NovelToon NovelToon
Perjalanan Wulan

Perjalanan Wulan

Status: tamat
Genre:Tamat / spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Perperangan / Romansa
Popularitas:96.9k
Nilai: 5
Nama Author: _yan08

Wulandari Putri Amelia gadis 19 tahun kuliah jurusan ekonomi dan bisnis tetapi mati karena insiden longsor yang menewaskan seluruh keluarganya di desa, selain jurusan ekonomi dan bisnis Wulan adalah seorang yang hobi memasak makanan, apapun itu, seolah memasak adalah hiburan baginya.

Lalu? Bagaimana saat dirinya masuk ke dalam tubuh putri Duke yang hanya tinggal sendiri di tengah kota, sebab kedua orangtuanya telah menggial akibat serangan bandit saat akan pergi ke istana, maka dari itu dirinya yang hanya seorang putri tunggal terpaksa harus menggantikan tugas kedua orang tuanya, begitu sulit sehingga banyak terjadi penyuapan dan korupsi besar-besaran di wilayah yang dipimpin oleh mendiang ayahnya.

“Aduh, nasib-nasib, malah jadi yatim lagi!” dengus Wulan memandang tubuh gadis berusia 18 tahun ini. “Untung nih bocah umurnya udah 18 tahun, tapi …! Kenapa tubuh gue harus kek bocil kekurangan gizi anjir!” teriak Wulan merasa kesal setengah mati, ingin pingsan saja rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon _yan08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Georgio

Dua hari berlalu keadaan cukup membaik, Wulan tak seperti hari-hari sebelumnya dan untuk mimpi itu, dirinya membiarkan saja, nanti belakangan dia akan mengurusnya, untuk saat ini dirinya harus mengurus pekerjaan yang lebih penting lagi.

“Salam duchess, dewa selalu memberkati!”

Lady Yuna membungkuk lalu memberikan sebuah gulungan kertas. “Ini hasil penjualan kita bulan ini duchess,”

Wulan mengambilnya lalu membacanya, dirinya merasa puas meskipun hasilnya di luar ekspektasinya. “Bagus, saya sangat suka dengan hasilnya, jika bisa kamu harus lebih bagus dari hasil bulan ini!” tukasnya, tak masalah toh dirinya juga mengerti, wilayahnya ini masih baru berkembang sedikit, para warga pun masih belum terlalu mampu.

“Baik duchess, saya akan berusaha sebisa saya!” senyumnya.

Lalu seorang pria kurus datang dan memberi salam kepada Wulan dengan badan gemetar.

“Duchess saya izin pamit, salam!”

Setelah kepergian lady Yuna, Wulan pun bertanya. “Bagaimana keadaanmu Elwis?” senyumnya.

“Sa–saya baik duchess, salam!” jawab Elwis dengan badan gemetar ketakutan.

“Tenanglah, mari duduk?” ajaknya pada sebuah sofa.

Elwis duduk gemetar di atas lantai. Wulan menghela nafas lelah, tak heran yang namanya orang takut, ya kita bisa apa selain memberi pengertian dan kata-kata lembut agar mental dan batinnya tak terluka.

“Duduklah di atas Elwis, saya tidak suka di bantah! Dan … satu lagi, kamu harus segera belajar dengan giat agar semakin kuat, saya tidak butuh orang lemah di kastil ini! Paham?” desisnya semakin membuat Elwis gemetar ketakutan.

“Pa-paham duchess!” sungguh atmosfer di ruangan itu seperti hilang dan mencekik tenggorokannya.

“Bagus! Pergilah, belajar dengan giat hingga kamu tak bisa terkalahkan, jika mereka mengganggumu maka laporkan itu segera padaku, saya sangat tidak suka dengan para pengganggu dan pembuat onar di kastil saya! Apa kamu paham?”

Elwis kembali mengangguk lalu membungkuk pergi meninggalkan Wulan yang menatap punggung ringkih itu. “Setidaknya kamu harus bisa beladiri dan kuat mental, mengingat kamu hanya seorang budak yang bisa saja mati jika si penguasa merasa bosan!” gumamnya.

Wulan melihat data-data produksi baju zirah miliknya kini sebagian sudah di pakaikan untuk prajuritnya dan sebagian di perjual-belikan antar sesama wilayah kecil yang tak mampu membeli mahal.

.

.

Putra mahkota Georgio dari kekaisaran Bathelia kini tengah melakukan perjalanan untuk menuju kerajaan Damian, ada hal penting yang harus dirinya sampaikan pada ipar ayahnya itu.

Hujan mengguyur wilayah tersebut membuat rombongan putra mahkota itu harus bergerak cepat untuk mencari penginapan, mengingat untuk menuju kerajaan Damian masih begitu jauh dan malam semakin larut dan mencekam.

“Maaf putra mahkota, alangkah baiknya kita pergi ke wilayah Copatria saja, mengingat hanya wilayah itu yang paling dekat dari sini!” ucap sang penasihat dan itu di angguki oleh Georgio.

Sesampainya di gerbang perbatasan mereka dicegat untuk diperiksa. “Biarkan kami masuk! Apakah kamu tidak tahu bahwa kami adalah rombongan putra mahkota kekaisaran!” bentak seorang prajurit itu.

“Maafkan kami, tapi kami harus memeriksa kalian satu persatu, kalian periksa mereka satu persatu, jika aman langsung dimasukkan!”

“Anda begitu berani melakukan pemeriksaan rendahan seperti itu prajurit sialan! Apa kamu tidak tahu bahwa kami membawa rombongan putra mahkota!” sentak seorang penasihat itu menatap nyalang pada prajurit yang tengah memeriksa kereta kuda milik putra mahkota.

“Maafkan kami, ini hanya tugas kami, tolong mengertilah!” lemasnya sedikit takut, anak orang paling berkuasa di kekaisaran ini, siapa yang tidak takut.

“Siapa yang berani membuat pera–”

“Hey …! Tangkap dia! Dia membawa barang yang mencurigakan!” teriak prajurit dari pihak Copatria yang kini berlarian pontang panting.

“Cepat, buat laporan pada duchess!” titah prajurit yang hendak memeriksa putra mahkota. “Kalian izinkan pihak putra mahkota masuk, kita harus mendiskusikan hal ini!”

Mereka sedikit was-was apalagi akhir-akhir ini banyak sekali penyusup yang ikut masuk pada rombongan orang-orang pendatang, seperti pedagang yang sering keluar masuk Copatria.

“Kali ini apa yang orang itu bawa?” tanya mereka, berkumpul.

“Aku tidak tahu jelas tetapi sepengingatku itu seperti kue kering tempo hari lalu, dan baunya juga lebih menyengat.”

“Ini bukan masalah sepele, kita harus segera memberitahukan ini pada duchess!”

“Benar!

Georgio yang entah sejak kapan turun dari kereta kuda kini terdiam di balik gelapnya malam mendengar perbincangan para prajurit itu. “Kasus apa yang tengah menimpa wilayah miskin ini?” batinnya, tak mungkin tak tau bahwa rumor jelek Copatria sudah tersebar luas.

.

.

Esok harinya Wulan pergi menyambut kedatangan anak seorang kaisar yang kini tengah singgah di penginapan wilayahnya. “Salam yang mulia putra mahkota, maaf tadi malam kami tak memberi sambutan kepada yang mulia.” Wulan menjamu Georgio dengan baik di kantin penginapan.

Georgio hanya berdehem singkat, dia tipe orang yang malas bicara, bukan juga watak pria dingin, melainkan hanya cuek dan malas berbicara.

“Nona, apa nama makanan ini? Ini begitu lezat,” pujinya sembari bertanya.

“Ini menu baru yang tak sengaja aku coba, dan ya …, ternyata makanan ini cocok di lidah wargaku, makanan ini bernama nasi goreng, cocok untuk nasi sisa, tetapi mengingat kita yang belum terbiasa memakan nasi jadi menu makanan ini kurang begitu diminati meskipun cocok di lidah mereka.” Jelasnya tanpa sungkan.

Diam-diam Georgio mengangguk mengiyakan, dirinya sedikit kagum wilayah yang dijuluki miskin ini begitu subur bahkan para rakyatnya tak ada yang mengemis sepenglihatnya, mereka juga memiliki rumah tak tidur di sembarang tempat.

“Yang mulia apakah anda mau menambah?” tanya Wulan lembut.

“Tak usah! Saya akan segera pergi dari sini!” tukasnya mengelap mulutnya. “Jika kalian sudah selesai, harap berkumpul, kita akan segera melakukan perjalanan, kita tak punya waktu banyak!” tegasnya lalu pergi menghilang.

Wulan menatap kepergian pria tersebut. “Sifatnya memang begitu nona, harap dimaklumi.” Senyum sang penasihat melanjutkan acara makannya.

Wulan pun hanya mengangguk tak mau terlalu tahu, menurutnya itu biasa saja mungkin kepribadiannya memang seperti itu.

.

.

Dari dalam kereta kuda Althan memberikan sebuah surat untuk Wulan. “Sebenarnya apa motif mereka?” batinnya mulai gelisah, sebab dalam surat itu tertulis seseorang yang sama datang menyebarkan makanan ringan beracun itu.

“Althan kirimkan masing-masing surat untuk setiap kepala Baron untuk menghimbau para warga untuk berhati-hati dalam menerima bahan pangan, apalagi dengan makanan yang sudah jadi!” ucapnya mantap, yah … jalan satu-satunya adalah menghimbau mereka sampai si pelaku muncul, tetapi agaknya itu sedikit beresiko.

“Baik duchess.”

Kereta kembali berjalan menuju kastil, teruntuk putra mahkota Georgio mereka akan melanjutkan perjalanan mereka nanti siang.

.

.

...Mungkin kalian kesal dengan aku yang jarang update, tapi aku minta maaf karena aku gak bisa update setiap hari, kegiatan di rl begitu sibuk, jadi agak kurang sempat buat nulis 🙏🏻...

1
Patri Cia
ehhhhhhhhh ko gini siiiii , gimana mana ni certnya
Azalea Taling
nggak nyambung banget ceritanya,lemah
yanzz: mknya skip
total 1 replies
Defrin
tamatnya kok mengantung begitu....
apakah wulan mati .....
yanzz: mati emng tu
total 1 replies
Defrin
ngga papa rhor...
lanjutkan berkarya.nya
Defrin
tertipu bagaimana immanuel
Minn
tamat?
Minn
haduh kok lemah sekali
ornila
kenapa putra mahkota lemah sekali
yanzz: krna bodoh
total 1 replies
Minn
😲😲😲😲😲
Minn
sepertinya menarik ok lanjut baca
maria handayani
/Silent/
Defrin
terlalu baik salah terlalu jahatpun salah...
jadi bagaimana seharusnya si Wulan bertindak....
Sena Ayumi
tak kira dia bisa bela diri diawal dia bisa dan mau bljar biar lbih kuat ternyata kbur mulu
Sena Ayumi
behh bukan apa ya mnerima budak dari negara lain tkutnya ada mats2 yg iri. jdi maau buat kacau..
Sena Ayumi
pangeran tak tau diri ,kata bang mndra sombong amat😂😂 tak sumpahin loh biar kmu jatuh bangun ngejar dia
yanzz: nanti wulan nya malah takut 🤣
total 1 replies
Fatia
mending wargA yg tidak suka dengan kepimpinan duches, dipindahkan saja, mereka cuma bisa menyalakan dan pengen enaknya saja, tapi saat musibah datang malah menyalakan dan tidak peduli, benar2 manusia egois😡
yanzz: nanti ku pindahkan 🤣
total 1 replies
Defrin
apakah Elthan?
Defrin
siapa sih sebenarnya orang ini
Defrin
siapa sih sebenarnya pria ini apakah jendral Gariel
Defrin
apakah ke satria Jovin yang berkhianat
yanzz: terimakasih atas komentarnya kak 🙏🏻salam sehat 🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!