NovelToon NovelToon
Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Harta, Tahta, Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Keluarga
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Kayanara tidak tahu kalau kesediaannya menemui Janu ternyata akan menghasilkan misi baru: menaklukkan Narendra si bocah kematian yang doyan tantrum dan banyak tingkahnya.

Berbekal dukungan dari Michelle, sahabat baiknya, Kayanara maju tak gentar mengatur siasat untuk membuat Narendra bertekuk lutut.

Tetapi masalahnya, level ketantruman Narendra ternyata jauh sekali dari bayangan Kayanara. Selain itu, semakin jauh dia mengenal anak itu, Kayanara semakin merasa jalannya untuk bisa masuk ke dalam hidupnya justru semakin jauh.

Lantas, apakah Kayanara akan menyerah di tengah jalan, atau maju terus pantang mundur sampai Narendra berhasil takluk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

Mencekam. Hanya satu kata itu yang paling tepat untuk menggambarkan suasana di salah satu meja kafe berisi 4 orang tersebut. Sejak kedatangan mereka, hiruk-pikuk di sekitar seakan berhenti. Tergantikan dengan atmosfer dingin menusuk tulang yang hampir mampu membekukan segala hal yang ada.

Naren, sebagai salah seorang yang terlibat ketegangan, memosisikan dirinya sebagai center. Bertindak layaknya seorang hakim yang bertugas menjatuhkan vonis pada tiga orang dewasa yang duduk gelisah di depannya. Satu persatu dari mereka mendapat jatah tatapan maut darinya. Begitu menusuk, tak satu pun yang mampu mengelak.

"Nggak," vonisnya lagi. Menyusul penolakan lain yang sudah dia berikan sepanjang perjalanannya ke sini.

Dari dulu, Naren sudah begitu vokal menyuarakan keberatannya untuk memiliki ibu sambung. Dia merasa sudah cukup hidup bertiga hanya dengan ayah dan abangnya. Tidak perlu membawa orang asing masuk ke rumah, apalagi kalau hal tersebut justru akan membuat keharmonisan hubungan mereka terpecah.

Naren masih belum lupa, baru-baru ini, dia melihat liputan berita tentang seorang anak yang tewas mengenaskan setelah disiksa oleh ibu tirinya. Tubuh kecilnya yang telah tak bernyawa juga dengan tega dimasukkan ke dalam karung, disimpan di halaman belakang rumah seolah ia adalah sampah yang memang pantas untuk dibuang.

Dia sudah dewasa, hal seperti itu mungkin tidak akan menimpa dirinya. Hanya saja, dia meyakini bahwa sebaiknya memang tidak melibatkan siapa pun jika ingin keluarga mereka tetap utuh dan aman sentosa.

Lagi pula, kenapa dia harus punya ibu lagi? Kenapa dia harus menggantikan tempat ibunya, yang sudah susah payah melahirkan dirinya sampai mengorbankan nyawanya sendiri, dengan seorang perempuan dari antah-berantah yang belum tentu bisa mencintainya dengan tulus?

Semalam, selagi menunggu Mahen pulang, dia mengeluarkan tenaga ekstra demi membuat ayahnya buka suara. Dia terus mencecar soal Michelle dan apa hubungan ayahnya dengan perempuan itu sebenarnya. Sampai kemudian, ayahnya mengaku bahwa Michelle dan Om Daniel telah membantunya untuk bertemu dengan seorang perempuan.

Meski kesal setengah mati, Naren masih bisa menahan emosi. Dia pikir mumpung masih awal, boleh juga dicoba berbicara baik-baik pada perempuan baru yang ditemui ayahnya itu untuk tidak melanjutkan hubungan. Naren kira akan cukup mudah karena ayahnya mengaku belum sebulan sejak pertemuan pertama mereka.

Tetapi kini, jangankan kesabaran dan niat untuk bicara baik-baik, yang ada Naren ingin sekali rasanya membalikkan meja di hadapannya, memorak-porandakan segala hal di atasnya untuk menegaskan penolakan dengan lebih lantang.

"Ren,"

Tatapan tajamnya beralih pada Mahen yang barusan buka suara. Benar juga. Daripada ayahnya, Naren sebenarnya lebih kesal pada abangnya itu. Mahen sudah berbohong padanya, hanya demi membantu pendekatan ayahnya dengan si nenek sihir menyebalkan ini. Cih, teman volunteer katanya?

"Sekali enggak, tetap enggak." Naren sama sekali tidak goyah.

"Tiga bulan," celetuk si nenek sihir tiba-tiba.

Naren menoleh cepat, menatap tajam perempuan berkaus biru muda di depannya itu dan dalam sekejap mendeklarasikan perang.

"Kasih gue waktu tiga bulan," ucap perempuan itu lagi. "Kalau dalam waktu tiga bulan itu gue nggak berhasil mengubah keputusan lo, gue bakal mundur."

Sontak, Naren tersenyum sinis. Mendapat kepercayaan diri dari mana nenek sihir ini sampai berani menawarkan kesepakatan?

"Nggak perlu!" sentak Naren. Gerakan sewotnya sampai membuat kursinya terdorong ke belakang, hampir terjengkang. "Sebulan kek, tiga bulan kek, setahun kek. Keputusan gue nggak akan pernah berubah. Gue nggak mau Ayah nikah lagi, apalagi sama nenek sihir kayak lo!"

"Naren, keep your voice down." Janu menegur.

Narik menarik napas dalam-dalam dengan mata terpejam, sebelum membuka matanya lebar-lebar dan menoleh cepat ke arah ayahnya. "Tetap enggak, Ayah. Jangan paksa Naren."

"Naren,"

Terlampau geram, Naren akhirnya bangkit dari duduknya. "Terserah," tukasnya. "Terserah Ayah sama Abang aja, Naren capek." Kemudian, dia mengambil langkah lebar meninggalkan pertemuan tak menyenangkan itu. Dadanya bergemuruh hebat. Tak menyangka harus menemukan ayah dan abangnya begitu kekeuh mempertahankan seseorang yang di mata Naren, bahkan tidak berarti apa-apa.

"Emang apa bagusnya sih nenek sihir itu?"

...🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼...

"Sorry ya, kamu pasti kaget dengar Naren ngomong pakai nada tinggi kayak tadi."

Kayanara mengulum senyum dan menggeleng santai. "Not a bis deal. Aku udah sering ketemu sama anak-anak bandel dan seneng berontak kayak dia. He's not the worst tho." Detik setelah bibirnya terkatup, Kayanara menyibak helaian rambut yang menutupi pelipisnya, membuat segaris bekas luka di pelipis kiri itu terlihat jelas untuk pertama kalinya.

"Look at this," titahnya.

"God ... itu kenapa?" tanya Janu prihatin. Bekas lupa berbentuk kelopak bunga mawar itu tampaknya datang dari sebuah kejadian tak menyenangkan, dan telah ada di sana untuk waktu yang cukup lama.

"Dilempar mobil-mobilan sama salah satu anak nakal di panti tempat aku jadi volunteer." Kayanara menjawab santai disertai tawa renyah. Seolah bekas luka itu bukanlah sesuatu yang menyakitkan, melainkan kenang-kenangan yang tak akan pernah dia lupakan.

"It must be hurt so much."

"It was," sahutnya.

Tentu rasa sakitnya masih bisa diingat sampai sekarang. Dia bahkan harus dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan beberapa jahitan karena lukanya menganga cukup lebar. Tetapi, apakah luka itu sampai membuatnya enggan datang kembali ke panti asuhan untuk melakukan kerja sukarela?

Jawabannya adalah tidak.

Alih-alih menarik diri, Kayanara justru datang ke sana lebih sering. Daripada anak-anak lain, anak nakal biang onar yang telah melukainya itu justru dia berikan lebih banyak perhatian. Mengajaknya berbicara dan memberikan hadiah, meski ujung-ujungnya interaksi mereka selalu menimbulkan kegaduhan.

Anak anak itu betulan tidak ada akhlak. Kayanara berani sumpah levelnya sampai mendekati titisan Dajjal. Tetapi karena Kayanara juga keras kepala dan egonya setinggi angkasa, dia jelas tidak mau melepaskan kesempatan untuk menaklukkan anak nakal itu seperti yang dia lakukan pada spesies lain yang pernah dia temui sebelumnya.

Orang bilang, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, dan Kayanara sudah membuktikannya. Berkat keyakinan dan keteguhannya, dia akhirnya berhasil juga menaklukkan anak itu. Bukan hanya takluk, anak itu bahkan jadi bucin mampus padanya. Bahkan ketika kini usianya sudah masuk remaja, Kayanara selalu menjadi orang pertama yang dicari di antara banyaknya volunteer lain yang sering datang.

Segalanya hanya soal waktu, Kayanara yakin akan hal itu. Senakal dan sekeras apa pun Narendra, dia yakin bisa membuat anak itu membuka hatinya. Kalaupun bukan dia yang akan diterima menjadi ibu sambungnya, Kayanara akan cukup senang jika bisa membuat Naren mengubah cara pandangnya.

"Three months, and I'll make him change his attitude."

Bersambung....

1
Dewi Payang
Kagak bakal bisa terlahir kembali Nareeeeen
nowitsrain: Lebih ke malesan aja sih Kak bocahnya
Dewi Payang: Astaga, seputus asa itu kah dirimu Ren😀
total 5 replies
Dewi Payang
Mulut juga gak mau kompromi ya😂
Dewi Payang: /Facepalm/
nowitsrain: Daripada makin malu Kak 🤣
total 2 replies
Dewi Payang
Perut mah kagak mau kompromi😂
Dewi Payang: /Facepalm/Seru itu, gak sabar nunggu momennya yang itu.
nowitsrain: Ntar lama-lama juga semua anggota badan dia berontak Kak 🙈
total 6 replies
Dewi Payang
Hadeh, Eric kagak fokus. fokusnya ke Naren mulu😀
nowitsrain: Emang iseng bocahnya
Dewi Payang: Dasar si Eric😅
total 3 replies
Dewi Payang
Seru kayanya klo Eric nebeng 😀
Dewi Payang: Iya bener😅
nowitsrain: Wkwk makin sewot makin terhibur orang-orang
total 4 replies
Dewi Payang
Macan? manis cantik ya?🤭
nowitsrain: 🤣🤣 auto posesif
Dewi Payang: Ku jamin dia cemburu takut emaknya diambil Erik...😅
total 7 replies
Dewi Payang
Rasain si naren punya temen yg nyebelinnya sama kaya dia😂
nowitsrain: Benerr
Dewi Payang: Definisi sewot sama gaya diri sendiri tuh😅
total 3 replies
Zenun
Tadi bilangnya nggak laper😄
Zenun: 😄😄😄😄😄😄
nowitsrain: Udah terlanjur malu wkwm
total 2 replies
Zenun
Bole bole, ayo nebeng
nowitsrain: Nenek sihil is mine
Zenun: Ih kok gitu
total 3 replies
Zenun
Yaa... bisa jadi tumbuh lagi
Zenun
eheump
Zenun
Mungkin karena disana ada Janu. Jadi michelle mau bikin kencan tersembunyi
nowitsrain: Jam segitu mah Om Janu sibuk kerjaa
total 1 replies
Dewi Payang
Kok tau sih?🤭
Dewi Payang
Tul👍🏻
Dewi Payang
/Facepalm/bibir monyong tapi aduhayyyy
Dewi Payang: Haha, iya bener😂
nowitsrain: Kesayangannya Edward si setengah bule tuh
total 2 replies
Dewi Payang
Mumpung masih mempesonahhh ya Tejas😂
Dewi Payang: Eh🤭, mau nikung siapa nih?
nowitsrain: /Grin//Grin/ calon calon penikung
total 2 replies
Dewi Payang
Dan klo dah berantakan,.malu ah jadinya....
Dewi Payang: /Joyful/
nowitsrain: Iya lagi bener 🙈
total 2 replies
Dewi Payang
/Facepalm/ya ampun, sabar Ren....
nowitsrain: Ilang dah tuh uler mahal
Dewi Payang: Rasain uler nya dilempar😂
total 3 replies
Dewi Payang
/Facepalm/
Dewi Payang
Yang kedua aja deh Ren😂
nowitsrain: Daripada kehilangan koleksi ya Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!