NovelToon NovelToon
Noil Dan Flint Si Pemberani

Noil Dan Flint Si Pemberani

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Radeya

Demi Menyelamatkan Hutan Selatan dari Kehancuran, Noil (seekor singa) dan Flint (seekor kambing) pergi ke kota manusia untuk bertemu Lopp si ketua pemberontak, tapi mereka justru terlibat aksi penculikan presiden Dump, Mampukah Noil dan Flint sampai ke kota manusia, menculik presiden manusia dan menyelamatkan hutan selatan tempat mereka tinggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radeya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berjalan Di Bawah Pemakaman

Setelah berjam-jam berjalan menanjak, Noil mulai merasakan angin malam dari luar terasa berhembus di dalam gorong-gorong.

"Kita hampir sampai," kata Catfish, "kita akan sampai saat tengah malam, tidak ada waktu yang lebih tepat untuk pergi ke pemakaman selain saat tengah malam, dan bulan purnama di atas langit, bukankah begitu kawan-kawan?"

Noil tak mengatakan apa-apa, dia hanya terus melirik Flint. Dalam keremangan lampu, wajah Flint semakin lama semakin pucat, seandainya tidak ada Catfish, Flint pasti sudah meninggalkan harga dirinya sebagai kambing jantan dan mulai menjerit ketakutan.

"Kalian tahu apa yang lucu?" kata Catfish.

Catfish menoleh menunjukkan wajah gelinya, seolah-olah dia baru saja mengingat sesuatu yang benar-benar lucu.

"Kalian tahu tidak? kita sekarang sedang berjalan di bawah pemakaman, ya, ratusan peti mati tepat berada di atas kepala kita sekarang. Kudengar beberapa dari mereka di kubur terlalu dalam hingga begitu dekat dengan dinding gorong-gorong ini."

Catfish mendongak ke atas dan berkata, "Aku bisa mencium baunya."

Mendengarnya Flint cepat-cepat menunduk, dia takut kalau dia melirik ke atas dia akan melihat bayangan dari tangan-tangan orang mati yang berusaha menarik tanduknya ke atas.

Noil menenangkan Flint sebelum menjerit.

"Pikirkan hal yang lainnya Flint, pikirkan yang lainnya," kata Noil.

Gigi depan Flint mulai menggigil.

"Pikirkan apa misalnya?" tanya. Flint.

"Apa saja, pohon apel kesayanganmu, atau padang dengan rumput segar di mana-mana."

Flint mencobanya, berusaha membayangkan bahwa dia tidak sedang berada di bawah makam, tapi berada di bagian hutan selatan yang penuh dengan banyak pohon-pohon apel, tapi sekeras apapun Flint mencoba memikirkan hal lainnya, Flint tetap menggigil ketakutan.

Tiba-tiba Catfish mengagetkan Flint.

"Kita sudah sampai," kata Catfish, "itu dia pintu keluarnya, selamat datang di selokan pemakaman tanah tua kawan-kawan."

Seketika Flint membeku tak bergerak dari tempatnya berdiri.

"Ayo Flint," kata Noil.

Flint menggeleng, dia membatu di pinggir pintu keluar gorong-gorong.

"Okh, ayolah Flint, tak ada siapa-siapa di luar sana," kata Noil, "kau takkan berdiri diam di sana selamanya kan?"

"Sepertinya aku tak bisa menggerakkan kakiku," kata Flint.

"Kalau dia ingin tinggal di sini," kata Catfish, "kita tinggalkan saja dia."

"Oke aku ikut," kata Flint, "tapi, tunggu dulu, biarkan aku bernafas, kalian tahu di atas itu pemakaman, tempat paling mengerikan di dunia! Jadi bersabarlah sebentar aku harus mengumpulkan keberanianku, okh jantungku berdegup kencang, sepertinya dia akan berhenti."

"Okh sebentar lagi dia akan menangis," kata Catfish.

Catfish berjalan keluar dari gorong-gorong dan melompat keluar dari selokan hingga hanya suaranya yang terdengar.

"Sampai kapan kalian akan disana, kita tidak punya waktu semalaman, kita masih harus mencari rumah penjaga makamnya," seru Catfish.

"Flint, apa kau baik-baik saja?" kata Noil.

Noil khawatir kalau-kalau Flint tiba-tiba jatuh pingsan.

Setelah berhasil mengumpulkan kekuatan dan keberanian, Flint melompat keluar. Flint berhasil melompat dari selokan sambil memejamkan mata.

"Noil ayo jalan," kata Flint.

"Flint," kata Noil, "kau bisa tersandung jika kau berjalan sambil memejamkan mata seperti itu."

"Biarkan saja!" jerit Flint.

Flint tak peduli jika dia harus tersandung sampai kakinya patah sekalipun, dia tidak mau melihat apapun yang akan menghantuinya.

Catfish meledek Flint."Hai lihat, siapa yang akhirnya ada di pemakaman."

"Tebak apa yang aku temukan, ada makam dengan gambar kucing di batu nisan, kucing ini pasti milik orang kaya, sayang sekali dia sudah mati. Coba kita lihat apa ada makam kambing di sini?" seru Catfish.

Flint menggigil ketakutan."Ya, ampun bisakah kucing itu berhenti bicara?"

"Flint sebaiknya kau membuka matamu," kata Noil.

"Sudah kubilang aku tidak mau!"

"Kalau begitu, berhati-hatilah kalau berjalan," sahut Noil.

"Aku tidak peduli kalaupun harus tersandung batu sekalipun, biarkan kakiku patah, biarkan leherku patah, aku tidak mau melihat apapun," seru Flint.

"Bukan begitu," kata Noil, "hanya saja ...."

"Hanya apa?"

"Kau baru saja melangkahi makam seseorang, ini sudah tiga kali kau melangkahi makam."

"Okh!" kata Catfish, "itu sangat buruk, jangan pernah melangkahi makam seseorang yang sudah mati, itu peraturan di urutan paling atas, atau kau akan berakhir sangat buruk. Para hantu akan keluar dari makam dan mendatangimu."

Flint merengek. "Okh ... Okh ... aku tidak sengaja melakukannya, jangan hantuiku aku, jangan hantuiku aku, tolong jauh-jauh dariku."

"Sebaiknya kau meminta maaf sambil mengelilingi makam, mungkin itu akan berhasil menghilangkan kutukannya," seru Catfish.

Noil berkata, "Flint tenanglah, tidak ada apa-apa di sini selain kita, tidak akan ada yang menghantuimu, melangkahi makam itu hanya tidak sopan, itu saja."

"Sangat-sangat tidak sopan, sampai-sampai orang matipun bisa marah," kata Catfish menambahkan.

Flint berseru, "Okh ... Okh ... Maafkan aku ... Maafkan aku."

"Catfish diamlah, Flint ayo jalan lagi," pinta Noil.

Tapi, Flint menggeleng.

"Sudah terlambat," kata Catfish, "hantu-hantu itu sudah keluar, mereka ada di belakangmu Flint."

"Di mana?" kata Flint.

Flint menoleh dan terlanjur membuka matanyanya, Flint melihat kesekelilingnya dengan gemetaran.

Catfish terpingkal-pingkal menertawai wajah pucat Flint.

"Lihat kan! tidak ada apa-apa di sini," kata Noil, "hanya makam-makam tua, beberapa pohon beringin besar, dan pagar besi yang juga tua di sebelah sana."

Flint tak bersuara, jadi Noil menanyakan keadaannya.

"Flint kenapa denganmu, kau takkan pingsan kan?"

Catfish berkata, "Mungkin dia kesurupan."

"Di mana rumahnya?" kata Flint ketika berhasil mengeluarkan suara meskipun dengan sangat pelan.

"He, apa?" tanya Noil.

"Di mana rumah penjaga makamnya?" kata Flint.

Ketika Flint akhirnya memperoleh kekuatan untuk menjerit, Flint menjerit pada Catfish.

"Kucing tua jelek, dimana rumah penjaga makamnya, di mana !"

"Sabar Flint, kita sedang mencarinya," kata Noil.

"Aku sudah menemukannnya," kata Catfish, "itu rumahnya, di Ujung sana!"

Catfish mendongak menunjuk rumah kecil tua di ujung pemakaman, rumah itu berwarna merah tua dan diterpa cahaya bulan purnama.

Ketika Flint melihat rumah penjaga makamnya, Flint langsung berlari secepat yang bisa dilakukan oleh lutut gemetarnya. Flint harus berlari, berbelok beberapa kali untuk menghindari melompati makam, dan itu membuatnya terjatuh berkali-kali, ketika akhirnya sampai di depan pintu rumah penjaga makam, Flint langsung menendang-nendang pintunya dengan sangat keras, seperti dia akan merobohkan pintunya.

Flint menjerit sambil menggedor-gedor pintu. "Buka pintunya! buka pintunya! Kumohon, biarkan kami masuk, buka pintunya! Buka pintunya! Buka!"

Ketika Noil sudah sampai menyusul teman kambingnya, Noil memanggilnya.

"Flint …."

Suara Noil seperti hembusan hantu.

Flint memekik ketakutan, dia mengira hantu-lah yang memanggilnya, dalam sepersekian detik jantungnya berhenti berdetak.

"Noil kalau kau tiba-tiba muncul seperti itu lagi, aku akan mati karena ketakutan!" pekik Flint.

"Maaf," kata Noil, "tapi percuma saja menggedor pintunya, tidak ada siapa-siapa di dalam rumah ini, kata Utt penjaga makamnya sudah pergi, ini makam lama, kau lupa ya?"

"Iya aku lupa, saat ini aku bahkan tidak bisa ingat namaku siapa!" kata Flint, "tunggu apa lagi, ayo kita dobrak pintunya."

"Kalian hanya akan merusak pintunya dan membuat angin dingin dari luar masuk," kata Catfish.

Catfish berjalan santai ke samping rumah, dia mendongak mengamati beberapa bagian rumah dan menemukan apa yang dia cari, dia melompat ke kusen jendela, masuk ke dalam rumah melalui lubang pecahan kaca di salah satu daun jendela. Sesaat kemudian jendela itu terbuka, Catfish menongolkan kepalanya keluar.

"Lewat sini saja," seru Catfish.

Meskipun masih tetap berada di dalam kawasan pemakaman, berada di dalam rumah membuat Flint merasa jauh lebih baik daripada berada di luar. Setidaknya, Flint tidak perlu melihat puluhan batu nisan disekitar kakinya.

Flint menutup jendela dan menguncinya, tanpa berani melirik keluar sedikitpun.

Noil mendongak ke langit-langit rumah dan ke sekelilingnya.

Noil berkata, "Tak ada apa-apa di sini, hanya ada pintu samping di sana itu, tapi jelas mengarah ke halaman belakang, di mana pintu rahasianya?"

"Kalau kau tanya aku, aku tanya siapa?" kata Flint.

Noil dan Flint menoleh pada Catfish.

Catfish meloncat ke atas meja dan berkata, "Kenapa kalian melihatku, kalian pikir aku pernah ke sini sebelumnya?"

Catfish menoleh pada Noil dan Flint.

"Memangnya Utt tidak mengatakan apa-apa pada kalian tentang pintu rahasianya?"

Noil menoleh pada Flint. "Apa Utt memberitahumu?"

Flint menggeleng kuat-kuat. Sejak Utt mengatakan kalau mereka harus melalui pemakaman, sejak itu Flint sudah tak bisa berpikir dengan jernih.

Noil dan Flint mendongak bertanya pada Catfish yang ada di atas meja.

Catfish mengangkat kedua bahunya. "Kalian lupa ya, seandainya ada diantara kalian yang cukup pandai untuk berhitung sampai dua ratus, aku tidak akan pernah ada di sini."

"Tidak bisakah kau melakukannya lagi," kata Noil.

Noil mengangkat satu kaki depannya dan menggerak-gerakkan jari kakinya. "Mungkin kau bisa berbicara pada Roh-roh atau semacamnya, tanyakan pada mereka di mana pintu rahasianya?"

"Jangan mengatakan hal-hal seperti itu di tempat seperti ini, atau aku akan memukulmu," pekik Flint.

Lalu sebuah suara membuat Flint melompat merapat ke dinding.

"Okh suara apa itu?"

"Hanya angin Flint," kata Noil.

"Kita tidak akan pernah tahu apa yang sedang terjadi di luar sana," kata Flint.

Lalu sebuah ingatan membuat Flint berseru, "okh."

Lalu, Flint dengan menggunakan satu kaki depannya mengetuk-ngetuk dinding.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Noil.

Flint berkata, "Periksa semua dindingnya aku pernah melihatnya di TV, selalu ada tombol rahasia di dinding!"

Mendengarnya Noil langsung berbalik dan melakukan hal yang sama dengan Flint, mereka meraba-raba seluruh dinding rumah, tapi tak ada apapun di dinding selain cat biru tua yang mengelupas dan menempel di telapak kaki mereka.

Noil masuk ke dalam dapur dan kembali lagi untuk memberi tahu yang lainnya bahwa tak ada apa-apa di dapur selain meja dan dua buah lemari makanan yang kosong. Flint menyuruh Noil kembali masuk ke dapur dan membanting semua lemari makanannya, ketika Noil kembali dan melakukannya tetap saja tak ada pintu rahasia di balik lemari.

Dengan menggunakan kepalanya Flint menggeser kursi sofa tua yang berdebu dari tengah ruangan, debu sofa yang beterbangan membuatnya terbatuk-batuk.

"Ya, ampun!" kata Flint, "hanya ada barang rongsokan dan debu di rumah ini!"

Noil kembali dari kamar loteng dan mengatakan bahwa dia sudah membanting semua barang di sana tapi tak menemukan apapun.

"Kita buntu," kata Noil.

Catfish menunjuk Flint."Apa dia selalu bertingkah seperti itu?"

Flint sedang terduduk sambil memegangi kepalanya dengan dua kaki depan dan merengek.

"Apa yang akan kita lakukan jika sampai pagi kita tidak bisa menemukan pintu rahasianya, ini gawat! Aku tidak mau keluar melewati pemakaman itu lagi!"

"Iya, dia memang selalu melakukannya kalau dia bingung biarkan saja," kata Noil, "jadi apa yang kau temukan di atas meja sana?"

Catfish menyeringai.

"Kenyamanan," kata Catfish, "berdiri di bawah lampu membuat buluku terasa hangat."

Lalu Catfish terdiam, dia mendongak memperhatikan lampu di atas kepalanya dan bertanya.

"Siapa yang tadi menyalakan lampunya?"

"Kukira kau sendiri yang menyalakannya," kata Noil.

Kaki kucing Catfish jelas terlalu pendek untuk meraih stop kontak yang menggantung di atas langit-langit rumah.

"Apa kau sedang menyindirku," kata Catfish.

Flint bahkan berhenti mengeluh dan berdiri dari duduknya karena rasa penasaran.

"Mungkin Utt yang menyalakannya ketika dia datang ke sini, dia pergi dan lupa mematikannya," kata Flint.

"Tapi, kaki tikus lebih pendek daripada kaki kucing," kata Noil.

"Utt cukup pintar untuk menemukan cara agar bisa menyalakannya," kata Flint.

"Ya dia cukup pintar untuk itu, mungkin dia sengaja melakukannya," kata Catfish, "dia ingin kita yang mematikan lampunya."

Flint tertawa rendah. "Untuk apa dia melakukannya?"

Catfish menoleh pada Noil, satu-satunya binatang di sana yang memiliki kaki cukup panjang untuk meraih tali lampunya.

"Coba kau matikan lampunya mungkin akan terjadi sesuatu," kata Catfish.

"Jangan!" kata Flint, "kalau kau mematikannya, tempat ini akan sangat gelap."

"Kau hanya takut gelap," kata Catfish, "matikan Noil!"

"Jangan coba-coba sentuh tali lampu itu," ancam Flint.

"Matikan!" pekik Catfish.

"Jangan!"

"Okh, seandainya saja kakiku cukup panjang aku akan melakukannya sendiri, matikan atau aku akan mencakarmu," kata Catfish kesal.

"Jangan Noil, apa yang kau lakukan?" rengek Flint.

Noil naik ke atas meja, meraih tali lampu dan mematikannya, dan seketika menjadi gelap gulita

Flint memekik, "Okh aku tak bisa melihat apa-apa!"

Catfish dan Noil yang bisa melihat dalam gelap melihat sekelilingnya, tak ada perubahan apapun di rumah itu, tak ada tanda-tanda sebuah pintu rahasia akan terbuka.

"Memangnya apa yang kalian berdua harapkan dengan mematikan lampu!" jerit Flint, "sekarang Noil nyalakan lampunya lagi sebelum aku menyerudukmu dengan tandukku."

Ketika Noil menarik tali lampu lagi, bersamaan dengan menyalanya lampu sebuah suara seperti gemuruh membuat Flint meloncat kaget.

Rumah itu bergetar, dan dinding di depan meja bergerak perlahan terbuka. Dinding itu terbelah menjadi dua, Noil dan Flint terdiam kaku melihat sebuah pintu rahasia terbuka di hadapan mereka.

"Kau lihat itu? Flint," kata Noil, "benar-benar ada pintu rahasia di sini."

Flint menganga menatap pintu menganga di depannya dan masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.

Catfish meloncat turun dari meja.

"Matikan lalu nyalakan lagi, itu tombol rahasianya," kata Catfish, "siapa yang menyangka aku bisa sejenius ini."

"Ide untuk menyalakan lampu itu punyaku, kau hanya setengah jenius," kata Flint.

Catfish mengabaikan perkataan Flint, dia lebih suka mengagumi pintu rahasia itu.

"Coba kalian bayangkan!" kata Catfish, "pintu ini akan langsung membawa kita ke istana presiden ke dapurnya yang penuh dengan makanan."

"Apa katamu?" kata Flint.

"Bukan apa-apa," kata Catfish, "maksudku kita akan menyergap presiden Dump di tempat yang tak pernah mereka duga."

Noil memasukkan kepalanya ke dalam pintu, suaranya menggema ketika dia berkata, "Ada tangga di bawah sana."

"Tunggu apa lagi," kata Flint, "ayo kita masuk, kita tinggalkan pemakaman mengerikan ini."

"Kita belum boleh kemana-mana," kata Catfish, "hitungan 200 nya dimulai saat matahari muncul di jendela."

"Kita harus menginap disini semalaman!" kata Flint.

"Jangan memasang tampang seperti itu," kata Noil, "malam hanya tinggal beberapa jam lagi."

"Kita perlu sukarelawan untuk mengawasi jendela," seru Catfish.

"Yang jelas itu bukan aku, demi apapun aku tidak akan mau mengamati jendela itu, sesuatu bisa saja muncul di luar sana," sahut Flint.

"Aku yang akan berjaga," kata Noil.

"Bagus," kata Flint, "aku akan tidur, aku sudah cukup melihat banyak hal malam ini, kalian berdua bisa berjaga-jaga, apa yang K-U-C-I-N-G itu lakukan?"

Catfish sudah melingkarkan badannya di lantai dan tertidur, atau pura-pura tertidur, tidak ada yang tahu.

Noil memberitahu Flint yang sudah mengangkat Catfish.

"Percuma saja, meskipun kau mengangkat dan mengocoknya dia tidak akan bangun."

Flint menaruh kembali Catfish ke lantai.

"Kau tidurlah Flint," kata Noil, "aku bisa berjaga sendirian."

Flint menggeleng. "Aku sudah sering mendengarmu mengatakan hal itu, tapi kau pasti tertidur tanpa kau sadari. Aku akan memastikan kalau kau tetap terjaga, tapi kau yang bertugas melihat jendela, karena aku tidak mau melihat keluar."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!