Kehidupan bebas membuat Delilah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bersama Nayaka, kekasih yang selalu ia perlakukan buruk. Demi Delilah, Nayaka rela menerima setiap penghinaan serta pengkhianatan. Apa yang terjadi selanjutnya ? Apa cinta mereka bisa bersatu terlebih ada sosok pria yang Delilah cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Tempat Lagi
"Mama Kyomi sudah meninggal," ucapnya.
Delilah terdiam mendengarnya. Tidak mungkin ia mengatakan kalau dirinya sebenarnya adalah ibu kandung dari gadis itu. Terlalu cepat, mendadak, dan pasti ia tidak ingin Kyomi membencinya.
Nayaka telah memberitahu sedari awal jika ia telah tiada dan tidak mungkin Delilah tiba-tiba mengatakan bahwa ia masih hidup. Pelan-pelan, ya, bertahap. Delilah akan mengambil hati Kyomi agar anak itu nantinya bisa bersamanya.
"Sayang, bisakah kau berjanji padaku?" tanya Delilah.
"Apa?" tanya Kyomi.
"Jangan katakan jika Tante datang menemuimu. Papamu akan marah."
"Kalian bertengkar?"
"Ya, begitulah. Jangan tanya apa pun. Aku berjanji akan membawamu ke rumah boneka," kata Delilah.
Kyomi mengangguk. "Oke, Kyomi janji."
"Tante harus pergi. Kau baik-baik di sini dan jangan ke mana-mana. Tunggu sampai papa datang kemari."
Jam istirahat kantor akan segera tiba. Delilah harus pergi sebelum Nayaka mengetahui dan kembali marah padanya. Delilah juga tidak ingin kondisi kantornya ribut.
Ia berhasil membuat Nayaka tetap bekerja di perusahaan dan Delilah tidak akan membuat mantan kekasihnya itu bisa mendapatkan pekerjaan di luar sana.
Ia tahu jika Nayaka akan melamar di perusahaan lain. Sebelum itu, Delilah mengunakan relasinya agar sang mantan kekasih di blacklist.
Belum ada yang bisa mengalahkan kekayaan keluarganya saat ini. Keluarga Alberto dan Handoko yang disebut-sebut sebagai crazy rich, tetapi jarang menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya. Hanya segelintir informasi serta aktivitas yang bisa diketahui publik.
Nayaka bersyukur Kyomi baik-baik saja dalam arti putrinya patuh untuk tetap berada di kantin. Ia lekas mengajak Kyomi keluar dari sana demi menghindari pertanyaan dari rekan kantor.
"Nayaka!" tegur Mery.
Nayaka dan Kyomi menoleh. "Ada apa?"
"Anak siapa ini?"
"Putriku," jawab Nayaka, lalu bergegas pergi.
Mery mengerutkan kening. "Bukannya kantor merekrut pegawai yang masih lajang, ya? Kenapa Nayaka sudah punya anak?"
Mery mengibaskan tangan. Meski penasaran, tetapi itu urusan perusahaan dan pribadi Nayaka. Lebih baik ia memikirkan untuk cepat naik jabatan.
Kyomi berlari menghampiri Angel. Nayaka telah memberi pesan agar teman wanitanya itu menjemput Kyomi di kantor. Pelukan Kyomi terlihat bertepatan dengan Delilah yang keluar bersama Nela.
Delilah berhenti sejenak memandang ketiganya sebelum Nela menegur agar ia lekas masuk dalam mobil. Hatinya sakit melihat kemesraan itu. Nayaka menggenggam tangan Angel seperti dia adalah suami dari wanita itu dan Kyomi adalah buah hati mereka.
"Apa Ibu baik-baik saja?" tanya Nela.
"Aku baik-baik saja. Segera jalankan mobilnya," perintah Delilah.
Jika bukan karena ia harus segera menemui Andi dan lokasi mereka masih berada di perusahaan, Delilah pasti akan melabrak wanita yang menyukai Nayaka itu.
"Hari ini Kyomi nakal Tante. Dia tidak ingin tinggal di rumah," ucap Nayaka.
Kyomi tertawa. "Aku hanya merasa kesepian."
"Sekarang tidak lagi. Tante Angel akan temani kamu, Sayang."
Kyomi melompat senang. "Asik, Kyomi dapat teman."
"Kau sudah makan?" tanya Angel pada ayah dari si gadis kecil.
"Aku akan makan dan kau? Kita bisa makan bersama," kata Nayaka.
"Waktunya tidak keburu. Nanti malam saja bagaimana? Aku akan traktir kalian."
Nayaka mengangguk. "Boleh, kita pergi bersama nanti malam."
"Kami akan bersiap. Izinkan aku membawa Kyomi jalan-jalan," kata Angel.
"Aku percaya kau bisa menjaganya."
Kyomi dan Angel masuk mobil taksi yang dipesan Nayaka untuk keduanya. Kyomi begitu senang mendapati jika dirinya akan dibawa ke pusat perbelanjaan. Pergi bersama Nayaka kemarin tidak membuatnya puas bermain.
Satu harian ini, Nayaka cuma berpapasan bersama Delilah saja. Mereka tidak bicara dan tidak ada berkas yang harus Nayaka berikan pada gadis itu. Satu hari yang membuatnya bahagia. Terlebih pulang kantor ada yang menyambutnya.
"Papa!" seru Kyomi yang berputar-putar memperlihatkan gaun yang ia kenakan.
"Anak Papa cantik banget," puji Nayaka.
"Baju ini Tante Angel yang beliin."
"Terima kasih, Tante Angel," ucap Nayaka.
Angel tertawa. "Bukan apa-apa. Dia menyukainya."
"Aku terlalu merepotkanmu."
"Kau ini bicara apa, sih? Cepatlah mandi, kita jalan-jalan," ucap Angel.
Nayaka mengiakan dan segera bersiap untuk pergi bersama. Angel juga mempersiapkan diri. Ia membeli gaun yang hampir sama warnanya dengan Kyomi.
"Gaun kita sama," celetuk Kyomi.
"Karena kita anak dan ibu," sahut Angel. "Kan, Kyomi yang bilang begitu tadi."
"Kyomi putrinya dan Tante ibu."
Nayaka mendengar gurauan Kyomi bersama Angel. Ia memandang teman lamanya itu. Wanita baik dan manis. Kyomi juga suka padanya. Sangat cocok bila Nayaka punya keinginan untuk meminang wanita itu.
"Ibu dan anak, semuanya cantik," sahut Nayaka.
Wajah Angel merona, sedangkan Kyomi begitu suka akan pujian itu. Nayaka tersenyum memandang Angel dan semakin malu wanita itu menunjukkan wajahnya.
Ketiganya keluar rumah. Kyomi duduk di bagian depan motor, Nayaka, lalu Angel di belakang. Seperti keluarga yang begitu bahagia.
Nayaka membawa Kyomi dan Angel ke kafe yang pertama kali ia datangi bersama sang putri ketika tiba di Jakarta. Karena di tempat itu tersedia makanan kesukaan Kyomi.
"Pesan saja, biar aku yang traktir," kata Angel.
"Biar Papa yang traktir," sahut Nayaka.
"Iya, Tante. Biar Papa saja," ucap Kyomi menambahkan.
Pelayan datang, mencatat pesanan dari ketiga orang itu. Perhatian mereka, lalu teralihkan pada suara mikrofon di ujung bagian selatan agak jauh dari pintu masuk. Rupanya kafe ini tengah mengadakan live musik. Sudah ada beberapa orang yang mengisi kursi bagian sana.
"Kalian mau pindah meja?" tanya Nayaka.
"Boleh, kita ke depan sana agar bisa nonton," sahut Angel.
Nayaka setuju dan mereka pindah. Pembaca acara memberi kesempatan bagi pengunjung yang ingin menyumbangkan lagu, tetapi hanya ada seorang pria yang menyerahkan kertas dan Nayaka seperti mengenal sosok itu.
"Sepertinya kita harus ...."
"Minumannya datang," potong Angel.
Sialnya di depan sana ada Juno dan Delilah. Pria itu tengah meminta penyanyi untuk membawakan sebuah lagu untuk tunangannya. Lagi-lagi bertemu keduanya, padahal kafe di Jakarta sangatlah banyak. Kenapa Nayaka bisa lupa jika salah satu menu yang dipesan Kyomi adalah menu favorit Delilah. Burger dengan isian daging ikan.
"Itu Tante!" seru Kyomi yang menunjuk Delilah.
Angel kaget, sedangkan Nayaka lekas meraih tangan putrinya. "Sayang, jangan main tunjuk."
"Nayaka," ucap Angel lirih.
Nayaka menggeleng. "Jangan khawatir."
Juno mengajak Delilah berdansa dan sudah Nayaka duga jika di meja bagian depan sana adalah kumpulan teman-teman mantannya jika dilihat dari tepukan tangan yang heboh itu.
"Pasangan yang romantis," ucap pembawa acara. "Ayo, siapa lagi yang ingin menyumbangkan lagu untuk kekasih atau orang yang istimewa dalam hatinya?"
Nayaka mengangkat tangan. Angel melotot karena tidak percaya pada tindakan Nayaka, sedangkan Kyomi bertepuk tangan.
Bersambung