Pembalasan Istri Yang Teraniaya

"Jeng bukan nya kata ajeng Istrinya Bram mau ikut ya? tanya nyonya Caroline, pada nyonya Silvi.

"Menantu saya lagi kurang sehat Jeng?" jawab nyonya Silvi.

Sementara itu Bram dan Adrian sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting.

"Anda masih sangat muda, tetapi sudah memiliki banyak cabang Perusahaan ternama?" puji Bram pada Adrian yang setia menemani ya berbicara bersama Jeremy.

"Tuan Bram, bisakah anda dan sekretaris anda datang besok ke perusahaan kami untuk menjelaskan apa saja fisi misi kerjasama yang anda buat untuk perusahaan kami? Tanya Jeremy.

"Baik tuan Jeremy," saya akan datang ke perusahaan tuan muda Adrian dan akan membawa proposal tentang kerja sama!" jawab Bram.

"Ke mana dia? Batin Adrian sambil celingak celinguk, seperti sedang mencari seseorang.

"Apa anda sedang mencari sesuatu? Tanya Bram.

"Tidak ada." jawab dingin Adrian.

"Hy tuan muda Adrian? Selamat atas perusahaan barumu?" puji tuan Morgan Samuel.

"Terima kasih tuan Morgan sudah hadir di acara penyambutan Perusahaan baru saya?" ucap terima kasih Adrian dan sedikit menundukkan badan nya, memberi hormat pada yang lebih tua.

"Perkenalkan ini putri satu-satunya di keluarga kecil saya tuan Adrian? ucap tuan Morgan dan memperkenalkan putri kesayangan nya pada Adrian.

"Saya Adrian Pratama." ucap Adrian dan mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan sebagai perkenalan.

"Saya Bella tuan muda Adrian." jawab Bella dan menerima uluran tangan dari Adrian.

"Jika saja Papah bilang tuan muda Adrian setampan ini, mungkin aku akan berubah pikiran untuk mendekatinya? Batin Bella saat melihat Adrian jauh lebih tampan saat bertemu.

"Saya Bram Sebastian." jawab Bram sambil menjabat tangan Bella.

"Bella." jawab Bella sambil tersenyum.

"Dan saya Jeremy, sahabat sekaligus sekretaris tuan muda Adrian Pratama." jawab Jeremy.

Acara pesta yang di adakan keluarga Pratama sangat lah mewah, dan banyak sekali tamu undangan dari kalangan atas, terutama rekan bisnis dari Pratama Group.

Beberapa jam kemudian, acara pesta pun sudah berakhir dengan di tutup oleh pidato dari tuan muda Adrian Pratama.

Semua tamu undangan sudah berpulangan ke rumah masing-masing, dan tidak lupa membawa souvenir yang di berikan perusahaan Adrian sebagai tanda terima kasih atas kehadiran tamu undangan.

Adrian dan Jeremy pun segera pulang ke rumah masing-masing, setelah acara pesta penyambutan Perusahan baru milik Adrian telah selesai.

Selama di mobil Adrian tidak bisa fokus pada mobil yang di kendarainya, akibat fikiran yang selalu terbayang di wajah nya.

Manis, cantik dan juga cuek!" itulah saat ini yang ada di pikiran seorang Presdir Adrian Pratama.

"Akh.. Dengan kesal Adrian memukul stir mobilnya!. Kenapa aku gak bisa fokus sih, kenapa dia selalu ajah ada dalam pikiran ku? dengan kesal Adrian menepikan mobil nya di pinggir jalanan kota, untuk menormalkan pikiran nya.

"Ini tidak boleh terjadi, lagian mana mungkin dia tipe ku? Jawab kesal Adrian saat pikiran nya hanya di penuhi wajah seorang gadis cantik yang dulu tidak terlalu menarik di mata Adrian, sewaktu sekolah Yuni pernah mengatakan perasaan nya namun di tolak oleh Adrian. "alasan nya Yuni bukan lah tipenya, meski mereka cukup dekat dan sebagai sahabat dekat.

Namun setelah lulus dari sekolah, Yuni melanjutkan pendidikan ya di school modeling, Dan sampai di titik akhir Yuni menjadi model ternama di beberapa Negara. "dan tidak pernah bertemu lagi dengan Adrian.

Setelah merasa tenang, Adrian segera melajukan mobilnya menuju rumah pribadinya.

*****

Sementara itu, saat ini Yuni sedang berada di apart pribadi miliknya.

"Mengapa jantungku berdegup sangat kencang? Saat dia menatap ku tadi?" Batin Yuni sambil memegang bagian dadanya.

"Tidak-tidak aku tidak boleh jatuh cinta lagi pada nya? Dengan memukul-mukul pelan bagian kepalanya Yuni berusaha menormalkan jantung nya.

"Ya ampun dah jam segini? dengan menatap jam yang ada di tanga nya Yuni berusaha untuk memejam kan matanya, agar dapat segera tidur menuju alam mimpi. Karena besok pagi Yuni harus datang ke perusahaan baru milik Adrian untuk tanda tangan kontrak kerja.

Setelah berusaha memejam kan matanya, akhirnya Yuni bisa tertidur dengan pulas menuju alam mimpinya.

Sementara di kediaman Bram, saat ini Bram sedang menggenggam tangan mungil milik nya Dewi.

"Sayang ma'af kan aku? Jika saja mas tidak pergi mungkin kamu tidak akan berbaring seperti ini?" jawab lirih Bram dan menitihkan airmata.

Semua yang Bram lakukan tidak luput dari penglihatan nyonya Silvi.

"Apa kamu sudah berubah nak? mama akan sangat bahagia jika kamu bisa mencintai Dewi dengan tulus?" batin nyonya Silvi, saat melihat putra satu-satunya keturunan Sebastian menangis saat melihat Istrinya sedang sakit.

Setelah kepergian Nyonya Silvi, Bram segera melepas kan genggaman tangan nya pada tangan Dewi, "dan Segera keluar dari dalam kamar Dewi dan segera berjalan menaiki tangga yang menuju kamarnya.

Tring..."

Tring..."

Ponsel milik Bram pun berdering, menandakan ada nya panggilan. Dengan cepat Bram langsung mengangkat panggilan dari kekasih nya itu.

"Halo sayang? Jawab Bram saat sudah berada dalam kamar nya, dan langsung menghidup kan penyadap suara.

"Sayang ko tadi kamu cuek banget sih sama aku? Dan gak mau anter aku pulang juga?" omel Siska dengan nada sedikit ngambek.

"Ma'af sayang, kamu kan tau sendiri kalo aku bareng mama? jika sampe mama tau kita masih ada hubungan jangan harap aku bisa menguasai semua harta mama?" jawab kesal Bram saat mendengar omelan dari kekasih nya itu.

"Baiklah aku akan ma'afkan kamu tapi dengan syarat!. Jawab Siska pada Bram.

"Apa syaratnya? Tanya Bram

"Syaratnya kamu harus transfer uang 10 juta ke rekening aku, buat aku belanja tas keluaran terbaru? Jika tidak aku gak akan ma'afkan kamu ya?" jawab Siska dengan senyuman liciknya.

"Baiklah besok pagi aku akan transfer, jadi jangan ngambek terus ok? Kalau gitu aku istirahat dulu ya sayang?" good night baby!. Jawab Bram dan langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

"Bagus akhirnya aku bisa poroti si Bram, oh iya ngapain ya si Claudia dan si Monica di acara nya tuan muda Pratama? Apa jangan-jangan mereka saling kenal ya?" gerutu Siska sambil berjala memasuki kamar nya.

"Terus tuh si cewe satunya lagi ko kaya familiar banget ya? Sepertinya dia tidak suka dengan tuan muda Adrian?" batin Siska saat melihat tatapan Yuni pada Adrian, seperti mengisyaratkan ketidak sukaan.

"Sudah lah Siska, lebih baik kau tidur jangan pikirkan soal yang tidak penting!" gerutu Siska dan segera berbaring di ranjang king size nya.