Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Rebutan Komik
Bab. 22
Sesuai dengan janji mereka pagi tadi, sepulang sekolah pun Ara dan Citra mengendarai motor mereka masing-masing untuk menuju ke rumah komik yang ada di dekat taman. Dengan kecepatan sedang, karena suasana jalan juga sangat ramai oleh pengendara lain, akhirnya mereka pun sampai di rumah komik.
"Selamat datang di rumah komik Tata," sapa penjaga komik yang berdiri di samping meja kerjanya. Menyapa pengunjung dengan senyuman yang sangat ramah. "Mau cari komik bergenre apa, Kak? Siapa tau saya bisa bantu," tanya penjaga rumah komik tersebut dengan senyuman ramah yang menghiasi bibir.
Ara dan Citra saling pandang. Lalu mereka membalas senyuman penjaga tersebut.
"Mau liat-liat dulu aja, Kak. Nanti kalau ada yang nggak kita tau letaknya, kita pasti tanya Kakak kok," balas Ara tak kalah ramahnya.
"Oh, baiklah Kak. Selamat bersenang-senang. Semoga ada yang sesuai dengan inginnya Kakak," ujar penjaga rumah komik itu lagi.
Kemudian Ara dan Citra berpencar, mencari komik yang mereka sukai. Tentu saja mereka juga menyempatkan diri untuk membacanya sebentar di bagian lorong khusus komik untuk di baca di sana.
Setelah berkeliling selama hampir setengah jam, dan Ara memutuskan untuk menyudahi pencariannya ketika sudah mendapatkan beberapa komik yang menarik dirinya, Ara pun memilih untuk menuju ke kasir.
Akan tetapi, di kala dirinya melewati lorong komik khusus bergenre action, ia melihat episode baru yang dulu sempat Ara baca.
"Loh, itu kan bukannya komik yang sama kayak punyanya Tante Sila, ya?" gumam Ara menghentikan langkahnya dan berhenti tepat di depan rak tersebut.
Dan di kala tangannya ingin meraih komik itu, tiba-tiba saja ada sebuah tangan lain yang juga mengambil komik tersebut dari arah belakang Ara. Membuat gadis itu sempat terkejut bercampur kesal. Pasalnya komik episode yang itu hanya tinggal tersisa satu buah saja.
"Loh, itu kan gue duluan yang nemuin!" protes Ara seraya membalikkan badan.
Menatap kesal ke arah pria yang saat ini berdiri di hadapannya. Hingga di detik selanjutnya Ara dibuat lebih terkejut lagi di saat mengenali siapa pria itu.
"Om?" Ara memastikan kalau pria di depannya ini merupakan orang yang sama dengan kemarin. Di mana orang ini merupakan temannya kak Hiro.
Sedangkan Ryu yang memang sengaja datang kesini demi membunuh rasa bosannya karena tidak ada kegiatan yang dia lakukan saat ini, tidak menyangka bisa bertemu dengan gadis ingusan yang saat ini menatap kesal ke arahnya.
Petak!
Ryu menyentil kening Ara di saat gadis itu malah melotot ke arahnya.
"Biasa aja natapnya," ujar Ryu dengan wajah dinginnya. Tidak menampilkan rasa bersalah barang sedikit saja.
Ara langsung mengaduh dan mengusap keningnya yang terasa sakit.
"Bisa lembutan dikit nggak sih, Om? Sakit keningnya. Awas aja kalau sampai membekas. Aku minta ganti rugi buat beli salepnya," ujar Ara dengan mata yang merah. Berusaha untuk tidak menangis, karena rasanya memang benar-benar sangat sakit.
Ryu menyipitkan mata, lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Tanpa kata sedikit pun pria itu meninggalkan Ara tanpa menanggapi ucapan Ara barusan.
Tentu saja sikap Ryu yang sangat dingin tersebut membuat Ara benar-benar ingin memakan pria itu, kalau saja bisa Ara lakukan.
Ara yang tidak terima disentil begitu saja, juga komik yang dia temukan malah di ambil pria menyebalkan tersebut. Semakin membuat Ara tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya.
"Om! Itu kan aku duluan yang nemuin!" teriak Ara dengan suara yang sangat keras. Membuat beberapa pengunjung rumah komik, menatap ke arah Ara. Jelas saja tatapan mereka merupakan tatapan tidak suka. Karena sudah menggangu ketenangan mereka.
Ara yang sadar dengan Tindakannya, lantas gadis itu mengatupkan tangan di depan dada seraya membungkuk samar. Meminta maaf dengan sangat tulus kepada mereka.
"Maaf," ujar Ara mengarah ke arah mereka satu per satu.
Setelah melakukan itu, Ara kembali mengejar Ryu yang sempat berhenti sejenak. Namun kali ini pria itu kembali melanjutkan langkahnya menuju kasir.
"Bungkus." perintah Ryu pada orang yang menjaga kasir. Lalu pria itu menatap ke arah Ara. "Siapa yang cepat, dia yang dapat," ujar Ryu seraya tersenyum miring ke arah Ara.