"Haiii, Ganteng. Lagi joging, ya?" sapa Agatha setelah berada di depan Elvano. Kepalanya mendongak karena perbedaan tinggi mereka. Senyuman lebar tersungging di bibir manisnya.
Elvano berdecak malas, "Menurut, lo? Udah tahu, masih aja nanya."
Selain dingin dan tidak pandai berekspresi, mulut Elvano juga sedikit tajam. Membuat siapa pun yang mendengar ucapannya merasa sakit hati.
"Galak banget," cibir Agatha.
***
Ketika secercah cahaya datang menghangatkan hati yang telah lama membeku. Akankah mereka dapat bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacang Kulit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 - Move On!
Agatha baru saja ingin berbaring di kasurnya setelah selesai dengan urusan dapur. Namun, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada notifikasi pesan masuk. Dengan segera Agatha menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja nakas.
Nama Sandi muncul di layar ponselnya. Keningnya mengernyit heran, kakak kelasnya itu menjadi lebih sering menghubunginya. Agatha menatap jam yang ada di ponselnya, masih pukul 8 malam.
Hai, Tha.
^^^Hai, Kak.^^^
Balasan dari Sandi datang beberapa detik kemudian. Sepertinya pemuda itu memang sedang menunggu balasan Agatha.
Apa kabar?
^^^Baik.^^^
Lo gak sekolah ya? Kok gue gak pernah liat lo.
Agatha mengernyit, ternyata Sandi tahu dirinya tidak masuk sekolah. Apa pemuda itu mencarinya?
^^^Iya, gue lagi di Bandung. Udah 4 hari gak masuk, Kak.^^^
Ohh pantes gue cariin gak ada.
Ternyata benar Sandi mencarinya. Tetapi untuk apa? Karena penasaran, Agatha langsung saja menanyakannya.
^^^Ada apa, Kak?^^^
Kangen.
Agatha tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya heran. Mereka bahkan tidak terlalu dekat sebelumnya. Hanya beberapa kali saja mengobrol, sangat aneh jika benar Sandi merindukannya.
^^^Haha, bisa aja lo, Kak.^^^
Emang lo gak kangen sama gue?
^^^Enggak.^^^
Patah hati, nih.
^^^Wkwkwk.^^^
Agatha mulai berpikir, apakah ini hanya candaan semata atau memang Sandi serius dengan ucapannya. Apa mungkin pemuda itu menyukainya? Agatha menggelengkan kepalanya, tidak mungkin. Sandi seperti itu karena memang dia tipe orang yang ramah dan suka bercanda.
Suara getaran ponsel membuat lamunan Agatha buyar. Gadis itu kembali membalas pesan dari Sandi.
Kapan lo balik ke Jakarta?
^^^Belum tau.^^^
Ngapain di Bandung?
^^^Nenek gue sakit.^^^
Ohh, cepet sembuh ya buat Nenek lo.
Salam dari cowok ganteng.
Dijamin langsung sembuh.
Agatha tertawa pelan ketika membaca pesan dari Sandi. Tidak dia pungkiri, Sandi memang tampan. Tetapi gadis itu tidak menyangka ternyata pemuda itu sangat narsis.
^^^Dih, apaan sih, wkwk.^^^
^^^Tapi, thanks, Kak.^^^
Sama-sama.
Udah makan?
Agatha hampir lupa untuk makan. Tapi sudah malam, terlalu malas untuk makan. Dia sedikit mengantuk.
^^^Belum.^^^
Makan gih. Biar gak sakit.
^^^Cie perhatian, haha.^^^
Serius, Agatha.
Pipi Agatha memerah. Entahlah, sebelumnya tidak pernah ada yang memberikannya perhatian-perhatian kecil seperti ini. Dia pernah berharap Elvano melakukannya, tetapi itu mustahil.
^^^Iyaa, nanti gue makan.^^^
Padahal tidak. Agatha malas makan. Tidak apa-apa sedikit berbohong, toh bukan hal yang penting.
Sip.
Agatha bingung harus membalasnya bagaimana. Tetapi dia masih butuh teman mengobrol. Tiba-tiba Agatha teringat balasan Elvano ketika dia mengirimkan pesan padanya.
^^^Hm.^^^
Persis seperti itu. Elvano selalu membalasnya hanya dengan satu kata.
Agatha bingung, Elvano dan Sandi bagaikan dua kutub. Yang satu dingin dan yang satunya lagi hangat. Jujur, Agatha sangat menyukai sosok yang hangat. Tapi kenapa dia harus jatuh cinta pada sosok yang dingin seperti Elvano?
Lo kaya setan tau, gak?
Agatha mendengus kesal. Apa-apaan? Tadi saja sangat manis, mengapa mendadak mengejeknya seperti setan?
^^^Enak aja! Mana ada setan cantik kaya gue.^^^
Salah lo sih, kenapa suka gentayangan di pikiran gue?
Oh Astaga. Ternyata pemuda itu sedang menggombalinya. Agatha mendengus kesal meski bibirnya tersenyum.
^^^Haha, gak lucu.^^^
Gak lucu tapi lo senyum.
Agatha menghentikan senyumnya. Kenapa tebakan Sandi sangat tepat?
^^^Tau, ah.^^^
Haha, udah malem, tidur gih.
Tadi gak jadi makan, kan?
Agatha menatap jam, sudah pukul 10 malam. Mengapa waktu terasa begitu cepat?
^^^Males. Yaudah gue tidur.^^^
Good night.
^^^Too.^^^
Agatha dan Sandi mengakhiri obrolan mereka. Gadis itu benar-benar tidak menduga telah menghabiskan waktu selama dua jam hanya untuk bertukar pesan dengan Sandi.
Sejenak Agatha merasa bebannya sedikit terangkat. Sepertinya dia memang harus melakukan sesuatu agar pikirannya tidak selalu tertuju pada Elvano.
"Ternyata Kak Sandi orangnya asyik. Gak kaya Elvano yang dingin," gumam Agatha.
Agatha menghela napas panjang. Mengapa dia selalu mengingat Elvano.
"Move on, Agatha! Move on!"
Agatha menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan bayangan Elvano dari kepalanya. Dia harus bisa secepatnya move on dari pemuda itu.
...***...
Kapal SanTha mulai berlayar :)
Thor buat part 2nya dong, suka bnget soalnya Sma ni cs