NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:838.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 22.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sebelum Yuna berhasil mencapai pintu, Elkan sudah berdiri tegak menghadang langkahnya.

"Jangan berharap bisa pergi lagi dariku, sampai dunia kiamat pun aku tidak akan pernah melepaskan mu!" tekan Elkan sembari tersenyum sinis.

"Hahaha, jangan sombong Tuan Elkan! Mungkin sebelum kiamat itu datang, ragamu sudah tak ada lagi di dunia ini." ketus Yuna dengan senyuman tak kalah sinisnya.

Mendengar itu, darah Elkan benar-benar mendidih. Elkan menekuk kakinya, lalu memikul tubuh Yuna di pundaknya layaknya karung goni.

Elkan menghempaskan tubuh Yuna di atas kasur, untung saja kasur itu sangat empuk. Jika tidak, tulang Yuna bisa remuk dibuatnya.

"Brengsek! Belum puas juga kau menyiksaku selama ini hah?" teriak Yuna sangat lantang, lalu melemparkan dompetnya ke wajah Elkan.

Elkan bergegas menahan tangan Yuna, lalu menindih tubuh istrinya itu hingga Yuna tak memiliki ruang gerak sedikitpun.

"Apa yang kau lakukan? Menjauhlah dariku!" teriak Yuna yang sudah kehilangan kesabarannya.

"Sssttt, berhentilah berteriak di depanku!" Elkan mendekati wajah Yuna dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sekali saja Yuna, tolong sekali saja menatapku sebagai suamimu!" gumam Elkan yang mulai bergairah melihat bibir tebal Yuna yang menggoda.

"Jangan mimpi Tuan Elkan! Bukankah kau sendiri yang menjadikan pernikahan ini sebagai perjanjian? Maka nikmati saja hasilnya!" ketus Yuna, kemudian memalingkan wajahnya. Dia tak sanggup menatap mata Elkan yang membuatnya hampir saja menyerah.

"Kenapa hatimu jadi sekeras ini Yuna?" tanya Elkan dengan mata berkaca-kaca.

"Bukankah kau sendiri yang mengajarkan aku, kenapa sekarang malah menyalahkan ku?" jawab Yuna tanpa menatap Elkan sedikitpun.

Elkan tak bisa lagi menahan diri. Melihat Yuna yang seperti ini, cairan bening di matanya tiba-tiba tumpah dan menetes di pipi Yuna.

Yuna yang merasakan itu segera menatap Elkan, hatinya menjadi rapuh. Jika tidak memikirkan betapa kejamnya perlakuan Elkan selama ini, mungkin dia akan luluh saat ini juga.

"Tidak perlu menyesali yang sudah terjadi! Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai. Sekarang aku sudah bahagia dengan kehidupanku." Yuna berusaha keras agar air matanya tidak tumpah di depan Elkan.

"Aku akan segera mengurus perceraian kita, aku harap kau tidak akan mempersulit ku." Bibir Yuna bergetar mengatakan itu.

"Oh ya, setelah kita resmi bercerai, aku akan menikah dengan orang yang sangat mencintaiku. Aku harap kau juga bisa menemukan wanita yang tepat untukmu."

Mendengar itu, Elkan semakin tak kuasa menahan dirinya. Cairan bening itu kian mengucur deras dari kelopak matanya.

Elkan menjatuhkan wajahnya di dada Yuna, berharap ucapan Yuna barusan hanya sebuah mimpi baginya.

"Jangan lakukan ini padaku Yuna, aku mohon! Jika kamu ingin menghukum ku, aku siap menerimanya. Tapi tolong jangan tinggalkan aku!" Elkan menenggelamkan wajahnya di belahan dada Yuna, hal itu membuat dada Yuna berdenyut nyeri.

"Terlambat Elkan, kesempatan itu sudah tidak ada lagi." sahut Yuna dengan mata berkaca-kaca.

Yuna mendorong pundak Elkan agar menjauh darinya. Dia pun bangkit dan berdiri tepat di samping Elkan.

"Jaga dirimu baik-baik, aku pergi!"

Baru 2 langkah berjalan, Elkan kembali menghadang langkah Yuna dan memeluknya dengan sangat erat.

"Maafkan aku Yuna, aku mengaku salah. Jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tanpamu!"

"Seeeer"

Darah Yuna berdesir mendengar itu, bahkan detak jantungnya berdegup sangat kencang. Kata-kata yang selama ini ingin dia dengar, akhirnya keluar juga dari mulut Elkan.

"Beri aku kesempatan sekali saja untuk menebus semua kesalahanku! Aku janji tidak akan pernah menyakitimu lagi, aku akan memperlakukanmu layaknya seorang istri. Aku akan memenuhi kewajiban ku sebagai seorang suami." ucap Elkan memohon.

Yuna bergeming, dia tidak tau harus berkata apa lagi kepada Elkan. Sesaat jiwanya terasa tenang di dalam pelukan Elkan, bahkan kata-kata yang diucapkan Elkan barusan membuat hatinya luluh.

Ingin sekali dia menerima Elkan kembali sebagai suaminya, namun dia masih belum puas membalaskan sakit hatinya.

"Terlambat Elkan, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang aku sudah memiliki seseorang yang siap menjaga dan menyayangiku sepenuh hati." ucap Yuna.

"Tidak Yuna, ini belum terlambat. Aku masih suami sah mu, kita bisa memperbaiki hubungan ini dan memulainya dari awal." pinta Elkan.

Yuna mendorong dada Elkan, kemudian menatapnya dengan intim.

"Kau bisa memulainya dengan wanita lain, aku tidak bisa menyakiti hati kekasihku. Dia sudah menungguku selama bertahun-tahun." ucap Yuna.

"Kenapa kamu lebih memilihnya dari pada suamimu sendiri? Apa hubungan kalian sudah sangat jauh?" tanya Elkan.

"Ya, kau benar. Hubungan kami sudah sangat jauh. Bukankah aku pernah mengatakannya padamu? Aku hanya akan memberikan diriku untuk pria yang sangat mencintaiku, dialah orangnya."

"Deg"

Bak disambar petir di siang bolong, hati Elkan hancur sehancur hancurnya mendengar itu. Bagaimana mungkin Yuna sanggup melakukan itu, sementara dia sendiri masih memiliki suami yang sah.

"Jangan membohongiku Yuna, aku tidak akan semudah itu percaya dengan lelucon mu ini!" Elkan sama sekali tak mau mempercayai itu.

"Untuk apa aku berbohong? Kami bahkan sudah tinggal bersama selama 2 minggu ini. Apalagi yang bisa dilakukan seorang wanita dan seorang pria yang tinggal di bawah satu atap?" tegas Yuna.

"Tidak, aku tidak percaya. Kamu bahkan tidak mau memberikannya kepada suamimu, mana mungkin kamu semudah itu memberikannya kepada pria lain?"

Elkan beranjak dari posisinya, kemudian menekuk kakinya di sisi ranjang. Kepalanya sangat sakit seakan ingin pecah, dia pun menekan pelan pelipis dahinya sembari mengusap wajahnya kasar.

"Aku pergi," Yuna berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan Elkan sendirian di kamar itu.

Sesampainya di luar, Yuna terduduk lesu dengan punggung yang tersandar di permukaan dinding. Hatinya hancur berkeping-keping mengingat kekecewaan di wajah Elkan.

"Maafkan aku Elkan, maafkan aku." gumam Yuna sembari meremas dadanya yang terasa begitu nyeri.

Sementara di dalam sana, Elkan tak bisa mengontrol emosinya setelah mendengar pengakuan Yuna tadi. Elkan mengamuk dan menghancurkan semua barang yang ada di kamar itu hingga berhamburan layaknya kapal pecah.

Mendengar keributan yang berasal dari dalam sana, Yuna bergegas bangkit dari duduknya. Untung saja pintu kamar itu belum tertutup sempurna, jadi Yuna masih bisa masuk ke dalam sana.

"Elkan, apa yang kau lakukan?" teriak Yuna histeris, lalu memandangi lantai yang sudah berserakan. Saat ingin mendekati Elkan, tiba-tiba langkah Yuna terhenti.

"Berhenti di sana Yuna!" Elkan memegang sebuah botol yang sudah terpotong menjadi 2 bagian.

"Elkan, kendalikan dirimu! Jangan bertindak bodoh!" bentak Yuna dengan kaki yang sudah gemetaran.

"Kamu benar, aku memang bodoh. Saking bodohnya, aku sudah terperdaya oleh wanita sepertimu." Tatapan Elkan nampak tajam setajam botol yang ada di genggamannya.

"Pergilah, jangan menguji kesabaran ku!" bentak Elkan dengan kasarnya, membuat Yuna benar-benar takut.

"Aku akan pergi, tapi tolong buang dulu botol itu! Jangan menuruti setan yang sedang menguasai dirimu!" bujuk Yuna.

"Kenapa? Kau takut melihatku mati di tempat ini?" tanya Elkan sembari tersenyum sinis.

"Elkan, apa yang kau katakan?" bentak Yuna, lalu memberanikan diri menghampiri Elkan.

Saat Yuna berusaha mengambil botol itu, Elkan bergegas menghalau tangan Yuna.

"Sreeeeet"

Tanpa disengaja, tangan Yuna mengenai ujung botol yang sangat tajam. Sesaat darah segar pun mengalir dari telapak tangannya.

"Ahh," Yuna menjerit histeris, lalu terkulai lesu melihat darah yang sudah berceceran di lantai.

"Yuna,"

Elkan bergegas membuang botol itu, lalu dengan cepat menangkap tubuh Yuna yang hampir saja tersungkur di lantai.

"Yuna, hei, Yuna, buka matamu!" Elkan menepuk pipi Yuna pelan, berusaha membangunkan istrinya yang sudah tak merespon ucapannya.

Elkan menggendong Yuna dan membaringkannya di atas kasur, lalu mengambil kain yang ada di dalam lemari.

Setelah merobek kain itu, Elkan membalut tangan Yuna hingga darah segar itu berhenti mengalir.

Elkan membawa Yuna ke dalam dekapan dadanya, lalu memeluk Yuna dengan erat.

"Maafkan aku Yuna, aku tidak bermaksud menyakitimu. Bangunlah, aku mohon!" Air mata Elkan tak berhenti menetes melihat keadaan Yuna yang seperti ini.

Bersambung...

1
Mamah Enung
paling mmh nya elkan kerjasama sama orang dalam nebak nebak aja sih
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
Tungku Kayu
😍😍😍😍😍😍
Hasanah Ana
knapa si mantan slalu datang di saat si laki2 baru menerima istri dengan baik.
Kopii Hitam: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!