NovelToon NovelToon
Untuk Aldo Dari Tania

Untuk Aldo Dari Tania

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:500
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah A

Berawal dari pertemuan singkat di sebuah mal dan memperebutkan tas berwarna pink membuat Aldo dan Tania akhirnya saling mengenal. Tania yang agresif dan Aldo yang cenderung pendiam membuat sifat yang bertolak belakang. Bagaikan langit dan bumi, mereka saling melengkapi.

Aldo yang tidak suka didekati Tania, dan Tania yang terpaksa harus mendekati Aldo akhirnya timbul perasaan masing-masing. Tapi, apa jadinya dengan Jean yang menyukai Aldo dan Kevin yang menyukai Tania?

Akhirnya, Aldo dan Tania memilih untuk berpisah. Dan hal itu diikuti dengan masalah yang membuat mereka malah semakin merenggang. Tapi bukan Aldo namanya jika kekanak-kanakan, dia memperbaiki semua hubungan yang retak hingga akhirnya pulih kembali.

Tapi sayangnya Aldo dan Tania tidak bisa bersatu, lantaran trauma masing-masing. Jadi nyatanya kisah mereka hanya sekadar cerita, sekadar angin lalu yang menyejukkan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saran Tania

Aldo memberhentikan motornya tepat di depan penjual jagung bakar lesehan. Dia menurunkan helm dari kepalanya dan langsung mencium aroma lezat jagung bakar. Asap putih yang mengepul itu sangat menggoda lidah. Aldo turun dari atas motor dan berjalan mendekat.

"Bu, jagungnya satu ya," ujar Aldo.

Ibu penjual mengangguk.

Aldo mendongak dan hendak berjalan menuju kursi. Tetapi seketika langkahnya terhenti saat melihat gadis yang begitu familier di ingatannya sedang duduk manis sambil bermain ponsel. Aldo mengernyit bingung menyadari kehadiran gadis itu.

"Tania," panggil Aldo.

Gadis itu mendongak dan langsung menatap manik mata Aldo. "Aldo?"

...******...

Setelah tanpa sengaja berjumpa di penjual jagung bakar, Aldo dan Tania memutuskan untuk berjalan-jalan di sebuah taman. Mereka memakan jagung bakar masing-masing sambil berjalan mencari tempat duduk. Suasana malam memang sangat cocok dan bersahabat dengan orang bersuasana hati buruk.

"Lo datang sendirian?" tanya Aldo.

Tania mengangguk sembari menggigit kecil jagung bakarnya. "Iya, mumpung besok libur jadi gue mutusin buat jalan-jalan," jawab Tania.

"Nggak sama kak Kevin?"

Tania menghela napas panjang. Bertepatan dengan itu mereka menemukan bangku kosong lalu duduk di sana.

"Biasanya sih sama dia. Tapi kayaknya dia nggak ada di rumah," ujar Tania.

Aldo mengangguk-angguk paham.

Tania menoleh pada Aldo. Melihat sebagian sisi wajah tampan pria itu. "Lo sendiri nggak sama Jean?"

"Enggak," jawab Aldo spontan.

"Kenapa? Tadi di apartemen ada masalah, ya?" tanya Tania berhati-hati. Takut-takut nanti Aldo memarahinya di tengah-tengah keramaian.

Aldo menghela napas panjang.

"Maaf," lirih Tania sembari menunduk.

Aldo menoleh pada Tania. "Untuk?"

"Mungkin gue udah kelewatan nanya itu."

Aldo menarik sudut bibirnya sedikit. Mendengar ucapan Tania dengan nada bersalah membuat hatinya menghangat. Ternyata Tania bukan seperti yang dia kira. Dia pikir Tania itu sembrono, bar-bar, dan tidak mengerti perasaan orang lain, nyatanya itu kebalikannya. Tania begitu peka pada orang lain.

"Nggak apa-apa," ujar Aldo. "Gue bakal jawab," lanjut Aldo.

"Eh jangan, kalau lo nggak mau jawab juga nggak apa-apa. Gue nggak maksa, lagian nggak penting juga," ujar Tania spontan.

"Gue mau berbagi sama lo, Tan. Lo orang yang peka terhadap orang lain. Jadi, gue harap lo bisa ngerti perasaan gue setelah cerita," ujar Aldo sembari mengelus punggung tangan Tania.

Tania merasakan panas menjalar ke sekujur tubuhnya. Jantungnya terentak menyadari punggung tangannya dielus Aldo. Ini sungguh membuatnya seakan terbang mengapit bintang di langit.

"Lo mau dengar, 'kan?" tanya Aldo memastikan.

Tania harap dia sedang tidak berhalusinasi. Dia melihat mata Aldo, ada pancaran yang tidak bisa diartikan bagi Tania.

Tania mengangguk pelan. "Iya," katanya.

Aldo menghela napas panjang. Melepaskan elusan di punggung tangan Tania. Dia sedang mempersiapkan hati juga mentalnya. "Lo tahu 'kan kalau gue sama Jean itu selalu bareng. Dan kita teman kecil," ujar Aldo sebagai permulaan.

"Terus masalahnya?"

"Saat kenyataan yang dihadapi itu masalahnya.

"Maksudnya?"

Rupanya Tania begitu penasaran untuk mengorek lebih dalam. Dia persis seperti seorang anggota inteligen yang sedang menjalankan tugasnya.

Aldo membuang napas. "Sebentar lagi orang tuanya bakal datang."

"Bagus dong," ujar Tania seraya menggigit kecil jagung bakarnya.

"Dan kalau orang tuanya datang gue nggak punya waktu banyak dengan Jean," tekan Aldo.

Tania menghentikan gigitan kecilnya. Otaknya mulai bekerja mencerna kata-kata Aldo. Dia melirik Aldo, lebih tepatnya gurat wajah dan juga matanya. Dan sekarang dia paham maksud ucapan Aldo.

"Lo suka ya sama Jean sampai nggak rela kalau sebagian waktu lo sama dia diambil?" tanya Tania.

"Gue nggak tahu perasaan cinta dan suka itu kayak apa. Gue hanya tahu kalau Jean itu akan selalu buat gue," ujar Aldo.

Tania mengangguk-angguk. Semakin jelas clue-clue yang diberikan Aldo. "Oke, gue sepertinya paham maksud lo," ujar Tania.

Aldo menoleh. "Apa?"

Tania berdeham sebelum angkat suara. "Lo egois sama perasaan lo sendiri. Lo udah dibutakan sama kenyataan sebelumnya. Dan lo, harus menghilangkan ego itu," jelas Tania.

"Maksudnya?

Tania menepuk jidatnya. "Ya ampun, gue pikir daya nalar lo lebih baik dari gue," ujarnya. "Gini ya, Aldo. Lo itu sebetulnya suka dan cinta sama Jean. Lo nggak rela kalau waktu lo sama dia diambil. Dan harusnya lo sadar, Jean nggak cuma butuh lo, dia butuh orang lain juga," jelas Tania.

Aldo menghela napas panjang. "Berarti gue terlalu egois?"

"Syukur deh kalau lo sadar," ujar Tania seraya menggigit jagung bakarnya.

"Menurut lo gue harus apa?"

"Enggak harus apa-apa. Anggap saja enggak pernah terjadi masalah. Jalani aja seperti biasanya."

Aldo mengangguk-angguk paham. Dia melihat sisi wajah Tania. Ternyata gadis itu bisa diandalkan juga. Persepsi buruknya tentang Tania perlahan luruh seiring detik berjalan. Manusia memang harus seperti itu, menunjukkan kebaikan jika ingin dicap baik dan menunjukkan keburukan jika ingin dicap buruk.

"Makasih sarannya, ujar Aldo terdengar halus.

"Makasih aja?" tanya Tania seraya mengunyah jagung bakar dan mengangkat sebelah alis.

Aldo tersenyum kecil. "Maunya apa?"

"Gue nggak minta yang neko-neko kok, lo cukup bantu gue kalau gue nggak paham sama pelajarannya Ibu Jihan dan Pak Wayan."

Aldo tersenyum mengangguk. "Gue akan bantu."

Tania mengacungkan jempolnya seraya tersenyum manis. Dia lanjut memakan jagung bakarnya. Dia tidak tahu jika Aldo sudah lama memperhatikannya dari sebelah sisi. Melihat wajah Tania itu teduh, mampu membuat bibir seseorang tertarik ke atas.

"Mau pulang nggak? Gue anter," ujar Aldo seraya membuang jagung bakarnya yang sudah habis ke dalam tong sampah di sebelah kursinya.

"Boleh," jawab Tania.

...******...

Malam beranjak naik. Sudah pukul 22.00 malam, kafe sudah tutup sejak lima belas menit lalu. Tuti sedang mengelap meja sebelum dia pulang ke rumahnya. Mila tahu-tahu datang menghampiri.

"Tuti."

Tuti sigap berdiri. "Eh? Iya, Bu?"

"Besok Sabtu kamu bisa antar saya?"

"Ke mana?"

"Saya mau belanja di mall."

Mata Tuti berbinar cerah. Ini adalah kesempatan yang bagus dan rezeki tidak boleh ditolak. "Oalah, bisalah Bu. Nanti saya—"

"Kamu boleh ambil apa yang kamu mau," potong Mila.

Tuti tersenyum lebar dan menepuk tangan. "Aduh, Ibu emang majikan yang paling hebat," ujar Tuti memuji Mila sebaik mungkin.

Mila menghela napas panjang. Sudah bosan mendengar pujian Tuti yang itu-itu saja. "Iya udah, nggak usah puji-puji lagi. Cepat selesaikan pekerjaan kamu, saya mau pulang," ujar Mila lantas berjalan keluar kafe.

"Siap, Bu!" Tuti memberikan hormat ala tentara. Kepergian Mila dari dalam kafe membuatnya berjingkrak senang, dia bergoyang ke sana kemari karena saking bahagianya besok akan ditraktir.

"Asyik, besok mau ditraktir lagi," ujar Tuti. "Pake baju bagus, dandan yang cantik. Kali aja ketemu duda ganteng," ujar Tuti cengengesan seraya melepas celemeknya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!