NovelToon NovelToon
Hunter System

Hunter System

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Solo Leveling
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: MeowMoe

IG : @_meowmoe_

🥇Juara 1 - lomba menulis : Hunter X Dungeon

Hunter System (Sistem Pemburu)

Di balik sebuah gerbang Dungeon terdapat beragam monster yang berasal dari dunia lain.
Monster-monster yang kapan pun siap menginvasi umat manusia di Bumi.

Alvin, seorang Hunter berperingkat rendah yang selalu diejek oleh teman-temannya saat masih berada di Akademi Hunter, hampir saja tewas di dalam sebuah Dungeon saat rekan dalam tim raid mengorbankannya sebagai umpan pada para monster.

Saat sekarat, Alvin tiba-tiba mendengar suara robot elektronik terngiang di kepalanya.

["Aku adalah Sistem Pemburu, aku akan membantumu memburu para monster dan makhluk apa pun yang mengganggumu."]

Walaupun Alvin meragukan suara dari sistem yang telah masuk ke dalam pikirannya, pada akhirnya ia menerima bantuan Sistem Hunter, yang berjanji akan menjadikannya sebagai pemburu terkuat di dunia. Seorang pemburu yang akan menghabisi seluruh monster di Dungeon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeowMoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 - Pembalasan

Saat Alvin berjalan melalui koridor dalam bangunan perawatan khusus itu, secara tidak sengaja ia menemukan seseorang yang sangat dibencinya disana, yang kini sedang berada dalam salah satu kamar dengan dinding-dinding kaca.

"Itu Brondy Lewis, kan?" gumam Alvin saat melihat seorang pria sedang berbaring santai sambil menyaksikan sesuatu di ponsel nya.

Alvin memerhatikan lingkungan tempatnya berada, melihat-lihat apakah ada orang lain berada di sana selain mereka.

Setelah memastikan keadaan di tempat itu sepi, ia pun membuka pintu ruangan Brondy secara perlahan dan masuk ke dalamnya.

.........

Alvin langsung mengeluarkan sihir es dari telapak tangan dan mengarahkannya pada 4 kamera CCTV di ruangan itu.

Ia tidak peduli rekaman sebelumnya yang sudah terlanjur menangkap keberadaannya di tempat itu, namun ia tidak mau apa yang akan dilakukannya nanti tertangkap oleh kamera CCTV.

'Mereka tidak akan bisa menuduhku melakukan hal buruk jika hanya melihat ku ada disini, kan?'

Alvin menyeringai.

......................

Begitu menyadari Alvin berada di ruangannya, tentu saja hal itu membuat Brondy sangat terkejut.

Jika itu dulu, dia mungkin akan langsung menyerang Alvin. Namun sekarang, ia benar-benar ketakutan dan sangat tidak ingin bertemu dengan orang yang sudah membuatnya bersembunyi di rumah sakit ini. Ia ingat bagaimana Alvin menghajar semua anak buahnya, juga menghajarnya habis-habisan.

.........

"A-alvin... K-kau... Bagaimana kau bisa berada di sini?" tanya Brondy dengan wajah pucat.

Setahunya, dari berita yang ia tonton, Alvin sedang terluka parah dan dalam kondisi kritis setelah ia keluar dari gerbang Dungeon.

Namun sosok yang kini selalu hadir dalam setiap mimpi buruknya itu, tiba-tiba saja sudah berada bersamanya dalam kondisi tubuh yang tampak sangat sehat dan kini sedang menatapnya dengan tatapan dingin.

“Sama seperti bagaimana kau berada di sini,” sahut Alvin sambil berjalan perlahan menghampiri Brondy.

“A-apa…?”

“Aku di bawa oleh hunter-hunter Asosiasi.”

“…”

Brondy bangkit dari ranjang perawatannya dan melangkah mundur perlahan. Ia juga berusaha untuk memanggil bantuan secara diam-diam melalui ponsel yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

Brondy menekan-nekan layar ponselnya sambil berharap ia dapat memanggil seseorang untuk datang menolong, namun Alvin melihat apa yang Brondy lakukan.

Dengan cepat, Alvin maju dan menyambar ponsel dari tangan Brondy lalu melemparkan ponsel itu ke atas ranjang.

Setelah melakukan hal itu, Alvin memanggil jendela inventory lalu mengambil belati milik Miranda yang ia taruh disana.

Belati itu unik. Ada butiran permata di ujung setiap gagangnya. Bentuk lengkungannya juga unik. Itu adalah belati yang Miranda pesan secara khusus dari seorang penempa perlengkapan raid terkenal di Kota S.

Karena itulah kedua mata Brondy langsung melebar saat ia mengenali belati milik kakaknya tersebut.

“B-belati itu?”

“Benar. Ini milik kakak mu.”

“B-bagaimana kau bisa mendapatkannya?”

“Bagaimana menurutmu? Apakah Miranda akan menyerahkannya secara sukarela padaku?”

Brondy terdiam. Ia tahu Miranda tidak akan melakukan hal itu. Dia sendiri bahkan tidak diizinkan untu memegang belati itu, apalagi orang lain, terutama Alvin.

“K-kau…”

“Benar. Aku mengambil ini darinya sebelum aku menusuk jantungnya dengan belati ini.”

Brondy gemetar. Kedua matanya bergerak tak fokus saat mendengar hal itu.

‘Sistem, apakah ada cara meracuninya tanpa harus membunuh?’

[“Kau tak ingin membunuhnya?”]

‘Dia sudah merundungku selama 5 tahun. Aku ingin dia tersiksa selama itu juga.’

[“… Minta dia menjulurkan lidahnya. Gunakan job Mage dan aktifkan skill tersembunyimu. Nanti aku yang akan menggunakan skill itu untuk meracuninya.”]

Setelah mendapatkan intruksi itu, dengan perlahan, Alvin mengarahkan belati di tangannya ke leher Brondy.

Melihat gerakan yang Alvin lakukan secara perlahan itu, tubuh Brondy gemetar semakin kencang. Hal itu terlihat sangat menakutkan baginya.

“Kembali ke tempat tidurmu dan tidur dengan tenang.”

“A-apa…?”

“Lakukan saja jika kau tidak mau aku mengiris lehermu.”

Brondy segera menuruti perintah itu dan naik ke ranjangnya.

“Buka mulut mu.”

“Apa?!”

“Lakukan saja!” ucap Alvin sambil menarik belati di tangannya yang hampir mengenai kulit leher Brondy.

Dia ingat, di belati itu masih ada sisa darahnya yang sudah mengering. Ia khawatir darah itu malah akan membuat Brondy keracunan dan mati.

Setelah Brondy membuka mulutnya, Alvin merasakan tangannya, yang tidak menggenggam belati, bergerak sendiri ke depan mulut Brondy.

["Selesai."]

‘Apa? Sudah selesai?’

Alvin bingung. Ia tidak melihat atau merasakan energi sihir keluar dari telapak tangannya.

[“Ya. Aku menetesken darah mu di lidahnya.”]

‘Hah? Tapi aku tidak melihatnya.’

[“Tsk… Itu lebih kecil dari sebutir debu. Kau tidak akan bisa melihatnya sampai batas level tertentu nanti.”]

.........

Sementara Alvin sedang berbicara dengan Sistem, racun itu mulai bereaksi.

Brondy merasakan lidahnya tiba-tiba mati rasa.

Tidak sasmpai di situ, ia juga merasakan mati rasa itu secara perlahan mulai menjalar ke seluruh tubuhnya dan membuat ia mulai tidak bisa merasakan kedua tangan dan kakinya lagi.

“Aha hang hau hahuhan hahahu?!” umpat Brondy. Ia marah, namun tatapan dari kedua matanya yang terbuka lebar menunjukkan bahwa ia juga sangat ketakutan.

Alvin terdiam, menatap Brondy dengan bingung. Ia tidak mengerti apa yang Brondy baru saja katakan.

[“Apa yang kau lakukan padaku?”]

‘Apa?’

[“Dia menanyakan itu.”]

‘…’

Alvin tersenyum sinis sembari menatapnya dengan penuh kemenangan.

“Aku tidak melakukan apa pun pada mu. Nah, nikmatilah penderitaanmu. Ini pembalasan ku untuk mu," ucap Alvin yang kemudian menatap kamera CCTV di ruangan itu yang masih tertutup oleh embun es nya tadi.

Alvin akhirnya meninggalkan ruangan itu.

Meninggalkan Brondy yang berteriak-teriak tidak jelas di sela tangis dan kemarahannya, akibat seluruh tubuhnya tiba-tiba saja lumpuh.

“Apa seorang Healer dapat menyembuhkannya?”

[“Dia bisa disembuhkan jika ada yang menolongnya dalam 5 menit. Jika tidak, dia akan tetap seperti itu selama 6 tahun kedepan sebelum ia mati.”]

“6 tahun?”

[“Tsk… Kau ingin dia tersiksa selama 5 tahun agar rasa sakit hatimu terbalas, kan? Aku memberinya racun dengan takaran untuk membunuhnya secara perlahan dalam 6 tahun.”]

“… Kau ternyata sangat mengerikan.”

[“Sekarang kau sudah tahu itu. Bersikap sopanlah pada ku atau aku akan meracuni mu juga.”]

“…”

......................

Saat Alvin berbelok di ujung koridor, secara tidak sengaja ia bertemu dengan Norman Lewis yang sedang berjalan dengan langkah lebar menuju ruang rawat inapnya.

Alvin buru-buru berbalik dan melarikan diri saat Sistem mengatakan bahwa ia masih belum bisa menandingi hunter peringkat S itu.

Tapi, Norman sudah melihatnya.

Pria bertubuh tambun itu langsung berteriak memanggil namanya, sebelum akhirnya mengejar Alvin yang sudah lari dan berbelok menuju koridor tempat kemunculannya tadi.

Walaupun Norman bertubuh gemuk, dengan sihir yang ia miliki, ia bisa berlari dengan sangat cepat. Ia bahkan sudah sampai di persimpangan koridor hanya dalam beberapa detik saja.

Tapi, ia tidak dapat menemukan keberadaan Alvin di koridor yang lumayan panjang itu.

“Kemana bajingan itu?!” umpat Norman yang sudah sangat marah begitu ia melihat Alvin tadi.

Tahu bahwa Alvin tidak akan mungkin bisa berlari dengan sangat cepat untuk mencapai ujung koridor yang lumayan panjang itu, Norman yakin bahwa Alvin telah bersembunyi di dalam salah satu ruangan yang berada di sepanjang koridor tersebut.

Norman memanggil 3 pengawal yang datang bersamanya untuk memeriksa ruangan yang berada di sepanjang koridor satu per satu sementara ia sendiri berjalan sampai ke ujung koridor dan hanya memeriksa isi ruangan secara sekilas dari jendela kaca kecil yang berada di tiap pintu ruangan.

Norman juga menajamkan indra nya untuk merasakan keberadaan energi Mana di setiap ruangan, namun ia sama sekali tidak bisa merasakan keberadaan hunter lain selain ketiga pengawalnya tadi.

“Brengsek! Kemana dia pergi?”

.........

Saat Norman masih berputar-putar di area itu untuk mencari keberadaan Alvin, ia akhirnya menyadari bahwa lorong ini adalah jalan menuju ruangan putranya dirawat.

"Brengsek! Apa dia tadi habis dari ruang rawat inap Brondy?"

Sadar akan hal itu, Norman berlari secepat mungkin menuju tempat Brondy berada.

Sesampainya di ruangan Brondy, Norman menemukan Brondy tergeletak di bawah tempat tidur. Ia sedang menangis sambil meneriakan kata-kata yang tidak jelas.

"Brondy! Apa yang terjadi?!" tanya Norman dengan panik sembari memegang erat kedua pundak Brondy.

Melihat keadaan putranya yang sangat aneh, Norman kembali teringat pada Alvin.

"Brengsek itu...," gumam Norman. Ia kemudian mengangkat tubuh Brondy dan meletakkannya di atas tempat tidur sebelum berlari kembali ke luar ruangan dan menghancurkan ruangan lain untuk mencari tempat persembunyian Alvin.

...****************...

1
Akbar
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Argon wisnu handoko
good
Argon wisnu handoko
keindahan mata-mata
Akbar
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
AHMAD BAIHAKI
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Another Heaven
good!
Madara_kw
Aku madara mengakui novel ini sebagai novel terhebat pernah kubaca
karyaku: hi kk, mampir yuk di cerita author." transmigrasi menjadi istri mafia " jangan lupa ya, di jamin seru deh.
Nika: terharu 😭
total 2 replies
Madara_kw
novelnya seru kak endingnya juga ok kok
Nika: terima kasih kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
seru terus happy ending?hahaha liat sendiri lah/Chuckle/
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
nah ini nih yang dikatakan happy ending,kalo sad ending alvin hilang orh dicintai,kalo bad ending dunia musnah,kalo perfect ending ga ada yang mati ato kehilangan orang tersayang kayak alvin kehilangan mina #INEEDPERFECTENDING/Sob/
Madara_kw
kok nangis ya ketika tau angka 10 itu
Nika: ada cerita tentang Mina kak di novel satunya Godess Of War
total 1 replies
abdillah musahwi
banyak kali ESnya, nggak kedinginan tuh😁
Nika: wkwkkwk /Joyful/
total 1 replies
abdillah musahwi
selamat meninggal Shiva🙋
Nika: /Smirk/
total 1 replies
Razfiqh
hrs nya begitu kan? "hingga kini ia berada di level 62" kl gini kan kek kurang pas aja "hingga ia kini berada di level 62"
Ridwan Maulana
Luar biasa
Nika: thank you kak 🙏💖
total 1 replies
abdillah musahwi
sistem geblek😁
abdillah musahwi
sistemnya nakalan 😁😁😁😁
Razfiqh
Bodoh.... knp ninggalin surat njingg....kan bisa nanti ngomong berdua
Tatang
makin lama baca makin ga ngerti inti cerita nye kasihan otak gue yg minimalis ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!