Kehebatan ilmu bela diri serta kejeniusannya dalam bidang obat-obatan, mengantar Zhao Jun ke jurang maut mengerikan!
Zhao Jun dikhianati, dibunuh, dan semua hal termasuk gelar 'Tabib Jenius'-nya itu direnggut oleh sahabatnya.
Kematiannya yang tragis membuat Zhao Jun bersumpah pada langit, bahwa jika dia diberi kesempatan untuk hidup kembali, dia akan membalaskan dendam pengkhianatan ini berkali-kali lipat!
Dan ternyata, Dewa mengabulkannya. Zhao Jun terlahir kembali di tubuh seorang pemuda payah di pinggiran kota.
“Hmph! Aku akhirnya terlahir kembali! Dengan tubuh baruku ini, aku pastikan dendamku terbalaskan!”
Dengan ini, perjalanan Zhao Jun membalas dendam sebagai reinkarnasi Tabib Jenius pun dimulai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shennaartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diinjak-injak Lagi, Siap Melawan Balik!
“Huft!” Zhao Jun mendesah pelan.
Setiap helaan nafas yang keluar dari mulutnya selalu dibarengi dengan rasa sakit yang berdenyut-denyut di kepalanya. Sedang pikirannya kini dipenuhi dengan pertanyaan Raja Obat Baili Cheng sebelumnya.
Jujur saja, Zhao Jun cukup tertekan dengan betapa kritisnya pemikiran mereka semua terhadapnya. Rasa-rasanya bahkan Zhao Jun seperti tidak aman.
Dia khawatir kalau identitas aslinya dapat dengan mudah ditebak oleh mereka, sekalipun mereka tidak percaya apa itu reinkarnasi.
“Tidak peduli apakah itu Baili Yan atau ayahnya, mereka berdua sama-sama kritis terhadap suatu hal. Bahkan semua gerak-gerikku tak satu pun yang luput dari pandangan mereka.”
Zhao Jun turut merasa bahwa mungkin, dia bisa menipu semua orang. Tapi tidak dengan Raja Obat Baili Cheng dan putrinya—Baili Yan. Dua orang ini terlalu sulit untuk ditipu.
“Apakah mereka akan terus menyelidiki latar belakangku? Tapi bukankah tidak ada yang bisa mereka dapatkan dari sana? Identitas pemilik tubuh asli ini benar-benar sangat remeh dan rendah. Seharusnya, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa ‘kan?”
Dengan helaan nafas panjang, Zhao Jun menggelengkan kepalanya guna mengusir penat yang mulai melanda sekali lagi.
Di tengah mulai ramainya suasana di akademi fajar hari ini, Zhao Jun memilih untuk tetap duduk tenang di atas atap kamar asramanya tanpa ada niat untuk turun dalam waktu dekat.
Kedua matanya masih memandang lurus pemandangan langit di ufuk timur. Warna biru gelapnya mulai digantikan dengan warna biru cerah samar beserta cahaya kuning keemasan dari sang mentari.
***
Hari demi hari berlalu dengan cepat.
Semenjak malam di mana latihannya itu disaksikan oleh Raja Obat Baili Cheng, Zhao Jun tidak lagi berminat untuk melatih ilmu pedang dan bela dirinya di halaman akademi.
Dia memilih untuk melakukan pelatihan secara terbuka di alam bebas, tepatnya di hutan bambu yang ada di belakang area akademi.
Meskipun pada awalnya agak menyeramkan, tapi Zhao Jun akhirnya terbiasa berlatih di sana sendirian setiap tengah malam sampai dini hari.
Lalu ketika fajar tiba dan matahari mulai menampakkan dirinya, dia akan kembali ke asrama untuk mulai melakukan kegiatan rutinnya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah bekerja!
Ya.
Zhao Jun memang merangkap menjadi pekerja kasar sekaligus murid dari Akademi Istana Obat Ilahi ini.
Bagaimanapun juga, awal dia datang adalah karena tawaran Baili Yan. Dia ditawari bekerja sebagai pekerja pekerjaan kasar di akademi, seperti beres-beres dan lain sebagainya.
Dan alasan dia setuju adalah karena dia memang ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk melatih kembali ilmu pengobatannya agar tidak terlalu persis dengan ilmu pengobatan milik Tabib Jenius Zhao.
Jika dia bekerja di Akademi Raja Obat ini, maka sudah pasti dia bisa mendapat ilmu pengobatan baru yang akan sangat membantunya di masa depan. Selain itu, dia juga butuh banyak uang untuk membeli tanaman herbal nan langka guna membuat Pil Pembersih Tulang dan Darah.
Bekerja dan belajar di Akademi milik Raja Obat ini adalah kesempatan emas yang tak mungkin Zhao Jun lewatkan!
“Hei, Xiao Jun!”
Seruan familier yang datang ke telinga Zhao Jun ketika dia sedang memindahkan puluhan buku usang dari perpustakaan akademi ke dalam gudang samping gedung perpustakaan itu membuat firasatnya berubah tidak enak.
Jadilah daripada dia menoleh dan menanggapinya, dia memilih untuk tetap fokus pada pekerjaannya.
Namun, orang yang memanggilnya barusan tidak berniat untuk langsung pergi setelah diabaikan oleh Zhao Jun. Orang ini bahkan melangkahkan kakinya menuju ke arah Zhao Jun sekarang berada.
“Yo! Beraninya kau mengabaikanku, Pemuda Miskin?” sarkasnya kemudian, tepat setelah dia berdiri di dekat Zhao Jun.
Zhao Jun menghela nafas panjang dalam hati.
Sebagai seseorang yang telah melewati segala macam asam garam kehidupan dan pahit manisnya bersosialisasi dengan orang lain di kehidupannya yang lalu, berkonflik dengan orang seperti Wang Li adalah hal paling tidak penting dalam hidupnya.
Ingin rasanya dia menendang orang ini supaya pergi dan tidak lagi kembali mengganggunya.
Hanya saja, Wang Li adalah murid populer di Akademi ini. Bakat dan kecerdasannya dalam bidang ilmu pengobatan, yang kemudian didukung dengan ilmu bela diri tipis-tipis yang dimilikinya, menjadikannya seorang primadona di sini.
Menyerangnya adalah hal yang hampir tidak mungkin dilakukan. Apalagi, Zhao Jun juga mendengar kalau Raja Obat Baili Cheng sendiri cukup menghargai orang ini.
Dan satu hal yang perlu diketahui adalah, Wang Li ini adalah 'bos' atau 'atasan' para cecunguk yang sebelumnya mengeroyok dirinya di pasar tempo hari. Kelakuannya, tak lebih baik dari mereka!
“Pergilah, aku sibuk!” balas Zhao Jun mencoba mengusirnya, terus mengangkat dan memindahkan buku-buku usang di hadapannya ke kotak kardus untuk dibawa ke gudang.
Akan tetapi, kata-kata Zhao Jun itu tak lebih dari sekadar dengungan nyamuk di telinga Wang Li. Dia sama sekali tidak menghiraukannya.
Wang Li yang membawa banyak orang di belakangnya—kebanyakan dari mereka adalah cecunguk tempo hari—kini maju dan meraih kerah Zhao Jun, memaksanya berhadapan dengannya.
“Hmph! Jangan kau pikir, hanya karena Putri Baili yang membawamu ke sini, kau lantas bisa berbuat sesukamu!” desis Wang Li sambil mengangkat kerah Zhao Jun hingga membuat Zhao Jun harus berjinjit.
Kesenjangan tinggi badan dan perawakan antara mereka berdua membuat Zhao Jun dapat dengan mudah diangkat oleh Wang Li. Apalagi, Wang Li juga memiliki kekuatan spiritual yang cukup. Hal seperti ini, adalah hal sepele baginya.
“Lepas!” Zhao Jun berbicara tegas.
Sayangnya, yang menyambutnya adalah ekspresi menyebalkan Wang Li, disusul gelak tawa dari para cecunguknya di belakang sana.
“Ha-ha-ha! Kau bilang apa? Lepas?” Wang Li mencemooh sambil tersenyum dingin, tampak merendahkan. Salah satu alisnya terangkat miring.
“Baiklah. Aku akan melepaskanmu, Pecundang.”
Zhao Jun menyipit. Dia tahu bahwa Wang Li tidak akan mungkin melepaskannya dengan mudah. Pasti ada sesuatu yang dia inginkan darinya.
“Kalau begitu lepaskan,” timpal Zhao Jun mencoba memancing niat asli Wang Li.
Wang Li tertawa rendah. Alih-alih melepaskan Zhao Jun, dia justru mengangkatnya lebih tinggi dengan bantuan kekuatan spiritual miliknya.
“Yo! Aku belum selesai bicara, Payah! Aku memang akan melepaskanmu, tapi setelah kau setuju untuk bersujud padaku, memohon padaku untuk mengampuni sekaligus melepaskanmu.”
Usai Wang Li mengucapkan hal itu, gelak tawa dan tepuk tangan dari para cecunguknya di belakang langsung terdengar riuh. Mereka semua mengolok-olok Zhao Jun tanpa henti. Tampaknya sangat puas dengan permintaan Wang Li.
Zhao Jun terkejut.
Dia tidak mengira kesombongan dan keangkuhan Wang Li sampai sejauh ini!
“Kau! Aku tidak punya urusan denganmu! Kenapa juga aku harus menuruti permintaan konyolmu itu?!” tolak Zhao Jun mentah-mentah!
Harga dirinya benar-benar terinjak sampai ke dasar jurang kalau dia setuju untuk bersujud pada pemuda tidak masuk akal seperti Wang Li ini!
Mendapatkan sembah sujudnya, Wang Li sangat tidak layak!
Kali ini dia tidak akan tinggal diam! Kemampuan bela dirinya sudah lebih baik daripada sewaktu dia datang dulu! Pondasi tubuhnya juga lebih kokoh! Hari ini, dia harus melawan balik!
Raut wajah Wang Li berubah jelek seketika. “Kau bilang apa barusan? Kau berani, heh?!”
Tanpa sedikit pun belas kasihan, Wang Li melempar Zhao Jun ke sembarang arah hingga membuat Zhao Jun terbanting menabrak rak perpustakaan yang dipenuhi buku.
‘BRAKKKK!’
“Hmph! Benar-benar tidak tahu diri! Sudah untung aku hanya memberimu persyaratan kecil yang tak berarti! Tapi bisa-bisanya kau menolak itu mentah-mentah??”
Zhao Jun yang jatuh tergeletak dengan rasa sakit di tubuhnya, kini mendongak dan menatap sosok Wang Li lurus-lurus.
“Tentu saja aku menolaknya. Karena kau sungguh tidak layak!” ujarnya cukup keras.
Wang Li murka!
“KAU! AKU AKAN MEMBERIMU PELAJARAN!”