Kisah Cinta Dokter Cantik Dan CEO Tampan

Awan mendung malam ini tanda akan segera turun hujan, sudah banyak petir sejak tadi, Hujan perlahan mulai turun. Khaira yang baru selesai makan malam membantu Bi Tuti mencuci piring.

"Bi, Banyak petir dan geluduknya kuat banget, Bi. Malam ini Bi Tuti tidur sama Khaira lagi ya." Ucap Khaira.

"Iya non, Bibi mau bersih bersih dulu ya kok, bau asem soalnya."

"Khaira Ikut ke kamar Bibi ya. Khaira takut."

"Terserah non aja. Tapi kamar Bibi panas non, Non tunggu di kamar non aja, nanti bibi kesana." Ucap Bi Tuti

"Ya Uda bi. Kalo gitu bibi mandi dulu sana."

"Iya Non, saya permisi dulu."

Ya, dia adalah Khaira Angelia Admaja. Sosok wanita yang takut petir sejak masih kecil. Dulu sebelum menikah ia akan minta ditemani mama nya saat tidur, dan sekarang dia sering minta bi Tuti untuk menemaninya tidur saat hujan di sertai petir.

Kini Khaira tengah di kamarnya, menunggu Bi Tuti, Khaira menunggu sambil memeluk boneka kelincinya, Khaira menamainya Ralicha (Rabitnya Lia Chael) ada ada saja ya Khaira kecil. Boneka pemberian Chael dulu sebelum mereka berpisah. Sebenarnya banyak pemberian Chael lainnya, nanti kita karna Chael memberi boneka dan sebuah kotak kado yang isinya ada bermacam macam barang dan sebuah surat. nanti sedikit demi sedikit kita bahas ya, xixi.

Awal pindah Khaira tidak membawa Bonakanya, ia baru mengambil nya beberapa Minggu yang lalu dari rumah papa mama nya.

Tok tokk tokk..

"Non..."

"Masuk, Bi. Ga Khaira kunci kok." ucap Khaira. Setelah mendengar itu Bi Tuti langsung masuk, ia sudah membawa bantal dan selimutnya dari kamarnya sendiri. Bi Tuti langsung menuju sofa. Ya, Bi Tuti tidur di sofa, sebenarnya Khaira selalu menyuruh nya tidur di ranjang bareng Khaira. Tapi Bi Tuti menolak karna merasa tidak sopan.

"Bi knapa ga disini aja, Bi. Khaira takut."

"Uda, Non. Bibi temenin nya dari sini aja ya non. Non Khaira jangan takut, Bibi disini jagain non Khaira." Ucap Bi Tuti lembut, mendengar itu Khaira hanya bisa membuang nafas kasar. Iya beneran takut, tapi setidaknya dia di temenin itu sudah sedikit membuat takutnya hilang.

Kadang Bi Tuti suka heran melihat Khaira. Seorang dokter muda kenapa bisa takut dengan petir. Tapi ya namanya dokter juga kan manusia, pasti punya titik kelemahan juga. Sama seperti Khaira yang takut nya pada petir dan Guntur tidak bisa di hilangkan walau dia sudah mencobanya. Yang ada malah membuat dia semakin takut.

****

Azan subuh sudah berkumandang, Khaira bangun dan ternyata Bi Tuti sudah tidak ada di kamarnya. Hujan sudah reda. Khaira segera ke kamar mandi untuk wudhu dan segera melaksanakan shalat subuh.

Matahari sudah menampakkan diri, Khaira keluar dari kamar dengan buru buru. Khaira baru ingat bahwa ia ada jadwal operasi hari ini. Khaira berjalan dengan sedikit berlari kecil menuruni tangga.

"Bi, buatin bekal aja ya Bi. saya tidak sarapan buru buru soalnya."

"Baik, Non."

"Hmm, Bi. Makasih ya tadi malam Uda nemenin saya."

"Iya non sama sama." Ucap Bi Tuti sambil nyerahin kotak makan yang sudah selesai ia siapkan untuk Khaira.

"Saya berangkat ya Bi."

***

Saat Khaira akan pergi, dia menuju ke arah mobilnya, namun sialnya ban mobil nya malah kempes di saat yang tidak tepat.

"Ihhh, kok harus sekarang sih. Gimana dong, Uda jam segini lagi." Ucap Khaira kesal.

Saat tengah menggerutu tiba tiba Michael datang. "Ada apa." Tanya Michael tanpa ekspresi.

"Nih, liat aja sendiri. Mana bentar lagi harus ada operasi lagi. Akhh tau ah. Pesen ojol aja."

"Ya Uda ayo aku antar aja." Ucap Michael

"Eh seriusan. nanti ngerepotin lagi, entar kamu malah telat. Kan beda arah." Jawab Khaira.

"Mau ga, ayo aku antar pake motor aja biar cepat, soalnya jam segini sepertinya sudah macet macetnya."

"Ya Uda deh, dari pada telat." Ucap Khaira pasrah.

Akhirnya mereka pergi dengan Khaira di antar Michael menggunakan motor Ducati milik Michael.

******

***B

E

R

S

A

M

B

U

N

G

.

.

.

.

Haii haiiiii.......

Kritik dan sarannya donggggg😘😘😘😘😘***