Satu Arah
Agatha, gadis SMA yang sedang jatuh cinta pada seorang pemuda bernama Elvano.
Gadis itu selalu berusaha mendekati Elvano. Tidak peduli semua orang menganggapnya gadis murahan, ia tetap setia berjuang demi cintanya. Menurutnya, cinta memang harus diperjuangkan. Meskipun ia seorang perempuan, tidak ada salahnya untuk berjuang terlebih dahulu.
Terkadang, cinta memang membuat seseorang menjadi bodoh. Bukan logika lagi yang berbicara, melainkan hati yang mendominasi tindakan.
Salah satu cara Agatha untuk menarik perhatian Elvano yaitu dengan mengirimkan pesan-pesan singkat pada pemuda itu. Walaupun terkadang tidak ada balasan yang Agatha terima, tetapi itu sudah cukup. Karena Elvano selalu membacanya. Setidaknya pemuda itu tidak memblokir nomornya. Itu pertanda bahwa Agatha belum di-blacklist dari hidup Elvano. Tentu saja Agatha tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Malam Minggu kali ini sama seperti biasa, Agatha hanya termenung di dalam kamarnya. Menghabiskan waktu dengan berbaring sampai kantuk melanda. Menatap jam bundar yang tergantung pada dinding, ternyata masih pukul 19.48. Belum terlalu larut untuk menghubungi Elvano.
Agatha hanya bisa berharap, kali ini Elvano mau membalas pesannya. Meskipun harapan itu hanya akan berujung pada kekecewaan, tetapi Agatha tidak akan menyerah. Ia sudah bertekad untuk membuat Elvano mencintainya.
^^^Hai, Elvan.^^^
^^^Lagi apa?^^^
^^^Aku tebak, kamu pasti lagi mikirin aku.^^^
Agatha mengigit bibirnya menahan senyum ketika tanda centang biru terpampang jelas pada layar ponselnya. Elvano sudah membaca pesannya. Secepat itu? Agatha berharap, pemuda itu memang sedang menunggu pesannya. Ah, tapi sepertinya itu hanyalah hayalan Agatha. Mustahil seorang Elvano membalas pesannya yang terasa begitu menggelikan. Bahkan terkadang Agatha juga merasa bingung dengan dirinya sendiri. Cinta membuatnya terasa seperti seseorang yang berbeda. Mungkin sebentar lagi ia akan menjadi gila.
Karena tidak kunjung mendapat balasan, Agatha kembali mencoba mengirim pesan pada Elvano.
^^^Kok cuma diread?^^^
^^^Tangan kamu masih berfungsi, kan?^^^
^^^Kok gak bales chatnya?^^^
Lagi-lagi hanya dibaca. Agatha tidak menyerah. Ia mencoba mengirim satu pesan lagi.
^^^Oh, kamu gak punya keyboard ya?^^^
Gak jelas lo.
Agatha membelalakkan matanya. Berulang-kali matanya menatap layar ponsel. Apa dia sedang bermimpi? Elvano membalas pesan untuk pertama kalinya. Ini adalah kejadian langka yang tidak akan pernah Agatha lupakan.
^^^Demi apa? Akhirnya dibales.^^^
^^^Lagi apa, El? Udah makan?^^^
Sesaat kemudian, Agatha berdecak kesal karena pesannya hanya dibaca.
^^^Di read aja nih?^^^
^^^Ternyata seperti ini rasanya berbicara pada patung, hahaha.^^^
^^^Kacang, ish.^^^
^^^Elvan.^^^
^^^I Love you :3^^^
Agatha terkekeh membaca pesannya sendiri. Benar, cinta membuatnya menjadi gila. Ia bergidik setelah membaca ulang pesan yang baru saja ia kirim.
"Alay banget ya gua? Tapi bodo amat, sih."
Satu notifikasi muncul di layar ponsel Agatha. Cepat-cepat ia membukanya ketika melihat nama Elvano.
Berisik!
Ini kemajuan. Biasanya Elvano tidak akan mau repot-repot membalas pesan tidak jelas yang dia kirim. Agatha tersenyum lebar, apakah kali ini dia akan berhasil?
^^^Kok gitu? Sama pacar gak boleh kasar.^^^
Siapa?
^^^Aku. Lupa ya kita pacaran?^^^
In your dream.
^^^It's okay. Suatu saat mimpi ini pasti bisa jadi nyata.^^^
Karena Elvano tidak lagi membalas, Agatha memutuskan untuk mengirim pesan terakhir. Sepertinya sudah cukup untuk malam ini. Tidak perlu terburu-buru. Dia masih punya banyak waktu. Lain kali Agatha akan kembali merecoki Elvano. Sampai pemuda itu sendiri yang menyatakan cinta padanya.
^^^Istirahat, ya. Jangan begadang.^^^
^^^Good night.^^^
...***...
"Woy, bangun!"
Suara dari seberang telepon tidak membuat Agatha membuka matanya. Gadis itu masih setia bergelung dengan selimut tebalnya. Udara di pagi hari begitu dingin, membuat Agatha malas beranjak dari kasur kesayangannya.
"Dasar kebo! Cepetan bangun, woy!"
Agatha menguap, kembali merapatkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Tangannya menggenggam ponsel yang terhubung dengan sahabatnya. Matanya bahkan masih terpejam dengan rapat.
"Hm, apa sih, Cha? Gue masih ngantuk. Ganggu orang lagi tidur aja, deh!"
"Dasar pikun. Katanya mau joging?"
Minggu pagi ini mereka berdua memang berencana untuk lari pagi sekaligus modus agar bisa bertemu Elvano. Biasanya, setiap hari Minggu, pemuda itu selalu menghabiskan waktunya untuk berolahraga. Agatha tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan.
Gadis di seberang telepon yang bernama Chacha itu terus menggerutu karena Agatha sangat sulit dibangunkan.
Chacha adalah sahabat terbaik yang dimiliki oleh Agatha. Satu-satunya orang yang selalu setia menemaninya bagaimana pun keadaan Agatha.
"Gue males, masih ngantuk. Kapan-kapan aja deh."
"Loh, gak mau ketemu Elvano? Kemarin siapa yang mohon-mohon ke gue minta ditemenin joging? Gimana sih? Kalau gak jadi mending gue tidur lagi."
Agatha membuka matanya perlahan. Telinganya sakit mendengar suara Chacha. Meskipun merasa malas, pada akhirnya Agatha memilih untuk beranjak dari kasur.
"Iya iya, bawel. Ini gue udah bangun."
Agatha menatap jam, masih pukul enam pagi. Kalau bukan karena Elvano, gadis itu pasti akan bangun lebih siang dari ini. Ini semua ia lakukan demi cintanya.
"Cepet!"
"Iyaaa, setengah jam lagi gue berangkat."
...***...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
istrinya THV 🐻💜
cukup mnarik thor...
jgn putus d tengah jaln yah thor
dan yg rajin up nya 💪💪💪💪
2022-06-05
2