NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Ketua BEM

Istri Rahasia Ketua BEM

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Tamat
Popularitas:307.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Harumi Akari

Nara harus menerima dirinya hamil di luar nikah dan menyembunyikan identitasnya sebagai istri dari ketua BEM.

Sebagai istri rahasia, ia harus banyak bersabar karena banyak sekali rintangan dalam rumah tangga mereka berdua, terlebih usia Rendi yang masih muda dan populer di universitas, membuat Nara harus semakin waspada akan hadirnya orang ketiga.

Hingga Rendi kembali berulah dan menghamili wanita lain.
Akankah hubungan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegiatan di Belakang Sang Istri

Setelah selama 24 jam ditinggal pergi oleh Rendi, Nara pun jadi terbiasa sendirian di rumah. Bahkan, Rendi pulang jam 12 siang setelah acara di kampusnya itu, entah apa yang dilakukan oleh Rendi sampai tega meninggalkan istri dan juga anaknya. Rendi pulang dengan raut wajah yang sangat lelah, juga pakaiannya yang sudah kotor. Nara bahkan sampai menggelengkan kepalanya saat melihat hal itu.

"Baru selesai?" tanya Nara saat Rendi sampai di rumah.

"Iya, kamu kalau mau tanya-tanya nanti aja ya. Aku capek banget, lagi nggak pingin di introgasi," ucap pria itu sembari masuk ke dalam kamar dan meletakkan barang-barangnya dengan sembarangan.

"Ya udah, istirahat aja," ketus Nara sembari merapikan barang-barang yang Rendi letakkan dengan sembarangan itu.

Masih merasa kesal dengan suaminya itu, Nara pun membiarkan Rendi berlaku sesuka hatinya, Nara memutuskan untuk mencuci pakaian mereka lebih dulu dan menjemur pakaian yang sedari tadi belum sempat ia jemur karena ketiduran.

Setelah menjemur pakaian dan melakukan pekerjaan rumah lain, Nara pun membuka bingkisan yang kemarin belum sempat ia buka, niatnya ia ingin membukanya setelah Rendi bangun, namun, sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama jika harus menunggu Rendi. Nara membuka bingkisan itu, dan terlihat ada beberapa pakaian bayi di dalam, dan bentuknya juga lucu-lucu sekali.

"Astaga, Gibran kenapa repot-repot gini sih. Ini satu set juga pasti mahal banget." Nara merasa tidak enak hati dengan apa yang diberikan oleh Gibran kepadanya. Meskipun mereka pernah saling suka, namun, Nara tetap saja tidak enak dengan apa yang ia terima.

Selepas membuka satu kado, ada satu lagi yang memang sengaja diberikan untuk Nara. Terlihat di dalamnya terdapat beberapa asesoris yang cantik dan juga ada beberapa jajan, bahkan makanan kecil untuk Nara. Ia bahkan sempat bingung saat harus menerima semua itu.

"Aduh, Gibran ngapain sih ngirim beginian buat aku?" gumam Nara. Nara membuka surat yang ada di dalam kado milik Nara.

"Selamat! Kamu sudah menjadi ibu yang kuat! Tetap semangat dalam menjalani kehidupan, ya. Meskipun berat, kamu harus bisa melalui semuanya sendiri. Jika butuh teman untuk bercerita, jangan sungkan bercerita kepadaku ya? Aku akan selalu ada untuk kamu. Kamu juga jangan patah semangat, ya! Semangat, ibu muda!"

Ucapan seperti itu jelas membuat Nara terharu dan tidak bisa berkata apa-apa lagi, dari semua orang yang ada di hidupnya, cuma Gibran yang berhasil menyentuh hati Nara. Padahal Nara merasa begitu jahat kepada Gibran. Ia jadi semakin merasa bersalah kepada pria yang sangat peduli kepadanya.

Nara sangat bersyukur karena dipertemukan dengan teman sebaik Gibran dan juga Tia. Sayangnya, Tia belum tahu akan hal ini, jika ia tahu, akan seperti apa responnya? Membayangkannya saja sudah ngeri.

Setelah membuka kado, Nara pun kembali menonton tv. Entah mengapa punggungnya terasa sakit sekali dan tidak kunjung sembuh. Ia bahkan tidak berani membicarakan ini kepada Rendi karena takut pria itu jadi semakin khawatir.

Beberapa menit kemudian, Nara mendapatin telpon dari mertuanya sendiri. Baru kali ini ia ditelpon oleh ayahnya Rendi.

"Halo, Pak?" Nara bicara dengan mertuanya itu.

["Iya, Nara. Sehat kan? Ada kesulitan, atau ada yang bisa bapak bantu?] tanya ayahnya.

"Saya baik-baik aja, Pak. Syakila juga sehat kok, ada apa, Pak? Tumben telfon Nara?" tanya Nara yang jelas penasaran.

["Oh iya, nanti malam kamu senggang? Kalau Rendi sudah di rumah, kamu datang ke sini ya, Nak. Kita bikin pengajian kecil-kecilan buat Syakila. Nggak besar sih, bapak cuma ngundang temen-temen bapak sama keluarga besar,] tutur ayah mertuanya.

"Iya, Pak. Nanti Nara sampaikan ke Rendi. Rendi baru aja sampai rumah karena ada acara di kampus kemarin." Nara sedikit membahas perihal kegiatan Rendi kemarin.

["Waduh, kira-kira Rendi capek nggak tuh?"] Ternyata terdengar Tante Irma berada di sana.

Nara langsung malas sekali mendengar suara wanita itu. Namun, saat ayahnya akan bicara, tiba-tiba telponnya diambil oleh tantenya sendiri dan bicara dengan Nara.

["Nara, kalau bisa kamu ke sini lebih awal ya! Paling nggak kalau kamu nggak urunan duit, urunan tenaga deh. Ini kan buat kamu sama anak kamu, kasihan lah ibu kamu sama keluarga kamu, masa capek-capek buat ngurusin acara anak kamu!"] ketus wanita itu.

["Jangan bicara keterlaluan!"]

Terdengar ayahnya Rendi merebut kembali ponselnya.

["Kan aku bicara sesuai fakta! Yang punya anak dia, yang repot kita! Bersyukur harusnya si Nara punya mertua yang baik! Ibu mertua meskipun ibu sambung juga masih tetap memikirkan mereka di sana! Sadar dirilah sedikit!"] Omelan wanita itu terus terdengar di telinga Nara, hingga membuat Nara sangat kesal dan ingin rasanya ia menutup teleponnya, atau bahkan menjawab perkataan wanita itu.

"Maaf ya, Pak. Nara ngerepotin kalian semua," lirih Nara saat tengah mendengarkan omelan wanita itu.

["Jangan didengerin. Biarin aja, buliknya Rendi emang suka begitu bicaranya. Anggep aja angin lewat ya!"] Ayahnya Rendi jelas merasa tidak enak dengan apa yang terjadi barusan

"Terima kasih Pak. Nanti Nara bilang ke Mas Rendi dulu. Nanti Nara kabarin lagi ya, Pak."

Klik!

Nara mematikan teleponnya setelah memberikan salam kepada ayah mertuanya. Setelah mendapatkan telepon, Nara langsung menghela nafas panjang dan merasa bahwa dirinya tidak berguna sama sekali dan tentunya merasa kesal.

Setiap bertemu dengan tantenya Rendi, perasaan Nara langsung sakit dan merasa tertekan. Ingin rasanya dia tidak bertemu lagi dengan tantenya itu.

...****************...

Sore harinya, Nara membangunkan suaminya dan mengajak pria itu untuk segera pergi ke rumah mertua Nara.

"Sayang, bangun yuk. Aku dapet telpon dari bapak tadi," ucap Nara dengan lembut sembari membangunkan suaminya.

"Apa katanya?" tanya Rendi sembari memejamkan matanya.

"Ada syukuran yang diadakan bapak buat Syakila. Kita diminta datang, Sayang." Kana menjelaskan dengan halus, seakan amarahnya tadi siang sudah lenyap oleh waktu.

"Iya, 10 menit lagi bangunin ya." Pria itu kembali tidur dan membelakangi Nara.

Nara pun mengiyakan permintaan pria itu dan pergi ke depan tv untuk menyiapkan pakaian milik Syakila. Namun, saat Nara tengah membangunkan Rendi, ia melihat ponsel Rendi yang menyala karena ada pesan yang masuk. Nara tentu saja penasaran dan membuka ponsel pria itu. Ternyata pesan masuk dari temannya Rendi. Namun, saat Nara membuka galeri, ternyata banyak sekali foto mereka nongkrong di cafe. Bahkan ada beberapa foto Rendi yang tengah berfoto dengan wanita.

"Apa-apaan sih? Kerja jajaran BEM begini? Atau alibi doang biar Rendi bisa nongkrong dan lirik cewek sepuasnya?"

1
Shifa Burhan
yang membuat novel tidak munafik dan bermoral adalah
*pemikiran munafik, novel ini melaknat kelakuan Rendi dan adel tapi membenarkan kelakuan Nara dan gibran

*tidak bermoral, melaknat pelakor yang mendekati suami orang tapi malah membenarkan pebinor yang mendekati istri orang

*pemikiran munafik wanita dalam membuat novel dia melaknat kelakuan Rendi pada wanita lain tapi malah membenarkan kelakuan Nara dengan pria lain

*menjijikan melaknat pelakor tapi memuja pebinor
Shifa Burhan
pebinor menang lagi

pemikiran author pria egois
spesial kan pelakor
pemikiran author wanita egois
spesial kan pebinor
Safa Almira
seru
Harumi Akari: terima kasih kk sudah mengikuti cerita Nara dan Gibrann❤️❤️
total 1 replies
Enni Yuliyani
Akhirnya Nara sama Gibran menikah❤️
Harumi Akari: iya setelah sekian lamaa/Grimace/
total 1 replies
Ivana Monica
lm ya updatenya..
Surati
bagus
Ivana Monica
thor dilanjutkan lg donkk..
aku selalu intip nih cerita nya...
Sri Indah Budiyati
ditunggu endingnya
Hanisah Nisa
lanjut upnya
Hanisah Nisa
lanjut
Mira Aryani
ini ceritanya bagaimana ya masa jd orang kaya malah enggak tau yg bener dan yg salah
Harumi Akari: karena ada orang kaya yang mikirin hartanya doang kak🤭
total 1 replies
Bivendra
iya dah ky sinetron ikan terbang
Mira Aryani
ceritanya muter-muter kaya ikan terbang
Harumi Akari: krna sebentar lagi tamat😭
total 1 replies
Enni Yuliyani
ceritanya bagus kak., tambah semangat yaa..
Harumi Akari: aww terima kasih kk
total 1 replies
Enni Yuliyani
Bagus., ceritanya menarik..
terima kasih kak
Hanisah Nisa
lanjut upnya
Hanisah Nisa
lanjut
Hanisah Nisa
thanks.... lanjut...
Alma Azizah Alwina
💛💛
Hanisah Nisa
sudah nak....dapat lelaki macam gibran.....yg boleh terima ...wanita yg sudah mempunyai anak.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!