Lindsey harus menjalankan sebuah misi tetapi dia malah tidur dengan target misinya!
—————————————————————————————————
Lindsey bergabung ke dalam sebuah “geng”
kelompok kejahatan yang bekerja memenuhi keinginan kliennya. Karena keahliannya dalam berakting, dia bertugas sebagai pemeran utama dalam kelompoknya dan terjun langsung menghadapi targetnya.
Suatu hari, Lindsey dan kelompoknya mendapat sebuah misi yang dimana targetnya adalah Jarvis, sang Mafia kaya bergelimang harta namun kejam dan berdarah dingin. Saat Lindsey sedang dalam penyamarannya, dia terjebak ke dalam hubungan cinta terlarang dan malah tidur dengan Jarvis yang merupakan target misinya sendiri!
Akankah Lindsey sebagai pemeran utama berhasil menyelesaikan misinya? Ataukah kekuatan cinta malah menggagalkan misinya? Penuh ketegangan, saksikan perjalanan cinta Lindsey dan Jarvis di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvina Stephanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih Dalam
“Aah, Jarvis..” Lindsey berusaha mengatur kembali napasnya.
“Sulit digapai? Omong kosong. Memangnya kamu tahu siapa aku?” tanya Jarvis di saat Lindsey sedang mengatur napasnya.
“Jarvis, aku—” Jarvis kembali menyerang bibir Lindsey dengan agresif yang kala itu sedang mengucapkan sesuatu.
Lumatann bibirnya yang panas dengan lihainya mencium, menjilat dan mencecap bibir Lindsey secara bergantian. Napasnya begitu memburu dan panas yang terasa di kulit pipi Lindsey akan hembusannya. Jarvis menangkup kepala Lindsey dengan satu tangannya agar ciumannya semakin dalam.
Ya, Tuhan! Apa lagi ini?
Tangan Jarvis yang lain ikut bekerja seiring bibir dan lidahnya berada di dalam mulut Lindsey. Telapak tangannya meraba dan menyentuh ke setiap inci lekuk tubuh Lindsey, mencari sesuatu dan menemukan bagian kewanitaannya Lindsey. Sementara Lindsey menahan dada bidang Jarvis, mengikuti pergerakan tangan Jarvis yang telah sampai di kewanitaannya.
“Jarvis, please...” ucap Lindsey dengan lirih.
“Aku tidak ingin mendengar apapun lagi darimu.” balas Jarvis lalu kembali menyerang bibir Lindsey.
“Jika aku sulit digapai olehmu, aku akan membuat diriku mudah digapai olehmu.” ucap Jarvis kemudian.
“Katakan apa yang harus aku lakukan supaya aku mudah digapai olehmu, Lindsey.” Jarvis mengangkat kedua tangan Lindsey ke atas dan menguncinya dengan satu tangan lalu menelusuri setiap inci permukaan kulit di ketiak Lindsey dengan bibirnya. Tubuh Lindsey bergetar sebagai bentuk respon tubuhnya ketika menerima perlakuan Jarvis.
“Jarvis.. jang—aaahh.. aah Jarvis..”
“Bagaimana dengan ini?” Satu tangan Jarvis masih mengunci pergelangan tangan Lindsey, sedangkan satu tangannya yang lain bergerilya ke bagian kewanitaan Lindsey dan bermain-main di sana dengan dua jari.
Lindsey menahan desahannya dengan menggigit bibirnya. Namun tubuhnya tidak bisa berbohong. Tubuhnya terus bergetar, menggelinjang tak kuasa menerima perlakuan Jarvis.
“Aaakhhh...!” Lindsey akhirnya tidak sanggup lagi menahan desahannya. Dia akhirnya membuka mulutnya, mengeluarkan ******* disertai dengan tubuhnya yang hampir ambruk jika tidak ditahan oleh Jarvis karena saking lemasnya.
Jarvis mengeluarkan dua jarinya dan melepas tangan Lindsey yang dia kunci. Sementara Lindsey masih mengatur napasnya yang terengah-engah.
“Lihat?” Jarvis memperlihatkan dua jarinya yang basah. Kemudian mengarahkan satu tangan Lindsey ke miliknya yang sudah berdiri tegang dan mengeras.
“Aku terlalu mudah untuk kamu gapai, Lindsey. Hanya mendengar suara desahanmu saja punyaku sudah menegang.” ucap Jarvis kemudian.
Lindsey menyingkirkan tangannya dari batang kepemilikan Jarvis. Lindsey menelan salivanya. Dia membasahi bibirnya dengan lidahnya.
“Jarvis.”
“Ya, Sayang.”
“Jangan tinggalkan aku.”
Jarvis terdiam.
“Itu yang kamu katakan dalam tidurmu.” ucap Lindsey kemudian.
Jarvis terdiam sejenak. “Lalu apa jawabanmu?” tanyanya.
“Tergantung dengan konteks pertanyaanmu.” jawab Lindsey.
Jarvis kembali terdiam.
“Sebagai partner bercinta, aku akan selalu ada di saat kamu membutuhkan aku.” ucap Lindsey kemudian.
“Sebagai seorang wanita?” tanya Jarvis.
“Aku harus memikirkannya.” jawab Lindsey.
“Kamu tahu aku harus mengumpulkan keberanian untuk menanyakan hal itu. Jadi—” ucap Jarvis terpotong.
“Jadi, pikirkan aku dengan baik.” tambah Jarvis.
“Aku harus mengenalmu lebih dalam.” ucap Lindsey.
Jleb! Lindsey sengaja menodong Jarvis dengan hal itu. Lindsey merasa misinya tidak akan berhasil jika hubungan mereka masih sebatas partner bercinta saja. Lindsey harus mengenal Jarvis lebih dalam dan membuat Jarvis terbuka dengan Lindsey. Maka dari itu langkah Lindsey akan lebih mudah.
Sementara itu Jarvis terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut Lindsey. Karena pada saat ini, Jarvis menyembunyikan statusnya sebagai seorang mafia dari Lindsey. Meskipun kekayaannya tidak akan habis sampai tujuh turunan, Jarvis ragu seorang wanita, siapapun itu, termasuk Lindsey, bisa menerima Jarvis sebagai seorang mafia yang bisa membunuh siapa aja yang mengusiknya.
“Itu artinya kesepakatan kita batal? Hubungan kita akan berubah?” tanya Jarvis.
“Iya jika kamu melihatku sebagai seorang wanita.” jawab Lindsey.
Ayo, Jarvis! Jawab setuju. Aku harus mengenalmu lebih dalam. batin Lindsey.
“Tidak.” ucap Jarvis.
Mental Lindsey pun serasa ambruk.
“Maksudku tidak dulu. Akan aku pikirkan dulu.” ucap Jarvis kemudian.
“Pastikan kamu tidak menyesal, Jarvis.” balas Lindsey.
...****************...
Sejak malam itu, Jarvis dan Lindsey tidak lagi saling bertemu. Komunikasi atau bertukar kabar lewat pesan pun tidak. Mereka kembali menjalani dunianya masing-masing. Lindsey kembali ke rumah markas dan menjalani aktivitas bersama anak gengnya. Saat ini mereka disibukkan dengan mencari alamat dari setiap rumah, tanah kosong maupun gedung yang dimiliki Jarvis. Di antara semua itu, hanya satu kediaman besar dan mewah yang tidak berhasil mereka temukan alamatnya.
“Satu-satunya rumah yang tidak kita ketahui lokasinya.” ucap Kapten seraya menempelkan foto rumah tersebut di papan.
“Apa sebenarnya itu hanya desain rumah yang ingin dibangun Jarvis? Wujudnya masih belum ada.” balas Lindsey.
“Tapi kenapa hanya satu?” sahut Katie.
“Aku harus melaporkan ini kepada klien kita.” ucap Kapten.
“Tunggu, Kapt. Mengenai rumah ini, sebaiknya kita jangan melaporkannya dulu. Kita kan masih belum menemukan lokasi rumah ini.” balas Lindsey.
“Benar juga, sih. Kita akan terlihat tidak becus.” sahut Piter.
“Baiklah.” Kapten melaporkan sejauh mana misi mereka kepada kliennya yang seorang mafia dari Italia. Sementara itu, mereka bertiga berbincang-bincang santai.
“Oh, ya. Lindsey, apa Jarvis sudah mencarikan posisi kerja untuk aku?” tanya Katie.
Jarvis. Nama manusia itu kembali terdengar di telinga Lindsey setelah 3 hari tidak melihat wajahnya, bertukar pesan apalagi memikirkannya.
“Belum. Aku belum bilang.” jawab Lindsey dengan wajah yang datar.
“Loh?! Kenapa?” tanya Katie.
Namun Piter langsung menangkap situasinya. Dia langsung mengerti hanya melihat dari raut wajah Lindsey. Piter memberi isyarat kepada Katie untuk diam dan tak menanyakannya lagi.
“Biasa. Pasangan kan ada berantem-berantemnya sedikit.” bisik Piter.
“Piter, bisakah kamu memasukkan aku ke dalam GDP dan menjadikan aku pengacara sungguhan di sana?” tanya Lindsey.
“Hah?”
“Iya.”
“Aku tidak salah dengar?”
“Tidak.”
“Pengacara sungguhan?”
“Betul.”
Kapten yang sedang menelepon itu pun sampai mengalihkan perhatiannya menuju Lindsey. Lindsey baru saja mengajukan ide nekatnya itu yang tidak berdasar, tidak berpikir panjang, dan tidak memikirkan resikonya.
“Begini, Carlos dan Jarvis tahu kalau aku bekerja di GDP berkat kartu tanda pengenal yang kamu buat itu.” ucap Lindsey.
“Bilang saja kamu sudah resign? Kamu tidak bisa menjadi pengacara sungguhan hanya dengan modal nekat, Lindsey.” balas Piter.
“Apa aku harus kuliah dulu?” tanya Lindsey.
“Demi akting kepura-puraanmu terlihat sungguhan di depan Carlos dan Jarvis?” balas Piter.
“Benar juga. Aku akan membuang waktu saja, kan?” ucap Lindsey.
“Hey, kuliah juga tidak selamanya indah, Lindsey. Kepalamu serasa mau pecah karena belajar, waktu tidurmu berkurang, jadwal makanmu tidak teratur, belum lagi tugas yang menumpuk.” sahut Katie.
Kapten tersenyum lucu ketika mendengarnya. Lindsey memang selalu berhasil mengejutkan orang dengan pikiran dan tingkahnya yang seringkali tidak masuk akal.
“Misi kita ditambah waktunya. Menjadi 60 hari, terhitung dari pertama kita memulainya.” ucap Kapten.
“Yes!!!!! Wohooo...!!!!” Anak geng pada bersorak sorai bergembira.
“Aku juga punya satu berita baik lagi.” ucap Kapten.
Bersambung...
Halo. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih