Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Mendapatkan Skill Pertama
Pada tengah malam Radit tiba-tiba terbangun karna rasa sakit yang di rasakan di sekujur tubuh nya.
"aduhh.... sekujur badanku sakit semua, ahh s*al, badan ku juga tidak bisa di gerakkan, seperti nya ini akhir dari hidup ku, siapa sangka kakek tua genit yang caboel itu ternyata sekuat ini" Ucap Radit yang merintih kesakitan di sekujur badannya, ia bahkan tidak bisa mengangkat lengan nya serta bagian tubuhnya yang lain. kemungkinan besar seluruh tulang nya patah. Tiba-tiba terdengar suara Axell dari dalam pikiran Radit, berkata.
"Tuan, kau mendapatkan skill pasif penyembuhan pertama mu, ingin menggunakan nya?" ucap Axell.
"yahh gunakan lah apapun itu, badan ku sudah sangat sakit" Rintih Radit yang sudah tidak bisa memikir kan apapun lagi karna luka yang di derita nya.
Kemudian secercah cahaya hijau bersinar di sekujur tubuh Radit, seperti efek efek Regenerasi di anime pada umumnya, seketika Tubuh Radit yang penuh luka dan lebam sembuh dan kembali seperti sebelum dia di hajar oleh kakek Shin.
"woahh apa ini? tubuh ku terasa sejuk, dan rasa sakit di sekujur tubuh ku juga hilang seketika, alhamdulillah akhirnya tubuh ku bisa ku gerakkan, apa yang sebenarnya terjadi Axell?" tanya Radit penuh keheranan, tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
"Kau baru saja mendapatkan Skill pasif pertama mu Tuan" Ucap Axell.
"skill pasif? apa itu?" tanya Radit bingung.
"skill pasif adalah skill yang akan aktif dengan sendirinya tanpa kau harus mengaktifkan nya dan tanpa harus menguras mana, berbeda dengan skill aktif yang akan menguras sebagian Mana pemilik nya. Skill pasif atau pun skill aktif bisa di dapatkan dalam kondisi dan keadaan tertentu, dan bisa juga di dapat kan dari latihan, atau di dapat kan dari Hal yang lain nya" jelas Axell.
"lantas skill pasif apa yang baru saja ku miliki tadi?" tanya Radit.
"Regenerasi tingkat Dewa" Ucap Axell.
"Regenerasi tingkat dewa? skill macam apa itu? tanya Radit lagi.
"Skill Regenerasi bisa berbeda beda tergantung tingkatan nya, Regenerasi di bedakan menjadi 5 tingkatan, yang pertama adalah Regenerasi tingkat rendah, Skill ini dapat meregenerasi Luka namun Dengan Waktu yang lumayan Lambat dan yang kedua adalah Regenerasi tingkat menengah, Skill ini Juga hampir sama dengan Skill tingkat rendah hanya saja Kecepatan nya lebih cepat dari pada skill tingkat rendah, yang ketiga Regenerasi tingkat tinggi, skill ini akan menyembuhkan luka bahkan menyambung kan potongan tubuh yang sudah terpotong, akan tetapi skill ini bersifat aktif artinya jika di gunakan untuk menyambung kan bagian tubuh yang terpotong akan menguras sangat banyak mana, selanjutnya Regenerasi tingkat Dewa, Skill ini Bersifat pasif bisa juga aktif juga di gunakan ke orang lain dan skill ini juga tidak bisa di pelajari, dan skill ini akan aktif dengan sendirinya jika pemilik nya mengalami luka bahkan jika tubuh nya terpotong, skill ini akan memulihkan pemilik nya dengan sangat cepat".
"Apa maksudnya tidak bisa di pelajari?"
"Skill ini di dapat kan dalam kondisi jika seseorang mendapati luka di tubuh nya dengan jumlah yang sangat besar bahkan diambang kematian, jika aku tidak melapisi tubuh mu dengan mana, kau berkemungkinan akan mati akibat serangan dari kakek Shin" Ucap Axell menjelaskan.
"selanjutnya Immortality (Keabadian) Skill ini juga bersifat pasif, Jika pemiliknya Dib*nuh skill ini akan aktif dengan sendirinya menghidupkan kembali pemiliknya, akan tetapi skill ini tidak bisa di gunakan untuk menghidupkan orang lain" Jelas Sang dewi pengetahuan.
"Lalu bagaimana cara mendapatkan Skill Immortality?" Tanya Radit kembali.
"Mati"
"Hah? mati? yang benar saja kau bercanda?" Ujar Radit penuh kebingungan.
"ya jika ingin mendapatkan Skill immortality seseorang harus berada di dalam situasi yang membuat nya sekarat menjelang kematian nya, namun untuk mendapatkan skill ini kemungkinan nya sangat kecil bahkan hampir mustahil, jika seseorang itu gagal mendapatkan nya, maka orang itu akan mati" Ucap Axell menjelaskan semuanya kepada Radit.
"wahh Agak mengerikan juga ya resikonya" ucap Radit merinding disko.
"Ada banyak yang ingin ku tanyakan kepada mu tapi aku sudah mulai mengantuk sudah dua hari aku begadang, besok saja kita sambung" ujar Radit sambil meregangkan badan nya dan kemudian terlelap.
Keesokan pagi nya kakek Shin terkejut melihat kondisi Radit yang sudah sehat wal afiat, padahal kemarin dia terluka sangat hebat akibat serangan dari kakek Shin. karna tidak ingin kepo dengan apa yang terjadi pada Radit, kakek Shin langsung menambah kan dua lagi sepasang gelang dan ikat pinggang ke tubuh Radit, padahal dia sudah menghajar Radit habis habisan sampai hampir membuat nya tewas, bukan nya minta maaf kakek Shin bersikap seolah-olah tidak terjadi apa apa. setelah selesai memasang gelang dan ikat pinggang itu, benar saja tubuh Radit kembali menjadi berat seperti sebelumnya.
"akhh.... padahal aku hampir mati kemarin, tapi langsung di kasih lagi latihan yang gak ngotak" Ucap Radit merintih keberatan dengan beban yang baru saja di tambahkan kakek Shin kepadanya.
"tidak ada waktu untuk istirahat, jika kau ingin menjadi orang yang kuat makan terus lah berjuang" Ujar Kakek Shin.
"sekarang keliling gunung itu, naik ke puncak itu sambil membawa kedua ember ini" ucap kakek menunjuk dua buah ember berukuran besar "ambil air dari puncak gunung itu dan masukkan ke dalam Bak air ini" Ucap kakek Shin sambil menunjuk Sebuah Bak yang berukuran Lumayan besar.
"apa? Kakek menyuruh ku mengisi air ke dalam Bak yang besar begini?" ucap Radit protes.
"jangan banyak protes, kerjakan sekarang juga, banyak sekali protes mu dari tadi" ucap kakek Shin sedikit kesal.
"iyalah iyalah, bawel" balas Radit.
Radit mulai berlari mendaki gunung yang tinggi itu dengan tambahan beban yang ada di tubuh nya, ia berjalan bagaikan siput yang lambat karna bebannya yang terlalu berat, di tambah ia membawa dua buah ember berukuran besar di samping kiri dan kanan nya, jika goyang sedikit saja maka ia harus naik lagi ke atas mengambil airnya lagi. saat sampai di pertengahan Gunung, Radit teringat dengan kakek Shin yang bergerak dengan sangat cepat padahal beliau memakai 5 pasang gelang dan 5 ikat pinggang.
"sekuat apa kakek Shin yang sebenarnya?" tanya Radit dalam hati.
karna terlalu lama berkhayal, Radit tidak melihat kalau ada sebuah batu berukuran sedang yang berada tepat di hadapannya, Radit tersandung oleh batu itu dan membuat nya bergulir ke dalam sebuah kolam.
kemudian kakek menghampiri nya lalu berkata
"Hadeh.... aku kira tadi suara apa ternyata kau yang berulah, jangan melamun ketika latihan" ucapnya kakek Shin.
"maaf kek aku tidak fokus, aku tidak akan mengulanginya lagi" kata Radit sambil bangkit dari kolam itu.
"yasudah cepat isi bak air ini jangan lama lama, aku ingin membuat kopi" Ucap kakek Shin lalu berjalan kembali ke rumahnya.
Kemudian Radit melanjutkan latihan nya sambil mengisi Bak air itu. dia berlari mendaki gunung besar itu baru satu kali naik saja lama Waktu yang di gunakan sudah hampir setengah jam, Radit berhenti sebentar sambil menghirup nafas panjang, kemudian Melanjutkan perjalanan nya mengambil air, ia sudah berpuluh puluh kali bolak-balik sampai malam hari telah tiba namun bak air itu hanya terisi bahkan tak sampai setengah.
begitu lah latihan Radit terus menerus, air di dalam bak itu tidak pernah terisi penuh karna kakek selalu menggunakan nya untuk berbagai keperluan seperti minum kopi, mandi, menyiram tanaman, dan banyak hal lagi, setelah satu Bulan berlalu, tubuh Radit sudah mulai terbiasa dengan beban yang di bawanya, gerakan nya pun sudah lebih seimbang ketika membawa ember itu,ia berlari seolah-olah tidak ada beban yang menempel di tubuhnya, dua bulan setelahnya kecepatan Radit bertambah sangat pesat walaupun tubuhnya memiliki beban yang berat, gerakan nya sangat cepat, Radit hanya perlu waktu kurang dari 5 menit untuk menaiki sebuah gunung yang tinggi nya 2000 meter lebih.
keesokan harinya saat Radit menjalani latihan nya seperti biasa, di tengah perjalan tiba tiba muncul seekor banteng berukuran sangat besar, berwarna hitam pekat dan berbadan lima kali lipat dari tubuh Radit, memiliki dua pasang tanduk yang sangat besar. setelah melihat Radit, Banteng itu langsung berlari ke arahnya berniat ingin menyerang Radit, kecepatan nya lari nya luar biasa sampai-sampai membuat Radit terkejut, namun karena reflek Radit yang hebat, ia berhasil menghindarinya.
"wah ada banteng, tunggu banteng mana yang punya dua pasang kaki depan?, setau ku banteng hanya punya satu pasang kaki depan dan satu pasang kaki di belakang, lantas makhluk apa ini? tubuhnya besar sekali, tidak mungkin ini hewan, apakah mungkin ini?, ya seperti nya tidak salah lagi ini pasti, "iblis". Ucapnya dalam hati, dia sangat yakin bahwa yang dia hadapi itu adalah Iblis.
"tidak Tuan itu bukan iblis itu hanya lah seekor monster tingkat rendah, Monster ini tidak memiliki skill spesial, ia hanya bisa menggunakan kekuatan fisik nya, intinya dia ini monster lemah" Ucap Axell.
"apa beda nya Iblis dengan monster Axell?" Tanya Radit.
"perhatikan musuh mu Tuan" Ucap Axell memberitahu Radit bahwa banteng itu ingin menyeruduk nya menggunakan tanduk nya yang sangat besar, namun karna Axell memberitahu nya Radit jadi berhasil menghindar.
"bagaimana ini?, apa yang harus kulakukan Axell?" tanya Radit.
"ya di lawanlah kocak ya kali di tonton doang" ucap Axell.
"baik lah akan aku lawan kau, maju sini kau hewan Qurban" ujar Radit kepada banteng besar itu.
lalu banteng itu kembali berlari ke arah Radit namun Radit dengan mudah menghindari nya, serangan nya sangat lambat bahkan terlalu lambat, jika di bandingkan dengan serangan kakek Shin serangan banteng ini tidak ada apa apanya, namun serangan banteng itu tidak hanya itu, ia terus menerus menyeruduk Radit, namun serangan nya masih terlalu lambat, serangan nya sama sekali tidak ada yang bisa mengenai Radit.
"buset serangan macam apa ini lambat amat, mana cuma menyeruduk doang lagi" ucap Radit.
"bukan serangan banteng itu lambat Tuan, tapi gerakan dan reflek mu yang terlalu cepat, tingkat kecepatan berlari monster banteng ini 5 kali lebih cepat dari pada kecepatan kuda biasa, kekuatan mu sangat meningkat pesat jika di banding kan dengan dirimu yang dulu, seperti nya kau sudah bisa mengimbangi kakek Shin" ucap Axell.
"kalau untuk mengimbangi Kakek, aku tidak percaya haha" Ujar Radit tidak percaya diri.
berulang ulang kali banteng itu hanya menyeruduk nya namun sangat mudah di hindari oleh Radit, gerakan Radit masih terlalu sangat amat cepat padahal ia sudah mengurangi kecepatan nya untuk monster itu, setelah Bosan karna terus menghindar, Radit lalu memberikan Serangan balasan berupa sebuah tendangan kearah kepalanya, alangkah terkejutnya Radit monster banteng itu tumbang seketika hanya karna satu serangan yang tidak serius seperti itu .
"lohh gitu doang?" ucap Radit keheranan.
"Ini adalah monster tingkat rendah Tuan, jika di banding kan dengan kekuatan mu, pertarungan ini bagaikan kau melawan seekor semut" Ucap Axell.
kemudian Radit membawa tubuh monster banteng itu ke rumah, siapa sangka Tubuh monster banteng yang 10 kali lipat dari tubuh Radit bisa dia gendong dengan sangat mudah. sesampainya di rumah kakek Shin sedikit terkejut dengan yang di bawa oleh Radit adalah seekor monster banteng bukan air.
"aku menyuruh mu membawa air, ini malah bawa monster banteng, tapi tumben ni banteng ga masuk partai" Ujar orang yang sudah tua itu.
"hehe tadi di jalan aku ketemu sama monster ini yaudah aku habisi aja lalu aku bawa kesini, siapa tau enak untuk di masak" Ucap Radit dengan senyum sumringah di wajah nya.
"ya karna ini masih monster berbentuk hewan dan juga bukan hewan bertaring berkuku tajam sepertinya masih enak untuk di makan" ucap kakek Shin.
waktu sudah masuk malam, Api unggun di nyalakan dan siapa sangka Monster Banteng yang Ukuran nya sangat besar itu sudah menjadi tulang belulang karna di santap oleh dua orang itu.
"Kuat juga makan mu" Ucap kakek Shin.
"yahh aku sudah latihan berat seharian, aku juga belum makan dari pagi, tapi aku juga tidak menyangka bahwa monster bisa seenak ini" ucap Radit.
"yaa walaupun sudah seperti monster tapi ini tetap lah seekor binatang, monster seperti ini hanya lah seekor binatang yang terlalu banyak menerima energi hitam yang di pancarkan oleh iblis atau monster yang lebih kuat" ucap kakek Shin.
"jadi monster banteng ini dulu nya hanyalah seekor banteng biasa?" tanya Radit.
"ya begitu lah semakin banyak jumlah energi hitam yang di serap oleh tubuh nya maka semakin mengerikan pula bentuk dan kekuatan nya" ucap kakek Shin.
"lalu apa bedanya monster dengan iblis?" tanya Radit ingin tahu.
"beda namanya awokawokawok" Ucap kakek sambil tertawa lepas.
"orang nanya serius dia malah bercanda, Dasar kakek caboel" Ujar Radit kesal.
"cara membedakan nya cukup mudah, iblis mempunyai akal dan pikiran sementara monster tidak, monster menyerang hanya menggunakan insting dan naluri nya saja, berbeda dengan Iblis yang mempunyai taktik ketika menyerang" Ucap kakek Shin.
"okelah jika tidak ada yang ingin di tanyakan lagi aku ingin tidur, semalam malam" ucap kakek sambil berjalan ke arah gubuk kecil nya.
"Hah? semalam malam?, Gak Selamat Malam?" Tanya Radit.
"Ouh iya Maaf Typo hehe".
To be continued...