyak hal bermanfaat di tubuh Orge Leader!" Jelas wanita itu dengan semangat.

"Begitu ya, karena itu hadiahnya melonjak menjadi 50 Koin emas."

"Begitulah, Nona. Apa anda berniat untuk mengambil misi lainnya? Saya sarankan anda mengambil 5 misi Rank C lainnya untuk kenaikan peringkat! Tetapi, jika anda bisa mengalahkan dua Orge Leader lainnya, anda akan langsung naik peringkat tanpa perlu menyelesaikan 5 Misi rank C!" Wanita itu menatapku dengan mata yang berbinar-binar.

"Apa kau ingin aku mati? Melawan satu saja sudah menghabiskan banyak tenaga dan energi sihir." Keluhku sambil menggembungkan pipi.

"Anda tidak perlu melawan dua sekaligus, Nona. Lagi pula tidak pernah ada seorangpun yang pernah naik dari rank F ke rank C hanya kurang dari satu tahun!" Wanita itu tersenyum lebar.

Kenapa dia selalu tersenyum?

Aku menatapnya dengan kesal, meski aku butuh pertarungan sengit untuk menambah pengalaman, bukan berarti aku harus mengantarkan nyawa demi hal tersebut.

Tidak menutup kemungkinan ada sejumlah pasukan Orge yang menanti saat aku mencari seekor Orge Leader. Belum lagi jika aku bertemu dengan Orge King, bagaimana aku bisa melarikan diri dari monster seperti itu?

"Kemarin itu hanya kebetulan! Lebih baik aku cari aman untuk menaikkan peringkat ku!" Jawabku dengan tegas.

"Cih.. Padahal jika anda bisa melakukannya, sejarah baru akan tertulis di perpustakaan kota."

"Siapa yang mau buat sejarah baru huh?!" Aku membentaknya dengan nada tinggi.

Karena kesal aku langsung mengabaikan semua perkataan yang keluar dari mulutnya dan pergi dari serikat dengan wajah kusut.

"Hmph! Aku lebih menyukai Amelia yang menjadi resepsionis dari pada wanita tidak jelas itu!" Ujarku dengan kesal.

"Manisan merahnya tiga paman!"

"Baik, Nona."

Aku sering memakan manisan untuk memperbaiki suasana hati, rasa manis yang berputar di lidah membuatku dapat melupakan segala masalah yang terjerat dalam hati.

"Dasar rakyat jelata!"

Aku mendengar keributan dari sebelah tak jauh dari tempatku berdiri, ada banyak orang yang berkerumun disana.

"Apa itu?" Karena penasaran aku pun ikut berkerumun di sana dan menerobos ke barisan depan untuk melihat apa yang terjadi.

Bukk!!*

Aku melihat seorang pria berpakaian mewah memukul seorang gadis berpakaian lusuh.

"Padahal diriku yang seorang bangsawan ini sudah mengajakmu dengan baik-baik, beraninya kau menolak bahkan sampai merendahkan ku! Jangan berpikir kau akan berakhir dengan baik!" Pria itu berteriak dengan sangat keras.

Apa dia sedang mencari perhatian? Padahal derajatnya lebih tinggi, kenapa dia malah menindas orang yang lemah?

"..."

Begitu ya! Dia adalah salah satu orang-orang bodoh yang diceritakan oleh Ibu! Saat ada seorang berpakaian mewah yang menindas orang berpakaian lusuh, orang kaya disebut bodoh dan miskin disebut korban!

"Wah, siapa sangka semua cerita itu ternyata sebuah kebenaran." Aku menatap kejadian di hadapanku dengan mata berbinar-binar.

"Apa yang sedang kau lakukan!" Aku mendengar teriakkan dari sisi berlawanan.

Dari sana aku dapat melihat Leon yang sedang berjalan menuju tempat kejadian ditemani oleh Anne.

"Tuan muda Grayfield, selain itu Nona muda Avantie." Raut wajah pria berpakaian mewah itu terlihat semakin kusut.

Kenapa? Apa dia bermusuhan dengan Leon dan Anne?

"Begitukah sikap seorang bangsawan terhadap rakyat lemah?" Leon bertanya dengan dingin.

"Saya harap Tuan Muda Grayfield tidak ikut campur dalam masalah ini." Pria itu berkata dengan sopan, kenapa? Apa statusnya lebih rendah dari Leon?

"Tidak ikut campur katamu? Setelah kau menindas rakyat lemah dengan statusmu? Ternyata di keluarga Hamilton sama sekali tidak diajarkan tentang cara bersikap dengan benar sebagai seorang bangsawan, ya." Leon berkata sambil menyeringai.

"Saya harap anda tidak merendahkan keluarga saya, Tuan Muda. Meski anda merupakan pewaris dari GrandDuke Grayfield sekalipun, anda tidak akan bisa menerima konsekuensi dari penghinaan ini!" Pria Hamilton itu berkata dengan marah.

"Hoohh, sekarang kau sudah berani mengancam ku? Kau yang hanya putra dari seorang Viscount? Kau bahkan bukan pewaris keluarga Hamilton bukan?" Leon tertawa mengejek.

Wajah Pria itu terlihat memerah, sepertinya dia sangat kesal dengan kalimat yang diucapkan oleh Leon.

"Cih.. saya akan mengingat penghinaan ini!" Pria Hamilton itu segera beranjak dari tempat itu dengan tangan yang dikepal erat.

"Kau tidak apa-apa?" Anne berlutut mensejajarkan diri dengan gadis berpakaian lusuh itu.

"Saya tidak apa-apa, terima kasih atas bantuannya Tuan dan Nona!" Gadis itu berkata sambil menunduk.

"Tidak apa-apa, aku hanya melakukan yang sewajarnya saja." Anne berkata sambil tersenyum manis.

Segera kerumunan itu mulai berpencar setelah kejadian itu usai. Sementara itu aku masih berdiri di tempat sambil melihat apa yang dilakukan oleh kedua orang itu.

"Apa kau memiliki rumah? Kami bisa mengantarmu jika kau takut berjalan sendiri." Anne menatap gadis itu dengan khawatir.

"Tidak-tidak saya tidak bisa merepotkan Tuan dan Nona lebih dari ini, saya tidak berani." Gadis itu menunduk takut.

"Begitu, apa rumahmu jauh?" Anne bertanya.

"Tidak terlalu jauh jika berjalan kaki, Nona. Karena itu saya bisa berjalan sendiri agar tidak merepotkan anda berdua." Gadis itu masih menunduk.

"Baiklah, kau bisa pulang sendiri. Tapi kau harus lebih berhati-hati kedepannya agar tidak mengalami hal seperti ini lagi." Leon berkata sambil tersenyum kecil.

"Saya akan mengingatnya, terima kasih atas bantuannya Tuan muda, Nona muda!" Gadis itu pun berlari kecil meninggalkan mereka berdua.

"Baik sekali ya." Aku berbisik dari belakang mereka.

"?!"

Mereka terlihat terkejut dan menoleh kebelakang dengan sangat cepat.

"No-nona Livia?"

"Kak Livia?!"

Leon menatapku dengan kaget, sementara Anne langsung memeluk tanganku dengan sangat erat.

"Lama tidak bertemu kakak! Selama satu bulan aku tidak pernah melihatmu, kemana saja kak Livia pergi selama ini?" Anne bertanya dengan wajah sedih.

Sementara itu Leon masih berdiri di tempatnya dengan raut wajah terkejut, sepertinya aku tahu kenapa dia membuat ekspresi seperti itu.

"Aku pergi ke hutan untuk berlatih, kenapa? Apa kau merindukanku?" Aku bertanya sambil menatapnya dengan heran.

"Tentu saja! Apa kakak tahu seberapa sulit aku mencari mu di seluruh kota? Ku pikir kakak sudah pergi ke kota lain pada saat itu!"

"Ya~ya~ aku salah, aku minta maaf karena tidak memberitahu mu, puas?"

"Belum! Kakak harus mentraktirku makan baru aku puas!" Gadis itu menatapku dengan lekat.

"Baiklah, terserah apa kata adik manja ini!" Setelah aku berkata demikian, Anne pun tersenyum lebar kemudian menarik ku menuju sebuah restoran yang disukainya.

"Leon, apa kau tidak ikut?" Aku berteriak karena dia masih mematung di tempatnya.

"Ah, tu-tunggu aku, hei!!" Teriak pemuda itu sambil berlari.

1
Bening Hijau
maaf belum dapat bayangan sama sekali...
ntar ku lanjut lagi baca nya...
semangat terus
piyo lika pelicia
sungguh kejam
piyo lika pelicia
kenapa orang ini menyerang tanpa tau salah nya apa 😒
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
kasihan kenapa di tinggal
piyo lika pelicia
kenapa kek wanita 🤔
Gehrman
Tulisannya sudah rapi cuman sedikit koreksi aja kalau dialog tag gunakan huruf kecil ya sama akhir dialognya diakhiri koma
xoxo_lloovvee
satu 🌹 untukmu thor
Zeils: Terimakasih/Smile/
total 1 replies
xoxo_lloovvee
mampir lagi thor, makin seru ceritanya
Zeils: ...Ok👍
total 1 replies
xoxo_lloovvee
gimana nih nasib grace 😢
Zeils: Entahlah, gimana ya🤔
total 1 replies
piyo lika pelicia
huum orang baik yang malang 😭
piyo lika pelicia
kasihan 🥺
piyo lika pelicia
ow kelainan sejak lahir ku sangka tadi hantu maaf ye 😄
piyo lika pelicia
huaa lari aja Weh 😫
piyo lika pelicia
heem semoga ketemu yah kasian 😦
Zeils
Chapter ini boleh di skip:)
Zeils
Baik, sepertinya Noveltoon Membenciku.
Shara Erdyna
lanjut
Shara Erdyna
aneh
Shara Erdyna
Lebih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!