NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 03

Alvaro, Alaska, dan Chiara berjalan riang sambil bergandengan tangan, mereka menyusuri jalan yang hendak menuju ke tempat karnaval impian di adakan. Sambil melangkahkan kaki, ketiganya bersenandung dengan penuh semangat.

Sampailah mereka di tempat karnaval, ketiga anak- anak itu berhenti secara serempak, melihat pawai badut yang selama ini ingin di tonton, ada juga berbagai macam tukang makanan dan wahana permainan yang terlihat seru karena selain karnaval di sini juga tempat di adakannya pasar malam, jadi tambah meriah.

"Yeay!" ketiga berjingkrak senang lalu mulai memasuki gemerlap cahaya lampu yang penuh warna- warni.

Tak sengaja mereka menangkap pemandangan seorang gadis yang memakai gaun tidur, dia adalah Rosetta.

Melihat es krim di tangan Rosetta membuat mata Chiara seketika berbinar. Mereka pun berpapasan.

"Hei, kalian. " Rosetta memanggil ketiga anak- anak itu. "Kemana orang tua kalian? kalian nyasar ya? " tanyanya kepada ketiga anak itu.

Alvaro segera menggeleng, "Tidak.Kami hanya ingin bermain- main. "

Chiara menarik- narik tangan kakaknya. "Kak Al, aku ingin itu. " tunjuk nya pada es krim yang ada di tangan Rosetta.

Alvaro dan Alaska saling menoleh. "Bagaimana ini? kau punya uang tidak? "

Alaska menggeleng. "Enggak. Kita kan kabur, mana sempet ngambil uang! *

Alvaro menepuk jidatnya. Rosetta menyadari permasalahan mereka, dia tertawa pelan. Untungnya dia dapat banyak uang dari membantu beberapa tukang dagang di sini jadi dia punya beberapa es krim lagi di kantong.

"Ini untuk mu. " Rosetta menyerah kan satu es krim nya lagi pada Chiara.

Wajah Chiara berbinar cerah. "Wah terimakasih ate. "

"Panggil aku Sissy. " katanya pada anak-anak menggemaskan itu.

"Aku Alvaro. "

"Aku Alaska. Kami kembar. " Alaska tersenyum nyengir.

"Aku Chiala. " Chiara always dengan nada cadel nya. Mereka bertiga bergantian bersalaman pada Rosetta.

"Baiklah, sekarang kita adalah teman. Mau ikut bermain bersama ku. "

Alvaro, Alaska dan Chiara saling berpandangan, lantas mereka langsung mengangguk setuju.

"Oke let's go! " ujar Rosetta dengan riang, mereka pun saling berpegangan tangan dan mulai menyusuri gemerlap nya pasar malam.

Di sisi lain, Zein baru keluar dari kamarnya segera setelah membersihkan diri, hendak menghampiri Chiara kembali setelah zein memintanya untuk bermain dulu di ruang tengah. Kesibukannya di kantor sungguh menyiksa waktunya hingga dia tak sempat mengamati perkembangan anak- anak yang di asuhnya.

Ya, ketiga anak itu adalah anak- anak dari mendiang kakak perempuan nya, Anya Paramita. Kakaknya meninggal sehari setelah berjuang melahirkan Chiara dan tak lama kemudian suaminya pun ikut menyusul setelah tak kuasa di tinggal istrinya.

Sebulan setelah nya, sebuah wasiat datang menghampiri zein yang waktu itu masih berkuliah di Swiss di bidang penerbangan. Dia di minta untuk mengambil alih pengasuhan anak- anak mendiang kakak perempuan nya tersebut, dan menjalankan perusahaan kakak iparnya yang bergerak di bidang properti dan Hotel.

Karena amanah besar itu, zein harus meninggalkan cita- citanya sebagai pilot dan pulang kembali ke indonesia untuk membesarkan keponakannya yang kini ia sudah anggap sebagai anak- anaknya sekaligus menjalankan perusahaan yang di tinggalkan oleh mendiang kakak iparnya.

Di usianya yang ke-29 ini Zein belum siap untuk menikah karena ia ingin terus fokus membesarkan anak-anak nya dan baginya belum ada kandidat yang cocok untuk menjadi ibu bagi anak-anak nya itu, meski di luar sana banyak wanita yang mengantri untuk menjadi istrinya tapi zein bukan hanya mencari pendamping hidup yang terpenting adalah mencari sosok "ibu" untuk anak-anak nya.

Zein melewati kamar Alvaro dan Alaska, hati kecilnya merasa bersalah karena telah mengurung mereka. Dia merasa hukuman mereka terlalu berat. Begitulah zein, meski anak-anak nya sangat lah nakal dia tak tega jika harus berlama-lama menghukum mereka. Jadilah Zein memutuskan untuk membebaskan Alvaro dan Alaska dari hukuman dan berniat membawa ketiga anaknya ke karnaval impian mereka.

Namun ketika dia berdiri di ambang pintu, Zein merasa terkejut begitu melihat kunci sudah bertengger di lubang nya.

"Siapa yang membukakan mereka pintu nya? " Zein bergumam heran, instingnya mengatakan ada hal yang tak beres, dia segera membuka pintu, melihat anak-anak nya tak ada di dalam, matanya mendelik tajam.

"Alvaro! Alaska! " teriaknya memanggil anak-anak nya namun sepi, tak ada yang menyahut. Di serang kepanikan, Zein kemudian berlari menuju ruang bermain, dan benar saja dugaan nya, Chiara pun tak ada.

Zein mengepalkan tangan, rahangnya mengeras, matanya tajam menatap ke sekeliling. "Breng*sek! " umpat nya lalu Zein segera mengambil kunci mobil dan jaketnya.

Sementara itu, Tawa riang menggema di antara hiruk-pikuk pasar malam. Rosetta dengan Alaska dan Chiara yang menggandeng tangannya, merasa seolah menemukan keluarga baru. Sementara Alvaro mengikuti langkah di samping adiknya, memastikan adik- adiknya tetap berada dalam jangkauan pandang. sebagai yang paling tua jiwa pelindung nya memang sangat lah kuat.

Lampu warna- warni menari- nari diwajah mereka, menciptakan suasana magis yang sejenak melupakan kesedihan dan ketakutan yang baru saja mereka alami.

"Lihat! lihat, ada alum manis! " seru Chiara, menunjuk ke arah gerobak yang menjajakan gumpalan gula kapas berwarna-warni. Matanya berbinar- binar penuh harap.

Rosetta tersenyum. "Tentu saja kita bisa beli arum manis, kalian mau warna apa? "

Tanpa ragu, Chiara memilih warna merah muda, sedangkan Alaska memilih biru. Alvaro, yang lebih dewasa, menggeleng ketika di tawari. "Aku tidak suka terlalu manis, " jawabnya.

Sambil menikmati arumanis, mereka melanjutkan perjalanan menyusuri pasar malam. Chiara tak henti- hentinya berceloteh tentang wahana permainan yang ingin ia coba, Rosetta juga menanggapi hal yang sama. Tak di sangka mereka sangat se frekuensi hingga tak ada canggung sama sekali padahal baru kenal beberapa saat lalu.

Mereka menyusuri setiap tempat dan permainan seru di pasar malam. Mereka bermain berbagai macam permainan mulai dari melempar bola, menembak balon hingga melempar Bebek. Tawa dan canda riang terus menghiasi setiap langkah mereka.

Alvaro memenangkan sebuah boneka beruang dari permainan melempar bola yang langsung di berikan nya pada Chiara dan dengan bangga Chiara memeluk boneka itu erat- erat. Alaska mendapatkan sebuah topi koboi dari permainan menembak balon, ia langsung memakainya dan bergaya seperti koboi sejati.

Mereka semua tertawa karena tingkah konyol Alaska sampai tiba-tiba suara berat yang muncul dari arah belakang menghentikan tawa mereka semua.

"Papa cari kemana-mana, ternyata benar kalian ada di sini. "

"Papa? " Rosetta membelalakkan mata, dan langsung membalikkan badan. Netra coklatnya segera bertemu dengan mata hitam bak jelaga dari pria gagah di depannya.

Sementara Alvaro, Alaska dan Chiara langsung mematung di tempat.

Alis Zein menukik tajam begitu melihat ada seorang gadis di tengah-tengah anak-anak nya. "Siapa kau? "

"Aku... jodoh mu, eh! "

*****

1
Dancingpoem
🥰🥰🥰🥰🥰
beybi T.Halim
awal yang memacu adrenalin ..,dengan anak2 yg luar biasa pintar 😊
Harwanti Jambi
Haha jodoh tak pernah salah jalan
Dancingpoem: betul 👍
total 1 replies
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
apa itu Zein, benih cinta kah/Shy/
Dancingpoem: hahahaha
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
🤦🏼‍♀️🤦🏼‍♀️
Dancingpoem: hahaha/Joyful/
total 1 replies
tutiana
Luar biasa
Dancingpoem: terimakasih untuk rating 5 nya/Determined/
total 1 replies
Moh Rifti
up
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Helen@Ellen@Lenz
lanjut thor biar seru 💪💪
Helen@Ellen@Lenz: iya pasti dong
Dancingpoem: siappp, smoga tetap setia ya ngikutin cerita nya/Smile/
total 2 replies
Moh Rifti
next
Moh Rifti
/Determined//Determined//Determined/
Moh Rifti
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Helen@Ellen@Lenz
sy doakan moga jln cerita yg authur buat moga sukses ya dan dilimpahi rezeki bt ceritanya
Dancingpoem: Aamiin MasyaAllah terharu sekali komentar nya kak, semoga kk juga sehat selalu ya sekeluarga Aamiin 🥺😇🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!