Istri Simpanan Sang Casanova

Sebelum membaca, budayakan Follow dulu. Terus jangan lupa tekan like. komen lebih afdal.. biar penulis semangat nulisnya...

...🌈🌈Instagram Author : Srt_tika92🌈🌈...

Selamat membaca......

🍁🍁🍁

Sore ini Lisa harus kembali bekerja, menemani Sofie untuk shooting. Lisa tidak mau terus memikirkan kejadian hari ini, dimana dia sudah resmi menjadi istri dari pria bernama Arsen. Tidak pernah menyangka jalan hidupnya harus kembali lagi dengan pria yang pernah menyakiti nya.

Sebenarnya Lisa sudah menghubungi Sofie sejak pagi untuk meminta ijin libur bekerja hari ini. Tapi Sofie tidak mengijinkannya, mengingat Shooting hari ini barang bawaan Sofie lumayan banyak.

" Sorry gue telat fie. " ucap Lisa saat baru sampai di lokasi syuting Sofie yang telah berakhir.

" Lu darimana sih? hari ini tuh gue banyak job dan lokasi nya tuh pindah - pindah. " kesal Sofie.

" Iya sorry.. " Lisa.

" Yaudah tuh beresin barang-barang gue. Kita langsung cabut ke lokasi selanjutnya. " ujar Sofie sembari meninggalkan Lisa. Lama kelamaan Sofie tidak bisa menutupi sifat buruknya.

Lisa menghembuskan nafasnya kasar, lalu membereskan barang-barang milik Sofie, kemudian di angkatnya ke dalam mobil Sofie yang terparkir lumayan jauh.

" Lis, buruan! " seru Sofie melihat jam yang melingkar di lengannya. " Ntar telat! "

" Iya! " Lisa bergegas menuju mobil Sofie. Sudah siap semua, Lisa mengemudikan mobil itu.

Lisa meregangkan ototnya saat Sofie sudah memulai pekerjaan nya. Lisa bisa beristirahat sejenak, rasa kantuk melanda wanita itu. Namun suara seseorang memanggil namanya, membuat Lisa terjaga kembali.

" Lis.. " Rido menghampiri Lisa. Pria itu teramat senang bisa bertemu Lisa di lokasi Shooting. Kebetulan Rido ada pemotretan di dalam gedung yang sama.

" Eh.. Do.. " pekiknya.

" Sofie syuting di sini juga? " tanya Rido sembari mendudukan tubuhnya di samping Lisa.

" Iya.. lu sendiri ada job di sini? " Lisa bertanya balik pada Rido.

Rido mengangguk. " Baru beres. Ntar malem jalan yuk? abis ini selesai kan? gak ada syuting lagi? " Rido kembali mengajak Lisa untuk pergi bersama. Pria itu mencoba mendekati Lisa agar bisa meraih hati wanita itu, yang sulit sekali untuk ia raih dari dulu.

Lisa berpikir sejenak. Jika diri nya menerima ajakan Rido, bisa gawat kalau Arsen tahu. " Emm.. gimana ya.. malam ini gue gak bisa Do. " jawab Lisa yang tidak ingin mempunyai masalah dengan Arsen. Apalagi pria yang sudah sah menjadi suaminya telah mewanti-wanti agar tidak berdekatan dengan pria lain.

Rido terlihat kecewa dengan penolakan Lisa, namun sebisa mungkin ia menutupinya. " Yaudah deh, lain kali bisa kan? "

Lisa menjawab dengan mengangguk dan tersenyum tipis. Ada rasa tidak tega melihat raut wajah kecewa Rido. Tapi mau bagaimana lagi? Lisa harus menjaga jarak dengan Rido mulai saat ini.

Satu jam Sofie menyelesaikan pekerjaan nya. Rasa lelah membuat wanita itu ingin segera pulang. " Lis, langsung pulang ya.. " Sofie menyandarkan tubuhnya di bangku penumpang. Sedangkan Lisa sudah duduk di bangku pengemudi.

Hari mulai beranjak malam. " Eh.. gak jadi pulang deh.. kita ke cafe Cinamon. " ujar Sofie ketika ia melihat status Arsen yang sedang berada di cafe bersama temanya, Junet.

" Katanya lu capek. " Lisa mencoba mengingatkan.

" Gak papa, gue mau ketemu ama cowok gue. " jawab Sofie.

Lisa tertegun mendengar jawaban Sofie. " Cowoknya? apa itu Arsen? " Rasanya malas sekali bertemu dengan pria itu. " Fie, gue gak ikut ya. "

" Lu gak ikut terus siapa yang nyetir mobil ini! gue capek kalo nyetir sendiri. " ketusnya.

Lisa diam. Mau tidak mau Lisa harus mengantar Sofie bertemu dengan Arsen, suaminya.

Lisa berjalan mengekori Sofie, menuju dimana Arsen tengah duduk bersama teman prianya. Tadinya Lisa ingin menunggu di mobil saja, tapi Sofie memaksanya untuk ikut turun.

" Beb, " sapa Sofie yang mengejutkan Arsen. Sofie mencium pipi kanan dan kiri Arsen. Lalu duduk di samping Arsen. Lisa membuang muka melihat Sofie begitu dekat dengan suaminya.

" Hai.. " Junet menyapa Sofie.

Sofie tersenyum membalas sapaan Junet. Sedangkan Arsen tengah sibuk menatap Lisa yang masih saja berdiri.

" Beb, kamu kemana aja sih.. susah banget di hubungi. " manja Sofie. tangannya sudah bergelayut di lengan kekar Arsen.

" Eh.. duduk sini. " Junet yang menyadari Lisa masih berdiri, menyuruhnya untuk duduk. Lisa pun menurut, duduk di samping Junet, bersebrangan dengan Arsen.

" Sibuk. " jawab Arsen.

" Malam ini nginep ya di apartemen aku. " ajak Sofie. Sudah lama Arsen tidak lagi menginap di apartemen nya, menghabiskan malam panas bersama.

Arsen melirik Lisa, " Oke, nanti malam aku nginep. " jawabnya dengan mata yang masih menatap istrinya. Berusaha menangkap adakah kecemburuan di sana?

Lisa berusaha biasa saja mendengar jawaban Arsen. Meski hatinya begitu sakit mendengarnya. Istri mana yang tak sakit hati? mendengar suaminya akan menginap di tempat wanita lain? walaupun pernikahan ini tidak di harapkannya.

" Ck, kalian ini gak nganggep kita ada? " gerutu Junet.

" Hehe.. sorry, abisnya aku kangen banget sih sama dia. " ujar Sofie sembari mengecup pipi Arsen.

" Iya.. iya.. kalo lagi kasmaran mah serasa dunia milik berdua. " Junet.

Selama mereka bertiga mengobrol, Lisa hanya diam saja. Hanya dengan bantuan ponselnya dia berpura-pura mengalihkan perhatiannya. Arsen terus saja membalas kemesraan Sofie, memamerkan nya pada Lisa.

" Sudah, lepasin. " seru Arsen pada Sofie. Saat ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Menuju ke apartemen Sofie.

" Kenapa? " tanya Sofie heran. Pasalnya sedari tadi Arsen begitu perhatian padanya. Lalu kenapa sekarang kembali dingin dan ketus padanya?

" Sofie aku ingatkan! jangan pernah lagi mencium bibir ku. Bukannya dari awal udah aku bilang, gak ada kissing! " seru Arsen. Tadi sebelum masuk kedalam mobil, Sofie tiba-tiba mencium bibirnya. Arsen terkejut, ingin sekali mendorong Sofie agar menjauh. Tapi di sana ada Lisa, Arsen hanya diam menerima ciuman dari Sofie.

" Iya.. " jawab Sofie pasrah. Sofie tidak mengerti, kenapa Arsen tidak pernah mau untuk berciuman, sekalipun saat mereka bercinta.

Jangan di tanya hati Lisa sesakit apa saat melihat Arsen dan Sofie berciuman di depannya. Perih, seperti tersayat sebuah belati. Lisa berusaha mengabaikan dua insan itu. Memilih segera masuk ke dalam mobil. Mengantarkan mobil Sofie ke apartemen, lalu pulang ke rumahnya.

Lisa sampai terlebih dahulu, dia sudah memarkirkan mobil Sofie. Menunggu mobil Arsen datang untuk menyerahkan kunci mobil.

" Ini.. gue langsung pulang ya. " Lisa menyerahkan kunci mobil pada Sofie, tanpa melihat ke arah Arsen yang berdiri di samping Sofie.

" Oke. thanks ya Lis. " Sofie.

Lisa mengangguk lalu melangkah menjauhi pasangan kekasih itu.

" Ayok.. kita masuk! " Sofie terlihat senang, malam ini Arsen menginap di tempatnya. Bisa di pastikan malam panas nan panjang akan Sofie lalui. " Aku kangen.. udah lama kamu gak nginep. " manja Sofie.

Semenjak Elsa mendesak dirinya menikahi Sofie, entah kenapa Arsen tidak lagi berminat untuk menggauli Sofie.

" Sorry.. aku gak bisa. Tadi bokap telpon, suruh jemput si Mikha. " ujar Arsen. Adrian memang sempat menghubungi Arsen agar menjemput Mikha ( sepupunya) di Bandara.

" Emang gak ada supir buat jemput? " Sofie.

" Gak bisa. Harus aku yang jemput. Ini udah malem. " Arsen tidak mungkin menghiraukan perintah Adrian. Bisa gawat terkena omelan oleh tantenya - Karin. Yang memiliki tingkat kecerewetan dua level di atas Elsa.

Dengan penuh kecewa Sofie merelakan Arsen pergi. Mencegah pun percuma, tidak akan mempan bagi Arsen apapun aksinya.

***

Pukul satu dini hari, suara ketukan pintu membangunkan Lisa yang tengah tidur. " Siapa sih malem-malem gini. " gerutunya kesal.

Lisa enggan untuk membukakan pintu. Tapi suara ketukan itu tak kunjung berhenti, bahkan semakin nyaring. Memintanya untuk segera di bukakan.

Dengan kesal Lisa beranjak dari kasur. Sembari mengucek kedua matanya agar penglihatannya jelas.

Ceklek

" Lama amat buka pintu nya. " Arsen masuk ke dalam setelah pintu itu terbuka.

" Kamu ngapain disini? " Lisa terkejut mendapati Arsen di rumah kontraknya.

" Kok ngapain? tidurlah. " jawabnya santai, sembari mengamati seluruh ruangan.

" Kalo mau tidur pulang lah.. ngapain kesini? " Lisa.

" Ini aku udah pulang. Pulang ke rumah istri ku. " Arsen mulai merebahkan tubuhnya di kasur yang mempunyai ukuran sedang. Lebih tepatnya matras.

" Cih! kurang ajar banget! udah iya-iya sama Sofie pulangnya ke sini! menjijikkan! "

- TBC -