Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Menguncimu rapat.
Batang rokok yang menyala hanya di letakan pada asbak di atas nakas. Kini aroma kamar menjadi campur aduk.
Ghia sungguh kewalahan menghadapi Bang Harra hingga dirinya terpana dibuatnya. Pria itu begitu jantan, berbeda dari pria yang pernah di temuinya. Kepalanya tiba-tiba saja pening, seakan ada sesuatu yang pernah terjadi namun ia sama sekali tidak bisa mengingatnya dengan jelas.
Fokusnya kembali saat Bang Harra memberinya kenyamanan padanya, begitu maskulin, tegas namun tidak pernah kasar padanya, bahkan Ghia merasakan begitu di sayangi dan melayang bagaikan seorang istri hingga ia merasakan pria itu nyaris berada pada titik akhir.
Ghia tersadar dan mendorong dada Bang Harra namun pria itu tidak bergeser dari posisinya.
"Maaaasss.. Jangan bercanda, Ghia nggak mau ada apa-apa." Omelnya sambil menepak keras lengan Bang Harra. Tapi sia-sia saja, ia merasakan pria itu sudah membasahi dirinya. "Maas, Haarr..!!!!!!!!!!"
"Saya tanggung jawab sepenuhnya." Jawabnya sambil mengatur nafas tapi belum beralih dari tubuh Ghia.
"Bohong, semua pria yang mendekati Ghia juga banyak membual. Lagipula hanya istrimu saja yang berhak merasakan setiap perlakuan dan seutuhnya dirimu, Mas.... Bukan Ghia."
"Sekarang kau boleh memilikinya, seutuhnya diri saya." Kata Bang Harra.
"Hanya karena uang sepuluh juta, kau berharap janji itu bisa menutupi semua salahmu??????" Omel Ghia.
"Lantas kau mau bagaimana???" Bang Harra beralih dari tubuh Ghia dan mengambil sisa rokok lalu menyulutnya lagi.
"Carikan obat, Ghia nggak mau terlanjur.......... Ghia juga sudah punya pacar..!!!!!!!! "
"Tidak perlu, persetan dengan pacarmu. Setelah ini jangan harap ada laki-laki lain bisa menyentuhmu..!!!!!!" Ucap Bang Harra.
"Ghia butuh uang, bukan janji."
"Berapa uang yang kamu dapat dalam satu bulan??? Saya ganti asal jangan pernah ada laki-laki lain selain saya..!!!!" Suara itu tegas penuh penekanan.
"Lima belas juta, Mas sanggup?????? Tapi Ghia tidak mau uang itu. Ghia hanya ingin tidak ada masalah karena perbuatan Mas Har ini." Jawab Ghia.
"Tidak akan bermasalah kalau kamu nurut apa kata saya..!!!!!!!!!" Nada keras Bang Harra terdengar kuat.
Sontak saja Ghia menciut takut hingga Bang Harra ikut melunak. Ekspresi takut itu sama seperti saat Gita takut saat dirinya memarahinya.
"Kau ini jangan buat saya naik darah, bisa atau tidak?? Kenapa kau ini sulit sekali di sayang..!!!!" Kata Bang Harra.
Ghia menunduk seakan tak berani lagi membuang suara.
"Kamu mau jajan apa??" Tanya Bang Harra melembutkan nada bicaranya.
"Rujak ubur-ubur."
deg.. deg..
Jantung Bang Harra berdetak kencang. Dulu Gita hampir saja meregang nyawa perkara menjaring ubur-ubur dan kini Ghia ingin makan rujak ubur-ubur.
"Kenapa?? Nggak bisa penuhi???? Ya sudah Ghia beli obatnya saja..!!!" Ancam Ghia.
"Ya sudah, iyaa.. Saya carikan."
...
Sampai malam, Gita masih menunggu Bang Harra di kamar hotel. Entah kenapa hatinya seakan tergerak untuk menunggu pria yang baru saja di kenalnya padahal bisa saja ia kabur dari hotel itu.
Lama semakin lama, Ghia merasa seperti pernah mengenal dekat sosok Bang Harra tapi tak tau dimana.
"Apa aku pernah bertemu dengannya??? Tapi memang orangnya ganteng juga sih, tinggi, gagah, cuma agak Black aja." Gumamnya. "Tunggu... Apa aku bilang tadi??? Black?? Om Black????"
Tiba-tiba saja kepala Ghia menjadi sakit, kepalanya terasa berputar-putar. Sekelebat ingatan datang silih berganti hingga tidak sadar Bang Harrq sudah ada di hadapannya.
"Kamu kenapa??" Tanya Bang Harra dengan wajah cemas.
Ghia melihat nya tapi menepis saat Bang Harra hendak menyentuhnya. "Nggak apa-apa." Jawab Ghia ketus.
"Ini rujak ubur-ubur nya. Di makan dulu..!!" Kata Bang Harra sambil meletakan rujak ubur-ubur di atas nakas.
Ghia meliriknya, ternyata pria itu sungguh memenuhi permintaannya.
"Ayo di makan, apa mau di pajang saja??" Tegur Bang Harra.
Ghia pun mengambil kemudian melahapnya. Rasanya memang sungguh enak. Rasa hari pun merajai relung hatinya. Ada ingatan tersirat, rujak ubur-ubur ini adalah makanan favorit ayahnya semasa hidup dulu.
Tak lama ada panggilan telepon dari seseorang. Bang Harra juga sempat meliriknya.
'Pande???? Siapa Pande????'
"Hallo, Bang. Iya, maaf.. Ponsel Ghia mati."
"Kau dimana?? Kenapa ponsel sampai mati???" Tanya Bang Pande di seberang sana.
Ghia sedikit menghindari Bang Harra dan menjawab panggilan telepon dari Bang Pande.
Bukan Bang Harra namanya jika ilmu intelijen nya tidak bermain, dengan cepat ia mencari data Bang Pande.
Respon dari sahabat pun ia dapatkan. Bang Harra mencoba melacaknya dan benar saja pria yang ia hubungi di seberang sana itu sedang online.
"Eehh.. Sebentar, sayang. Ada panggilan telepon masuk." Kata Bang Pande lalu mematikan panggilan video call.
Ghia hanya bisa ternganga melihat panggilan teleponnya mati sepihak.
Dari balkon tempat Bang Harra duduk, ada panggilan telepon tersambung. Bang Harra pun menyalakan loudspeaker.
"Pande........"
"Selamat malam. Dengan siapa saya bicara?" Suara Bang Pande menjawab panggilan telepon masuk.
"Lama sekali responnya. Nanti kirimkan videomu sikap tobat. Pelanggaran.. kau tak kenal suara Abangmu???? Ini Harra Black."
"Siap salah, kami kirimkan video sikap tobat. Ijin arahan, Abang..!!!!"
"Aahh.. Kau buat Abang badmood saja." Bang Harra langsung mematikan panggilan telepon kemudian tersenyum sinis penuh kelicikan.
"Itu suara Bang Pande, Mas???? Mas Har kenal Bang Pande???? Dia tentara lho." Ujajr Ghia penasaran.
"Memangnya kenapa kalau tentara???? Saya nggak takut." Jawab Bang Harra kemudian menyulut rokoknya.
Tak lama ada kiriman video Bang Pande sedang melaksanakan sikap tobat.
'Ijin Abang. Menyesuaikan perintah, kami sikap tobat'.
"Maaaasss.. Bang Pande itu tentara, jangan macam-macam..!!"
"Memangnya saya ini pegawai salon. Sudahlah, daripada kau ribut, pakai dulu mangkok kembar keramatmu..!!! Oohh.. Atau jangan-jangaaan.. Kau masih pengen menjajal ilmu kanuragan saya lagi????"
Seketika Ghia menyadari ada yang salah dalam dirinya, ia pun kembali masuk ke dalam kamar, menyambar sesuatu dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Dasar kurang ajaaarr.. Mata keranjang..!!!!!!!" Teriaknya jengkel.
Bang Harra pun tersenyum tipis kemudian menatap lampu kelap kelip di pegunungan. Senyum itu pun mendadak lenyap.
'Entah apa yang terjadi padamu. Jika dulu Abang tidak ceroboh menggasakmu, tentu Abang tidak pernah tau ada tanda khusus di sela pa*a mu. Apakah mungkin Tuhan memberi tanda yang sama, di tempat yang sama pada wanita yang berbeda?? Jika benar itu kamu, seberat apapun tantangannya, akan Abang hadapi. Malam ini adalah malam pertama yang sah untuk kita. Semoga si kecil kita segera hadir di rahim mu.. Hasian ku.. Sayang..!!'.
Bang Harra mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Ley.. Coba kau cari tau lagi tentang Eijaz, saya ada kabar baru. Kalau memang dia b******n nya, saya sendiri yang akan buat perhitungan..!!"
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪